You are on page 1of 7

NAMA

: GUNAWAN WINDU LELONO NIM : SEMESTER :I PRODI : MORFOLOGI SUNGAI

TUGAS II MORFOLOGI SUNGAI

1.

Faktor Pertimbangan apa saja yang dilakukan dalam normalisasi alur sungai..? JAWAB : faktor teknis, meliputi stabilitas alur untuk jangka panjang. faktor ekonomis, meliputi analisa optimasi terhadap beberapa alternatif, termasuk biaya pelestarian fungsi dan dimensi. faktor lingkungan. Atas pertimbangan apa sudetan dibuat..? JAWAB : Pada ruas sungai yang belokan-belokannya sangat tajam atau meandernya sangat kritis, maka tanggul yang akan dibangun biasanya akan menjadi lebih panjang. Selain itu pada ruas sungai yang demikian, gerusan pada belokan luar sangat meningkat dan terjadi kerusakan tebing sungai yang akhirnya mengancam kaki tanggul. Sebaliknya pada belokan dalamnya terjadi pengendapan yang intensif pula. Guna mengurangi keadaan yang kurang menguntungkan tersebut, maka pada ruas sungai perlu dipertimbangkan pembuatan alur baru atau Sudetan. Faktor apa yang menentukan dalam pengerukkan sebuah sungai..? JAWAB : Faktor-faktor pengerukan antara lain : Menetukan material yang harus dikeruk. Penelitian jenis material yang harus dikeruk (sifat fisik, kimia), untuk menentukan peralatan yang digunakan, serta memperkirakan kemungkinan pengaruh pencemaran yang terjadi Menentukan lokasi penimbunan material hasil pengerukan dan pemanfaatan tempat penimbunan. Dalam mengatur debit langkah apa yan harus dilakukan..? JAWAB : Pengaturan debit sungai/ banjir dapat juga dilakukan melalui kegiatan pembangunan : bendungan, waduk banjir, tanggul banjir, palung sungai, pembagi atau pelimpah banjir, daerah retensi banjir, dan sistem polder

2.

3.

4.

5.

Bagaimana pengendalikan backwater akibat dari bendung..? JAWAB : Efek backwater bisa dihindari dengan pemilihan tipe bendung gerak dengan demikian muka air bisa diatur sesuai yang diinginkan. Solusi apa yang ditawarkan untuk menurunkan intensitas banjir..? JAWAB : Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas, frekuensi banjir dan dampak banjir meningkat, adalah : Turunnya kemampuan DAS dalam meresapkan/menahan air hujan Kemampuan prasarana-sarana pengendali banjir yang masih terbatas Kemampuan pemerintah untuk membangun prasarana-sarana banjir yang masih sangat terbatas Adanya dampak perubahan iklim global Perilaku masyarakat yang tidak kondusif dalam pengelolaan banjir Solusi yang ditawarkan adalah Meningkatkan kemampuan DAS dengan penghijauan, perbaikan prasarana pengedali banjir, penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya mejaga dan melestarikan hutan DAS. Pengaturan Muka Air Sungai Menaikan muka air sungai dengan membangun bendung untuk navigasi akan mengakibatkan terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan sungai, bagaiman solusi yang diambil untuk meminimalisir efek yang timbul..? JAWAB : Dalam membangun bendung tentu akan merubah kondisi ekosistim di lingkungan bendung tersebut, untuk meminimalisir efek yang timbul maka perlu dilakukan pembangunan dengan pendekatan eko hidrolik Jelaskan tujuan dari pengaturan muka air sungai..? JAWAB : Menaikkan elevasi muka air sungai agar dapat mengalir secara gravitasi memasuki suatu pintu pengambilan atau intake irigasi, PLTA atau air industri. Dengan menaikkan dan mengatur elevasi muka air di dalam alur pelayaran akan didapat kedalaman air yang diinginkan, kecepatan aliran yang tidak terlalu besar. Jelaskan Syarat layaknya sungai seagai jalur navigasi..? JAWAB : Syarat layaknya sungai sebagai jalur navigasi adalah sebagai berikut : Mempunyai kedalaman yang sesuaidengan draft kapal yang diizinkan melayarinya. Lebar sungai dan lintasan alinment sungai tidak terdapat kelokan tajam. Kecepatan aliran tidak teralu besar.
2

6.

7.

8.

9.

Dilengkapi dengan bendung-bendung untuk menaikkan muka air

Penampungan dan Proteksi banjir.


10.

Jelaskan rekayasa teknik dalam pegendalian banjir..? JAWAB : Rekayasa teknis structural measures dengan membangun prasarana Keairan : a. Pembangunan situ dan waduk b. Pembangunan dam pengendali aliran air sungai c. Pembuatan sodetan d. Pembuatan tanggul banjir e. Normalisasi alur sungai f. Pembangunan kanal banjir Jelaskan pula rekayasa non teknis..? JAWAB : Rekayasa non teknis non structural measures mengendalikan kegiatan manusia yang tinggal di sepanjang bantaran banjir/ sungai, a. Penentuan peil banjir b. Sistem pemberitahuan dini (early warning system) ketika datangnya banjir c. Program evakuasi korban banjir d. Pengaturan tata guna lahan e. Pengaturan river block plan f. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pemeliharaan sungai dan bantarannya g. Perbaikan kelembagaan pengendalian banjir Jelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir..? JAWAB : Faktor pertama adalah hidroklimat tropis (hujan dengan intensitas tinggi dan yang berlangsung lama), misalnya yang terjadi pada tahun 1996 dan tahun 2002 di Jakarta. Faktor kedua adalah karakteristik geografis dengan ciri perkotaan yang kuat, bahkan terjadi overpopulation di beberapa pulau seperti Jawa dan Bali. Dalam banyak kasus khususnya Jakarta, proses urbanisasi anarkis dan invasi lahanlahan rawan banjir di sempadan sungai adalah hal yang lazim. Parahnya, proses urbanisasi tidak hanya terjadi di daerah hilir dimana kota - kota.

11.

12.

TUGAS III MORFOLOGI SUNGAI

1.

Kenapa dalam membuat konstruksi yang melintang di sungai selalu mempertimbangkan kondisi morfologi dari sungai ? JAWAB : Membuat bangunan melintang sungai baik berupa Bendung maupun bendungan, jembatan dengan pilar - pilarnya selalu menimbulkan akibat : a) Perubahan sungai ke arah horisontal terhambat, b) Air dan sedimen dibelokkan, sehingga konsentrasi sedimen berubah. Data fisik yang diperlukan : a) Kandungan dan ukuran sedimen, b) Tipe dan ukuran sedimen, c) Distribusi ukuran butir, d) Banyak sedimen e) Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai, f) Data historis degradasi dan agradasi sungai berubah morfologi sungai.

2.

Paparkan pertimbangan lokasi menurut morfologi sungai dalam pembangunan bendung dan bangunan pengelak..? JAWAB : a) Pilih bagian sungai lurus, tidak ada gerusan; b) Pilih lembah yang sempit (biaya murah); c) Keperluan elevasi muka air; d) Ketersediaan bahan bangunan (material) Jelaskan criteria sunga stabil dan sungai yang labil secara morfologi..? JAWAB : Sungai stabil : Tebing dari batuan kokoh, dasar sungai ada out crop (batuan), atau batu batuan besar. Sungai labil: penuh kerikil dan pasir, tebing tidak kokoh, tidak ada out crop, alur berpindah (semi braiding) Sungai bermeander : Berkelok, berpindah pindah, melewati aluvial, konsentrasi endapan tinggi, sungai melebar, degradasi tinggi. Erosi dan Transport Sedimen pada Sungai

3.

4.

Berikan solusi/ usaha yang relatif ideal dalam pengendalian erosi DAS..? JAWAB : Pengendalian erosi DAS yang relatif edeal ada beberapa pendekatan yang dipakai yaitu : a) Kegiatan yang bersifat Teknik Sipil b) Kegiatan yang bersifat Teknik Pertanian Kegiatan teknik sipil meliputi : a) Pengerukan dasar sungai, tebing sungai dan muara sungai b) Pembuatan sidatan sungai, supaya sedimentasi dialirkan ke tempat- tempat yang perlu penimbunan atau di buang ke laut. c) Pembuatan bendungan pengendali sedimen (check dam atau consolidation dam). d) Khusus untuk mengamankan daerah irigasi dan saturan PLTA di bangun struktur khusus yaitu pintu pengurasan yang dilengkapf dengan konstruksi pembilas di bawah pintu (Under Flushing), saluran pengendapan pasir dan kolam pengendapan pasir Kegiatan Pertanian. a) Menghutankan daerah hulu dan daerah tengah. b) Reboisasi daerah-daerah gundul

5.

Bagaimana melindungi tebing sugai dengan kondisi tanah yang porus dan gembur terhadap erosi..? JAWAB : Bila tebing sungai tersebut kemiringannya < 600 disarankan menanam rumput vetiver (akar wangi) karena rumput jenis ini mempunyai akar serabut bila tumbuh di tanah yang porus dan gembur akar yang bisa mencapai kedalaman 3 m, dengan demikian akan mencegah terjadinya erosi. Berikan solusi dalam pengendalian sedimen..? JAWAB : Bendung Pengendali Sedimen (Sabo Dam) Manfaat yang dapat diambil dengan pembuatan Bendung Pengendali Sedimen (Sabo Dam) adalah : a) Sebagai tempat penampungan sedimen yang terbawa air sebagai hasil erosi dari hulu DAS. b) Dapat mengurangi debit banjir dibagian hilir bendungan. c) Apabila volume tampungan air cukup besar clapat digunakan sebagai persediaan air. d) Sebagian air yang meresap di tanah di bawah dasar waduk akan memperbesar cadangan air tanah
5

6.

Pengendalian Sedimen dengan Sistem jetty Pengendalian sedimen dengan sistem jetty agar muara sungai tetap terbuka disepanjang tahun bilamana pengaruh arus laut dan angin menghembus ke arah daratan yang membawa sedimen sehingga muara tertutup. Pada musim hujan muara sungai akan terjadi danau dan endapan-endapan sungai dimuara dihanyutkan oleh arus banjir dan profil sungai kembali pada posisi semula. Konstruksi jetty bermacam-macam yaitu: 1) Urugan tanah 2) Urugan batu 3) Beton 4) Tiang pancang beton/ baja Pengendalian Sedimen Dengan Sistem Kolmatase Pengendalian sedimen dengan sistim Kolmatase ini untuk keperluan perikanan, pertanian, pemukiman, industri dan lain - lain. Untuk keperluan tersebut kadang - kadang diperlukan agar dasar danau, rawa atau paya dinaikkan, untuk menaikkan diperlukan sejumlah sedimen. Sedimen dari sungai sengaja dialirkan dengan membuat saluran - saluran baru. Karena proses waktu endapan pada danau atau rawa dapat dinaikkan. Survei dan peralatan ukur di sungai
7.

Pengukuran apa saja yang diakukan di sungai..? JAWAB : Beberapa pengukuran di sungai : 1) Pengukuran tinggi muka air 2) Pengukuran penampang basah sungai 3) Pengukuran debit cara langsung 4) Pengukuran debit cara tidak langsung Jelaskan Kenapa harus dilakukan survey di sungai..? JAWAB : Bentuk ataupun sifat tiap sungai berbeda - beda sehingga perilaku sungai hanya dapat dipahami dengan baik apabila disertai dengan pengamatan - pengamatan dan pengukuran - pengukuran yang dicatat untuk dipakai sebagai data empirik. Jelaskan cara pengukuran sungai dengan merawas..? JAWAB : Dilaksanakan bila kedalaman air < 1 m dan kecepatan aliran tidak membahayakan, menggunakan batang pengukur sebagai alat untuk memasang alat ukur arus dan sekaligus sebagai alat pengukur kedalaman. Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Petugas berdiri45 cm di sebeah hilir b. Batang pengukur tegak lurus dari dasar sungai dengan jarak 2,5 7,5 di hilir kabel.
6

8.

9.

c.

Posisi kabel tegak lurus terhadap pengaliran Bila kondisi kabel tdk tegak lurus maka kecepatan yg diperolehdikalikan dengan faktor pengali yg besarnya sama dengan sinus sudut antara arah kecepatan terukur dengan kabel yang terpasang Jika penyimpangan sudut < 5 % tdk dilakukan koreksiJika penyimpangan sudut 5 - 30 dilakukan koreksin Pengaturan Alur Sungai

You might also like