You are on page 1of 26

EKSPOR & IMPOR

OLEH :
IKA DWI DAMAYANTI

112040030

PENGERTIAN EKSPOR DAN IMPOR


Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena resiko lebih rendah, modal lebih kecil, dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi.

Pengertian Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengertian lainnya, Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.

ANEKA CARA EKSPOR 1. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum yang berlaku, yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan

importir di luar negeri . Sesuai dengan peraturan devisa


yang berlaku maka hasil devisa yang diperoleh dari ekspor ini dapat dijual kepada Bank Indonesia,

sedangkan eksportir menerima pembayaran dalam


mata uang rupiah sesuai dengan penetapan nilai lawan (kurs valuta) valuta asing yang ditentukan dalam bursa,

atau dapat juga dipakai sendiri oleh eksportir.

2. Barter Yang dimaksud dengan barter adalah pengiriman barangbarang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan dalam negeri. Dalam hal ini berarti pengirim barang, tidak menerima pembayaran dalam mata uang asing, tapi dalam bentuk barang yang dapat dijual didalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayaran dalam mata uang rupiah. Beberapa sistem barter yang dikenal antara lain : a. Direct Barter b. Switch Barter c. Counter Purchase d. Buy Back Barter 3. Konsinyasi (Consignment) Yang dimaksud dengan konsinyasi adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk dijual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor biasa. Jadi, dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan seperti dalam hal ekspor biasa. Tegasnya di dalam hal pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada pembeli yang tertentu di luar negeri.

4. Package-Deal Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi kita terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan salah satu negara. Pada perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan di ekspor ke negara itu dan sebaliknya dari negara itu akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan di negara tersebut dan yang kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter, namun terdiri dari aneka komoditi.

5. Penyelundupan (Smuggling) Dinegara mana pun hampir selalu ada, baik perseorangan maupun badan-badan usaha yang hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri, tanpa mengindahkan kepentingan masyarakat banyak, apalagi peraturan yang berlaku. Karena itu, didalam perdagangan luar negeri khususnya, ada saja golongan yang berusaha untuk meloloskan diri dari peraturan-peraturan pemerintah yang dianggapnya merugikan kepentingannya, ataupun untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan cara melanggar peraturan yang berlaku.

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI EKSPORTIR IMPORTIR

I. EKSTERN 1. Kepercayaan antara eksportir importir 2. Pemasaran 3. Sistem Kuota dan kondisi hubungan dengan negara lain 4. Keterikatan dalam keanggotaan organisasi organisasi Internasional 5. Kurang pemahaman akan tersedianya kemudahan-kemudahan Internasional

II. INTERN 1. Persiapan-persiapan teknis 2. Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri 3. Pembiayaan 4. Kekurang sempurnaan dalam mempersiapkan barang-barang 5. Kebijaksanaan dalam pelaksanaan ekspor-impor

CARA PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR


1. Advance Payment Advance Payment adalah penempatan dana oleh pembeli sesuai dengan permintaan penjual sebelum pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. Walaupun cara pembayaran ini mahal dan mengandung resiko tinggi. Pembayaran dimuka adalah lazim dalam saat kondisi pasar yang baik bagi penjual (seller markets). Dalam hal ini, kedua belah pihak dapat saling menyetujui pembayaran di muka sebagai pendanaan biaya operasi atau pembayaran sesuai tahap proses produksi.

Cara pembayaran ini digunakan apabila : Status Report Eksportir telah jelas diketahui Terjalin Kepercayaan yang Erat antar eksportir dan importir Keyakinan importir bahwa negara eksportir tidak akan melarang ekspor barang yang bersangkutan setelah adanya pembayaran Keyakinan importir bahwa pemerintah dinegaranya mengizinkan adanya pembayaran dimuka Importir mempunyai likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh modal kerja melalui fasilitas impor Kredibilitas pembeli diragukan Situasi ekonomi dan politik negara pembeli belum stabil, dan Terjadi penundaan yang cukup lama atas penerimaan pembayaran dari pembeli, mungkin disebabkan oleh kejadian di luar kuasanya (force majeure)

Manfaat untuk penjual pada advance payment sebagai dana untuk melakukan produksi. Sedangkan kerugian bagi pembeli antara lain sebagai berikut : a. Pembeli membayar dimuka, berarti pengetatan modal sebelum diterimanya barang atau jasa b. Pembeli tidak dijamin dan belum memperoleh kepastian bahwa apa yang diperjanjikan akan disediakan, diterima, dikirim tepat waktu, dan diterima sesuai dengan mutu dan jumlah yang diminta

2. Open Account Open account adalah suatu perjanjian antara pembeli dan penjual, dimana barang diproduksi dan diserahkan sebelum pembayaran diperlukan. Open account merupakan janji untuk membayar sejumlah uang yang ditetapkan, pada waktu yang akan datang dan tanpa pembeli menerbitkan suatu negotiable instrument sehubungan dengan janjinya. Manfaat bagi pembeli, pembeli dapat membayar harga barang atau jasa, hanya apabila mereka menerima dan atau bila diminta. Sedang kerugian bagi penjual antara lain adalah sebagai berikut : Penjual melepaskan hak atas barang tanpa adanya kepastian pembayaran Adanya kemungkinan bahwa gejolak politik akan mempengaruhi ketentuan yang ada sehingga dapat menangguhkan atau menahan kelancaran dana kepadanya Modal sendiri menjadi ketat sampai dengan barang diterima atau diperiksa oleh pembeli atau sampai dengan jasa yang diberikan telah disetujui dan pembayaran dilakukan

OPEN ACCOUNT APABILA :

TERJADI

1. Ada kepercayaan penuh antara importir dan eksportir 2. Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim kepada pembeli 3. Eksportir kelebihan dana 4. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarang/menghalangi transfer pembayaran impor tersebut ke dalam rekening eksportir

3. Collection Draft (Wesel Inkasso) Sistem pembayaran ini lebih besar kekuatannya dari open account, sebab eksportir (penjual) mempunyai hak dalam pengawasan barang-barang sampai draft/weselnya di aksep atau dibayar. Eksportir atau si penarik wesel (drawer) mengapalkan barang-barang ekspornya yang ditujukan kepada importir dan sementara itu dokumen-dokumen pemilikan/penguasaan atas pengiriman barang-barang tersebut secara langsung atau melalui banknya di dalam negeri dikirim ke bank importir di luar negeri yang merupakan pihak tertarik dari wesel yang bersangkutan (drawer). Pemilikan atas dokumen-dokumen yang diperlukan oleh importir untuk mengeluarkan barang tersebut tidak dilepaskan sampai persyaratan-persyaratan penagihan wesel tersebut telah dipenuhi.

Tindakan pengamanan yang diambil penjual,dimana penjual seharusnya : Mempunyai laporan kredibilitas pembeli Mempunyai analisis ekonomi dan politik dari negara importir Tidak mengalamatkan barang kepada pembeli tanpa sebelumnya mendapat persetujuan dari bank, dan Menetapkan kemungkinan penjualan kembali, pengiriman kembali atau penyimpanan barang (warehousing) dalam hal terjadi non-payment oleh pembeli Adapun manfaat bagi penjual adalah sebagai berikut : Tidak rumit dan tidak mahal Dokumen berharga seperti dokumen yang menyatakan hak, tidak diserahkan kepada pembeli sampai dengan dilakukannya pembayaran atau dilakukan penerimaan. Dalam hal tidak bayar atau tidak diterima, bank penagih (Collecting Bank), jika diberi wewenang dapat menjual kembali barang, menyimpan digudang, mengasuransikan, atau mengirimkan kembali kepada penjual

Kerugian kepada penjual antara lain adalah mengirimkan barang tanpa janji pembayaran dari pembeli, tidak ada jaminan pembayaran segera dari pembeli, dan permodalannya bertambah ketat sampai dengan diterimanya pembayaran. Sedang manfaat untuk pembeli sendiri ialah menguntungkan pembeli karena pembayaran ditunda sampai dengan tibanya barang atau bisa saja kemudian perjanjian penundaan pembayaran disetujui. Kerugian bagi pembeli sendiri ialah pembeli tetap bertanggung jawab jika lalai menyelesaikan suatu wesel, dan reputasi dagang rusak apabila collection tetap belum dibayar

4. Consignment Consignment (konsinyasi) adalah pengiriman barang ekspor pada importir di luar negeri dimana barang tersebut dikirim oleh eksportir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh eksportir. Barang tersebut dikumpul dan dijual oleh importir yang merupakan agen dari eksportir tersebut dan segera setelah barang tersebut terjual maka pembayarannya akan dilakukan kepada eksportir. Bilamana barang tersebut tidak terjual, maka akan dikembalikan kepada eksportir.

5. Counter Trade Counter Trade (imbal beli) adalah perdagangan timbal balik antara dua negara atau dua perusahaan di dua negara dengan cara membeli barang dari luar negeri dengan pembayaran berupa barang yang senilai dengan barang yang diimpor. Adapun para pelaku counter trade ialah swasta dengan swasta, negara dengan swasta/BUMN, negara dengan negara. Ada beberapa alasan dilakukannya counter trade antara lain adalah sebagai berikut : Kurangnya devisa untuk membiayai impor Promosi komoditas yang kurang populer dalam perdagangan normal Perluasan pasar modal Mendorong terciptanya teknologi baru Menciptakan lapangan kerja baru Barter atau pertukaran barang dengan barang dalam bentuk yang sudah tua

Letter Of Credit L/C Transaksi perdagangan ekspor impor pada dasarnya dapat dilakukan dengan atau tanpa L/C,namun karena L/C melindungi kepentingan kedua belah pihak, eksportir dan importir, di mana bank ikut terlibat dan mengurangi resiko tertentu maka transaksi dengan L/C lebih disenangi. L/C memegang peranan penting dalam perdagangan internasional dan akan terus merupakan instrument yang paling ampuh dalam jasa-jasa perbankan. Faktor-faktor yang menjadi dasar terus berkembangnya penggunaan L/C tersebut antara lain adanya pengawasan devisa di beberapa negara, ketidakpastian situasi perekonomian dan diperlukan suatu cara bagi eksportir untuk melancarkan pembayaran barang-barang ekspornya.

TUJUAN DAN FUNGSI L/C Penggunaan L/C dimaksudkan untuk mempermudah proses pembayaran serta memberikan jaminan terlaksananya pembayaran tersebut. Adapun fungsi dari L/C itu sendiri dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.Merupakan perjanjian bank dalam menyelesaikan transaksi komersial internasioanal 2.Memberikan pengamanan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi yang diadakan 3.Memastikan terjadinya pembayaran sepanjang syarat-syarat L/C dipenuhi 4.Merupakan instrumen yang didasarkan hanya atas dokumen dan bukan atas barang dagang 5.Membantu bank memberikan fasilitas pembiayaan kepada importir

Kebaikan dan Kelemahan Penggunaan L/C Bank


Kebaikannya: Penjual /eksportir dapat lebih menggantungkan kepercayaan pada L/C yang dikeluarkan Bank daripada L/C yang dikeluarkan oleh pedagang, dan karena itu yang bersangkutan merasa terjamin akan pembayaran atau akseptasi yang dilakukan Bank setelah adanya penyerahan dokumen-dokumen yang sesuai dengan syarat-syarat L/C. Penjual /eksportir menerima pembayaran segera dari Bank pembayar bilamana semua dokumen yang sesuai dengan syarat L/C diserahkan pada Bank pembayar walaupun pembeli/ importir belum menerima dokumen-dokumen tersebut.

Kebaikan
Penjual/eksportir dapat menggunakan L/C untuk pembiayaan selanjutnya. Pembeli/importir biasanya tidak diharuskan menyediakan dana atau kadang-kadang persentase tertentu saja sampai barang impor tiba untuk ditebus. Pembeli/importir dapat menggunakan hak pemilikan atas dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya, yakni pinjaman-pinjaman pembiayaan kembali dsb. Pembeli/importir merasa terjamin bahwa Banknya akan menolak pembayaran kepada penjual kecuali penjual telah memenuhi persyaratan L/C yang telah diminta oleh pembeli kepada Banknya seperti yang ditentukan dalam L/C.

Kelemahan:

Biaya-biaya

Waktu yang digunakan dalam memproses surat Bank-Bank


surat yang diperlukan melalui saluran BankBank.
hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang-barang. barang-barang yang dipesan dengan harga tertentu adalah yang sebenarnya dikapalkan.

Bank penanganan L/C.

yang

dikenakan

dalam

Pembeli/importir tidak mendapat jaminan bahwa

Dalam Pelaksanaan Transaksi Ekspor Impor dengan L/C Hal-hal Pokok yang Perlu di perhatikan oleh Pihak-pihak yang Terlibat Meliputi :

1. Kontrak Jual Beli (Sales Contract) oleh eksportir dan importir 2. Pembukaan dan penerusan L/C oleh importir, bank pembuka dan bank penerus L/C 3. Penelitian syarat-syarat L/C - oleh bank pembuka, bank penerus L/C dan eksportir 4. Penyiapan dokumen-dokumen pengapalan oleh eksportir 5. Pemeriksaan dokumen-dokumen oleh bank yang menegosier wesel, bank pembuka L/C dan importir 6. Penyerahan dokumen-dokumen untuk pembayaran oleh eksportir, bank yang menegosier wesel 7. Penyelesaian-penyelesaian pembayaran oleh bank yang menegosier wesel, bank pembuka L/C dan importir

Prosedur Singkat Transaksi Ekspor-Impor Dengan L/C Secara Umum


1. Importir mengajukan permohonan kepada bank pembuka L/C (issuing/opening bank), untuk membuka L/C yang ditujukan kepada eksportir(catatan: sebelumnya telah ada Sales Contract anatara importir dan eksportir).
Bank pembuka L/C yang bersangkutan membuka L/C tersebut kepada bank koresponden ditempat eksportir ( advising bank). Advising bank meneruskan L/C tersebut kepada eksportir Eksportir menyiapkan dan mengapalkan barang-barang yang akan dikirimkan kepada importir. Atas pemuatan barang-barang dikapal, eksportir menerima dokumen pengapalan B/L dari maskapai pelayaran.

2. 3. 4. 5.

6. Dokumen-dokumen pengapalan serta wesel kemudian diserahkan oleh eksportir kepada advising bank yang meminta bertindak sebagai negotiating bank. Yang menjadi negotiating bank ini boleh juga bank lain, tergantung keinginan eksportir. 7. Advising bank / negotiating bank menegosiasi (membeli) wesel yang diajukan eksportir tersebut. 8. Selanjutnya dokumen-dokumen pengapalan dikirimkan oleh negotiating bank kepada issuing bank untuk mendapat ganti pembayaran ( reimbursement). 9. Issuing bank memeriksa dokumen dokumen tersebut apakah sesuai dengan syarat syarat L/C dan bila ya , kemudian meminta importir menebusnya dengan cara pembayaran yang diisyaratkan dalam L/C, pembayaran pada saat pengajuan dokumen atau berjangka. 10. Importir membayar atau meminta issuing bank untuk mendebit rekeningnya pada bank tersebut. 11. Issuing bank kemudian me reimburse negotiating bank dengan mengkredit rekening negotiating bank pada issuing bank, kalau ada, atau bila tidak, pada bank ketiga yang ditunjuk.

You might also like