Professional Documents
Culture Documents
1.1
Latar Belakang Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama terpenting yang
menyerang tanaman palawija dan sayuran di Indonesia, meliputi : tembakau, kapas, kacang kedelai, kacang tanah, kubis, kentang, bawang merah, talas, dan lain-lain. Hama ini sering mengakibatkan penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyerang tanaman budidaya fase vegetatif dan fase generatif yang mengakibatkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang. Bila tidak segera diatasi, maka daun atau buah tanaman di areal pertanian akan habis (Samsudin, 2008). Serangan hama pengganggu tanaman yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para petani.
1.2
Tujuan Tujuan utama dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi
Perlindungan Tanaman I. Selain tujuan utama tersebut, adapun tujuan lain yaitu untuk mengetahui laju pertumbuhan larva dari ulat grayak (Spodoptera litura) yang dilihat dari faktor makanannya dan mengetahui perbandingan bobot larva sebelum dan sesudah diberi pakan (daun talas).
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Direktorat Perlindungan Kalshoven (1981), ulat grayak (Spodoptera litura) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insekta : Lepidoptera : Noctuidae : Amphipyrinae : Spodoptera : Spodoptera litura F Morfologi serangga ini menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (1994), instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2 mm sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu-bulu halus, kepala berwarna hitam dengan lebar 0,2 - 0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75 -10,00 mm, bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat, pada bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, dan pada toraks terdapat empat buah titik yang berbaris duadua. Larva instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig-zag berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat , kelima dan keenam agak sulit dibedakan. Untuk panjang tubuh instar keempat 13 - 20 mm, instar kelima 25 - 35 mm dan instar keenam 35 - 50 mm. Mulai instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau kekuningan atau hijau keunguan. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan. Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Imago berupa ngengat dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan ditemukan spot-spot berwarna hitam dengan strip-strip putih dan kuning. Sayap belakang biasanya berwarna putih. Perkembangan ulat grayak bersifat metamorfosis sempurna yang terdiri atas stadia telur, larva, pupa, imago (ngengat). Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan. Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran. Ulat tua bersembunyi di dalam tanah pada siang hari dan giat menyerang tanaman pada malam hari.
2
Stadium ulat terdiri atas 6 instar yang berlangsung selama 14 hari. Ulat instar I, II dan III, masing-masing berlangsung sekitar 2 hari. Ulat berkepompong di dalam tanah. Stadia kepompong dan ngengat, masing -masing berlangsung selama 8 dan 9 hari. Ngengat meletakkan telur pada umur 2 - 6 hari. Telur diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulubulu halus berwarna coklat-kemerahan. Produksi telur mencapai 3.000 butir per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rata-rata 200 butir per kelompok. Stadium telur berlangsung selama 3 hari. Ulat muda menyerang daun hingga tertinggal epidermis atas dan tulang-tulang daun saja. Ulat tua merusak pertulangan daun hingga tampak lubang-lubang bekas gigitan ulat pada daun. Ulat grayak mulai menyerang tanaman sejak stadium vegetatif awal. Populasi ulat ini kemudian tumbuh dan mencapai puncak pada tanaman berumur 38 hari. Populasi ulat meningkat lagi setelah tanaman berumur 73 hari. Ulat grayak bersifat kosmopolitan sehingga penyebarannya sangat luas. Sebaran populasi ulat grayak di Pulau Jawa beragam dari waktu ke waktu, tetapi selalu ditemukan pada sepanjang tahun. Keragaman ini disebabkan oleh daya migrasinya yang tinggi dan sifatnya yang polifag pada berbagai tanaman pangan, sayuran dan industri sehingga mampu bertahan hidup pada berbagai tanaman. Ulat grayak memiliki berbagai jenis musuh alami, tetapi yang penting dan banyak dijumpai di lapang, terdiri atas 4 jenis predator, yaitu semut api (Solenopsis geminate), kumbang (Paederus fuscipes), laba-laba (Lycosa pseudoannulata) dan Oxypes javanus.
1 larva Spodoptera litura Oven Timbangan Daun talas Label Plastik yang sudah dilubangi
Cara Kerja
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : Kamis (29 Maret 2012) - pukul 13.00
Data Pengamatan
Tanggal 2 April 2012 : setelah 48 jam di dalam oven (dikeringkan) Berat daun kering 0,0386 gr Berat feses 0,0002 gr Berat larva kering 0,0017 gr Perhitungan Bobot kering awal larva = 87,43% x berat awal larva = 87,43% x 0,0167 = 0,0146 gr Bobot kering awal daun = 24,26% x berat awal daun = 24,26% x 0,479 = 0,116 gr
= = 0,00815 gr
x 100 %
= = x 100 %
x 100 %
x 100 % x 100 %
x 100 %
x 100 %
BAB V KESIMPULAN
Berat larva awal lebih berat dari berat larva yang sudah didiamkan selama 24 jam. Pada percobaan lain, larva yang diberi pakan daun talas bobot larvanya lebih ringan
Artinya larva mengeluarkan banyak feses sehingga bobot tubuhnya lebih rendah. dari larva yang diberi pakan daun bawang. Artinya larva yang diberi pakan daun talas lebih banyak mengeluarkan feses dibandingkan dengan larva yang diberi pakan daun bawang.
Walaupun daun talas lebih banyak dimakan dibandingkan daun bawang, namun daya Berarti pakan yang dimakan oleh larva mempengaruhi laju pertumbuhan dan
cerna pakan daun bawang lebih tinggi dibandingkan daya cerna pakan daun talas. perkembangan larva. Walaupun daun talas yang lebih disukai oleh larva tersebut, namun daya cerna dari hasil pengamatan menunjukan bahwa daun bawang lebih banyak dicerna daripada daun talas.
DAFTAR PUSTAKA
Teknologi pengendalian ulat grayak. Februari 2011. (diakses pada tanggal 17 April 2012 dari http://muhammadarifindrprof.blogspot.com/2011/02/22-teknologi-pengendalian-ulatgrayak.html) Hama ulat grayak (Spodoptera litura). Januari 2010. (diakses pada tanggal 17 April 2012 dari http://globalgreenlifestyle.blogspot.com/2010/01/hama-ulat-grayak-spodoptera-litura-di.html) Spodoptera litura. (diakses pada tanggal 17 April 2012 dari http://wiki.bugwood.org/Spodoptera_litura) Ulat Grayak. (diakses pada tanggal 17 April 2012 dari http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-10642-Chapter1.pdf)