You are on page 1of 8

http://artikelkondang.blogspot.com/2012/09/teknikmembaca-buku-bagian-3-habis.html 18-1012 E.

Membaca Kritis
Membaca kritis adalah membaca suatu bacaan di samping untuk mengerti dan menghafal juga untuk mengadakan penilaian (judgement) terhadap jalan pikiran penulis. Di sini kita harus benarbenar memahami isi buku dengan cara membacanya secara teliti. Kemudian diadakan penilaian dengan melihat jalan berpikir penulis mengapa sampai pada kesimpulan tertentu. Ketika membaca kritis, kita tidak lagi bersikap pasif menerima apa adanya informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah buku. Di samping memahami atau sambil menghafal kandungan buku itu, kita mengkritisi dan menganalisis apakah kandungan buku itu benar atau tidak. Untuk itu, sebelum membaca buku tersebut, kita harus dibekali dengan ilmu yang sesuai dengan kandungan buku yang dimaksud. Jika tidak, maka kita tidak mungkin melakukan kritik dan analisis. Dalam hal ini kita harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat dalam sebuah paragraf. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat unsur-unsur yang membentuknya, yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung (supporting idea), contoh-contoh (examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan mengkritik point-point mana yang dinilai kurang benar dan selanjutnya memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi berikutnya. Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan membaca kritis adalah sebagai berikut: 1. Melakukan cara membaca terarah untuk mengetahui kandungan buku secara global. Dengan demikian, kita dapat mengetahui apakah buku itu yang dicari atau bukan. Apakah buku itu layak untuk dikritisi atau tidak, sebab tidak sedikit buku yang tidak dapat dikritik karena kandungannya tidak mengikuti tata aturan ilmiah. 2. Kemudian membaca dengan teliti bab demi bab. Ini dilakukan dengan memperhatikan kemungkinan ada hal-hal yang perlu dipermasalahkan, terutama kesimpulan-kesimpulan atau gagasan-gagasan penulis. Untuk mencari gagasan-gagasan yang dapat dipermasalahkan, kita harus membaca dengan teliti dan memahaminya dengan benar. Sebab, jika terjadi kesalahpahaman, kita telah melakukan kesalahan dua kali; salah dalam memahami gagasan orang dan salah dalam melakukan kritik terhadapnya. 3. Menganalisis gagasan-gagasan itu, apakah sesuai dengan fakta atau jalan berpikir yang lurus (logika) atau tidak. Jika sesuai dengan fakta atau jalan pikiran yang lurus, maka gagasan itu tidak usah dikritik. Tetapi, mungkin saja contoh-contoh atau ide-ide tambahan ada yang tidak sesuai dengan dua hal di atas. Maka, kritik dapat dilakukan untuk kondisi ini. Jika ternyata gagasan-gagasan itu tidak sesuai dengan fakta atau jalan

berpikir yang lurus, kita harus menunjukkan (mencatat) gagasan-gagasan itu secara tersendiri, kemudian koreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi dengan mengemukakan jalan keluar berupa gagasan-gagasan dengan topik yang sama yang sesuai dengan fakta atas jalan berpikir (logika) yang lurus. Teknik membaca kritis dapat digunakan untuk memberikan feed back terhadap suatu buku. Dapat pula digunakan ketika meresume sebuah buku yang disertai dengan analisis terhadapnya, untuk mengkritik pendapat seseorang dalam buku itu, atau untuk penulisan karya ilmiah baik artikel, resensi, skripsi, tesis, atau disertasi. Di samping kelima teknik membaca tersebut atas, sebagaimana dikutip oleh Machinu (1996: 80) membaca dapat pula dilakukan dengan teknik-teknik membaca dengan teknik 8 langkah, membaca dengan teknik 3-R, membaca dengan teknik OK5R, dan membaca dengan teknik SQ3R.

F. Membaca dengan Teknik 8 Langkah


Cara membaca buku teks ini disebut 8 langkah karena teknik ini menuntut keterlibatan pembacanya dalam mengikuti 8 langkah sebagai berikut:

1. Perenungan awal
Menurut ilmu psikologi, pemahaman membaca suatu bab dalam buku teks akan banyak dibantu dengan cara meluangkan waktu secukupnya untuk melihat dan memikirkan judul bab serta kedudukan bab itu dalam buku keseluruhan. Dengan melihat daftar isi, pembaca akan mengetahui posisi bab yang bersangkutan dan hubungannya dengan bab-bab lain dari buku tersebut. Setelah mengetahui judul bab dan posisinya dalam buku, pembaca secara sengaja memunculkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya yang berkaitan dengan judul bab itu untuk dihubung-hubungkan dengan isi yang kira-kira akan ditemuinya dalam bab. Dengan demikian sebelum membaca bab, pembaca telah siap dengan prediksi dan harapan yang didasarkan atas pengetahuan awalnya itu untuk melihat apakah memang isi bab tersebut seperti yang diprediksi dan diharapkannya. Dalam proses membaca bab nati, kegiatan membaca akan lebih menyenangkan karena mengandung permainan menebak-nebak. Jelaslah bahwa selain membangkitkan minat membaca suatu bab, langkah perenungan awal ini akan mengembangkan daya ingat yang kuat untuk memperoleh pemahaman yang maksimal.

2. Membaca bagian pengantar


Walaupun membutuhkan waktu tersendiri, membaca bagian pengantar sebenarnya memiliki banyak manfaat. Di bagian pengantar ini penulis buku secara pribadi menjelaskan tentang (1) pokok bahasan yang dicakup dalam buku, (2) perbedaan buku itu dengan buku lainnya, (3) keunggulan buku itu dan buku lain sejenis, dan (4) pola pengorganisasian buku. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dengan membaca kata pengantar, seorang pembaca akan memperoleh informasi tentang isi seluruh buku.

3. Melakukan survei pada bab yang akan dibaca


Banyak pembaca menganggap bahwa melakukan survei hanya membuang-buang waktu saja sebab menurut anggapan mereka membaca secara langsung akan lebih efisien.. Berikut ini akan dikemukakan tiga manfaat yang dapat dipetik dan melakukan survei pada bab yang akan dibaca: a) Melakukan survei sangat bermanfaat karena kegiatan ini melibatkan pembaca untuk menelusuri seluruh bab secara cepat untuk memperoleh gambaran isi. bab secara keseluruhan. Selama membaca seluruh bab secara cepat, pembaca akan menemukan ide penting apa saja yang dikemukakan oleh penulis, masalah apa saja yang dilontarkan, dan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang diajukan oleh penulis. Konsentrasi bacaan pada kalimat awal dan kalimat akhir dan setiap paragraph, karena di situlah tempat yang biasa dipakai penulis mengemukakan gagasan pokoknya. Sudah barang tentu, survei tidak menghasilkan pemahaman setiap hal secara rind karena survei memang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara garis besarnya saja. Gambaran secara garis besar inilah yang memberikan banyak manfaat dalam bentuk memberikan perekat pada setiap hal yang rinci yang akan diperoleh nanti sewaktu membaca bab tersebut secara seksama. Tanpa perekat ini, pembaca akan menemukan hal- hal rinci yang satu sama lain tampaknya tak berkaitan. Akibatnya, pemahaman pembaca terhadap masing-masing bagian rinci dalam bab tersebut seperti pemahaman seorang yang sedang berada dalam terowongan, tak tahu arah dan posisi secara jelas. b) Di samping memberikan kaitan antar informasi rinci, survei memberikan modal dasar untuk memulai menerjuni bidang kajian tertentu dalam bab yang akan dibaca. Fungsi ini dalam psikologi disebut advance organizer. Modal dasar ini berupa topik atau pokok bahasan yang tertanam dalam pikiran pembaca sebelum memulai membaca secara sungguh-sungguh. Sewaktu membaca secara sungguh-sungguh informasi yang diperoleh selama membaca bab akan dapat dikaitkan dengan topik atau pokok bahasan yang telah disiapkan dalam pikiran pembaca. Hasil penelitian telah banyak mengungkapkan keunggulan advance organizer sebagai pemicu pemahaman yang maksimal sehingga fungsinya tidak perlu diragukan lagi. c) Melakukan survei pada bab yang akan dibaca juga bermanfaat bagi pembaca yang seringkali merasa sulit untuk memulai membaca secara sungguh-sungguh. Peserta didik yang memperoleh tugas membaca sebuah bab yang cukup panjang dan sulit seringkali memerlukan pemanasan terlebih dahulu untuk memulai membaca dengan sungguh-sungguh. Dengan melakukan survei pada bab yang panjang dan sulit itu, ia akan merasa telah memulai sesuatu, dan survei memang jauh lebih mudah daripada membaca secara sungguh-sungguh.

4. Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan selama dalam proses membaca memiliki dua fungsi penting: [1] Mempersiapkan secara mental terhadap informasi yang diperolehnya selama membaca; dan [2] Memaksa pembaca untuk membaca bagian-bagian tertentu yang dianggap penting dan menghindari hal-hal yang tidak penting. Salah satu teknik yang dapat dipakai adalah dengan mengajukan pertanyaan yang terarah pada satu hal khusus. Sewaktu memulai membaca bab, ubahlah judul pokok bahasan atau sub pokok bahasan menjadi pertanyaan, misalnya judul Aspek Dasar Ingatan dijadikan pertanyaan : Apa saja yang termasuk aspek dasar ingat?

Dengan mengubah judul menjadi pertanyaan proses membaca seolah-olah menjadi proses mencari jawaban yang telah diajukan. Cara yang demikian itu membuat pekerjaan membaca menjadi pekerjaan yang terarah, penuh dengan tujuan-tujuan tertentu.

5. Membaca bab secara seksama


Tujuan dari semua langkah terdahulu langkah pertama sampai langkah keempat adalah mempersiapkan pembaca untuk duduk dengan tenang dan membaca bab dengan sungguhsungguh. Dengan kata lain, semua kegiatan pada langkah terdahulu merupakan pemanasan untuk melakukan sesuatu kegiatan utama, yaitu membaca bab secara sungguh-sungguh. Tujuan membaca sungguh-sungguh ini adalah memahami semua yang disajikan dalam bab tersebut. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami semua yang. disajikan dalam bab tersebut: 1) Membaca per paragraf. Oleh karena penulis buku pada umumnya menyajikan gagasan mereka dalam paragraf (biasanya satu gagasan dalam satu paragraf), pembaca akan memperoleh pemahaman yang maksimal apabila berusaha memahami setiap paragraph yang ada dalam bab. Setelah melakukan survei pada suatu bab, pembaca kembali membaca dan paragraf pertama dan mencari jawab atas pertanyaan: Gagasan apa yang disampaikan penulis dalam paragraf ini? Sebelum memperoleh jawaban atas pertanyaan sederhana ini seorang pembaca belum dapat dianggap memahami paragraf yang dibacanya. Usaha mengetahui gagasan yang disampaikan oleh penulis dalam setiap paragraf yang ada dalam suatu bab merupakan pekerjaan yang terpenting dalam membaca bab. Sebelum berhasil menangkap gagasan yang disampaikan dalam suatu paragraf, pembaca dianjurkan untuk tidak meneruskan membaca paragraf berikutnya, atau paling tidak, dia harus segera kembali ke paragraf tadi untuk berusaha kembali memperoleh gagasan pokoknya. Tanpa memahami gagasan dan suatu paragraf, pemahaman paragraf berikutnya akan tersendat-sendat. 2) Membaca per kalimat. Ada kalanya seorang pembaca pen membaca kalimat demi kalimat untuk dapat memahami suatu paragraph. Sebuah kalimat yang lengkap pada dasarnya mengandung satu makna. Oleh karena itu, bagi pembaca yang belum terbiasa menghadapi gaya bahasa (atau bahasa asing) yang dipakai oleh penulis dalam sebuah buku, usaha memahami makna yang tenkandung pada setiap kalimat sangat diperlukan. Jika usaha memahami makna yang terkandung pada setiap kalimat ini pun masih berhasil, pembaca harus mencari bantuan dan teman lain atau dan dosen. Dalam sebuah kalimat, kata-kata sederhana seperti misalnya di samping itu, oleh karena, walaupun, seperti halnya, dan seterusnya, memiliki peran yang penting dalam membentuk makna kalimat. 3) Membuat catatan-catatan. Setelah berhasil memperoleh pemahaman kalimat atau paragraf, ada satu kegiatan yang sebaiknya dilakukan agar keberhasilan memahami kalimat atau paragraf tersebut nantinya tidak menjadi sia-sia. Kegiatan itu berupa menggarisbawahi bagian-bagian yang penting membuat catatan-catatan kecil di pinggir halaman buku, atau membuat catatan dan ringkasan dalam lembaran kertas tersendiri atau dalam buku catatan. Salah satu atau bahkan semua kegiatan tersebut merupakan pekerjaan yang sangat bermanfaat terutama untuk menyelamatkan temuan berupa pemahaman kalimat atau paragraph yang diperoleh dengan susah payah.

6. Mengungkapkan kembali isi buku secara lisan


Pengungkapan kembali. secara lisan atas sesuatu yang telah dipahami merupakan upaya yang efektif untuk menghindari kelupaan. Tanpa usaha ini, pemahaman yang telah diperoleh akan dengan mudah dilupakan begitu saja. Cara memerangi kelupaan atas pemahaman yang telah diperoleh sebetulnya sederhana saja, yaitu dengan menutup bagian yang telah dipahami dan berusaha mengungkapkan pemahamannya secara lisan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Ungkapkanlah gagasan-gagasan sebagai hasil pemahaman itu dalam kalimat-kalimat yang lengkap sehingga akan mudah diserap oleh daya ingat dalam otak. Bagi peserta didik yang tekun, pengungkapan kembali semacam itu dapat disertai dengan kegiatan menuliskannya pada lembaran kertas tersendiri atau buku catatan seolah-olah sedang mengerjakan soal-soal ujian di mana pertanyaan-pertanyaannya diajukan oleh peserta didik itu sendiri. Kegiatan ganda seperti ini akan memperkuat daya ingat (menjadi simpanan dalam jangka panjang) oleh karena melibatkan tiga macam saluran: telinga, mata, dan otot tangan.

7. Mengulang kembali bab yang telah dibaca


Ada dua macam kegiatan pengulangan kembali, yaitu: 1) Mencoba menghubungkan kembali bagian-bagian yang terpisah yang diperolehnya dan membaca suatu bab menjadi satu kesatuan yang utuh. Caranya adalah dengan membuat kerangka atau ringkasan yang berupa daftar pokok bahasan yang dicakup dalam bab tersebut. Kerangka atau ringkasan akan membantu pembaca memperoleh gambaran yang lengkap kembali atas isi suatu bab secara utuh. 2) Mengulang kembali apa yang dibaca dan melihat hasil kegiatan membaca selama ini yang dapat berupa catatan-catatan kecil pada pinggir halaman, garis bawah, atau ringkasan pada lembaran kertas tersendiri. Kegiatan ini terutama dimaksudkan untuk mengingatkan kembali apa saja yang telah berhasil dipelajari selama membaca suatu bab tertentu. Dalam proses mengulang kembali ini, kegiatan mengungkapkan kembali secara lisan masih perlu dilakukan sehingga pemahaman yang maksimal dapat diperoleh. Sebagai variasi, pengulangan kembali apa yang telah dibaca ini dapat juga dilakukan dengan cara menulis soal-soal ujian (bertindak seperti seorang guru yang sedang mempersiapkan soal ujian) berdasarkan bahan yang dibacanya. Menurut pengalaman, soal-soal yang dipakai sebagai sarana belajar yang demikian ini sering muncul juga dapat ujian yang sebenarnya. Kegiatan menulis soal dan berusaha menjawabnya sendiri merupakan salah satu cara belajar yang cukup efektif.

8. Perenungan kembali
Yang dimaksud perenungan kembali ini adalah kegiatan memusatkan pikiran kepada hal-hal selain yang biasa dialami, dengan cara menghubungkan pemahaman-pemahaman yang selama ini telah dimiliki, atau menghubungkan pikiran-pikiran lama dengan gagasan-gagasan yang baru diperolehnya dari membaca suatu bab. Perenungan kembali semacam ini merupakan keterampilan yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Proses merenungkan kembali dengan cara mengintegrasikan pikiran lama ke pikiran baru atau sebaliknya, gagasan baru ke

gagasan lama merupakan proses yang diperlukan untuk dapat melestarikan pemahaman yang diperolehnya dan membaca buku.

G. Membaca dengan Teknik 3-R


Membaca buku secara sistematis dapat juga menggunakan teknik sederhana yang disebut 3-R: read record, dan recite (membaca, mencatat, dan mengungkap kan secara lisan). Langkahlangkah membaca dengan teknik 3-R dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Mencatat suatu bab dengan berusaha memahami paragraf demi paragraf. Jangan berhenti membaca sebelum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri: Gagasan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam paragraph ini? 2. Setelah berhasil memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, pembaca harus merekam pemerolehannya itu dalam bentuk catatan-catatan di pinggir halaman, garis bawah, atau ringkasan pada buku catatan sendiri. 3. Berusaha mengungkapkan kembali secara lisan apa yang telah dipahami sambil menutupi bagian yang telah dibaca. Ingat bahwa jika kita tidak dapat mengungkapkan kembali secara lisan apa yang dipahami sekarang, kelak di kelas, atau pada waktu ujian, kita juga tidak akan dapat mengungkapkan kembali, baik secara lisan atau tertulis. Oleh karena itu, kegiatan itu dilakukan saat masih dini.

H. Membaca dengan Teknik OK5R


Teknik membaca buku yang disebut OK5R ini juga serupa dengan teknik yang telah dipaparkan terdahulu. Namun, sebagai suatu teknik tersendiri, teknik OK5R ini dianggap sebagai pendekatan membaca buku teks yang sistematis : Overview, Key ideas, Read, Record, Recite, Review, dan Reflect (tinjauan umum, gagasan kunci, membaca, mencatat, mengungkapkan kembali secara lisan, mengulang, dan merenung kembali). Dan segi waktu pelaksanaannya, teknik ini dibagi menjadi tiga bagian: sebelum membaca, selama membaca, dan setelah membaca:

1. Sebelum membaca
Sebelum membaca dilakukan terlebih dahulu tinjauan umum (overview). Dilakukan dengan membaca bab secara sekilas untuk mengetahui secara cepat isinya. Overview dilakukan dengan : [1] Memperhatikan judul dan sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran gagasan yang akan dijelaskan, masalah-masalah yang akan dipersoalkan, dan pertanyaan yang diajukan. [2] Mencari gambaran secara umum tentang isi bab tersebut. Judul dan sb-judul dalam bab akan berfungsi sebagai advance organizer (pemicu pemahaman). Fungsi tinjauan umum adalah untuk pemanasan dan mempersiapkan pemahaman yang maksimal dalam membaca bab itu secara sungguh-sungguh.

2. Selama membaca

Selama membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu: 1. Gagasan kunci (key ideas). Setiap buku pada umumnya disusun terdiri atas tiga unsur : gagasan pokok, bahan penunjang, dan bagian transisi. Tugas pokok pembaca adalah memilahkan antara gagasan pokok dan bahan-bahan penunjang. 2. Membaca (read). Membaca satu paragraph terlebih dahulu, lalu ajukan pertanyaan: apa gagasan pokoknya? Bagaimana gagasan penunjangnya mendukung gagasan pokok? Kata-kata apa yang memberikan petunjuk adanya gagasan pokok dan gagasan penunjang? Apa isi paragraph yang perlu saya peroleh sebagai hasil membaca bab itu? 3. Mencatat (record). Mencatat hasil pemahaman. ini dilakukan dengan membuat catatan kecil pada tepi halaman dan menggarisbawahi bagian yang penting saja. Jika memungkinkan, dibuat catatan atau ringkasan pada lembaran kertas atau buku catatan tersendiri. Hendaklah dihindari membuat ringkasan dan setiap kalimat yang ada. Ringkaslah gagasan pokoknya saja.

3. Setelah membaca
Setelah membaca, ada tiga hal yang diperhatikan dan dilakukan, yaitu: 1. Mengungkapkan kembali secara lisan (recite). Untuk menghindari kelupaan, kita ungkapkan pemahaman secara lisan. ini dilakukan dengan cara menutup buku dan mengungkapkan pemahaman yang baru saja diperoleh dengan menggunakan kata-kata sendiri. Setelah mengungkapkan, kita periksa apakah sudah benar pemahaman yang kita ungkapkan. Kita lakukan rangkaian membaca, mencatat, dan mengungkap. kan isi paragraph demi paragraph sampai akhir bab. 2. Mengulang (review). Setelah selesai mengungkapkan kembali seluruh gagasan pokok dan penunjang, hendaklah diulang kembali seluruh bagian untuk memperoleh gambaran menyeluruh. 3. Merenungkan kembali (reflect). Setelah selesai seluruhnya, hendaklah direnungkan kembali semua gagasan pokok yang telah diperoleh dan membaca bab tersebut. Dibandingkan satu gagasan pokok dengan yang lain, dilihat mana yang sama dan mana yang bertentangan. Dipadukan pengetahuan baru yang diperoleh dan membaca bab itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

I. Membaca dengan Teknik SQ3R


Teknik ini merupakan teknik membaca populer yang memang khusus diciptakan sebagai teknik membaca buku teks. Kepopulerannya disebabkan oleh kaidah-kaidahnya yang tampak ilmiah, dan juga namanya yang mudah diingat. Teknik ini mencakup 5 kegiatan: Survey, Question, Read, Recite, dan Review (survei, mempertanyakan, membaca, mengungkapkan, dan mengulang). Berikut ini penjelasan masing-masing langkah secara rinci:

1. Survei (survey). Dilakukan dengan memeriksa judul atau sub-judul yang ada dalam bab untuk memperoleh gambaran secara umum gagasan yang dikembangkan dalam bab itu. Survei dilakukan juga dengan memeriksa paragraf terakhir dari bab yang biasanya berfungsi sebagai rangkuman bab. Kegiatan survei ini cukup dilakukan selama sekitar satu menit dan akan menghasilkan gambaran gagasan pokok apa saja yang akan dibahas. Survei merupakan kegiatan mempersiapkan diri untuk membaca secara sungguhsungguh. 2. Mempertanyakan (question). Tahap ini dimulai dengan membaca dengan sungguhsungguh. Judul pertama diubah menjadi pertanyaan. Cara ini akan meningkatkan rasa ingin tahu yang memperkuat pemahaman. Pengajuan pertanyaan akan membantu arah kegiatan membaca sehingga pemahaman akan lebih cepat diperoleh. 3. Membaca (read). Masing-masing bagian atau paragraf yang ada dalam bab dibaca secara seksama dengan tujuan mencari jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Kegiatan membaca seperti ini akan menjadikannya sebagai kegiatan yang aktif melibatkan mental pembaca. 4. Mengungkapkan (recite). Setelah selesai membaca suatu paragraph atau suatu bagian dan bab hendaklah buku ditutup dan dicoba untuk mengungkapkan jawaban dan pertanyaan sebagai gagasan pokok dan bagian itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Jika perlu, kata-kata kunci ditulis sebagai petunjuk untuk mengungkapkan gagasan pokok itu. Hendaklah langkah kedua, ketiga, dan keempat tersebut (question, read, recite) diulangi untuk bagian atau paragraph selanjutnya sampai seluruh bab selesai dibaca. 5. Mengulang (review). Jika seluruh buku teks atau bagian yang ditugaskan telah selesai dibaca melalui proses survey, question, read, dan recite, maka langkah selanjutnya adalah melihat catatan hasil pemahaman secara seksama untuk melihat kembali hubungan antar gagasan yang ada. Kemudian memeriksa kembali pemahaman Anda dengan cara mengungkapkan kembali secara lisan masing-masing judul atau sub-judulnya. Dengan sepuluh teknik membaca tersebut -- tentunya dengan menggunakan satu di antaranya ketika membaca buku bukan semuanya sekaligus -- kita akan dapat membaca buku secara efektif, efisien, dan praktis sehingga hasilnya akan sangat berbeda dengan membaca buku secara serampangan tanpa menggunakan salah satu dari kesepuluh teknik membaca tersebut.

You might also like