You are on page 1of 19

Demokrasi Era Reformasi

Kelompok 1

Anggota Kelompok 1
Kharisma Safitri Rafika Norma F. Rifda Latifa Rita Dekik Ayuhapsari Swandika Ayumarta L. Yanuarta Sulistiyawati Yuni Ariska Wulandari Fransiskus Yoga Esa M. Fauzi Dharmawan Rizki Ahmad Arfri Tsuga Achmad Wisanggeni ( 02 ) ( 06 ) ( 08 ) ( 09 ) ( 14 ) ( 17 ) ( 18 ) ( 22 ) ( 24 ) ( 28 ) ( 29 )

Demokrasi Era Transisi


Lahir setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri sejak 21 Mei 1998 Digantikan oleh Wakil Presiden Prof.Dr.BJ.Habibie Pada masa transisi (pergantian) ini terjadi banyak sekali pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan negara demokratis Antara tahun 1998 sampai tahun 1999 dianggap tahun yang penuh dengan gejolak dan kerusuhan. Beberapa kasus kerusuhan tersebut, antara lain Kerusuhan di Aceh, Kerusuhan dan pertentangan di wilayah Timor Leste, Konflik di Ambon dan Maluku Era transisi ini berakhir dan munculnya kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada sidang MPR bulan Oktober 1999. Sejak saat itu Indonesia memasuki masa reformasi

Pemilu Pada Awal Era Reformasi


Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999 yang diikuti oleh 48 partai politik, dimenangkan oleh PDI-P, Golkar, PPP, PKB, PAN, dan PBB. Dalam sidang umum MPR RI bulan Oktober 1999, terpilih ketua MPR RI periode 1999-2004 yaitu Ir. Akbar Tanjung. Pada 20 Oktober 1999, diadakan pemilihan presiden RI yang calonnya adalah K.H. Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Pemilihan dilakukan dengan cara voting dan hasilnya : - K.H. Abdurrahman Wahid memperoleh 373 suara - Megawati Soekarnoputri memperoleh 313 suara. Dengan demikian, presiden yang terpilih adalah K.H.Abdurrahman Wahid.

Pada 21 Oktober 1999, diselenggarakan pemilihan wakil presiden RI. Calonnya adalah Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz. Pemilihan juga dilakukan dengan voting. Hasilnya, Megawati Soekarnoputri memperoleh 396 suara. Hamzah Haz memperoleh 282 suara Dengan demikian, wakil presiden RI periode 1999-2004 ialah Megawati Soekarnoputri. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, kedudukan Abdurrahman Wahid beralih kepada Megawati Soekarnoputi dengan wakilnya Hamzah Haz karena adanya ketidakpuasan rakyat selama pemerintahan yang dipimpin olehKH Abdurrahman Wahid.

Pemilu 2004
Pertama kali pemilu langsung oleh rakyat Pemilu diikuti oleh 24 partai politik Pemilu dilakukan dalam tiga tahap Pertama, pada 5 April 2004 dilaksanakan pemilihan anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kota/kabupaten, dan DPD. Kedua, pada 5 Juli 2004 dilaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden tahap pertama. Ketiga, pada 20 September 2004 pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua. Hasil pemilihan tersebut menempatkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2004-2009.

Pemilu 2009
Kemudian dilakukan pemilu tahun 2009 dengan sistem yang sama, yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung yang akhirnya terpilih pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2009-2014.

Kabinet pada Era Reformasi


Kabinet adalah suatu badan yang terdiri dari pejabat pemerintah senior/level tinggi, biasanya mewakili cabang eksekutif.

1. Kabinet Reformasi Pembangunan adalah kabinet pemerintahan Presiden RI ketiga BJ Habibie (19981999). Kabinet ini terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen, sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung.

2. Kabinet Persatuan Nasional : kabinet pemerintahan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (1999-2001). Kabinet ini terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen, sejumlah menteri negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung. Susunan kabinet awal ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 355/M Tahun 1999, tertanggal 26 Oktober 1999, tentang Pembentukan Kabinet periode tahun 1999-2004, ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid

3. Kabinet Gotong Royong adalah kabinet pemerintahan Presiden RI kelima Megawati Sukarnoputri (2001-2004). Kabinet ini dilantik pada tahun 2001 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2004. Terdiri dari : Menteri koordinator, Menteri departemen, Menteri Negara, dan pejabat setingkat menteri.

3. Kabinet Indonesia Bersatu : kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.

4. Kabinet Indonesia Bersatu II adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim suksesi pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional.

No

Nama Kabinet

Awal masa kerja 21 Mei 1998 26 Oktober 1999 9 Agustus 2001

Akhir masa kerja 26 Oktober 1999 9 Agustus 2001 21 Oktober 2004 22 Oktober 2009 2014

Pimpinan Kabinet B.J Habibi

Jabatan

Jumlah personil 37 orang

Reformasi Pembangunan Persatuan Nasional Gotong royong

presiden

Abdurrahm an Wahid Megawati Soekarno putri Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono

presiden

36 orang

presiden

33 orang

Indonesia Bersatu I

21 Oktober 2004 22 Oktober 2009

presiden

37 orang

Indonesia Bersatu II

presiden

38 orang

Konstitusi pada Era Reformasi


Konstitusi pada Era ini adalah UUD 1945 Masa reformasi ditandai dengan adanya keterbukaan dan transparasi di segala bidang. Untuk menyelaraskan perkembangan zaman yang semakin kompleks maka kostitusipun harus diadakan perubahan. Akhirnya, UUD 1945 mengalami amandemen/perubahan pada beberapa pasalnya. Hingga tanggal 10 Agustus 2002, UUD 1945 telah empat kali diamandemen oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Perubahan UUD 1945 dilakukan pada :


1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD 1945 Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999; : pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal 2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD 1945 Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000; Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24 pasal

3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD 1945 Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001; Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19 pasal

4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD 1945 Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002 Pada amandemen IV ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17 pasal

Dengan diberlakukannya amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali maka berdasarkan pasal 2 Aturan Tambahan, UUD bangsa Indonesia adalah naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasalnya. Akhirnya, sistematika UUD 1945 setelah diamandemen adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea 2. Batang tubuhUUD 1945 terdiri atas 20 Bab, 37 pasal , 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan 3. Penjelasan UUD 1945

Di masa reformasi ini, kebebasan masyarakat dalam menggunakan haknya lebih terbuka dan meluas. Pengawasan terhadap pemerintah semakin dalam dilakukan oleh masyarakat. Demokrasi ini tidak hanya menjadi identitas tetapi diupayakan untuk diaplikasikan secara total, masyarakat lebih kritis dan terbuka.

Demokrasi yang digunakan berdasarkan hukum dasar sama dengan realitanya sama yakni dibagi menjadi dua:
1. Sebelum diamandemen : demokrasi pancasila, demokrasi presidentil, dan demokrasi tidak langsung. 2. Setelah diamandemen : demokrasi pancasila, demokrasi presidentil, dan demokrasi langsung.

Terima kasih :)

You might also like