Professional Documents
Culture Documents
Membaca Kritis
Membaca kritis adalah membaca suatu bacaan di samping untuk mengerti dan menghafal juga untuk mengadakan penilaian (judgement) terhadap jalan pikiran penulis. Di sini kita harus benarbenar memahami isi buku dengan cara membacanya secara teliti. Kemudian diadakan penilaian dengan melihat jalan berpikir penulis mengapa sampai pada kesimpulan tertentu. Ketika membaca kritis, kita tidak lagi bersikap pasif menerima apa adanya informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah buku. Di samping memahami atau sambil menghafal kandungan buku itu, kita mengkritisi dan menganalisis apakah kandungan buku itu benar atau tidak. Untuk itu, sebelum membaca buku tersebut, kita harus dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan kandungan buku yang dimaksud. Jika tidak, maka kita tidak mungkin melakukan kritik dan analisis. Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung (supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang dinilai kurang benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi berikutnya. Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan membaca kritis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan cara membaca terarah untuk mengetahui kandungan buku secara global. Dengan demikian, kita dapat mengetahui apakah buku itu yang dicari atau bukan. Apakah buku itu layak untuk dikritisi atau tidak, sebab tidak sedikit buku yang tidak dapat dikritik karena kandungannya tidak mengikuti tata aturan ilmiah. 2. Kemudian membaca dengan teliti bab demi bab. Ini dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan ada hal-hal yang perlu dipermasalahkan, terutama kesimpulan-kesimpulan atau gagasan-gagasan penulis. Untuk mencari gagasan-gagasan yang dapat dipermasalahkan, kita harus membaca dengan teliti dan memahaminya dengan benar. Sebab, jika terjadi kesalahpahaman, kita telah melakukan kesalahan dua kali; salah dalam memahami gagasan orang dan salah dalam melakukan kritik terhadapnya. 3. Menganalisis gagasan-gagasan itu, apakah sesuai dengan fakta atau jalan berpikir yang lurus (logika) atau tidak. Jika sesuai dengan fakta atau jalan pikiran yang lurus, maka gagasan itu tidak usah dikritik. Tetapi, mungkin saja contoh-contoh atau ide-ide tambahan ada yang tidak sesuai dengan dua hal di atas. Maka, kritik dapat dilakukan untuk kondisi ini. Jika ternyata gagasan-gagasan itu tidak sesuai dengan fakta atau jalan
berpikir yang lurus, kita harus menunjukkan (mencatat) gagasan-gagasan itu secara tersendiri, kemudian koreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan mengemukakan jalan keluar berupa gagasan-gagasan dengan topik yang sama yang sesuai dengan fakta atas jalan berpikir (logika) yang lurus. Teknik membaca kritis dapat digunakan untuk memberikan feed back terhadap suatu buku. Dapat pula digunakan ketika meresume sebuah buku yang disertai dengan analisis terhadapnya, untuk mengkritik pendapat seseorang dalam buku itu, atau untuk penulisan karya ilmiah baik artikel, resensi, skripsi, tesis, atau disertasi. Di samping kelima teknik membaca tersebut atas, sebagaimana dikutip oleh Machinu (1996: 80) membaca dapat pula dilakukan dengan teknik-teknik membaca dengan teknik 8 langkah, membaca dengan teknik 3-R, membaca dengan teknik OK5R, dan membaca dengan teknik SQ3R.
1. Perenungan awal
Menurut ilmu psikologi, pemahaman membaca suatu bab dalam buku teks akan banyak dibantu dengan cara meluangkan waktu secukupnya untuk melihat dan memikirkan judul bab serta kedudukan bab itu dalam buku keseluruhan. Dengan melihat daftar isi, pembaca akan mengetahui posisi bab yang bersangkutan dan hubungannya dengan bab-bab lain dari buku tersebut. Setelah mengetahui judul bab dan posisinya dalam buku, pembaca secara sengaja memunculkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya yang berkaitan dengan judul bab itu untuk dihubung-hubungkan dengan isi yang kira-kira akan ditemuinya dalam bab. Dengan demikian sebelum membaca bab, pembaca telah siap dengan prediksi dan harapan yang didasarkan atas pengetahuan awalnya itu untuk melihat apakah memang isi bab tersebut seperti yang diprediksi dan diharapkannya. Dalam proses membaca bab nati, kegiatan membaca akan lebih menyenangkan karena mengandung permainan menebak-nebak. Jelaslah bahwa selain membangkitkan minat membaca suatu bab, langkah perenungan awal ini akan mengembangkan daya ingat yang kuat untuk memperoleh pemahaman yang maksimal.
4. Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan selama dalam proses membaca memiliki dua fungsi penting: [1] Mempersiapkan secara mental terhadap informasi yang diperolehnya selama membaca; dan [2] Memaksa pembaca untuk membaca bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dan menghindari hal-hal yang tidak penting. Salah satu teknik yang dapat dipakai adalah dengan mengajukan pertanyaan yang terarah pada satu hal khusus. Sewaktu memulai membaca bab, ubahlah judul pokok bahasan atau sub pokok bahasan menjadi pertanyaan, misalnya judul Aspek Dasar Ingatan dijadikan pertanyaan : Apa saja yang termasuk aspek dasar ingat?
Dengan mengubah judul menjadi pertanyaan proses membaca seolah-olah menjadi proses mencari jawaban yang telah diajukan. Cara yang demikian itu membuat pekerjaan membaca menjadi pekerjaan yang terarah, penuh dengan tujuan-tujuan tertentu.
8. Perenungan kembali
Yang dimaksud perenungan kembali ini adalah kegiatan memusatkan pikiran kepada hal-hal selain yang biasa dialami, dengan cara menghubungkan pemahaman-pemahaman yang selama ini telah dimiliki, atau menghubungkan pikiran-pikiran lama dengan gagasan-gagasan yang baru diperolehnya dari membaca suatu bab. Perenungan kembali semacam ini merupakan keterampilan yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Proses merenungkan kembali dengan cara mengintegrasikan pikiran lama ke pikiran baru atau sebaliknya, gagasan baru ke
gagasan lama merupakan proses yang diperlukan untuk dapat melestarikan pemahaman yang diperolehnya dan membaca buku.
1. Sebelum membaca
Sebelum membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview). Dilakukan dengan membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat isinya. Overview dilakukan dengan : [1] Memperhatikan judul dan sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran gagasan yang akan dijelaskan, masalah-masalah yang akan dipersoalkan, dan pertanyaan yang diajukan. [2] Mencari gambaran secara umum tentang isi bab tersebut. Judul dan sb-judul dalam bab akan berfungsi sebagai advance organizer (pemicu pemahaman). Fungsi tinjauan umum adalah untuk pemanasan dan mempersiapkan pemahaman yang maksimal dalam membaca bab itu secara sungguh-sungguh.
2. Selama membaca
Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu: 1. Gagasan kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas tiga unsur : gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas pokok pembaca adalah memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-bahan penunjang. 2. Membaca (read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan pertanyaan: apa gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya mendukung gagasan pokok? Kata-kata apa yang memberikan petunjuk adanya gagasan pokok dan gagasan penunjang? Apa isi paragraph yang perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab itu? 3. Mencatat (record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan membuat catatan kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian yang penting saja. Jika memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada lembaran kertas atau buku catatan tersendiri. Hendaklah dihindari membuat ringkasan dan setiap kalimat yang ada. Ringkaslah gagasan pokoknya saja.
3. Setelah membaca
Setelah membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu: 1. Mengungkapkan kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari kelupaan, kita ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan cara menutup buku dan mengungkapkan pemahaman yang baru saja diperoleh dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang kita ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap. kan isi paragraph demi paragraph sampai akhir bab. 2. Mengulang (review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh gagasan pokok dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian untuk memperoleh gambaran menyeluruh. 3. Merenungkan kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah direnungkan kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan membaca bab tersebut. Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang lain, dilihat mana yang sama dan mana yang bertentangan. Dipadukan pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca bab itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
1. Survei (survey). Dilakukan dengan memeriksa judul atau sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran secara umum gagasan yang dikembangkan dalam bab itu. Survei dilakukan juga dengan memeriksa paragraf terakhir dari bab yang biasanya berfungsi sebagai rangkuman bab. Kegiatan survei ini cukup dilakukan selama sekitar satu menit dan akan menghasilkan gambaran gagasan pokok apa saja yang akan dibahas. Survei merupakan kegiatan mempersiapkan diri untuk membaca secara sungguhsungguh. 2. Mempertanyakan (question). Tahap ini dimulai dengan membaca dengan sungguhsungguh. Judul pertama diubah menjadi pertanyaan. Cara ini akan meningkatkan rasa ingin tahu yang memperkuat pemahaman. Pengajuan pertanyaan akan membantu arah kegiatan membaca sehingga pemahaman akan lebih cepat diperoleh. 3. Membaca (read). Masing-masing bagian atau paragraf yang ada dalam bab dibaca secara seksama dengan tujuan mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Kegiatan membaca seperti ini akan menjadikannya sebagai kegiatan yang aktif melibatkan mental pembaca. 4. Mengungkapkan (recite). Setelah selesai membaca suatu paragraph atau suatu bagian dan bab hendaklah buku ditutup dan dicoba untuk mengungkapkan jawaban dan pertanyaan sebagai gagasan pokok dan bagian itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Jika perlu, kata-kata kunci ditulis sebagai petunjuk untuk mengungkapkan gagasan pokok itu. Hendaklah langkah kedua, ketiga, dan keempat tersebut (question, read, recite) diulangi untuk bagian atau paragraph selanjutnya sampai seluruh bab selesai dibaca. 5. Mengulang (review). Jika seluruh buku teks atau bagian yang ditugaskan telah selesai dibaca melalui proses survey, question, read, dan recite, maka langkah selanjutnya adalah melihat catatan hasil pemahaman secara seksama untuk melihat kembali hubungan antar gagasan yang ada. Kemudian memeriksa kembali pemahaman Anda dengan cara mengungkapkan kembali secara lisan masing-masing judul atau sub-judulnya. Dengan sepuluh teknik membaca tersebut -- tentunya dengan menggunakan satu di antaranya ketika membaca buku bukan semuanya sekaligus -- kita akan dapat membaca buku secara efektif, efisien, dan praktis sehingga hasilnya akan sangat berbeda dengan membaca buku secara serampangan tanpa menggunakan salah satu dari kesepuluh teknik membaca tersebut.