You are on page 1of 11

30 BAB IIIMETODE PENELITIANA.

Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain cross sectional dimanavariabel independen dan variabel dependen diobservasi sekaligus pada waktu yangsama (Notoatmodjo, 2005). Adapun variabel independennya adalah (Pengetahuanibu) dan variabel dependen (Sikap ibu dalam pemberian kapsul vitamin A 31 C. Definisi Operasional Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel DefinisiOperasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur SkalaUkur VariabelIndependen : Pengetahun Segala sesuatuyang diketahuioleh respondententang kapsulvitamin A yangmeliputikeuntungan,kerugian, sertakapan kapsulvitamin Adidapat balita. Wawancara Kuesioner 0 : Kurang : jika jawaban benar (55%) 1 : Cukup jika jawaban benar (56 -75%) 2 : Baik : jika jawaban benar ( 76 -100%)

Ordinal VariabelDependen : Sikap Ibudalampemberiankapsul vitaminA Reaksi ibu balitaterhadappemberiankapsul vitaminA yangdiberikan padabalita, kapsulwarna biruuntuk 6-11bulan, kapsulwarna merah12-59 bulan. Wawancara Kuisioner 0 : Tidak dilakukan (jika Skor mean) 1 : Dilakukan (jika Skor mean) Ordinal D. Populasi dan Sampel 1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa balitauntuk mendapatkan kapsul vitamin A ke puskesmas Lingkar Barat, yaknisebanyak 525 orang balita.

322. SampelSampel adalah sebagian besar keseluruhan objek yang diteliti dan dianggapmewakili populasi (Notoatmodjo, 2005). Untuk menentukan besar sampel padapenelitian ini peneliti menggunakan rumus Notoatmodjo (2005), yaitu: KeteranganN : besar populasin : besar sampeld : tingkat kepercayaan / ketetapan yang diinginkan = (0,1)Jadi besar sampel yang diperoleh yaitu 84 orang. Dengan menggunakan tehnik Accidental Sampling

yaitu pengambilan sampel dilaku kan denganmengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia, berarti sampel diambildari responden (ibu yang memiliki balita) yang berkunjung ke PuskesmasLingkar Barat Kota Bengkulu. E. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. F. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan pada bulan Februari Tahun 2012 hingga sampelterpenuhi 33 G. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data1. Teknik Pengumpulan Data a. Data Sekunder yang diperoleh dengan melihat laporan jumlah ibu yangmempunyai balita yang ada di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu.b. Data Primer yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara yangdiberikan peneliti kepada ibu yang mempunyai balita di Puskesmas LingkarBarat Kota Bengkulu. 2. Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul diolah dan dianalisa dengan menggunakancomputer sebagai berikut : a. Editing Memeriksa ulang kelengkapan, kemungkinan kesalahan dan konsisten data. b. Coding Merubah data berbentuk huruf menjadi data bilangan dengan memberikankode-kode setiap variabel dengan maksud untuk mempermudah pengolahandata. c. Tabuling Setelah dilakukan Editing dan coding

data maka dilakukan pengelompokandata tersebut kedalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimilikisesuai dengan tujuan. d. Data Entry (Processing) Memindahkan data yang telah lengkap ke komputer ke dalam formulir isianyang telah disiapkan. 34 e. Checking dan Cleaning Data (cek dan membersihkan data)Dilakukan untuk melihat kualitas dan konsistensi jawaban dengan membuatTabel Distribusi Frekuensi dari dua pertanyaan yang berhubungan. Biladitemukan adanya jawaban yang tidak konsisten dengan pertanyaansebelumnya maka dilakukan perbaikan seperlunya. 3. Analisis Data a. Analisis UnivariatAnalisis univariat yaitu seluruh variabel yang akan digunakan dalamanalisis yang akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Analisis univariatuntuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independendan dependen dengan menggunakan rumus :

Keterangan :P : Persentasef : Frekuensin : Jumlah responden(Arikunto, 2006)b. Analisis BivariatAnalisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihathubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secarabersamaan dengan menggunakan analisa statistic chi-square (X 2 ). Dengantingkat kepercayaan 90% d an tingkat signifikan () = 0,1 35

Keterangan :X 2 : Chi Square

: JumlahO : Frekuensi yang diperolehE : Frekuensi yang diharapkanDengan Kriteria:Ha diterima : Jika nilai 0,1 maka secara statistik disebut bermakna(Ada hubungan pengetahuan ibu dengan sikap dalampemberian kapsul vitamin A pada balita).Ha ditolak : Jika nilai > 0,1 maka secara statistik disebut tidak bermakna (Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengansikap dalam pemberian kapsul vitamin A).

36 BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Jalannya Penelitian Persiapan penelitian dilakukan dengan mengupayakan surat izin daripendidikan Stikes Dehasen Bengkulu Program Studi Keperawatan, kemudiandilanjutkan ke Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakatkemudian ditujukan ke Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk memperolehrekomendasi. Selanjutnya diserahkan ke Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulusebagai lahan penelitian.Pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan ................. 2012 denganmengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari jumlah ibu yang mempunyaibalita yang ada di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu dan data primer yangdiperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara yang diberikan peneliti kepada ibuyang mempunyai balita di puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Jawaban dariresponden kemudian dikelompokkan ke dalam masing-masing variabel dandilakukan pengkodean. Setelah itu data diolah dengan menggunakan komputerisasi,yang dianalisis secara Univariat dan Bivariat dengan menggunakan uji statistik Chisquare .Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengansikap ibu dalam pemberian kapsul Vitamin A pada balita di puskesmas LingkarBarat Kota Bengkulu Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain cross 36

37 sectional . Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita dipuskesmas Lingkar Barat yang berjumlah 84 responden. B.

Hasil Penelitian1. Analisis Univariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel penelitian.Variabel indenpenden penelitian ini adalah pengetahuan ibu, sedangkan variabeldependen adalah sikap ibu dalam pemberian kapsul Vitamin A.a. Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian Kapsul Vitamin ATabel 4.1Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian Kapsul Vitamin A Pada BalitaDi Puskesmas Lingkar Barat Kota BengkuluTahun 2012No Pengetahuan Ibu Frekuensi Persentase (%)1.2.3.Kurang Cukup Baik 39291646,434,519,0Jumlah 84 100Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondenterdapat sebanyak 39 orang (46,4%) ibu yang memiliki pengetahuan yangkurang dalam pemberian kapsul vitamin A.b. Gambaran Sikap Ibu dalam Pemberian Kapsul Vitamin A

38Tabel 4.2Gambaran Sikap Ibu dalam Pemberian Kapsul Vitamin A Pada balitaDi Puskesmas Lingkar Barat Kota BengkuluTahun 2012No Sikap Ibu Frekuensi Persentase (%)1.2.Tidak dilakukanDilakukan473756,044,0Jumlah 84 100Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondenterdapat sebanyak 47 orang (56,0%) ibu yang bersikap tidak melakukanpemberian kapsul vitamin A pada balitanya. 2. Analisis Bivariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel penelitian.Variabel penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikapibu dalam pemberian kapsul Vitamin A pada balita di puskesmas Lingkar BaratKota Bengkulu tahun 2012. 39Tabel 4.3Hubungan Pengetahuan dengan sikap Ibu dalam Pemberian KapsulVitamin A Pada Balita di Puskesmas Lingkar BaratKota Bengkulu Tahun 2012PengetahuanSikap Ibu dalam PemberianVit ATotalX 2 valueTidak dilakukanDilakukanN % N % n %KurangCukupBaik 329638,110,77,1720108,323,811,939291 646,434,519,020,295 0,000

Total 47 56,0 37 44,0 84 100Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondensebagian besar terdapat 39 orang (46,4%) ibu dengan pengetahuan kurang. Dari jumlah tersebut terdiri dari 32 orang (38,1%) ibu yang tidak melakukanpemberian kapsul Vitamin A pada balitanya dan terdapat 7 orang (8,3%) ibuyang melakukan pemberian kapsul Vitamin A pada balitanya. Hasil perhitunganstatistik uji Chi-square didapatkan nilai value = 0,000 ( value < 0,1) dapatdiartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalampemberian kapsul Vitamin A. C. Pembahasan1. Gambaran Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondenterdapat sebanyak 39 orang (46,4%) ibu yang memiliki pengetahuan yang kurangdalam pemberian kapsul vitamin A.

40Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu. Dan ini terjadi setelah orangmelakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadimelalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa.Sedangkan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadipengetahuan merupakan hasil dari pengindraan kita. Pengetahuan merupakandomain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang namundemikian dalam kenyataannya dapat bertindak seseorang namun demikian dalamkenyataan dapat bertindak tanpa mengetahui maksudnya (Notoatmadjo, 2007).Peneliti menyimpulkan dari data diatas bahwa kurangnya informasi yangdiperoleh bisa menyebabkan kurangnya pengetahuan sesorang, terutamakurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian kapsul vitamin A padabalita.Pengetahuan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi perilakuseseorang karena melalui perilaku tersebut dapat memberikan kecenderungan(predisposisi) dari seseorang yang tampak secara nyata untuk dapat berubah danmemperoleh

kesempatan dalam memperbaiki diri sendiri, tanpa pengetahuanseorang ibu tidak akan mengetahui secara pasti apa yang terjadi pada dirianaknya (Azwar, 2005).Tingkat pengetahuan diperoleh seseorang akan dapat memberikanpengaruh terhadap kemampuan dan daya pikir serta sikap seseorang. MenurutNotoatmodjo (2007) semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin mudahmenerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.pengetahuan dapat diperoleh dimedia cetak, media elektronik, dan dapatdiperoleh dari informasi yang lain 41 2. Gambaran Sikap Ibu dalam Pemberian Kapsul Vitamin A Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondenterdapat sebanyak 47 orang (56,0%) ibu yang bersikap tidak melakukanpemberian kapsul vitamin A pada balitanya.Sikap merupakan konselarasi komponen-komponen kognitif, afektif, dankonatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berprilakuterhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya (Rahayuningsih, 2008). Setelahseseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai ataubersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap diantaranya faktor intrinsik individu, yaitu : kepribadian, intelegensi, bakat, minat, perasaan dan motivasiseseorang serta faktor ekstrinsik, yaitu lingkungan, pendidikan, ideologi,ekonomi, politik dan hankam (Lirana, 2009).Berdasarkan data diatas peneliti menyimpulkan bahwa faktor darikurangnya informasi atau pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pentingnyakapsul vitamin A juga bisa mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian kapsulvitamin A. Akibat dari kurangnya pengetahuan ibu bisa menyebabkan sikap ibuyang kurang baik (ibu tidak akan melakukan pemberian kapsul Vitamin A padabalitanya).Perilaku seseorang dalam kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor,diantaranya adalah sikap sebagai salah satu faktor predisposisi seseorang untuk berperilaku dalam memperoleh pelayanan kesehatan atau dengan kata lainsemakin positif sikap seseorang, maka akan semakin baik perilaku yangdimilikinya (Notoatmodjo, 2005). 42 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Pemberian KapsulVitamin A Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 84 respondensebagian besar terdapat 39 orang (46,4%) ibu dengan pengetahuan kurang. Dari jumlah tersebut terdiri dari 32 orang (38,1%) ibu yang tidak melakukanpemberian kapsul Vitamin A pada balitanya dan terdapat 7 orang (8,3%) ibuyang melakukan pemberian kapsul Vitamin A pada balitanya. Hasil perhitunganstatistik uji Chi-square didapatkan nilai value = 0,000 ( value < 0,1) dapatdiartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalampemberian kapsul Vitamin A.Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan adalah hasilpenginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui inderayang dimiliki. Pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkanpengetahuan dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, dalamhal ini pengetahuan

ibu tentang pemberian vitamin A pada balita. Adanyakejadian kebutaan pada anak disebabkan oleh ketidaktahuan ibu terhadapmanfaat dari pemberian vitamin A itu sendiri. Dengan demikian, semakin baik pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A, maka diharapkan ibu dapatmengambil keputusan dan tindakan pencegahan terjadinya kebutaan pada anak dengan cara memberikan vitamin A.Menurut Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa informasi yang benaradalah penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dan selanjutnyadapat menimbulkan kesadaran yang akhirnya menghasilkan individu yangberperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya Notoatmojo (2005) mengatakan bahwa pengetahuan adalah pemberianbukti seseorang melalui proses pengingatan dan pengenalan informasi, ide taufenomena yang diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu, initerjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indra yaitu: penglihatan, penciuman,pendengaran, rasa dan raba. Beliau juga mengatakan bahwa pengetahuan adalahsuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal atau objek lain ataupengetahuan merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakanseseorang. Artinya, jika seseorang tahu apa itu manfaat pemberian vitamin Aterhadap balita dan bagaimana akibat jika tidak mendapatkan asupan vitamin Ayang cukup bagi balita, dengan pengetahuan yang dimiliki tersebut maka seorangibu akan menginginkan terpenuhi kebutuhan Vitamin A bagi balitanya.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa semakinkurang pengetahuan yang dimiliki oleh ibu maka akan menyebabkan balitanyatidak diberikan Vitamin A, sebaliknya semakin baik pengetahuan yang dimilikioleh ibu maka akan semakin besar peluang balita mendapatkan Vitamin A. Halini terjadi dikarenakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilakuseseorang untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik. Informasi yangbenar adalah penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat danselanjutnya dapat menimbulkan kesadaran yang akhirnya menghasilkan individuyang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo,2007).Menurut Greeen dalam Notoatmodjo (2005), bila seseorang memilikipengetahuan tentang sesuatu hal, maka akan timbul pemikiran tentang segi 44positif dan negatif mengenai hal tersebut. Pengetahuan ini berpengaruh terhadapsikap dan perilaku seseorang dengan pemikirannya.Hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti ini menunjukkan bahwa sikaporang tua yang baik atau mendukung akan menyebabkan balitanya diberiVitamin A, sebaliknya semakin sikap orang tua tidak baik atau tidak mendukungakan menyebabkan balitanya tidak diberi Vitamin A, dan kesemua ini terjadikarena dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh ibu, pengaruh orang lain,informasi yang didapatkan, budaya dan lain-lain.Sesuai dengan Azwar S (2005) yang mengemukakan bahwa terdapatfaktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan sikap, meliputi faktorpengalaman pribadi (dimana untuk menjadi dasar pembentukan sikap,pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikapakan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalamsituasi yang melibatkan faktor emosional), faktor pengaruh orang lain yangdianggap penting (pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikapyang konformin atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk beraflisiasi dankeinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap pentingtersebut), faktor pengaruh Kebudayaan (tanpa disadari bahwa kebudayaan telahmenanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaantelah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yangmemberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya), faktormedia massa dimana berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya, faktor lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama (konsepmoral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangatmenentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau padagilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap), serta faktor Emosional (kadangkala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yangberfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego). Sikap dapat dipelajari, dibentuk maka sikap akanmencerminkan kepribadian seseorang.Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2005) bahwa sikap adalahpenilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalamhal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorangmengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikapterhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Sehingga peneliti berasumsibahwa sikap sangat mempengaruhi perilaku seseorang terutama bagi ibu dalampemberian Vitamin A pada balitanya. Untuk dapat mengubah sikap diperlukan satu Harapan yang diinginkan. Dalam hal ini individu senantiasa memperhatikan harapan yang diinginkan oleh pihak lain.Keberhasilan pencapaian pemberian vitamin A tidak mungkin dapatberhasil dengan baik tanpa adanya peran serta masyarakat dan menggalangkemitraan dalam pencapaian pemberian vitamin A diperlukan informasi tentangpengetahuan dan sikap dari masyarakat. Semakin baik pengetahuan dan sikapseseorang akan semakin rendah resiko untuk terjadinya kebutaan pada anak. 46 BAB VSIMPULAN DAN SARANA. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Lingkar BaratKota Bengkulu tahun 2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang kurang, yakni sebesar 46,4%. 2. Sebagian besar ibu pada umumnya memiliki sikap yang tidak melakukanpemberian kapsul Vitamin A, yakni sebesar 56,0% . 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam pemberian kapsulVitamin A pada balita di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu, didapat nilai value = 0,000 ( value < 0,1). B. Saran 1. Bagi PuskesmasDisarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas Lingkar Barat KotaBengkulu agar memprioritaskan program konseling dan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang Vitamin A dan meningkatkan pelayananterutama pemberian kapsul Vitamin A yang dilakukan pada bulan Februari danAgustus secara gratis.2.

Akademik Diharapkan KTI ini menjadi sumber pengetahuan ataupun sebagai bahanreferensi dalam pengembangan ilmu kesehatan tentang Vitamin A dan bagi 46

47mahasiswa Stikes Dehasen Bengkulu untuk ikut serta memberikan penyuluhantentang Vitamin A kepada masyarakat di Puskesmas Lingkar Barat Tahun 2012.3. Peneliti SelanjutnyaBagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menyempurnakanpenelitian ini dengan metode yang lebih lengkap diantaranya pengumpulan datatidak hanya menggunakan kuesioner tetapi diikuti dengan observasi, sertawawancara yang mendalam sehingga didapatkan hasil yang lebih baik, sehinggapeneliti dapat memberikan solusi yang tepat guna sesuai dengan kondisilingkungan yang ada, serta agar melakukan penelitian tentang pemberianVitamin A yang diukur dengan variabel lainnya

You might also like