You are on page 1of 11

A.

Identifikasi Dan Analisis Masalah Setelah tujuan dan sasaran serta indikator kinerja diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan identitas dan menilai faktor-faktor internal untuk mengetahui mana yang menjadi kekuatan dan keiemahan. Kemudian diikuti dengan melakukan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan yang sudah teridentifikasi, tujuannya adalah dalam rangka mengetahui dan menentukan kekuatan dan kelemahan yang menjadi faktor kunci keberhasilan atau faktor strategis dalam mencapai sasaran. Untuk mencapai tujuan dan sasaran atau untuk merubah posisi kinerja kearah yang diinginkan, diperlukan faktor-faktor kunci unggulan yang didapat dari diketahuinya faktorfaktor pendorong dan penghambat yang bersumber dari faktor internal dan faktor eksternal organisasi. Faktor internal dapat diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu Kekuatan sebagai faktor pendorong (Strenghts) dan kategori Kelemahan penghambat, (Weaknesses) sebagai faktor

sedangkan faktor eksternal diklasifikasikan kedalam 2 (dua) kategori yaitu

Peluang (Opportunities) sebagai faktor pendorong dan kategori Ancaman (Threats) sebagai faktor penghambat. Untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan ekstemai menggunakan alat analisis SWOT dan pembobotan analisa USG sebagaimana terlihat pada Matrik dibawah ini:
MATRIKS 4.1 PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL NO FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL URG DUK KETERKAITAN TOTAL RANKING

I 1.

2. 3.

STRENGTH/KEKUATAN Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum Tersedianya jaringan air minum eksiting Ketersediaan sumber daya manusia

14

4 3

4 3

3 3

11 9

4 5

NO

FAKTOR INTERNAL EKSTERNAL

URG DUK KETERKAITAN TOTAL RANKING

4. 5. 6.

Adanya sistem pengelolaan air secara swadaya Keberadaan unit distribusi air minum yang lengkap Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana WEAKNESSES/KELEMAHAN Kurangnya sumber daya air baku untuk penyediaan air minum Kurang optimalnya tekanan air Adanya penurunan debit sumber air baku Tingkat kebocoran yang tinggi yaitu diatas 20% Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendah Kurang optimalnya sistem monitoring dan evaluasi OPPORTUNITIES/PELUANG Adanya partisipasi masyarakat yang tinggi Adanya undang-undang dan peraturan yang memayungi upaya penyediaan air minum Sikap kooperatif dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur) Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya THREATHS/ANCAMAN Adanya konflik kepentingan dalam pemanfaatan air di sarbagitaku Tingginya biaya operasi dan pemeliharaan Tingginya harga tarif air yang harus dibayar masyarakat Rendahnya kualitas prasarana dan sarana air minum terbangun. Belum tersedianya sparepart produksi lokal

3 4 4

4 5 5

4 3 4

11 12 13

4 3 2

1. 2. 3. 4. 5. 6. lII 1. 2.

4 4 5 4 5 4

4 3 4 4 4 5

4 4 5 4 4 3

12 11 14 12 13 12

3 4 1 3 2 3

4 4

3 5

4 4

12 13

3 2

3. 4.

4 5

4 5

3 4

11 14

4 1

5.

12

IV 1. 2. 3. 4. 5.

5 4 4 4 3

4 4 4 4 3

4 3 3 4 4

13 11 11 12 10

1 3 3 2 4

Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dan dengan mengambil peringkat I, II, dan III, maka diperoleh faktor internal (faktor kekuatan & kelemahan) dan faktor eksternal (faktor peluang & ancaman) yang berpengaruh, yaitu sebagaimana terlihat pada Tabel 4.2. berikut: Tabel 4.2 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
NO S1 FAKTOR-FAKTOR INTERNAL STRENGTHS NO WEAKNESSES Adanya sistem kelembagaan yang baik W1 Adanya penurunan debit sumber air dari instansi/organisasi pengelola air baku minum Adanya manajemen pelaksanaan dan W2 Tingkat jangauan pelayanan yang masih rencana kerja yang jelas dan terencana rendah Keberadaan unit distribusi air minum W3 Tingkat kebocoran yang tinggi yaitu yang lengkap diatas 20% FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITIES NO THREATHS Adanya sistem Penyediaan Air Minum W1 Adanya konflik kepentingan dalam di wilayah Bali Selatan secara regional pemanfaatan air di sarbagitaku (sistem Barat dan sistem Timur) Adanya undang-undang dan peraturan W2 Rendahnya kualitas prasarana dan sarana yang memayungi upaya penyediaan air air minum terbangun. minum Adanya koordinasi yang baik antara W3 Tingginya harga tarif air yang harus pemerintah pusat, pemerintah daerah dibayar masyarakat dan pengelola swadaya

S2 S3

NO O1

O2

O3

B. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan Dalam memilih dan menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) dilakukan tahapan sebagai berikut: 1. Evaluasi faktor internal dan faktor eksternal Untuk dapat menentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK), maka perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap faktor yang telah teridentifikasi pada Sub Bab IV.A. Suatu disebut strategis apabila memiliki nilai lebih dari faktor yang lain. Faktor yang telah memberikan nilai dukungan (kontribusi) tinggi dan keterkaitan tinggi terhadap berbagai keberhasilan yang diraih organisasi selama ini dan untuk yang akan datang, dianggap sebagai faktor strategis dan selanjutnya disebut menjadi Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Adapun aspek yang dinilai dari tiap faktor adalah: a. Urgensi faktor terhadap misi, meliputi nilai urgensi (NU) dan bobot faktor (BF);

b. Dukungan faktor terhadap misi, meliputi nilai dukungan (ND) dan nilai bobot dukungan (NBD); c. Keterkaitan antar faktor terhadap misi, meliputi nilai keterkaitan (NK), nilai rata-rata keterkaitan (NRK), dan nilai bobot keterkaitan (NBK). Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh hasil evaluasi faktor internal dan eksternal sebagaimana teriihat pada Tabel 4.3 berikut:

TABEL 4.3 HASIL EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

TABEL 4.4 ARTI SINGKATAN


SINGKATAN NU BF ND NBD NK NRK NBK TNB FKK TNK ARTI NILAI URGENSI BOBOT FAKTOR NILAI DUKUNGAN NILAI BOBOT DUKUNGAN NILAI KETERKAITAN NILAI RATA-RATA KETERKAITAN NILAI BOBOT KETERKAITAN TOTAL NILAI BOBOT FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN TOTAL NILAI KETERKAITAN KETERANGAN 5,4,3.2,1

BF

NU x 100% NU
5,4,3,2,1

NBD = ND x BF 5,4,3.2.1

NRK

TNK N -1

NBK = NRK x BF TNB = NBD + NBK

2. Pemilihan dan Penetapan Faktor Kunci Keberhasilan Hasil evaluasi faktor internal dan eksternal selanjutnya digunakan sebagai acuan atau dasar pemilihan dan penetapan Faktor Kunci Keberhasilan sebagai berikut: a. Dipilih berdasarkan TNB yang terbesar b. Kalau TNB sama, pilih BF terbesar c. Kalau BF sama, pilih NBD terbesar d. Kalau NBD sama, pilih NBK terbesar e. Kalau NBK sama, pilih berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rasionalitas. Penilaian terhadap setiap faktor tersebut diatas secara kualitatif digunakan model skala nilai (rating scale) yang dikonversikan kedalam angka yaitu: 1. Sangat baik : 5 (sangat tinggi nilai urgensi/dukungan /keterkaitan)

2. Baik 3. Cukup 4. Kurang

: 4 (tinggi nilai urgensi/dukungan /keterkaitan) : 3 (cukup nilai urgensi/dukungan/keterkaitan)

: 2 (kurang nilai urgensi/dukungan /keterkaitan)

5. Buruk/jelek : 1 (sangat kurang nilai urgensi / dukungan / keterkaitan) Dengan skala tersebut di atas maka dapat dilakukan terhadap Faktor Internal dan Eksternal untuk masing-masing NU, BF, NBD, NRK dan TNB. Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dapat dievaluasi seperti pada Tabel 4.4. diatas. Berdasarkan hasil evaluasi faktor eksternal dan internal, dipilih dan ditetapkan Faktor Kunci Keberhasilan sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5. berikut: TABEL 4.5 FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL STRENGTHS NO WEAKNESSES Adanya sistem kelembagaan yang Adanya penurunan debit sumber air baik dari instansi/organisasi W1 baku pengelola air minum Adanya manajemen pelaksanaan Tingkat jangauan pelayanan yang dan rencana kerja yang jelas dan W2 masih rendah terencana FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITIES NO THREATHS Adanya sistem Penyediaan Air Adanya konflik kepentingan dalam Minum di wilayah Bali Selatan pemanfaatan air di sarbagitaku W1 secara regional (sistem Barat dan sistem Timur) Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, Rendahnya kualitas prasarana dan W2 pemerintah daerah dan pengelola sarana air minum terbangun swadaya

NO S1

S2

NO S1

S2

C. Tujuan dan Sasaran Berdasarkan hasil perhitungan dan evaluasi faktor keterkaitan internal dan ekstemal, diperoleh pemanfaatan dari matriks keterkaitan faktor internal dan ekstemal pada Tabel 4.4. tersebut, kemudian akan didapatkan besaran nilai secara berturut-turut masing-masing: untuk

Kekuatan (S) = 4,61; Kelemahan (W) = 3,14; Peluang (O) = 4,21; dan Ancaman (T) = 2,89 yang kemudian apabila digambarkan peta kekuatan organisasi ini, akan tampak seperti diperlihatkan pada Gambar 4.5

Gambar 1. Peta Posisi Kekuatan Organisasi Sasaran dan kinerja disusun dalam suatu format perumusan tujuan sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6. berikut:

Tabel 4.6. Perumusan Tujuan


FAKTOR KEKUATAN KUNCI NO 1 KEKUATAN KUNCI Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum PELUANG KUNCI Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur) Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya ALTERNATIF TUJUAN Memantapkan sistem kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional Mengoptimalkan manajemen pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik

Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

Setelah tujuan dirumuskan dan divalidasi kesesuainya dengan misi dan tugas, dilanjutkan dengan penentuan atau pemilihan alternatif yang terbaik berdasarkan nilai manfaat (M) bagi publik, dan nilai kemampuan mengatasi kelemahan (KML) dan kemampuan mengatasi ancaman (KMA) yang diperkirakan dapat menghambat pencapaian tujuan. Penilaian dapat dilakukan dengan memakai skala 1-5. Pemilihan atau penentuan tujuan berdasarkan: 1. 2. Total Nilai (TN) yang paling besar Kalau TN sama dipilih yang paling besar manfaatnya bagi publik

Penilaian dan penentuan tujuan dalam format Tabel 4.7. berikut:


FAKTOR KEKUATAN KUNCI

ALTERNATIF TUJUAN M KML KMA TN

KEKUATAN KUNCI

PELUANG KUNCI

Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum

Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur)

Memantapkan sistem 5 kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional

14

Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana

Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

Mengoptimalkan manajemen 4 pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik

12

Dalam tahap ini adalah membuat strategi dengan memadukan antara faktor kunci keberhasilan agar terjadi sinergi dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan dan menetapkan strategi termuat dalam Diagram 4.8. berikut DIAGRAM FORMULASI STRATEGI SWOT
FKK INTERNAL Kekuatan (S) 1. Adanya sistem kelembagaan yang baik dari instansi/organisasi pengelola air minum 2. Adanya manajemen pelaksanaan dan rencana kerja yang jelas dan terencana STRATEGI S-O 1. Memantapkan sistem kelembagaan yang baik dari instansi pengelola pada sistem penyediaan air minum di wilayah Bali selatan secara regional 2. Mengoptimalkan manajemen pelaksanaan kegiatan dengan dukungan dari para stakeholder yang memiliki koordinasi yang baik STRATEGI S-T Kelemahan (W) 1. Adanya penurunan debit sumber air baku 2. Tingkat jangauan pelayanan yang masih rendah

FKK EKSTERNAL

Peluang (O) 1. Adanya sistem Penyediaan Air Minum di wilayah Bali Selatan secara regional (sistem Barat dan sistem Timur) 2. Adanya koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengelola swadaya

STRATEGI W-O 1. Memanfaatkan sistem penyediaan air minum secara regional untuk mengatasi permasalahan penurunan debit sumber air baku 2. Meningkatkan koordinasi yang baik dari para stakeholder untuk meningkatkan jangkauan pelayanan. STRATEGI W-T

Ancaman (T)

1. Adanya konflik kepentingan 1. Melakukan sosialisasi untuk 1. Mengubah tinjauan teknis dari dalam pemanfaatan air di memaparkan neraca air yang pelayanan berupa sambungan sarbagitaku akan digunakan sebagai rumah menjadi sistem keran 2. Rendahnya kualitas prasarana sumber air baku. umum. dan sarana air minum 2. Memaksimalkan manajemen 2. Memperbaiki kualitas sarana terbangun pekerjaan yang baik untuk dan prasarana untuk melakukan monitoring dan meningkatkan jangkauan evaluasi dalam mengatasi pelayanan air minum. rendahnya kualitas sarana dan prasarana air minum

You might also like