You are on page 1of 50

OBAT

Adalah Bahan atau produk bahan yang dipakai untuk mencegah, mendiagnosis, meringankan atau menyembuhkan suatu kondisi patologik atau mempengaruhi mekanisme patologik demi keuntungan penderita OBAT Dalam Melalui Mulut Kerongkongan/oseofagus sel tubuh Luar Tidak melalui mulut, ex : Obat kumur

OBAT BAKU
Adalah bahan obat berupa substansi yang Memenuhi syarat yang ditentukan oleh farmakope Indonesia atau buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah. Contohnya : Acetaminophen (Puyer) Alkohol (Cair) Vaselin Album (Lunak), Faselin Flavvum Sera Alba

OBAT JADI obat tunggal ataupun campuran dalam sediaan tertentu. contohnya : Serbuk, Kapssul, Tablet, Salep, Suppositoria Obat jadi berupa suatu komposisi yang sudah standart dapat disebut PREPARAT STANDART

OBAT PATEN Adalah berupa obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si Pembuat (pabrik) atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik pembuatnya. Contohnya: Amoksan, Kapsul, Erysanbe Cheweble Flamar Enteric Coated, Profenide 10

OBAT ASLI

Adalah obat didapat langsung dari bahan alamiah (Indonesia) terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. Contoh : Cabe Puyang, Galian Singset

OBAT GENERIK Adalah obat dengan nama resmi sesuai yang tercantum dalam Formakope Indonesia untuk zat yang berkhasiat. OBAT ESSENTIAL Adalah obat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terbanyak yang memenuhi syarat CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik)
OBAT BARU Obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat sebagai yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat (a.l. Zat Pengisi, Pelarut, Vehiculum), atau Komponen lain yang belum dikenal sehingga belum diketahui khasiatnya

Obat Bebas Obat bebas merupakan obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko biasa. Obat bebas pada wadahnya atau kemasannya diberi tanda khusus berupa Lingkaran dengan diameter tertentu, warna lingkarannya hijau dengan garis tepi warna

Logo Obat Bebas

Obat Bebas Terbatas


Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/W83 tentang kriteria Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran warna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Kode huruf pada nomor registrasi obat bebas terbatas di Indonesia adalah DTL.
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat terdaftar yang memiliki ijin, penyerahannya harus dengan kemasan asli beserta suatu tanda peringatan khusus

oLogo Obat Bebas Terbatas Obat Bebas Terbatas

Tanda Peringatan Khusus


Tanda peringatan tersebut berwarna hitam berukuran panjang 5 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :
Peringatan No. 1 Awas ! Obat Keras Bacalah Aturan Memakainya Peringatan No. 2 Awas ! Obat Keras Hanya untuk dikumur Jangan ditelan

Peringatan No. 3 Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan

Peringatan No. 4 Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar

Peringatan No. 5 Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan

Peringatan No. 6 Awas ! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan

Contoh Obat Bebas Terbatas


ATURAN P.1 Diphenhydramin (bentuk larutan/syrup dan garam-garamnya Obat Batuk # > dan 3 mg/ml sebagai basanya dalam kemasan # > dari 120 ml Dextromethorphan # >16 mg/ tablet # > 10 mg/ml 1% Sirup ATURAN P.2 Kal II Chloras dalam larutan

Contoh Obat Bebas Terbatas


ATURAN P.3 Lidocain dan garam-garamnya # > dari 6% b/b sebagai basanya obat luar Serbuk tabUr yang mengandung paraformaldehyd Air Burowl ATURAN P.4 Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang rnengandung Scopolamin

Contoh Obat Bebas Terbatas


ATURAN P.5 Amonia10% < Liquor Kresoli Saponatus (Lysol. dsb) Hipoclorit dan Larutan - larutannya ATURAN P.6 Suppositoria untuk Wasir

Obat Tradisional
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I, pasal 1, menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman

Obat Bahan Alam Indonesia Jamu (contoh: Laxing , Keji Beling, ProUric, dan lainlain, kode huruf pada nomor registrasi adalah TR)

Logo Jamu

Obat Herbal Terstandar (contoh: Lelap, Vermint Forte, Diapet (kapsul), Kiranti Datang Bulan (sediaan cair), dan lain-lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah TR)

Logo Obat Herbal Terstandar

Fitofarmaka
UU No. 760/tahun 1992 Adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan Galenika yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku (contoh: Cursil 70, Stimuno, Rheumakur, dan lain-lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah FF)

Logo Fitofarmaka

PENGGOLONGAN OBAT Berdasarkan Undang-Undang Obat dapat digolongkan Golongan NARKOTIKA atau BIUS Dahulu disebut daftar O (Verdovende Middelen) Digolongkan berdasarkan Tingkat Ketergantungan

NARKOTIKA Adalah zat / obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan

NARKOTIKA GOLONGAN I Hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi tertinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Opium mentah / masak, tanaman Ganja, tanaman Papaver Somniferum L(menyebabkan ketergantungan tertinggi). NARKOTIKA GOLONGAN II Berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin dan Garam-garamnya, Petidin. NARKOTIKA GOLONGAN III Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan Ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein, Asetildehidrokodein, Doveri.

PSIKOTROPIKA Adalah zat/obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh SSP yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Obat Psikotropik dibagi menjadi : Berdasarkan tingkat ketergantungan syndromnya PSIKOTROPIKA GOLONGAN 1 Psikotropik yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi AMAT KUAT mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : MDMA, Meskalin, Psilosina, dll
PSIKOTROPIKA GOLONGAN 2 psikotropik yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi KUAT mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amfetamin, Metakualon, Fenobarbital, dll

PSIKOTROPIKA GOLONGAN 3 Psikotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potenai SEDANG mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Siklobalbital, Flunitrazepam, dll PSIKOTROPIKA GOLONGAN 4 Pslkotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi RINGAN mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Nitrazepam, Bromazepam, Aprazolam, dll

OBAT KERAS
Adalah obat keras yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan pada kemasannya terdapat tanda bulatan dengan garis lingkar dan huruf K warna hitam dasar warna merah Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat bewarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf k yang menyentuh garis tepi

Logo Obat Keras

OBAT WAJIB APOTIK (OWA) Adalah obat-obatan dari golongan obat keras yang dapat diperoleh pasien langsung di apotik tanpa harus menggunakan resep dokter.

KEP.MEN.KES th 1990 tentang OWA I (tambahan) mengenal kelompok farmakoterapi yang mempengaruhi kerja sistem dan organ tubuh yaitu : 1. Obat Kontrasepsi Oral: Linosterol 2. Obat Saluran Cema : - Antasid + Sedatif Contoh : Sanmag Tablet - Antispasmodik contoh : Papaveri - Antispasmodik + Analgetik : Contoh Pramiverin Metamizol - Antimual Contoh : Metokloramid HCI - Laksansia Contoh : Bisakodil Supp

Obat mulut dan tenggorokan, contoh : Hexetidrin, 4. Obat saluran napas meliputi : - Obat Asrna: Aminofillin supp,Salbutamol - Sokretolitik Mukolitik : Bromheksin, Karbosistem 5. Obat yang mempengaruhi Neuromuscular, terbatas - Analg, Antip : Metampiron, Asam Mefenamat - Antihistamin : Pheniramin Hidrogen Maleat 6. Obat Antiparasit: Mebendazol 7. Obat untuk pemakaian topikal terbatas pada : - Antibiotik Kloramfenikal - KOrtikosteroid (Hldrokortison) - Antiseptik Lokal (Heksaklprofen) - Antifungsi (Mikonazol HCI) - Anestasl Lokal (Lidokain HCI) - Enzim anti radang (Heparin Na dengan Hialuronidase Nikotinamid) - Pemucat Kulit (Hidrokuinon)
3.

KEP.MEN.KES TH. 1993 tentang OWA II mengenai tambahan OWA yaitu golongan obat tambahan yang sebagian besar merupakan obat luar yaitu obat-obat yang berbentuk salep. Contoh: Dexametason, Klindamisin KEP.MEN.KES TH. 1999 tentang OWA III merupakan penyempurnaan daftar OWA II yaitu memuat tambahan obat yang tidak termuat dalam OWA II dan memuat bahan obat yang dikeluarkan dari OWA I meliputi: Obat Saluran Cerna; ditambah psikotropika harus dengan resep dokter

OBAT BEBAS Adalah yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan pada Kemasannya terdapat tanda lingkaran hitam yang mengelilingi bulatan wama hijau contoh : Panadol Tablet PENGGUNAAN OBAT Sebelum memberikan obat, perlu diingat motto : Apakah resiko yang disandang penderita sebanding dengan manfaat terapetik yang akan diperoleh bila obat diberikan. Agar keamanan obat dapat terjamin serta tujuan terapi tercapai perlu dipertimbangkan faktor-faktor : Keadaan Penderita Memilih Obat Menghitung Dosis Memilih bentuk sediaan Cara dan waktu pemakaian Lama Pemakaian Interaksi obat yang diberikan

KEADAAN PENDERITA a. Bayi Neonatal 0 - 4 minggu Perinatal Normal = 0 - 1 minggu Perinatal Prematur = 0 - 2 minggu b. Anak (Pediatrik) = 1-16 tahun Remaja = 12 -16 tahun c. Dewasa = Menyusui Hamil Kelainan Genetik Kelainan Fungsi Organ Tubuh d. Lanjut Usia (Geriatrik) Pada bayi yang baru dilahirkan (Neonatus) Semua enzim, hati belum terbentuk lengkap, sehingga reaksireaksi metabolismenya lebih lambat (terutama pembentukan Glukoronid) antara lain pada: Kloramphenikol, asam nalidiksinat, Sutfonamida, Diapezam, Barbital, Asetosal dan Keracunan obat - obat ini perlu diturunkan dosisnya

Pada bayi dan anak-anak Obat - obat yang metabolismenya berlangsung lebih cepat dosis obat ini perlu dinaikkan seperlunya berdasarkan ukuran kadar Contohnya : Antikonvulsan: Phenobarbital, asam Valproat Ethosuximide, Clonazepam Karbamazepin, Fenitoin/Gelatin Dewasa Hamil Obat yang digunakan selama kehamilan untuk mengobati sang ibu juga akan diterima oleh janin. Pengaruh obat terhadap janin dalam kandungan pada dasamya dibagi 3 kategori:
1. Embryotoksik yakni efek yang langsung menyebabkan kematian

hasil konsepsi dan biasanya berakhir abortus 2. Teratogenik atau dismorfogenik, menyebabkan kelainan bawaan yang berat. 3. Efek yang lebih ringan, biasanya hanya menimbulkan kelainan morfologik ringan atau kelainan fungsional

Kelainan Genetika Enzim Asetilase lazimnya lebih aktif pada orang kulit hitam dan Asiadaripada orang kulit putih dan Asia - TBC INH pada orang dengan asetilasi cepat dapat mengakibatkan hepatitis - ulfadiazin perombakan obatnya lambat sekali. Fenitoin Acetylasi lambat cenderung lebih mudah menderita lupus eritematosus. Resiko anemia hemolitik akut karena obat-obat Sulfonamide, pada orang yang menderita defisiensi enzim Glucose 6 phosphat dehydrogenase (G6PD)
Kelainan Fungsi Organ Tubuh Organ utama eliminasi obat adalah Hepar (Metabolisme) dan ginjal (Ekskresi), apabila terjadi gangguan juga akan terjadi penghambatan eliminasi. Juga akan terjadi kemampuan pengikatan obat oleh protein plasma, sehingga fraksi obat yang bebas dalam plasma darah meningkat.

LANJUT USIA (GERIATRIC) 65 TH KEATAS Faal Organ Metabolisme / ekskresi menurun akan mengurangi kemampuan eliminasi obat, juga terjadi perubahan komposisi cairan maupun jaringan tubuh. Misalnya perubahan komposisi lemak. kandungan protein, dll. MEMILIH OBAT : Aman Manjur Obat pilihan/Alternatif Kausa/Simtomatis Tempat kerja / target site Mudah dimengerti MANJUR Dimaksudkan obat harus mempunyai kemampuan untuk mengendalikan penyakit. sedang pengendalian meliputi : Intensitas Obat; mulai kerja obat (Onzet of Action); Lama kerja obat (Dupation of Action)

AMAN Tidak menimbulkan ancaman / bahaya bagi pemakai selama atau sesudahnya. Berarti harus memikirkan bagaimana kerja obat terhadap organ tubuh serta bagaimana kerja organ tubuh terhadap obat. misalnya : absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat. Obat yang mempunyai jarak terapi sempit (jarak antara kadar obat terapi dan kadar obat toksia sempit sebagai contohnya : Teophyllin Dicoxin Digitoxin, Fenitoin, Asam Valproat, Kanamycin, Amikacin, Phenobarbital, Carbamazepin. Amitriptilin.
INTENSITAS Dimaksudkan hanya dengan kadar obat dalam plasma yang cukup, efeklivitas auatu obat dapat terjamin. Kadar obat harus selalu di atas kadar hambat minimum (M.I.C) = Minimum Inhibitor Concentration) atau kadar efektif minimum (M.E.C) Onzet of Action : Kasus yang memerlukan penanganan cepat Duration of Action : Kasus yang kronis atau yang terkendali, pemberian bentuk retard, Long Action.

Obat pilihan > Alternatif Jamur Vaginitas pilihan mikonazol, Alternatif Nystatin Gonorhoe pilihan penicillin G, Alternatif Cotrimoxasol Kausa dan Simtomatis Esseria Coli Infeksi saluran urin Cotrimoxasol Nitrofurantion Target Site Amoeblasis extra intestinais (di Hepar) metronidazol, emetin, chloroquin . Menjamin sampainya oabt ke Hepar Mudah Diperoleh

Perihal Obat Perkembangan Obat Obat berasal dari bahan-bahan yang tersedia di alam berkembang melalui proses yang panjang menjadi obat modern. macam-macam obat sesuai dengan asalnya dapat disebut: 1. Obat asal alam nabati: Berasal dari keseluruhan tumbuhan (herba), dari akar (Radix, Rhizoma), dari daun (Folia), buah (Fruktus), Bunga (Flores), biji (semen) Setelah metalut penelitian diketahui kandungan zat berkhasiat, misalnya Alkaloid dari: a. Papaver Somniverum (Morphine, Codein, Papaverin) Ephedra vulgaris (ephedrin) b. Glikosida dari: Digitalis lanata dan purpurea (Digoxine, Digitoxine) c. Minyak Atsiri dari : Folia menthae piperitae (minyak kayu putih), Frucrus anisi (minyak adas) d. Minyak atau lemak dari ; Ricinus comunis (Olium ricini, minyak jarak, theobroma cacao (oleum cacao). e. Getah tumbuhan Resim, Gom Tannin

2. Obat Asal Alam Hewani misalnya : Glandula Suprarenalis (adronalin) Glandula Thyroldoea (Thyroid) Pancreas (Insulin) 3. Obat asal alam berupa mineral dan garam garamnya. misalnya : Fe (Besi) berupa sulfat, khlorida Sulfur (Belerang) Magnesium Sulfat (Garam Inggris) OBAT YANG RASIONAL UNTUK PREVENSI Preventif adalah obat yang digunakan untuk pencegahan. Pencegahan dapat dicapai dengan : a. Memberikan obat secara langsung hingga dapat memberikan perlindungan sementara. b. Memberikan obat yang dapat menimbulkan kekebalan (imunisasi)

Obat yang dapat memberikan perlindungan sementara : 1. Golongan antibiotik 2. Golongan antihistamin Misalnya : Antazolin (Antistin); Pheniramin (Avil); Fexofenadine (Telfast) 3. Golongan Antisera Misalnya : Adrenalin untuk mengatasi syok anafilaktik Antitetanus Serum (ATS) 1500 iu (pencegahan) 10.000 lu dan 20.000 ui (terapi) Obat yang dapat memberikan pertindungan dalam jangka waktu tertentu. Termasuk dalam kelompok ini adalah vaksin . VAKSIN: Adalah sediaan yang mengandung zat antigen yang dapat menimbulkan kekebalan khas terhadap keracunan oleh jasad renik tertentu. Sediaan dapat berupa suspensi jasad renik atau toksoid. Macam-macam vaksin : vaksin BCG, Pertusis,, Serap Tetanus, Serap Difteri, Folio.

OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK DIAGNOSA (DIAGNOSTIC AGEN) Gejala Klinik Cara membantu menegakkan diagnosis : Tes Laboratorium Alat-alat Kedokteran Pemberian obat tertentu PURIFIED PROTEIN DERIVAT (PPD) Diagnosis penyakit TBC : ALT TUBERCULIN Diagnosis penyakit Difteri : TES SCHICK ANTIGEN HINTON

Diagnosis penyakit Sifilis :

ANTIGEN KHAN

BAHAN KONTRAS RADIOLOGI Urografi Biligrafi Broncografi Saluran Cerna Fungsi Ginjal Fungsi Hati Cornea Mata = Meglumin Natrium Amidotrizoat = Meglumin Adipion Inj. Iv 30% 20 ml Natrium Yopodat Kap 500 mg = Propiliodon Inj. 50% 20 ml = Barium Sulfat Enema = Natrium Aminohlpurat Inj. Iv = Natrium Sulfobromoftalein 5% 3 ml = Natrium Fluorescein 2%

Serum untuk menentukan Golongan Darah : 1 set TDR:


Serum Anti Golongan Darah A 5 ml (HIJAU) Serum Anti Golongan Darah B 5 ml (KUNING) Larutan Garam Faali

Macam derivat obat untuk terapi Berdasarkan efek atau kelas terapi sebagai contoh : Penicillin punya derivat yang : 1. Tahan asam lambung : Penicillin V, Fenithicillin 2. Tahan Penicillinase : Methicillin 3. Tahan 1,2 Dicloxacillin, Cloxacillin, Oxacillin Chloramphenicol yang tidak di metabolizer di Hepar Thiamphenicol digunakan untuk ISK Macam obat yang digunaRan untuk promosi kesehatan, misalnya untuk: Meningkatkan daya tahan tubuh Menyegarkan dan memberikan semangat

PENULISAN RESEP RESEP - RECIPE - AMBILAH Perintah tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyediakan obat dan atau membuatkan bentuk sediaan obat serta menyerahkn kepada pasien, lengkap dengan aturan pemakaiannya. R/ Merupakan perubahan dari tanda yupiter R/ Seyogyanya tidak tercotak dalam blanko kertasresep R/ SIMBOL KEYAKINAN DAN /ATAS KUASANYA PENULISAN RESEP Filosofi * Filosofi lama adalah mencegah pasien mengetahui Identitas obat yang diminum . Hubungan dokter-pasien, lebih baik pasien mengetahui tentang obatnya juga efek samping atau kontra indikasi

Dokter dituntut mengetahui: ANAMNESE Mengenai keadaan / keluhan / gejala / penyakit pasien PASIEN INDIVIDUAL SENI KOMUNIKASI

PEMERIKSAAN Pemeriksaan yang baik/ teliti/ sopan/ benar Gangguan organ-organ Parmakologi Terapeutika Diagnosa tepat Prognosis (penyulit - penyulit) Farmakologi (khasiat obat, dosis,efek samping) Terapeutika ( pedoman terapi, standart terapi)

PENULISAN RESEP RASIONAL DAN LEGE ARTIS Tepat Penderita Individual Tepat Obat Manjur, Aman, Nyaman, Mudah Tepat Dosis Individual Tepat Bentuk Sediaan Nyamam Tepat Cara Dan Waktu Minum Menulis Resep Menetapkan Tujuan Terapi

DAFTAR ATURAN PENJELSAN RESEP YANG LEGE ARTIS (JOENOE;1990, GRAHAME & ARONSON, 1985) 1. Tulisan dengan tinta (hitam, biru, hijau) 2. Tulisan jelas, mudah dibaca 3. Nama obat huruf besar 4. Pilihlah obat manfaat bagi pasien. 5. Nama obat generik. Generi berlogo. Patent tidak boleh nama kimia 6. Cantumkan QR (quantum rectum - jumlah tersebut benar) dibelakang dosis obat yang dikehendaki, paracetamol 650 mg (QR) 7. Jumlah obat = no angka romawi I, II, III, IV dst. 8. Bentuk sediaan obat diminta dengan Subsciptio yang benar 9. Gunakan mfla 10. Aturan pemakaian obat S = Signa S 3 dd pulv I 11. Aturan pemakaian obat yang rumit tappering up (down) S. uc (usus cognitus). Penjelasannya ketas lain. 12. Resep selesai, diparaf, obat obat narkotik injeksi tanda tangan penuh. 13. Resep yang hanya 1 diberi tanda penutup ; atau tanda pemisah diantara 2 R. 14. Menulis resep sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan coretan/hapusan/tindasan.

Beberapa contoh bahasa latin : ad = sampai adde = tambahkan ad libit ad libitum = sesuka pasien minum aplic in loc dol aplic in locus dollens = oleskan pada tempat yang sakit agitatatio ante sumendum = gojok dulu sebelum dipakai aa = ana sama banyak a.c. ante coenam - sebelum makan b.d.d. bis de die = dua kali sehari c cum = dengan d.c. durante coenam = selama makan

d.c.f. da cum formula = berilah dengan nama resepnya d.t.d. da tales dosis = berilah sekian takaran d.e.t. detur = sudah diberikan d.i.d. da in dimidio = berilahseparonya da in duplo = berilah dua kalinya da in triplo = berilah tiga kalinya dext dexter = kanan dext at sin dexter et sinister = kanan ke kiri

Ada tujuan tertentu pada penulisan resep a.l: a. Menyediakan obat dan/atau kombinasi yaig diinginkan b. Menghindari self medication c. Menghindari terjadinya resiko aturan pengobatan yang diucapkan lisan d. Mengembangkan hubungan dengan perawatan pasien

RESEP YANG LENGKAP TERDIRI ATAS Nama, alamat, serta SIP Nama kota, tanggal dibuatnya resep Tanda R/ = recipe superscriptio Nama obat dan NO inscriptio dan jumlah Nama atau jenis / bahan obat terdiri dari: Remedium cardinal = obat pokok harus Remedium adjuvans = membantu Rem. Car. Corrigens untuk memperbaiki rasa, warna Constituent / Vehikulum racikan No = jumlah bahan obat bahan padat satuan rng, g, g Cara pembuatan/bentuk sediaan subscriptio mflapulv = misce fac lege artis pulv mflasyr = misce fac lege artis syrup mflaoint = misce fac lege artis ointment mds = misce da signa Aturan pakai ... | Narna Penderita, alamat, umur Tanda tangan / paraf dokter

Contoh Resep Tunggal R/Tegretol tablet No. XII Sldd tablet I

Contoh Resep Racikan R/ Erysanbe Cheweble 100 mg Chlorpheniramin maleat 2 mg Phenobarbital 15 mg m.f.l.a. pulv dtd No. XVI S ter d d pulv I R Pro anak (10 tahun) ALASAN MENGGUNAKAN BAHASA LATIN Bahasa mati tidak digunakan sehari-hari Bahasa Internasional dunia kedokteran / farmasi Tidak terfadi dualisme tentang bahan apa dalam R/

o.d Oculus dexter = mata kanan o.s oculus sinister = mata kiri h hora = jam h.m. hora matutina = pagi h.s hora somni = jam sebelum tidur iter diulang imm in manus medicine = serahkan ke dokter l loco = panggantinya m > mane = pagi manduco dikunyah m.i. mihi ipsi = diminum sendiri m et v mane et vespere = pagi dan sore ndet ne detur = belum diberikan omnl hora = tiap hari ne iter tidak boleh diulang p.c. post coenam = sesudah makan p.p. pro paupere

proxima luce = hari selanjutnya p.r.n. pro re nata = bila perlu q.s. quantum satis = secukupnya q.r. quantum rectum = jumlah tersebut benar r.p. resente paratus = di buat segar s signa = berilah tanda pada etiketnya sine confectione tanpa bungkus asli dari pabriknya sive simile diganti obat, bentuk dan dosis yang sama spatio 2 ora = jarak dua jam s.o.s. sie opo site = bila perlu s.n.n. sie nese site = bila perlu u.p. usus propius = untuk dokter u.n. usus notus = aturan pakai tahu u.c. usus cognitus = aturan pakai tahu

PP No. 26/1965 APOTEK Suatu tempat tertentu, tempat dilakukan danpenyaluran obat kepada masyarakat

pekerjaan

kefarmasian

TUGAS dan FUNGSI APOTEK Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, dan penyerahan obat / bahan obat. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. RESEP Permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan. Dokter spesialis kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

OBAT Bahan / zat sintetik, semi sintetik, alamiah atau berasal biologik digunakan untuk mencegah / prevensi, mengobati atau mengurangi rasa sakit atau derita yang dialami manusia / hewan.

OBAT GENERIK Obat dengan nama resmi yang ditetapkon dalam farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. OBAT PATEN Obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang bersangkutan dijual dalam bungkus asli. OBAT ESENSIAL Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat esensial yang ditetapkan oleh Men Kes.

PBF (Pedagang Besar Farmasi) Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam jumlah besar di suatu ternpat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat Ijin AA/Apoteker Obat diungkus Asli Boleh membuka bungkus asli = Apoteker Laboratorium = memeriksa obat Tidak boleh melayani R/ Pedagang Eceran Obat / T.O. Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam jumlah besar di suatu tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat ijin = AA

OWA Kewajiban APA : 1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien. 2. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. 3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dll yang diperlukan oleh pasien. Informasi Dosis

Aturan Pakai

Kontra Indikasi Efek Samping

Antibiotika Hipertensi Hipoglikemi Cacing Diuretika Fenaksopiridan Rifampisin

ObatBatuk Obat Daftar W


PPA CTM Paraaet

Resep/Copy Resep (diperlihatkan) 1. Dokter penulis R/ merawat 2. Penderita yang bersangkutan 3. Petugas kesehatan/lain yang berwenang menurut Peraturan per-UU

OBAT GENERIK BERLOGO Obat osensial yang lercantum dalam (DOEN) Daftar Obat Esensial Nasional) Dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan persyaratan cara pembuatan obat yang baik (C.P.O.B) dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksa Obat dan Makanan Dep.Kes. OBAT - OBAT MODERN Suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit, luka/keluhan badaniah dan rochaniah pada manusia/hewan, memperelok badan/bagian badan manusia

Obat Tanpa Resep


1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun Pengelolaan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. 3. 4. 5.

BAGAN DISTRIBUSI OBAT Obat obat Daftar O ( Narkotik) G (Obat Keras) OKT (Psikotropik) W (Warehuwing) = bebas terbatas HV (Handvercoov) = bebas

You might also like