You are on page 1of 26

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR-A

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI ROGOCOLO, TIRTONIRMOLO, SEWON, BANTUL


Disusun untuk memenuhi tugas praktik mata kuliah Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Cair-A

Disusun oleh : Ahmad Suhael Abdin Galih Pandu Nuswantoro Ginanjar Atmaja Lukas Andrianus Nugroho M. Anugerah Ramadhan Arief P07133111042 P07133111053 P07133111054 P07133111059 P07133111064

NONREGULER A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Adapun isi laporan ini adalah mengenai masalah kualitas sumur gali yang dewasa ini memang cukup memprihatinkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang masalah penyediaan akan air bersih. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang pada tidak dapat disebutkan satu persatu. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada: 1. Bapak Bambang selaku pengampu mata kuliah PAPLC-A 2. Teman-teman kelas Nonreguler A Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah kami masih memiliki banyak kekurangan baik dalam penyajian, penyusunan, penulisan, maupun tata bahasa. Untuk itu mohon maaf dan mohon kritik serta saran yang bersifat membangun dari pembimbing ataupun teman-teman. Akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di masa mendatang. Tanpa adanya air maka kehidupan tidak akan dapat berjalan. Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk daerah perkotaan tidak dapat mengandalkan air dari sumber air langsung seperti air permukaan dan hujan karena kedua sumber air sebagian besar telah tercemar baik langsung maupun tidak langsung dari aktivitas manusia itu sendiri. Air tanah merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi mempunyai keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu pengambilan air tanah secara berlebih tanpa mempertimbangkan kesetimbangan air tanah akan memberikan dampak lain seperti penurunan muka tanah, intrusi air laut dan lain-lain. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan air semakin meningkat tajam. Kawasan Perkotaan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan akan air, juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air. Penggunaan air di Kawasan Perkotaan antara lain adalah untuk air minum (permukiman), industri, usaha perkotaan (perdagangan/pertokoan) dan lainnya. Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin tingginya kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem air bersih harus mendapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan. Pada saat ini dipastikan kinerja pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan masih sangat kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Sampelhnya pelanggan air minum perkotaan di Indonesia baru mampu dilayani sebanyak 50% kebutuhan air

bersih penduduk Indonesia (Dirjen Cipta Karya, DPU, 1998). Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, pada tahun 2002 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 54% atau 5.132.425 jiwa. Salah satu sumber air bersih hingga kini yaitu masih tertuju pada air tanah atau sumur gali. Di berbagai daerah tentu memiliki karakteristik kualitas air yang berbeda-beda. Karena air memiliki peranan yang penting dalam menunjang kehidupan, maka kualitas air yang dikonsumsi haruslah memenuhi persyaratan agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu upaya untuk menjaga kualitas air sumur gali dengan cara menguji kualitasnya terlebih dahulu sebelum menginjak pada tahap selanjutnya yaitu bertindak berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air sumur gali. Salah satu lokasi yang diambil yaitu sumur di Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul.

1.2.Tujuan Untuk mengetahui kualitas air sumur gali di Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul secara fisik, kimia, dan mikrobiologis, khususnya untuk parameter suhu, kandungan Fe, dan E.coli.

1.3.Manfaat Tulisan ini diharapkan bisa membuka wawasan kita mengenai pentingnya ketersediaan air bersih dan senantiasa menjaga kualitas air agar senantiasa layak untuk dikonsumsi. Selain itu, dapat mengetahui kualitas air sumur gali di Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul berdasarkan parameter suhu, kandungan Fe, dan E.coli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sterilisasi Alat Sterilisasi adalah suatu proses mematikan mikroorganiseme yang mungkin ada pada suatu benda. Secara umum terdapat tiga tehnik yang biasa digunakan untuk sterilisasi. Pemilihan tehnik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilisasi. Sterilisasi kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170oC-180oC) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutupuntuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.

2.2. Teknik Pengambilan Sampel Sampel merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi keseluruhan. 2.2.1. Sampel sesaat (grab sample) Sampel sesaat adalah sampel yang dikumpulkan dalam sebuah wadah pada waktutertentu, yang dapat diambil dari air (air limbah), tanah (lumpur/ sedimen) ataumikroorganisme. hasil pengujian sampel sesaat hanya dapat menunjukkankualitas lingkungan yang mewakili kondisi pada saat sampel diambil. sampelsesaat hanya dapat dilakukan apabila kondisi lokasi pengambilan diasumsikan homogen atau konstan. apabila kondisinya heterogen atau fluktuatif maka pengambilan sampel sesaat dilakukan pada waktu yang berbeda sehinggadidapatkan sampel yang representatif. 2.2.2. Sampel gabungan (composite sample) Sampel gabungan merupakan campuran dua atau lebih sampel sesaat ke dalamsebuah wadah untuk diuji di laboratorium. perlu diingat bahwa pengambilan sampel gabungan umumnya diambil dari air limbah atau sedimen. pengambilansampel gabungan sangat bermanfaat dalam

menentukan rerata konsentrasi parameter uji selama periode pengambilan untuk mengetahui karakteristik lingkungan di lokasi pengambilan.

2.3. Pemeriksaan E.coli Kehadiran mikroba di dalam air dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan. Banyak plankton, baik fitoplankton ataupun zooplankton merupakan makanan utama ikan, sehingga kehadirannya merupakan tanda kesuburan perairan tersebut. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad dekomposer, artinya jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada dalam badan air. Sehingga kehadirannya dimanfaatkan dalam pengolahan buangan di dalam air secara biologis. Pada umumnya mikroalgae mempunyai klorofil untuk melakukan fotosintesis, sehingga dapat melakukan fotosintesis dengan menghasilkan oksigen (Widiyanti 2004: 2-3). Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organisme kolifrom. Pemeriksaan tersebut terdiri dari tiga langkah berurutan (1) uji dugaan (presumptive test), (2) uji yang diperkuat (confirmed test) dan (3) uji lengkap (completed test). Prosedur laboratoris dapat dilakukan dengan prosedur inokulasi teknik filter membran (Pelczar & Chan 2005: 874-875). Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri, berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Kelompok koliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh anggota genus Salmonella dan Shigella, yang mempunyai spesies-spesies enterik patogenik. Namun, perbeddan keduanya adalah bahwa koliform dapat memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella dan Shigella tidak memfermentasi laktose (Pelczar & Chan 2005: 873).

2.4. Pemeriksaan Kandungan Fe Pada pemeriksaan Fe total, semua garam besi diubah dalam bentuk Ferri (Fe3+) dalam keadaan adam dengan ion rhodanida/ ion tiocynat (CNS-) sehingga terbentuk ferri-tiocyanat berwarna merah cokelat. Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada setiap lapisan geologis dan semua tempat badan air pada umumnya besi yang ada

dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter <1 mm) atau lebih besar, seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3, dan lain-lain. Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik pada jarang diberi kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi, konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dirasakan dan menodai kain dan perkakas dapur. Pada air yang tidak mengandung oksigen seperti sering kali pada air tanah, besi berada sebagai Fe2+ yang cukup dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yang sulit terlarut pada pH 6-8 (kelarutannya di bawah beberapa mg/L) bahkan dapat menjadi Ferri hidroksida (Fe(OH)3) atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Demikian dalam air sungai, besi berada sebagai Fe2+ dan Fe3+ terlarut dan bentuk senyawa organik berupa koloidal.

BAB III PELAKSANAAN

3.1. Alat dan bahan Alat Bahan Air sumur BGLB LB triple LB single Reagen Fe test kit Termometer air Botol sampel dengan pemberat Jeriken Kertas payung Tali Label Alat tulis Tabung reaksi Kapas Rak tabung Tabel MPN E. coli Ose tumpul Pipet ukur Oven Inkubator Lampu spiritus Fe test kit

3.2. Cara kerja 3.2.1. Sterilisasi alat 1. Membungkus botol sampel berpemberat dengan kertas payung kemudian diikat. 2. Memasukkan ke dalam oven dengan suhu 70oC selama 90-120 menit. 3.2.2. Pengambilan sampel mikrobiologis 1. Memasukkan botol sampel kedalam air sumur hingga terisi 2/3 bagian. 2. Mengangkat botol dan tutup dengan rapat. 3. Memberi label berisikan tentang : No.sampel, lokasi sampling, waktu sampling, jenis pemeriksaan, pengambil sampel. 3.2.3. Pengambilan sampel kimiawi 1. Mengambil air sumur dengan menimba air. 2. Memasukkan air ke dalam jeriken hingga penuh dengan menghindari terjadinya aerasi. 3. Mengangkat jerigen dan menutup dengan rapat.

4. Memberi label, berisi : no. sampel, lokasi sampling, waktu sampling, jenis pemeriksaan, pengambil sampel. 3.2.4. Pengukuran suhu air sumur 1. Memasukkan termometer ke dalam air selama 5 sampai dengan 10 menit. 2. Mengangkat termometer dan membaca hasilnya. 3.2.5. Pemeriksaan E. coli a. Hari pertama (Tes Pendugaan) 1) Meletakan dan memisahkan antara LB tripel Strength dan LB singgle Strength yang berjumlah 5 buah LB tripel Strength dalam tabung reaksi dan 10 buah LB single Strength dalam tabung reaksi. 2) Pada LB tripel Strength mengambil 10 ml air sampel dan memasukan kedalamnya secara steril dan menggunakan pipet ukur yang steril. 3) Mengisi 1 ml air sampel pada 5 buah media LB single Strength, sedangkan 5 buah lagi diisi dengan 0,1 ml ( setara dengan 2 tetes ) dengan air secara steril. 4) Memberi label pada setiap tabung. 5) Memasukan ke dalam beaker glass. 6) Meletakan pada inkubator, mengeramkan dalam suhu 37C dalam waktu 2x24 jam b. Hari Ketiga (Tes Penegasan) 1) Uji bakteri dilanjutkan apabila terdapat tabung dengan media LB dinyatakan positif ( terdapat gelembung di dalam tabung durham dan media menjadi keruh pada media LB ) dengan cara memindahkan larutan tersebut ke dalam media BGLB untuk uji penetapan. Pengisolasian dilakukan dengan menggunakan ose tumpul. 2) Memasukan kembali semua tabung dengan media baru inkubator dalam suhu 44C dalam waktu 1x24 jam. c. Hari ke tiga Pengamatan pada media BGLB dan menetapkan pada tabel indeks MPN. 3.2.6. Pemeriksaan Fe 1. Memasukkan 2 ml larutan standar Fe ke dalam tabung blangko. 2. Memasukkan 2 ml sampel air sumur ke dalam tabung sampel.

3. Tetesi kedua tabung dengan reagen Fe test kit. 4. Tunggu hingga 3 menit. 5. Amati warna dalam komparator. 6. Menentukan konsentrasi Fe sampel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil praktikum Suhu Kadar Fe : 31oC : 1,65 mg/ L

MPN E. coli ragam 5:5:5 Uji pendugaan LB triple 10 ml LB single 1ml LB single 0,1 ml : 5 tabung positif : 5 tabung positif : 5 tabung positif

Uji penegasan BGLB 10 ml : 1 tabung positif BGLB 1 ml : 0 tabung positif

BGLB 0,1 ml : 0 tabung positif 2 / 100 ml

MPN E. coli

4.2. Pembahasan 4.2.1. Suhu Suhu diamati di lapangan dan sebelum dibawa ke laboratorium karena dikhawatirkan sudah mengalami perubahan suhu ketika dibawa ke laboratorium. Pengamatan dilakukan satu kali selama 5 menit kemudian dicatat hasilnya yaitu 31oC. 4.2.2. Kadar Fe Pemeriksaan kadar Fe dilakukan dengan menggunakan Fe test kit metode kolorimetri yaitu dengan membandingkan warna yang terbentuk pada sampel dan blangko dengan menggunakan komparator untuk menentukan kadar Fe dalam air sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan sebesar 1,65 mg/ L kandungan Fe dalam sumur yang diamati, maka kualitas air sumur tersebut berada di atas nilai ambang batas Fe yang tidak boleh melebihi dari 1 mg/ L. Dengan demikian perlu dilakukan pengolahan air sumur tersebut untuk menurunkan kadar Fe agar sesuai dengan baku mutu. Apabila air sumur yang kadar Fenya

tinggi dikonsumsi sebagai air minum maka lama kelamaan dapat mengganggu kesehatan bagi yang mengonsumsi. 4.2.3. MPN E. coli ragam 5:5:5 Pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologis salah satunya yaitu dengan parameter E. coli. Pemeriksaan dilakukan dengan metode MPN dengan ragam 5:5:5 karena badan air yang akan diperiksa belum pernah dilakukan pengolahan sebelumnya dan juga bagi peneliti masih belum diketahui kualitasnya. Pemeriksaan MPN E. coli terdapat dua tahap uji yaitu uji pendugaan dengan menggunakan media LB triple dan LB single. Pada hasil pemeriksaanya didapat bahwa pada seluruh tabung LB triple dan LB single semuanya positif ditumbuhi bakteri. Namun, hasil tersebut masih belum dapat diketahui secara pasti bakteri apa yang tumbuh pada media LB tersebut. Oleh sebab itu dilanjutkan dengan uji penegasan dengan media BGLB. Setelah dibiakkan pada media BGLB selama 1 hari dengan suhu 44oC maka di dapat hasil pada media BGLB yaitu positif 1 tabung yang berasal dari penanaman 10 ml media LB triple, sedangkan 14 tabung lainnya negatif. Maka jika diamati pada tabel MPN E. coli pada air sumur terdapat 2 ekor/ 100ml. Jika dilihat pada nilai ambang batas, maka kualitas air sumur ini tidak memenuhi persyaratan karena di persyaratan jumlah E. coli seharusnya 0 ekor/ 100 ml. Dengan demikian, maka perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi air sumur tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Suhu pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul sebesar 31oC Kadar Fe pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul ul tidak memenuhi persyaratan Jumlah E.coli pada air sumur Masjid Sholihin, Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul tidak memenuhi persyaratan.

5.2 Saran Bagi warga Rogocolo, Tirtonirmolo, Sewon, Bantul hendaknya lebih berhati-hati ketika menggunakan air sumur di tersebut, sebab kualitas air sumur berdasarkan parameter kandungan Fe dan E.coli tidak memenuhi persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga. Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan. Pelczar, M.J dan Chan, E.S.C. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:UI Press. Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobilogi Umum.Bandung:Angkasa. Widiyanti, N.L. 2004. Analisa Kualitatif Bakteri Koliform pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja, Bali. http://id.scribd.com/doc/31397860/Monitoring-Lingkungan-Akuakultur http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/08/pengambilan-contoh-air-2/

LAMPIRAN

Gambar 1. Pemeriksaan kandungan Fe

Gambar 2. Penanaman sampel ke media LB Triple dan LB Single

Gambar 3. Pengambilan hasil eraman pada media LB

Gambar 4. Hasil pengamatan media LB

Gambar 5. Penanaman dari media LB ke media BGLB

Gambar 6. Media BGLB

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Keterangan : mg L Bg = miligram ml = milliliter = Liter = Beguerel

NTU = Nepnelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units

Logam berat merupakan logam terlarut

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Adhyatma, MPH

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Adhyatma, MPH

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

Catatan : Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan ini

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Adhyatma, MPH

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR PEMANDIAN UMUM

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 13 September 1990

ttd

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Adhyatma, MPH

You might also like