Professional Documents
Culture Documents
Author
Abstract
Paper ini disusun dengan maksud memberikan gambaran tentang analisis estimasi biaya
pada proyek pengembangan perangkat lunak. Metode yang disajikan adalah metode analisis.
Analisis dilakukan dengan menjelaskan dan menganalisis informasi proyek perangkat lunak yang
telah didapat, mencakup estimasi biaya. Metode ini menggunakan fungsi analisis poin. Estimasi
biaya dimaksudkan agar kebutuhan sumber daya dapat diorganisir sehingga mengoptimalkan
penyelesaian sebuah proyek. Estimasi biaya ini merupakan rangkuman dari Project Cost
Management (PCM) yang aktifitasnya meliputi cost estimating, cos budgeting, cost control. Tiga
hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan model pembiayaan yang tepat dalam pengembangan
perangkat lunak.
Kata kunci:
Estimasi, Usaha, Fungsi analisis poin, Analisis proyek perangkat lunak , model pembiayaan.
1. PENDAHULUAN
Dalam proyek fisik seperti pembangunan jalan atau yang lainnya, estimasi
biaya dapat dilakukan dengan lebih nyata karena semua komponen proyek dapat
diestimasi dengan perkiraan secara fisik. Dalam proyek software estimasi biaya
mempunyai kesulitan tersendiri karena karakteristik-karakteristik software yang lain
dengan proyek fisik. Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi dalam estimasi proyek
software sangat berkaitan dengan sifat alami software khususnya kompleksitas dan
invisibilitas. Selain itu pengembangan software merupakan kegiatan yang lebih
banyak dilakukan secara intensif oleh manusia sehingga tidak dapat diperlakukan
secara mekanis murni. Selain kesulitan di atas masih banyak lagi yang lainnya, antara
lain :
Estimasi biaya dan usaha proyek merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber
daya dalam mencapai tujuan dan sasaran dari proyek, sehingga proyek dapat berjalan
sesuai dengan tahapan dan target yang dikehendaki. Dalam usaha estimasi sering
menghadapi dua permasalahan yaitu over-estimates dan underestimates. Over-
estimates atau estimasi berlebihan akan menimbulkan penambahan alokasi
sumberdaya dari yang dibutuhkan sehingga akan meningkatkan penanganan
managerial. Sedangkan estimasi yang kurang atau underestimates akan mengurangi
kualitas dari produk karena tidak sesuai dengan standar. Untuk itu perlu dilakukan
langkah yang hati hati dalam melakukan estimasi suatu proyek software sehingga
dapat dicapai keberhasilan proyek yaitu tepat waktu, sesuai budget dan terpenuhinya
standar kualitas produk.
Barry Boehm, telah mengidentifikasi beberapa metode estimasi biaya dan usaha
proyek pengembangan software sebagai berikut : Model algoritmik, Analogi,
Pendapat pakar, Parkinson, Top-down, dan Bottom-up. Estimasi parametric
berdasarkan karakteristikkarakteristik dari software ukuran proyek software yaitu
function point dan object point serta KLOC (Kilo line of Code). Metode estimasi
parametric yang sering digunakan saat ini adalah dengan mengunakan metode
COCOMO yang tidak sesuai jika diterapkan untuk estimasi proyek software di
Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan metode tersebut
yang disesuaikan dengan data-data dan informasi pengembangan software dalam
negri, sehingga diharapkan dapat diperoleh parameter yang mempunyai tingkat
validitas estimasi yanglebih tinggi.
2. Analisis
Metrik proyek digunakan oleh manajer proyek dan tim pengembang untuk
dapat beradaptasi dengan alur kerja dan aktifitas-aktivitas yang bersifat teknis. Metrik
proyek ini pertama kali digunakan pada saat perencanaan proyek. Metrik-metrik
yang dikumpulkan dari proyek-proyek di masa lalu digunakan sebagai acuan untuk
melakukan estimasi pada proyek yang sedang dikerjakan. Manajer proyek
menggunakan data-data tersebut untuk melakukan pengawasan dan kendali proyek.
Metrik beorientasi ukuran diperoleh dengan cara melakukan normalisasi
ukuran kualitas dan produktivitas dengan menghitung ukuran dari perangkat lunak
yang dibuat. Ukuran yang biasanya dijadikan sebagai acuan normalisasi adalah LOC
(lines of code) adan Function points. Metrik berorientasi ukuran tidak dapat diterima
secara universal sebagai cara terbaik untuk mengukur proses rekayasa perangkat
lunak [Jones, 1986]. Alasan yang dikemukakan adalah kadang-kadang fungsionalitas
program dapat dicapai dengan baris program yang lebih sedikit. Selain itu, untuk
melakukan estimasi LOC dan function point harus digunakan analisis desain tingkat
tinggi.
Ukuran merupakan factor utama untuk menentukan biaya, penjadwalan, dan
usaha. Kegagalan dari perkiraan ukuran yang tepat akan mengakibatkan penggunaan
biaya yang berlebih atau keterlambatan penyelesaian proyek. Estimasi ukuran
software merupakan suatu aktifitas yang komplek dan sukar berdasarkan pada
beberapa alas an seperti kemampuan programmer, factor lingkungan dan sebagainya.
Tetapi karena tindakan ini harusdilakukan dan untuk mendapatkannya dengan
mengukur ukuran proyek menggunakan ukuran dua buah acuan normalisasi tersebut.
2.1.1 Ukuran jumlah baris program (SLOC)
SLOC merupakan ukuran yang kurang akurat dan merupakan sebuah topik
yang menimbulkan perdebatan selama bertahuntahun, dipandang sebagai sebuah
ukuran untuk mengestimasi biaya dan waktu, tidak dapat dipastikan bahwa dua
program yang mempunyai SLOC sama akan membutuhkan waktu implementasi yang
sama walaupun keduanya diimplemenatsikan dengan kondisi pemrograman yang
standard. Meskipun metode ini kurang akurat dan merupakan metodologi yang belum
diterima secara luas, tetapi metrik dengan orientasi ukuran ini merupakan kunci
pengukuran dan banyak estimasi software yang menggunakan model ini.
Point-point yang sangat penting dalam cost estimating input ini, yaitu :
Point-point yang sangat penting dalam cost estimating input ini, yaitu :
yang sangat
o i n t - p o i n t p e n t i n g d a l a m c o s t e s t i m a t i n g i n p u t i n i , y a i t u :
P
4. PENUTUP
Dari hasil analisa sebelumnya dalam proyek pengembangan software dapat disimpulkan hal
hal sebagai berikut:
1. Proyek software hasil observasi mempunyai tingkat komplesitas yang relatif tinggi
serta
2. menggunakan ukuran metrik function point yang cenderung besar dibandingkan
dengan biaya yang dialokasikan.
3. Proyek software hasil observasi menggunakan dana atau biaya penyelesaian proyek
yang relatif kecil atau cenderung kecil jika dibandingkan dengan besaran ukuran
software yang dikembangkan, hal ini menunjukan bahwa software house hasil
observasi belum mengestimasi biaya pengembangan software secara real sesuai
ukuran software.
4. Model estimasi biaya pengembangan software yang diperoleh dari hasil observasi
mempunyai bentuk model eksponensial
5. Sistem estimasi biaya proyek dapat digunakan bagi para pengembang software
(software developer), manajer proyek, dan staf IT lainnya.
6. Estimasi biaya meliputi tiga tahapan umum cost estimating input, cost
estimating tools and techniques, dan cost estimating outputs. Di dalam tiap
bagian mempunyai subbagian lagi yang mencerminkan proyek sejak
perencanaan sampai dengan eveluasi akhir.
5. DAFTAR PUSTAKA