Professional Documents
Culture Documents
REPRESENTASI DATA Data-data terbagi dalam beberapa bagian : Data Logika (AND, OR, NOT, XOR) Data Numerik (bilangan real, pecahan, bilangan bulat).
Data Bit Tunggal Data Alfanumerik II.TIPE DATA 1.TIPE DASAR. Tipe dasar sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari dan banyak orang yang tidak sadar telah memakainya.
Dalam bahasa pemrograman bilangan logika, bilangan real, bilangan bulat, karakter dan
string. A.Bilangan Logika
Nama tipe bilangan logik adalah boolean Ranah Nilai Bilangan logik hanya mengenal benar/true dan salah/false.
Operasi-operasi Logika.
1. Operasi
X 1 1 0 0
Logika Y 1 0 1 0
AND X and Y 1 0 0 0
Kebenaran AND
B.
Bilangan Bulat Tipe ini sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya 34, 8, -17, dll. Nama Tipe integer. Ranah Nilai Dalam Turbo Pascal tipe integer dapat direpresentasikan menjadi byte, shortint, integer, word, dan longint.
Konstanta 47
58
-125
-8952669
475893
31
1.
div(bagi).
Operasi Aritmetika +(tambah); mod (sisa hasil bagi); -(kurang); *(kali); Contoh-contoh operasi aritmetika bilangan bulat: 10 div 3 = 3 dan 10 mod 3 = 1
2. Operasi perbandingan terhadap bilangan bulat dengan salah satu operator relasional menghasilkan nilai boolean (true atau false). Operator > sama dengan; C. Bilangan Riil lebih besar; < lebih kecil; = sama dengan; lebih besar atau lebih kecil atau sama dengan; tidak sama dengan
Bilangan riil bilangan ynag mengandung pecahan desimal [0.325, 54.25, 23.0, 2.021458E-41, dll] Bilangan riil juga ditulis dengan notasi E yang merupakan perpangkatan sepuluh [0.5E2 artinya 0.5 10-2] Nama Tipe real. Ranah Nilai Turbo Pascal [real, single, double, dan extended] Konstanta 0.458 25.69 -4.2 -54.256E+8
Ranah nilai string sederetan karakter yang sudah terdefinisi, sedangkan untuk karakter dapat dilihat pada tabel ASCII. Khusus untuk string mempunyai operasi penyambungan dengan operator + [es + kelapa + muda = eskelapa muda]
Bilangan 25 dua puluhan ditambah lima satuan = Sistem desimal memiliki basis atau radix sepuluh
3275 = 3 * 103 + 2 * 102 + 7 * 101 + 5 * 100
25 = 2 * 10 + 5 23 = 2 * 101 + 3 * 100
Bilangan pecahan
456.25 = 4*102 + 5*101 + 6*100 + 2*10-1 + 5*10-2 2.Biner
Dalam sistem biner dua digit saja [1 dan 0]; sistem biner direpresentasikan dalam basis
dua.
Misalnya
32
Dalam notasi octal delapan digit. Notasi oktal gabungan dari notasi desimal dan notasi biner serta penyempurnaan keduanya
agar mudah dalam penggunaannya. Contoh: 38 = 2410 = 110002 63038 = 327510 = 1011101112 Tabel Konversi Desimal, Biner, Oktal Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 4.Heksadesimal Biner 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 Oktal 0 1 2 3 4 5 6 7 10
Digit biner menjadi kumpulan-kumpulan sebuah simbol, seperti 0000 = 0 0001 = 1 0010 = 2 0011 = 3 0100 = 4 0101 = 5 0110 = 6 0111 = 7
4-digit. Setiap kombinasi 1000 = 8 1001 = 9 1010 = A 1011 = B 1100 = C 1101 = D 1110 = E 1111 = F
33
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech Biner 00000 00001 00010 00011 00100 00101 00110 00111 01000 01001 01010 01011 01100 01101 01110 01111 10000 10001 10010 10011 10100 10101 10111 11000 11001 11010 11011 Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Oktal 0 1 2 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 15 16 17 20 21 22 23 24 25 26 27 30 31 32 Heksa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1A
IV.KONVERSI SISTEM BILANGAN 1.Konversi Dari Sistem Bilangan Desimal 1.1.Konversi Desimal ke Biner
Metode yang paling banyak digunakan metode sisa ( remainder method ).Contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner : 52/2 = 26 sisa 0, sebagai LSB( Least Significant Bit ) 26/2 = 13 sisa 0 13/2 = 6 sisa 1 6 /2 = 3/2 1/2 3 sisa 0 = = 1 sisa 1 0 sisa 1, sebagai MSB( Most Significant Bit )
Cara lain menjumlahkan bilangan-bilangan pangkat dua yang jumlahnya sama dengan
bilangan desimal yang akan dikonversikan. Contoh konversi bilangan 5410 ke bilangan biner : 20 22 23 25 = = = = 1 4 8 35 1 100 1000 100000 + 101101
Bila bilangan desimal yang akan dikonversikan berupa pecahan bilangan tersebut harus
dipecah menjadi dua bagian. Contoh bilangan desimal 125,4375 dipecah menjadi 125 dan 0,4375. 125/2 = 62/2 62 sisa 1 = 31 sisa 0
34
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech 31/2 15/2 7/2 3/2 1/2 = = = = = 15 sisa 1 7 sisa 1 3 sisa 1 1 sisa 1 0 sisa 1
Bilangan desimal 125 1111101. Kemudian bilangan yang pecahan dikonversikan: 0,4375 * 2 0,875 * 2 0,75 0,5 * 2 * 2 = = = = 0,875 1,75 1,5 1
hasil konversi 0,0111 Maka hasil konversi 125,4375 ke bilangan biner: 125 0,4375 125,4375 = = = 1111101 0,0111 11111,0111 +
Teknik pembagian yang berurutan dapat digunakan untuk mengubah bilangan desimal
menjadi oktal. Contoh : 581910 oktal: 5819/8 = 727/8 = 90/8 = 11/8 = 1/8 = 727 sisa 3, LSB 90 sisa 7 11 sisa 2 1 sisa 3 0 sisa 1, MSB
Dengan remainder method [pembaginya basis dari bilangan hexadesimal :16]. 340910
hexadesimal: 3409/16 213/16 13/16 = jadi, 340910 = = = 213 sisa 1 13 sisa 5 = 05116 = = 0, MSB 1, LSB 5
0 sisa 13
35
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech = 64+32+16+8+4+0+1+ 0.25 + 0.125 + 0.0625 = 125,437510 Sehingga 1111101,01112 2.2.Konversi Biner ke Oktal = 125,437510
Konversi dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap tiga buah digit biner, dimulai dari
digit yang paling kanan. Contoh : 11110011001 2 dikelompokkan menjadi 11 110 011 001 112 1102 0112 0012 = 38, MSB = 68 = 38 = 18, LSB = 36318
Konversi dapat dilakukan dengan mengkonversi tiap-tiap empat buah digit biner, diawalai dari
digit yang paling kanan. Contoh : 01001111010111102 dikelompokkan menjadi 0100 1111 1010 1110 0100 1111 0101 1110 = F16 = 516 = E16, LSB = 4F5E16 = 416, MSB
Maka, bilangan 01001111010111102 3.Konversi dari Sistem Bilangan Oktal 3.1.Konversi Bilangan Oktal ke Desimal
Bilangan oktal dapat dikonversikan ke bilangan desimal dengan mengalikan masing-masing bit
dalam bilangan dengan position valuenya. Contoh : 3248 dikonversi kebilangan desimal : 3248 = = = = 3 * 82 + 2 * 81 + 4 * 80 3 * 64 + 2 * 8 + 4 * 1 192 + 16 + 4 21210
Apabila bilangan oktal yang akan dikonversikan itu memiliki koma Contoh : mengkonversi
bilangan 521,58 ke desimal :
521
= 5 * 82 + 2 * 81 + 1 * 80 = 320 + 64 + 1 = 337
sedangkan pecahannya 0.5 = 5 * 8-1 Sehingga, 521,58 3.2.Konversi Oktal ke Biner = 337.62510
= 0.625
Konversi dari bilangan oktal ke biner dapat dilakukan dengan mengkonversikan masingmasing digit oktal ke tiga digit biner, dan masing-masing digit okatl diubah ke biner secara terpisah kemudian diurutkan dari MSB ke LSB. Contoh : 35278 ke biner : 3 58 = 0112, MSB = 1012
36
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech 28 78 = 0102 = 1112, LSB
Sehingga, 75,638
3.3.Konversi Oktal ke Heksadesimal Ada dua tahapan : a.Rubah bilangan oktal ke bilangan biner, kemudian b.Rubah bilangan biner ke bilangn heksadesimal Contoh : 25378 dikonversi keheksadesimal Konversi terlebih dahulu kebilangan biner 28 = 0102 58 = 1012 38 = 0112 78 = 1112 Dari bilangan biner dikonversi ke bilangan heksadesimal 01012 = 516 01012 = 516 11112 = F16 Maka bilangan oktal 25378 = 55F16
Contoh : B6A
B6A16 = 11 * 162 + 6 * 161 + 10 * 160 = 11 * 256 + 6 * 16 + 10 * 1 = 2816 + 96 + 10 = 292210 Tabel hubungan nilai heksadesimal diposisi tertentu dengan nilai desimal Hexa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D Posisi 4 Desimal 0 4096 8192 12288 16384 21480 24576 28672 32768 36864 40960 45056 49152 53248 Hexa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D Posisi 3 Desimal 0 256 512 768 1024 1280 1536 1792 2048 2304 2560 2816 3072 3728 Hexa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D Posisi 2 Desimal 0 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 288 Hexa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D Posisi 1 Desimal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
37
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech E F 57344 E 3584 E 61440 F 3840 F Contoh 17E16 = 256 + 112 + 14 = 38210 224 240 E F 14 15
Bila bilangan heksadesimal yang akan dikonversikan berupa pecahan : Contoh : 9B,05
dikonversikan ke desimal 9B,0516 = 9*161 + 11*160 + 0*16-1 + 5*16-1 = 9*16 + 11*1 + 0*0.625 + 5*0.004 = 144 + 11 + 0 + 0,02 = 155,0210
38
Absolute value nilai mutlak dari masing-masing digit bilangan. Position value penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak
posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya. 8598 =(8*1000) + (5*100) + (9*10) + (8*1).
Pecahan desimal nilai desimal yang mengandung nilai pecahan di belakang koma. 183,75 =(1*102=100)+(8*101 =80)+(3*100 =3)+(7*10-1=0.7)
+(5*10-2=0.05)
Integer desimal maupun pecahan desimal dapat ditulis kedalam bentuk eksponential. Setiap
nilai desimal yang bukan nol dapat ditulis dalam bentuk eksponential standar, yaitu ditulis dengan eksponent dan matissa. matissa eksponen 12,34 = 0,1234 * 10
2
2.BILANGAN HEKSADESIMAL Bilangan Heksadesimal menggunakan 16 simbol yang terdiri dari simbol 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, A, B, C, D, dan F. 2.1. OPERASI BILANGAN HEKSADESIMAL 2.1.1. PERTAMBAHAN BILANGAN HEKSADESIMAL langkah-langkah: b. c. d. Tambahkan masing-masing kolom secara desimal. Rubah dari hasil desimal ke heksadesimal Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil heksadesimal. Kalau hasil pertambahan tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit yang paling kiri merupakan carry of untuk pertambahan kolom selanjutnya. Pertambahan Heksadesimal dapat juga dilakukan dengan bantuan tabel sebagai berikut : 0 0 1 1 2 2 2 3 4 3 3 4 5 6 4 4 5 6 7 8 5 5 6 7 8 9 A 6 6 7 8 9 A B C 7 7 8 9 A B C D E 8 8 9 A B C D E F 10 9 9 A B C D E F 10 11 12 A A B C D E F 10 11 12 13 14 B B C D E F 10 11 12 13 14 15 16 C C D E F 10 11 12 13 14 15 16 17 18 D D E F 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1A E E F 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1A 1B 1C F F 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1A 1B 1C 1D 1E
e.
39
2.1.2.PENGURANGAN HEKSADESIMAL Pengurangan Heksadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal. Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan tabel pertambahan digit heksadesimal sebagai berikut : 12E1 627 CBA 1116 716 = A16 E16 216 116 = B16 1216 616 = C16 2.1.3.PERKALIAN HEKSADESIMAL Perkalian heksadesimal dapat dilakukan secara sama dengan perkalian desimal dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. b. c. Kalikan masing-masing kolom secara desimal. Rubah dari hasil desimal ke oktal. Tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil oktal. Kalau hasil perkalian tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil perkalian kolom selanjutnya. Contoh : Perkalian heksadesimal dapat juga dilakukan dengan bantuan tabel sebagai berikut : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 0 1 0 1 2 0 2 4 3 0 3 6 9 4 0 4 8 C 10 5 0 5 A F 14 19 6 0 6 C 12 18 1E 24 7 0 7 E 15 1C 23 2A 31 8 0 8 10 18 20 28 30 38 40 9 0 9 12 1B 24 2D 36 3F 48 A 0 A 14 1E 28 32 3C 46 50 B 0 B 16 21 2C 37 42 4D 58 C 0 C 18 24 30 3C 48 54 60 D 0 D 1A 27 34 41 4E 5B 68 E 0 E 1C 2A 38 46 54 62 70 F 0 F 1E 2D 3C 4B 5A 69 78
d.
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0
7 0
8 0
9 0
A 0
B 0
C 0
D 0
E 0
F 0
40
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech 9 A B C D E F 2.1.4.PEMBAGIAN HEKSADESIMAL Pembagian heksadesimal dapat dilakukan dengan cara pembagian desimal. VI.OPERASI TERHADAP SISTEM BILANGAN KHUSUS BINER DAN OKTAL 1.Operasi Sistem Bilangan Biner 1.1.Penjumlahan Bilangan Biner Penjumlahan bilangan biner dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 + Pada komputer operasi aritmatika yang dilakuakn di ALU, diselesaikan dengan switch elektronik. 51 5A 64 63 6E 79 6C 78 84 90 75 82 8F 9C A9 7E 8C 9 8 B6 C4 87 96 A5 B4 C3 D2 E1
Switch elektronik yang membentuk gerbang AND, OR dan NOT. Pertambahan dari dua digit biner dilakukan oleh elemen di ALU yang disebut Half-Adder yang
fungsinya adalah menambahkan dua buah digit biner dengan hasil pertambahan dan sebuah carry of. Hubungan dari half-adder yang ditulis dengan logika Aljabar boolean sebagai berikut : S = (X AND NOT Y) OR (NOT X AND Y) C = X AND Y Untuk : S Hasil pertambahan (SUM) 2 binary digit X dan Y C Carry of dari hasil pertambahan Tabel hubungan dari Half Adder bila digunakan binary digit 0 dan 1 INPUT X Y 0 0 0 1 1 0 1 1 OUTPUT S C 0 0 1 0 1 0 0 1
X 0 0 1 1
Y 0 1 0 1
S=(X AND NOT Y)OR(NOT X AND Y) S=(0 AND 1) OR (1 AND 0)= 0 S=(0 AND 0) OR (1 AND 1)= 1 S=(1 AND 1) OR (0 AND 0)= 1 S=(1 AND 0) OR (0 AND 1)= 0
C=X AND Y C=0 AND 0= 0 C=0 AND 1= 0 C=1 AND 0= 0 C=1 AND 1= 1
1.2.Pengurangan Biner 1 1 0 1 1 1 0 0 1 -
41
Arsitektur dan Organisasi Komputer STTI NIIT I-Tech 1.3.Perkalian Biner 1110 111 *
1.4.Pembagian Biner 2.OPERASI SISTEM BILANGAN OKTAL 2.1.PERTAMBAHAN OKTAL Pertambahan bilangan oktal dapat dilakukan secara sama dengan pertambahan pada bilangan desimal, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. b. c. Tambahkan masing-masing kolom secara desimal. Ubah hasil penjumlahan desimal tersebut ke dalam bentuk oktal. Tuliskan hasil dari digit yang paling kanan dari hasil oktal. Apabila hasil pertambahan pada tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit yang paling kiri merupakan carry of untuk pertambahan kolom selanjutnya. Contoh : Desimal 21 87 108 0 0 1 1 2 2 2 3 4 3 3 4 5 6 4 4 5 6 7 10 5 5 6 7 10 11 12 + Oktal 25 127 + 154 6 6 7 10 11 12 13 14 7 7 10 11 12 13 14 15 16
d.
Dengan menggunakan tabel tersebut pertambahan bilangan oktal 25 dengan 127 dapat dilakukan sebagai berikut : 25 127 + 14 4 1 + 154 2.2.PENGURANGAN OKTAL contoh pengurangan bilangan oktal : Desimal 108 87 21 Oktal 154 124 25 (5+7=14) (2+2=4) (0+1=1)
42
2.3.PERKALIAN OKTAL Seperti pada operasi aritmatik sistem bilangan sebelumnya, perkalian bilangan oktal juga dapat dilakukan dengan perkalian bilangan desimal, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. b. oktal. c. Tuliskan hasil konversi dimulai dari digit yang paling kanan. Kalau hasil perkalian tiap-tiap kolom terdiri dari 2 digit, maka digit yang berada pada posisi yang paling kiri merupakan carry of untuk kemudian ditambahkan pada hasil kolom selanjutnya. Contoh : Desimal 14 12 28 14 168 + 250 * Oktal 16 14 70 16 + * Kalikan masing-masing kolom secara desimal. Ubahlah hasil perkalian desimal tersebut ke dalam bentuk bilangan
d.
Perkalian oktal juga dilakukan dengan bantuan tabel perkalian digit oktal sebagai berikut 0 1 2 3 4 5 6 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 3 4 5 6 7 2 4 6 10 12 14 16 3 11 14 17 22 25 4 20 24 30 34 5 31 36 43 6 44 52 7 61 Dengan menggunakan tabel tersebut, perkalian bilangan oktal 16 dengan 14 dapat dilakukan sebagai berikut : 16 14 * 30 4 6 1 250 2.4.Pembagian Oktal contoh : 250 : 14 = 1, sisa 110 110 : 14 = 6, sisa 0 (4*6=30) (4*1=4) (1*6=6) + (1*6=6) nb : dengan basis 8
43