You are on page 1of 24

A.

Pengorganisasian Siswa

1. Pembelajaran secara individual

Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan pada masing-masing pribadi sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara umum. Ciri-ciri menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi : 1) Tujuan Pengajaran Pada Pembelajaran Secara Individual 2) Siswa Dalam Pembelajaran Secara Individual 3) Guru Dalam Pembelajaran Secara Individual

1) Tujuan

Pengajaran Pada Pembelajaran Secara Individual Tujuan pengajaran yang menonjol adalah : Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri; dalam pengajaran klasikal guru menggunakan ukuran kemampuan rata-rata kelas. Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual.

2) Siswa Dalam Pembelajaran Secara Individual

Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka siswa memiliki keleluasan berupa; Keleluasan belajar berdasarkan kemampuan sendiri, Kebebasan menggunakan waktu belajar; Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan Siswa dapat melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri

3) Guru Dalam Pembelajaran Secara Individual

Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa : Perencanaan kegiatan belajar Pengorganisasian kegiatan belajar Penciptaan pendekataan terbuka antar guru dan siswa Fasilitas yang mempermudah belajar

4) Program Pembelajaran Dalam Pembelajaran Individual

Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan pengajaran klasikal. Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampak kurang efisien. Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut: Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa Tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa Prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa Criteria keberhasilan dimengerti oleh siswa Keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa

5) Orientasi Dan Tekanan Utama Pelaksanaan

Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu. Dalam menciptakan pembelajaran individual, rencana guru berbeda dengan pengajaran klasikal. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai pendidik, bukan instruktur.

2. Pembelajaran Secara Kelompok Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu: Hubungan antar guru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab. Siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan dan minat Siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar dan kreteria keberhasilan. Ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari segi (1) tujuan pembelajar, (2) pebelajar, (3) guru sebagai pembelajar, (4) program pembelajar, dan (5) orientasi dan tekanan utama pelaksanaan pembelajaran.

1)

Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil Tujuan pengajaran pada pembelajaran kelompok kecil adalah: Memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemamuan memecahkan masalah secara rasional. Mengembangkan sikap social dan semangat bergotong-royong dalam kehidupan. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggung jawab. Mengembangkan kemampuan kepemimpinanketerpimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok. Sebagai contoh, lomba karya tulis ilmiah kelompok di SMA menimbulkan kerja sama tim, sekaligus kompetisi sehat antar-kelompok.

2)

Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Ciri kelompok kecil yang menonjol adalah: Tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok. Tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan kelompok. Memiliki rasa saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Ada interaksi dan komunikasi antar-anggota. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok. Siswa dalam kelompok kecil berperan serta dalam tugas-tugas kelompok. Agar kelompok kecil berperan konstruktif dan produktif, diharapkan: Anggota kelompok sadar diri sebagai anggota kelompok. Siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab. Tiap anggota kelompok menjalin hubungan akrab yang mendorong timbulnya semangat tim. Kelompok mewujud dalam satuan yang kohesif.

3)

Guru Sebagai Pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari pembetukan kelompok, perencanaan tugas kelompok, dan evaluasi hasil belajar kelompok. Tidak ada pedoman khusus tentang pembentukan kelompok yang jelas. Namun ada hal yang patut dipertimbangkan, yaitu: Tujuan yang akan diperoleh siswa dalam berkelompok. Latar belakang pengalaman siswa. Minat atau pusat perhatian siswa. Dalam mengajar, guru dapat berperan sebagai berikut: Pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok. Setelah kelompok memahami tugasnya, maka kelompok melaksanakann tugas. Pada akhir pelajaran, tiap kelompok melaporkan hasil kerja. Guru melakukan evaluasi tentang proses kerja kelompok swbagai satuan, hasil kerja, perilaku dan tata kerja, dan membandingkan dengan kelompok lain.

3. Pembelajaran Secara Klasikal Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Pembelajaran di kelas berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajara dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari (1) kondisi tempat belajar dan (2) siswa yang terlibat dalam belajar.

B. Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan Dalam kegiatan belajar-mengajar guru berusaha menyampaikan sesuatu hal yang disebut pesan. Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga harus berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa pengetahuan, wawasan, ketrampilan, atau isi ajaran yang lain seperti kesenian, kesusilaan, dan agama. 1. Pembelajaran dengan strategi ekspositori Perilaku mengajar dengan strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori. Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Hal yang esensial pada bahan pengajaran harus dijelaskan kepada siswa.

Peranan guru yang penting adalah sebagai berikut : penyusun program pembelajaran member informasi yang benar pemberi fasilitas belajar yang baik pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar penilai pemerolehan informasi Peranan siswa yang penting adalah sebagai berikut : pencari informasi yang benar pemakai media dan sumber yang benar menyelesaikan tugas sehubungan dengan penilaian guru. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, ketrampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

2.

Pembelajaran dengan strategi inkuiri Prilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut sebagai model inkuiri. Model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai. Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan ketrampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Tekanan utama pembelajaran dengan strategi inkuiri adalah : Pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian. Peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian. Latihan ketrampilan intelektual khusus yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu. Latihan menemukan sesuatu, seperti belajar bagaimana belajar sesuatu. Ada beberapa ahli yang mengembangkan model inkuiri seperti Suchman, Massialas dan Cox, dan Schwab (Joyce & Weil, 1980)

Peranan guru yang penting dalam metode Inquiri adalah : Menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah Fasilitator dalam penelitian Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternative pemecahan masalah, Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternative dalam pemecahan masalah. Peranan siswa yang penting adalah: Mengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah. Pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian. Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan. Penemu pemecahan masalah. Masalah tersebut sesuai dengan penekanan model inkuiri yang digunakan, evaluasi hasil belajar pada model inkuiri meliputi: Ketrampilan pencarian dan perumusan masalah. Ketrampilan pengumpulan data atau informasi. Ketrampilan meneliti tentang objek, seperti benda, sifat benda, kondisi, atau peristiwa dan pelaku. Ketrampilan menarik kesimpulan. Laporan.

C. Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran Siswa yang akan mengalami perubahan. Bila sebelum belajar, kemampuannya hanya 25% misalnya, maka setelah belajar selama lima bulan akan menjadi 100% . Hasil belajar tersebut meningkatkan kemampuan mental. pada umumnya hasil belajar tersebut meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Ada kesenjangan kemampuan pra-belajar dengan kemampuan yang akan dicapai. Kesenjangan tersebut dapat diatasi berkat belajar bahan ajar tertentu. Kondisi kemampuan pra-belajar dan kemampuan yang akan dicapai atau tujuan pembelajaran tersebut dapat dilukiskan dalam bagan.

1 Guru Pengorganisasian Siswa

Pembelajaran

6 Dampak pengajaran Evaluasi Belajar

Pengolahan Pesan

3 Kemampuan pra-belajar

4 Kegiatan belajar

5 Hasil belajar

2 Siswa

7 Dampak pengiring

Motivasi belajar dan emansipasi sepanjang hayat

Pembelajaran tersebut menghasilkan suatu kegiatan belajar. Bagi siswa, kegiatan belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk mencerna bahan ajar. Secara umum kegiatan belajar tersebut melalui fase-fase : Motivasi, yang berarti siswa sadar mencapai tujuan dan bertindak mencapai tujuan belajar. Konsentrasi, yang berarti siswa mmemusatkan perhatian pada bahan ajar. Mengolah pesan, yang berarti siswa mengolah informasi dan mengambil makna tentang apa yang dipelajari. Menyimpan, yang berarti siswa menyimpan dalam ingatan, perasaan, dan kemampuan motoriknya. Menggali, dalam arti menggunakan hal yang dipelajari yang akan dipergunakan untuk suatu pemecahan-pemecahan. Prestasi, dalam arti menggunakan bahan ajar untuk unjuk kerja. Umpan balik, dalam arti siswa melakukan pembenaran tentang hasil belajar atau prestasinya.

Kegiatan belajar disekolah, menurut Biggs dan Telfer, pada umumnya dapat dibedakan menjadi empat hal berkenaan dengan: Belajar yang kognitif seperti pemerolehan pengetahuan Belajar yang afektif seperti belajar tentang perasaan, nilainilai, dan emosi Belajar yang berkenaan dengan isi ajaran, seperti yang ditentukan dalam silabus semacam pokok-pokok bahasan Belajar yang berkenaan dengan proses, seperti bagaimana suatu hasil dapat diperoleh Dari segi tujuan ditemukan adanya pengutamaan isi ajaran dan proses perolehan. dari segi ranah yang dikembangkan meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. dengan kata lain, menurut Biggs dan Telfer belajar disekolah dapat dilukiskan dalam tabel berikut :

Tabel tujuan pengajaran dengan didikan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik Tujuan Pengajaran Isi Proses

Ranah kognitif

Pendekatan pemerolehan Mata pelajaran sekolah dan seperti pemecahan masalah, disiplin pengetahuan penemuan, dan sebagainya

Ranah afektif

Pendidikan nilai dengan sengaja


Pendidikan ketrampilan dengan sengaja

Kejelasan nilai berkenaan dengan perasaan dan sikap.


Kejelasan kecekatan psikomotorik dengan gerak

Ranah psikomotorik

D. Proses pengolahan pesan Pemerolehan pengalaman, dan peningkatan jenis ranah tiap siswa tidaklah sama. Hal itu disebabkan oleh proses pengolahan pesan. Ada dua jenis pengolahan pesan, yaitu pengolahan pesan secara deduktif dan induktif. 1) Pengolahan pesan secara Deduktif Maksudnya adalah, pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak menuju hal yang nyata, dari konsep-konsep abstrak kepada contoh-contoh yang kongkrit. Langkah dalam pengolahan pesan secara deduktif ini meliputi tahap sebagai berikut : Guru memilih pengetahuan untuk diajarkan Guru memberi pengetahuan atau pengertian mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada siswa

Secara singkat dapat dikatakan bahwa pengolahan pesan secara deduktif di mulai dengan : Guru mengemukakan generalisasi Penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep, dan Pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Pengumpulan data tersebut berguna untuk menguji kebenaran generalisasi. Dalam kegiatan ini siswa juga mengapllikasikan konsep terhadap data tertentu.

2) Pengolahan pesan secara Induktif Adalah pengolahan pesan yang dimulai dari halhal yang khusus, yaitu dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi. Pengolahan pesan secara induktif bermula dari : Fakta atau peristiwa khusus. Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta. Penyusunan generalisasi berdasarkan konsepkonsep. Terapan generalisasi pada data baru, atau uji hepotesis. Penarikan kesimpulan lanjut.

You might also like