You are on page 1of 9

ETIKA PEMERINTAH ISLAMI

1. ISLAM SEBAGAI SUATU GENERAL SYSTEM Pemerintah bertugas untuk menjalankan system kenegaraan yang membawa penduduknya kearah kemakmuran hakiki yang diridhai Allah SWT. Negara bertugas menegakkan syariat, memudahkan orang menjalankan ibadah dan syariatnya dan mempromosikan, menyuburkan dan menegakkan akhlaq mulia. Melaksanakan amar makruf nahi munkar, menegakkan keadilan. Negara bertugas menegakkan hak-hak warga Negara, menjauhi larangan agama seperti riba, minuman dan makanan haram, berbahaya, pencurian, korupsi, monopoli yang merugikan, dan kezhaliman lainnya. Negara berkewajiban membentuk baitul mal, menjaga pasar berjalan secara adil, dan melakukan pendidikan dan pembinaan social, dan memanaj kekayaan masyarakat dan Negara secara benar dan bertanggung jawab. Negara berkewajiban melindungi warga Negara dan kaum dhuafa, fakir, miskin, untuk mendapatkan hak-hak ekonomi, hukum dan politik. Islam adalah system hidup yang berasal dari Allah SWT. System ini memiliki prinsip yang jelas yang didasarkan pada prinsip tauhid atau mengesakan Tuhan sebagai sumber segala nilai termasuk nilai etika yang menentukan baik dan buruk. Sebagai suatu system ada sub-sub system yang harus sesuai dan fit secara menyeluruh dengan system itu. Tidak mungkin satu system dicampur aduk dengan system yang lain. System Islam misalnya memiliki sub sub system yang mengacu pada prinsip dasar Islam, prinsip tauhid, prinsip iman, prinsip pertanggung jawaban, keberadaan akhirat dan sebagainya. Suatu system yang memiliki prinsip yang berbeda tidak akan mungkin secara fit cocok dengan system lain yang memiliki perbedaan. Kondisi Islam yang morat-marit dan lemah salah satu factor penyebabnya adalah karena system Islam, system nilainya tidak diterapkan secara menyeliruh dan komprehensif. Yang terjadi di dunia muslim system Islam hanya dalam tataran normative dan yang berlaku adlah system sekuler atau system kapitalisme. Dibawah ini terdapat identifikasi berbagai prinsip etika memerintah dalam kehidupan berekonomi, sebagai berikut:

A. Etika Politik Dalam masyarakat yang dipimpin oleh system kehidupan sekuler seperti saat ini maka motif politik umumnya adalah untuk menguasai pemerintahan sehingga bisa membawa masyarakat kearah yang dikehendaki oleh rezim, mazhab atau filoshofi partai politik yang menjadi kendaraannya. Proses politik yang dikehendaki dan di anggap baik adalah proses politik dengan system demokrasi. Pemerintahan adalah salah satu elemen kegiatan dalam politik. Ini berarti politik bahwa kalau ingin menerapkan pemerintahan islami, maka mau tak mau harus menerapkan sisitem politik yang Islami. Menurut Budiarjo (1972) menyatakan bahwa ilmu politik adalah menyangkut berbagai kegiatan yang menyangkut proses menentukan tujuan, proses pengambilan keputusan tentang berbagai hal termasuk tujuan dan prioritas, menentukan kebijaksanaan, kekuasaan, kewenangan, pengaturan distribusi dan alokasi sumber yang ada. Tentu dalam melaksanakan semua kegiatan itu memerlukan aturan dan etika pemerintahan agar nilainilai yang dianut masyarakat dan kepentingan social dapat terjaga. Pemerintah merupakan salah satu unsur penting dari suatu negari selain wilayah, penduduk, dan kedaulatan. Tujuan akhir suatu Negara biasanya menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya, yang mana dalam fungsinya pemerintah menjamin ketertiban dan keteraturan, mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, menjamin keamanan, menegakkan keadilan dalam masyarakat. Untuk melaksanakan suatu fungsi yang diberlakukan dalam sistem politik yang mengatur aspek kekeuasaan, kepentingan, kebijakan dan budaya politk. Maka semua system politik memiliki nilai yang harus dipertahankan dan dihargai, yang mana Henry B Mayo menyebutkan beberapa nilai sebagai berikut: a) b) c) d) e) Perselisihan diselesaikan secara damai Perubahan dijalankan secara damai dan mulus Melakukan pergantian pemimpin nasional secara teratur Membatasi penggunaan kekerasan pada titik yang palling minimum Menjamin tegaknya nilai nilai keadilan.

Dari berbagai nilai itu tampak bahwa sebenarnya proses pelaksanaan manajemen kenegaraan yang dilakukan pemerintah memiliki nilai dan etika. Islam memiliki nilai dan etika sendiri yang diturunkan oleh Allah SWT sedangkan yang lain memiliki nilai dan etika sendiri berdasarkan rasionlitas atau sekuler. B. Etika Pemerintah

Dalam Islam pemerintah berfungsi sebagai wakil Allah dalam menegakkan syariat Nya dan bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang bahagia. Dalam Islam kalau kita mengutip surat Al quraish disebutkan bahwa Tuhan menjamin dua hal yaitu menjamin manusia dari rasa dan menjamin manusia dari rasa takut. Ini berarti dalam etika pemerintah harus bisa menjamin hak-hak ekonomi dan politik warganya. Sehingga rakyat terbebas dari rasa lapar dan rasa takut yang berarti hak-hak ekonomi dan politiknya harus dapat dijamin oleh pemerintah. C. Etika Ekonomi Dalam Islam hak dasar ekonomi terutama untuk memenuhi kebutuhan atau standart of living adalah hak setiap orang tanpa memikirkan apakah seseorang memiliki kekayaan untuk memenuhinya atau tidak. Konsep ini sebenarnya sudah dilaksanakan di beberapa Negara maju kendatipun dananya diambil dari pajak yang dikutip dari para pekerja. Dalam islam tidak ada perbedaan antara satu aspek dengan aspek lain semua menyatu dalam satu general system. System ekonomi tidak berbeda dengan system politik dan social keduanya memiliki sumber aturan, filosofi dari sumber yang satu yaitu Allah SWT yang sudah dituangkan dalam Al quran dan Hadist. Etika ekonomi juga sudah tertuang dalam setiap ajaran moral, etika, muamalat dalam Islam. Misalnya setiap tindakan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari tauhid, akhlak dan ibadah. Sehingga dengan membahas tauhid ibadah, akhlak sebenarnya kita sudah membahas etika ekonomi. Seorang muslim dalam setiap prilaku ekonominya akan selalu bertindak dengan menjadikan syariat Islam sebagai filter dan ukuran dalam menetukan boleh dan tidaknya dilakukan. Disinilah kita lihat bahwa Islam adalah suatu generasi system, ekonomi sub system dan tidak bias lepas dari sub sub system lain seperti ibadah, politik dan sebagainya. Karena dasar semua tindakan adalah keimanan terhadap akidah ini maka mau tidak mau dalam Islam aspek pendidikan akidah, keimanan merupakan hal yang sangat penting.

2.

KONSEP IBNU KHALDUN TENTANG MODEL DINAMIK Dalam bukunya Muqaddimah Ibnu Khaldun mengemukakan delapan prinsip pemerintahan yang baik sebagai berikut: a) Kekuatan suatu pemerintahan (Al-mulk) tidak riel tanpa pengamalan syariah. b) Syariah tidak akan dapat diterapkan dengan kedaulatan atau kekuasaan (Al-mulk) c) Kekuasaan tidak akan diperoleh tanpa dari rakyat (Ar-rijal) d) Rakyat tidak akan patuh tanpa ada kekayaan (Al-mal) e) Kekayaan tidak akan diperoleh tanpa adanya pembangunan (Al-imarah) f) Pembangunan tidak akan bisa dilaksanakan dengan langgeng tanpa adanya keadilan (Aladl) g) Keadilan akan menjadi criteria yang akan dinilai (Al-mizan) oleh Tuhan h) Pemerintah dibebani tanggungjawab untuk melaksanakan keadilan. Dari konsep Ibnu Khaldun ini tentu kita lihat bahwa dalam dinamika proses pemerintahan tersebut akan lahir etika pemerintah yang sesuai dengan syariah, pelaksanaan kegiatan ekonomi dan bisnis yang sesuai dengan syariah, dilaksankan oleh semua orang dan ditegakkan oleh pemerintah dalam semua aspek kehidupan. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara akhlak dan kegiatan lainnya. Akhlak, peraturan, syariah menyatu dalam system nilai Islami yang diatur dalam syariah. Proses pemerintahan yang demikian melahirkan masyarakat yang terus berubah secara dinamik bukan statik menuju proses pencapaian tujuan hidup hakiki yaitu untuk mecapai kebahagiaan dunia dan akhirat bukan saja individu tetapi juga social, bukan saja level dunia tetapi juga akhirat.

3.

KONSEP QARDHAWI TENTANG MANAJEMEN MAKRO EKONOMI Yusuf Qardhawi (2001) mengemukakan beberapa konsep penting dalam nilai dan etika ekonomi. Dalam menjelaskan nilai dan etika ekonomi beliau mengemukakan lima isu penting, yaitu sebagai berikut: A. Ketentuan Allah tentang kekayaan alam Dalam Islam kekayaan alam di anggap sebagai ciptaan dan milik Allah SWT dan diberikan kepada manusia secara Cuma-Cuma dengan persyaratan untuk dimanfaatkan sesuai tujuannya dan dengan mengikuti aturan yang ditetapkanNya. Manusia adalah pemegang amanah, khalifaullah atau pengganti Allah dibumi untuk mengelolanya demi

untuk kepentingan kemakmuran manusia dunia dan akhirat. Kekayaan itu brupa system kosmos, galaksi, bima skati, matahari, planet,bumi, bulan dan satelitnya. Sungguh luar biasa dan tidak dapat dihitung. Bumi sebagai tempat kehidupan manusia disiapkan untuk menjadi tempat kehidupan manusia yang diisi dengan berbagai sumber kekayaan seperti fauna, flora, barang tambang, dan sebagainya. Untuk memanfaatkan sumber alam ini maka harus digali dengan ilmu dan amal. B. Sumber daya Insani (Labor, Kerja) merupakan factor produksi yang penting Kita mengenal paling tidak 4 jenis factor produksi yaitu : sumber alam, modal, tenaga manusia, teknologi. Dimata Yusuf Qardhawi (2001) dari ke 4 faktor produksi ini 2 faktor yang paling utama yaitu alam dan manusia. Modal dan sistem menurut beliau berasal dari hasil kerja manusia bukan terpisah. Modal adalah hasil kerja yang disimpan. Jika kedua ini dibandingkan maka factor produksi yang paling utama adalah Sumber Daya Insani atau Labor. Kegiatan produksi sudah dimulai sejak Adam turun ke bumi. Tuhan juga menetapkan bahwa rezeki manusia dijamin dan manusia diminta untuk bekerja dan semua aktivitas bekerja atau kegiatan produksi dinilai ibadah bahkan jihad. Islam sangat membenci orang yang malas atau menganggur atau mereka yang mengemis. C. Kegiatan dan tujuan produksi Dalam kegiatan produksi Islam dapat dikatakan tidak menekankan pada cara dan metode produksi tetapi juga tujuan, nilai dan aturan berproduksi. Kegiatan produksi hanya dilakukan untuk memproduksikan yang tidak dilarang agama dan yang memproduksikan barang untuk melakukan kegiatan yang di wajibkan dan di anjurkan syariat. Tidak dibenarkan memproduksi apapun yang kira merusak akidah, ibadah, akhlak dan ketakwaan. D. Memelihara Sumber Daya Alam Semua sumber daya alam ini dimaksudkan untuk diberikan kepada manusia untuk kehidupannya. Ini adalah amanah dari Allah kepada Khalifatu fil ardhi selaku pemegang amanah. Sumber daya alam masih tetap milik Allah dan harus tetap digunakan dipakai untuk kepentingan yang diridhai oleh Allah SWT. Pemakaian sumber daya alam sesuai ketentuan Allah merupakan bagian dari bukti kesyukuran yang di anjurkan Allah dan akan diberikan rewardnya berupa penambahan rezeki jika makhluk mensyukurinya. Sumber daya alam harus dipelihara dan tidak dibenarkan dirusak,

dihancurkan, diganggu atau diturunkan kualitasnya. Sumber daya alam merupakan asset yang paling berharga bagi manusia karena disamping disana ada rizki, ada binatang, ada keindahan, obat-obatan serta disana ada sumber yang memberikan kehidupan kepada manusia. Beberapa kegiatan yang dianjurkan dalam kaitan sumber daya alam ini adalah tidak boleh menyia-nyia kan lingkungan dan hasilnya. Tidak dibenarkan melakukan pembunuhan atas binatang yang ada secara sia-sia, memotong kayu dan pohon tanpa maksud yang dibenarkan syariat. Manusia harus juga menjaga agar penghuni alam, binatang jangan sampai terkena penyakit yang mematikan dan tidak menyembelih binatang perahan, harus memanfaatkan kulit binatang yang baru mati, menghidupkan lahan yang sia-sia atau mati. E. Tujuan produksi Qardhawi secara tegas menyatakan bahwa tujuan kegiatan produksi adalah untuk mencukupi kebutuhan barang dan jasa individu, keluarga dan social. Secara spesifik kegiatan produksi untuk kepentingan pribadi untuk merealisasi kebutuhannya sedangkan untuk kepentingan masyarakat untuk kemandirian ummat. Untuk mengukur kecukupan tersebut Qardhawi (2001) membagi tingkatan kemakmuran manusia, sebagai berikut: a) Dharurat yaitu kondisi dimana manusia hidup dibawah standart kecukupan, b) Pas - pasan keadaan dimana dia hidup pas-pasan tidak lebih dan tidak kurang, c) Terpenuhi kebutuhan secukupnya, keadaan diatas pas-pasan dan mampu memenuhi kebutuhannya secara sempurna tidak hanya kebutuhan standart. Sedangkan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi menurut Qardhawi ada enam kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk kebuatuhan rakyatnya, yaitu: a) Makanan yang cukup b) Air yang cukup untuk kebutuhan mausia baik untuk ibadah, kebersihan dan kebutuhan hidup lainnya, c) Pakaian untuk meneutupi aurat dan perlindungan, d) Tempat tinggal yang sehat e) Kebutuhan berjaga jaga dan rencana masa depan, f) Kebutuhan untuk mencari ilmu yang wajib dipelajari g) Biaya perobatan dan kesehatan h) Biaya perjalanan haji

Kondisi inilah yang wajib disediaan oleh pemerintah Islam kepada rakyatnya tanpa membedakan agama, suku, dan kepercayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan S. 2008. Etika Bisnis Dalam Prespektif Islam. Jakarta: Putaka Quantum Choir. 2011. Etika Pemerintah Dalam Ekonomi Islam, (Online), (http://zonaekis.com/search/etika-pemerintah-dalam-ekonomi-islam). Gamal, Merza. 2011. Peran Negara Menciptakan Keadilan Bagi Masyarakat, (Online), Seri Catatan Sosial Ekonomi Islami:04, (http://mei-azzahra.com/2010/04/14/seri-catatan-sosialekonomi-islami-04/)

KESIMPULAN
Demikianlah mulianya konsep etika pemerintahan dalam islam, bila di dalam kehidupan saat ini memerintah adalah bagian dari bisnis dan objek tujuan setiap orang dalam Islam justru memerintah kalau bias dihindari karena tugas itu sungguh berat, tanggung jawabnya sungguh sangat berat apalagi kita tidak mampu memberikan pertanggungjawaban amanah itu kepada masyarakat apalagi kepada Allah SWT. Dalam tradisi sahabat justru mereka selalu menghindar dari jabatan dan kalaupun diterima bagi mereka itu berat dan hanya karena dan untuk Allah SWT sehingga mereka selalu mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Bukan sebaliknya seperti saat ini mengucapkan syukur Alhamdulillah dan sujud syukur.

You might also like