You are on page 1of 10

TUJUAN, KONSEP DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI Akuntansi yang dipraktikkan di dalam suatu wilayah Negara sebenarnya tidak

terjadi begitu saja secara alamiah tetapi dirancang dan dikembangkan secara sengaja utnuk mencapai tujuan social tertentu. Teori akuntansi menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang diamati sekarang. Sifat Teori Akuntansi Tujuan utama dari akuntansi adalah memberikan dasar bagi prediksi dan penjelasan atas perilaku dan peristiwa akuntansi. Suatu teori didefinisikan sebagai Seperangkat gagasan(konsep), definisi ,dan usulan yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan sistematis atas fenomena dengan merinci hubungan diantara variabel-varianel dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebu. Teori-teori kelompok menengah (middle range) Teori akuntansi kelompok middle range berasal dari perbedaan-perbedaan dalam cara peneliti memahami pemakai data akuntansi dan lingkungan dimana pemakai dan penyusun data akuntansi dianggap berperilaku. Kesimpulannya : 1. Tidak ada teori pengaturan akuntansi keuangan tunggal yang cukup lengkap untuk menekankan keseluruhan cakupan spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif. 2. Yang terdapat dalam literatur teori akuntansi bukanlah teori akuntansi keuangan tetapi himpunan teori yang dapat dideretkan menurut perbedaan-perbedaan dalam spesifikasi pemakai-lingkungan. Menurut Hendriksen Teori akuntansi sebagai seperangkat prinsip-prinsip luas yang : 1. memberikan kerangka acuan umum yang digunakan untuk mengevaluasi praktek akuntansi 2. memberikan pedoman bagi praktek-praktek dan prosedur baru Menurut McDonald Sebuah Teori harus memilki tiga elemen: 1. Pengkodean fenomena menurut penyajian symbolis 2. manipulasi atau kombinasi sesuai dengan aturan aturan 3. penerjamahan kembali kedalam fenomena dunia nyata Sifat Struktur teori akuntansi Struktur teori akuntansi terdiri dari unsur-unsur berikut:

1. Pernyataan mengenai tujuan dari ikhtisar keuangan. 2. Pernyataan mengenai postulate-postulate dan konsep-konsep teorities akuntansi yang bertalian dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi itu.Postulate dan konsep teorities ini diturunkan dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 3. Pernyataan prinsip-prinsip akuntansi dasar yang didasarkan baik pada postulate maupun konsep teorities. 4. Pranata teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi. Sifat Postulate,Konsep Teorities dan Prinsip Akuntansi 1. Postulate Akuntansi (accounting postulates) 2. Konsep Teoretis (theoritical concepts) 3. Prinsip-prinsip akuntansi (Accounting principal) 4. Teknik-Teknik Akuntansi (accounting Techniques)

Postulate Akuntansi 1. Postulate Kesatuan (Entity Postulate) Akuntansi mengukur hasil operasi dari kesatuan-kesatuan (entities) tertentu, yang terpisah dan berbeda dari pemilik kesatuan-kesatuan itu. Postulate kesatuan (entity postulate)menyatakan

bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. 2. Postulate Perusahaan Berjalan (Going-Concern) Postulate perusahaan berjalan (going-concern) atau postulate kontinunitas (kesinambungan) mengemukakan bahwa kesatuan usaha akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek-proyek, komitmen-komitmen, dan aktivitas aktivitas usahanya. Postulate ini mengasumsikan bahwa kesatuan itu diharapkan tidak dilikuidasi. Dalam jangka yang dapat diramalkan ataupun bahwa kesatuan itu akan berjalan terus untuk suatu periode waktu yang tidak terbatas. 3. Postulate Unit-Pengukur (Unit-of-measure Postulate) Suatu unit penukaran dan pengukuran diperlukan untuk memperhitungkan transaksi perusahaan-perusahaan dengan cara yang seragam. Bilangan yang umum dipakai dalam akuntansi adalah unit moneter. Postulatte unit-pengukur, atau postulate unit-moneter, mengandung dua batasan utama dari akuntansi : Akuntansi terbatas untuk menghasilkan informasi yang dinyatakan dalam satuan unit moneter, mereka tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi lain yang relevan yang bukan moneter. Informasi akuntansi pada hakekatnya dianggap moneter dan dapat dihitung sedangkan informasi bukan-akuntansi dinaggap bukan moneter tidak dapat dihitung 4. Postulate Periode Akuntansi (Accounting-Period Postulate) Postulate periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menguraikan perubahan dalam kekayaan suatu perusahaan harus diungkapkan secara periodik.Postulate periode akuntansi menetapkan akrual dan penangguhan (deferrals) Iyang aplikasinya merupakan perbedaan pokok antara akuntansi akrual dan akuntansi kas. Konsep Teori Akuntansi 1. Teori Kepemilikan (The Proprirtery Theory) Menurut Teori kempemilikan (proprietary theory), kesatuan adalah agen, representatif atau susunan, tempat para wisatawan atau pemegang saham melakukan kegiatan. Bahwa pandangan kelompok pemilik merupakan pusat dari kepentingan tercermin dari cara penetapan akuntansi dan penyusunan aktiva keuangan. Tujuan utama dari teori kepemilikan ialah penentuan dan

analisa atas kekayaan bersih (net worth) pemilik. Dengan demikian persamaan akuntansinya adalah Aktiva Utang = Ekuitas (modal) Pemilik 2. Teori Kesatuan (Entitas) Teori kesatuan (Entity Theory) memandang kesatuan sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang memberi modal pada kesatuan itu.Jadi kalau dinyatakan secara sederhana, yang menjadi pusat kepentingan akuntansi adalah unit usaha, bukan pemilik. Unit usaha memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap klaim pemilik da kreditor. Sesuai dengan hal itu, maka persamaan akuntansinya adalah Aktiva = Pasiva Atau Aktiva = Utang + Modal Pemegang Saham 3. Teori Dana Menurut teori dana (fund theory) dasar dari akuntansi bukanlah pemilik ataupun kesatuan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban serta keandalannya yang disebut dana (fund) yang mengatur penggunaan aktiva. Aktiva = Kendala dari Aktiva Prinsip-Prinsip Akuntansi 1. Prinsip Biaya (cost Principle) Menurut prinsip biaya, biaya perolehan, atau biaya historis adalah dasar penilaian yang tepat untuk pengakuan perolehan segala barang dan jasa, biaya (expenses, costs) dan ekuitas. Dengan perkataan lain, suatu item dinilai menurut harga pertukaran pada tanggal perolehan dan dicatat dalam ikhtisar keuangan sebesar nilai itu atau bagian yang telah diamortisasi dari nilai itu. 2. Prinsip Pendapatan (The revenue Principle) Prinsip pendapatan merinci 1. Sifat dari komponen pendapatan. 2. Pengukuran pendapatan. 3. Saat Pengakuan Pendapatan. Sifat dan komponen pendapatan Pendapatan telah ditafsirkan Sebagai :

1. Arus masuk dari aktiva netto yang dihasilkan dari penjualan barang dan jasa 2. Arus keluar dari barang atau jasa dari perusahaan ke pelangganya 3. produk perusahaan yang dihasilkan semata-mata dari pembuatan barang atau jasa oleh sebuah perusahaan selama suatu periode Pengukuran Pendapatan pendapatan diukur dalam satuan nilai produk atau jasa yang dipertukarkan dalam suatu transaksi yang lugas arm's -length.Nilai ini mencerminkan baik kas netto yang ekivalen ataupun nilai diskonto tunai dari uang yang diterima atau yang akan diterima dalam pertukaran untuk produkpproduk atau jasa-jasa yang ditransfer perusahaan kepada para pelanggannya. Saat Pengakuan Pendapatan (Timing of Revenue Recognition) Dasar akrual untuk pengakuan pendapatan bisa menyiratkan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi (dalam hal ini dimana jasa yang dilaksanakan), pada akhir produksi, pada penjualan barang atau pada penagihan penjualan. Pendapatan umumnya diakui selama produksi dalam situasi-situasi berikut: 1. Pendapatan sewa, bunga, dan komisi diakui pada saat diperoleh jika terdapat persetujuan atau kontrak sebelumnya yang merinci kenaikan bertahap dalam klaim terhadap pelanggan. 2. Seseorang atau sebuah perusahaan yang memberikan jasa profesional atau yang serupa mungkin lebih baik menggunakan dasar akrual untuk pengakuan pendapatan, kalau sifat dari klaim terhadap pelanggan merupakan fungsi dari proporsi jasa yang diberikan. 3. Pendapatan atas kontrak jangka-panjang diakaui atas dasar kemajuan(pelaksanaan) kontruksiatau presentase penyelesaian. 4., Pendapatan atas kontrak menurut biaya ditambah honorarium tetap lebih baik diakui atas dasar akrual. 5. Prubahan-perubahan aktiva karena pertumbuhan memberikan kenaikan pendapatan. Walaupun transaksi harus terjadi sebelum pendapatan. Dasar peristiwa-kritis untuk pengakuan pendapatan dicetuskan oleh suatu peristiwa kritis didalam siklus operasi. Pristiwa itu berupa : Dasar penjualan Dasar penyelesaian-produksi Dasar pembayaran

3. Prinsip Matching Prinsip matching (penandingan) menyatakan bahwa biaya harus diakui dalam periode yang

sama seperti pendapatan yang bersangkutan;yakni, pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip pendapatan, kemudian biaya yang bertalian dengannya diakui. Pengaitan ini paling baik dicapai apabaila dia mencerminkan hubungan sebab-akibatantara biaya dan pendapatan. Kajian kategori aktiva dan biaya utama serta aturan-aturan yang sepadan untuk waktu beban (expense) Biaya produksi barang jadi untuk dijual\ Biaya produksi barang jadi untuk dijual umumnya mencakup bahan mentah, buruh langsung, dan overhead pabrik Aktiva Operasi yang dapat disusutkan Aktiva Operasi yang dapat disusutkan dikenal juga sebagai aktiva modal yang dihabiskan oleh karena aktiva operasi yang dapat disusutkan dianggap memberi manfaat untuk lebih dari satu periode, maka aktiva itu dikapitalisasi menurut biaya perolehannya, yang kemudian dialokasikan dengan beberapa dasar logis selama umur manfaat aktiva itu. Aktiva operasi yang tidak dapat disusutkan Kategori Aktiva dan biaya utama ketiga yang meliputi aktiva operasi yang tidak dapat disusutkan, yang dikenal juga sebagai aktiva modal permanen, karena dianggap bahwa aktiva itu tidak dikonsumsi sementara operasi perusahaannya sedang dilaksanakan. Biaya penjualan dan Administrasi Biaya penjualan dan administrasi adalah semua biaya bukan pabrikase yang diperlukan untuk menyelenggarakan organisasi penjualan dan administrasi dasar. 4. Prinsip Obyektivitas Kegunaan Informasi keuangan amat tergantung pada keandalan (Reliability) prosedur pengukuran yang digunakan. Karena untuk memastikan bahwa akan terdapat keandalan yang maksimum seringkali sulit, maka para akuntan telah menggunakan prinsip obyektifitas untuk membenarkan pilihan suatu pengukuran atau suatu ppengukuran. 5. Prinsip Konsistensi Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi yang serupa harus dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode-periode.Prinsip ini menyiratkan bahwa prosedur-prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan pada pos-pos yang serupa sepanjang

waktu. 6. Prinsip Pengungkapan penuh (The Full-Disclosure Principle) Ada konsesus umum dalam akuntansi bahwa harus terdapat suatu pengungkapan penuh , layak (fair) dan memadai (adequate) atas dat akuntansi. Pengungkapan penuh(full disclosure) mengharuskan bahwa ikhtisar keuangan dirancang dan disusun agar menggambarkan secara akurat peristiwa-peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk periode bersangkutan dan berisi informasi yang mencukupi agar membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor rata-rata. 7. Prinsip Konservatisme Prinsip Konservatisme adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam pengertian bahwa prinsip itu berlaku sebagai suatau kendala bagi penyajian data akuntansi yang relevan dan dapat diandalkan. 8. Prinsip Materialitas Prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi.Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang mempunyai pengaruh ekonomik yang tidak berarti boleh ditangani secepatnya, tanpa menghiraukan apakah hal itu sesuai atau tidak dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, dan tidak perlu diungkapkan. Materialitas menurut Friskhoff adalah pentingnya suatu informasi keuangan bagi seorang pemakai scara relatif dan kuantitatif, dalam konteks suatu keputusan yang akan diambil. Materialitas menurut Accountans' international Study Group mencirikan materialitas sebagai berikut : Materialitas pada hakekatnya adalah suatu pertimbangkan profesional. Suatu item tersendiri harus dinilai material apabila pengetahuan atas item itu dapat dianggap cukup berpengaruh pada para pemakai ikhtishar keuangan. Pedoman atau kriteria untuk menentukan materialitas ada dua yaitu : 1. Pendekatan ukuran (size approach) mengaitkan ukuran item pada variable lain yang relevan, seperti laba bersih. 2. Pendekatan kriteria perubahan (change criterion approach) Mengevaluasi dampak suatu item pada pola atau perubahan antara periode-periode akuntansi. Faktor faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan mengenai materialitas,sifat item apakah dia:

Suatu faktor yang masuk ke dalam penentuan laba bersih. Tidak biasa atau luar biasa. Bersyarat pada suatu peristiwa atau keadaan . Dapat ditentukan berdasarkan fakta dan situasi yang ada. Disysaratkan oleh undang-undang atau peraturan. Ikhtisar keuangan secara keseluruhan . Total perkiraan dari mana dia merupakan, atau harus merupakan, suatu bagian. Item-item yang berkaitan. Jumlah yang sepadan pada tahun-tahun sebelumnya atau jumlah yang diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang.

Jumlahnya sendiri, Dibandingkan dengan:

9. Prinsip Keseragaman dan Keterbandingan (The Uniform and Comparability Principles) Prinsip Keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Dukungan utama untuk keseragaman (Uniformity) adalah alasan bahwa prinsip ini akan : 1. Mengurangi penggunaan prosedur akuntansi yang beraneka ragam dan praktek akuntansi yang kurang memadai. 2. Memungkinkan adanya perbandingn yang bermakna atas ikthisar keuangan dari perusahaanperusahaan yang berbeda. 3. Mempertahankan kepercayaan pemakai terhadap ikhtisar keuangan (financial statement). 4. Menyebabkan adanya intervensi dan pengaturan pemerintah terhadap praktekakuntansi. Dukungan utama untuk fleksibilitas adalah argumen-argumen yang menyatakan bahwa: 1. Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk mewakili item atau pos yang sama yang terjadi dalam banyak kasus mempunyai risiko bahwa perbedaan-perbedaan penting diantara kasus-kasus itu tidak akan terlihat dengan jelas. 2. Compabilitas (keterbandingan) adalah sasaran yang utopian; hal itu tidak dapat dicapai dengan menggunakan aturan-aturan ketat yang tidak memperhitungkan secara mamadai situasi-situasi faktual yang berbeda. 3. Perbedaan dalam situasi atau Variable-variable yang bersifat situasi membutuhkan perlakuan yang berbeda sehingga pelaporan perusahaan dapat tannggap terhadap situasi-situasi dimana terjadi transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa. Variable yang bersifat situasi

didefinisikan sebagai. .... kondisi lingkungan yang bervariasi diantara perusahaan-perusahaan dan yang mempengaruhi : Kelayakan metode akuntansi Obyektivitas pengukuran yang dihasilkan dari penerapan akuntansi

Pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu diagram yang dapat disebut sebagai struktur akuntansi sebagaimana terlihat dalam Gambar berikut :

Untuk praktik akuntansi dalam suatu Negara, struktur tersebut menggambarkan pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlihat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi keuangan dan salinghubungan antara berbagai pihak dan saran tersebut. Struktur tersebut dapat dipandang menggambarkan pengertian pelaporan keuangan sebagai mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan termasuk fungsi auditor untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.

You might also like