You are on page 1of 25

FILSAFAT ILMU

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN

Kelompok 4 | Deden Syahrudin 200943501240, Edy Purnomo 200943501294, Deni Triyadi 200943501217, Dian Setiawan 200943500638, Andre Eko Mardani 200943501260

BAB I

PENDAHULUAN

Berbagai upaya dapat digunakan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan filsafat, salah satunya adalah dengan memahami ilmu pengetahuan manusia. Filsafat adalah salah satu jenis ilmu pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan filsafat.

Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka ilmu juga bisa diartikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki. Dalam makalah kami ini, kami akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan, arti definisinya, klasifikasi menurut obyek dan subyeknya serta klasifikasi menurut para filosofis. Tentunya makalah kami ini sangat banyak sekali kekurangannya, maka dari itu saran serta kritik dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan.

BAB II PEMBAHASAN

1.

PENGERTIAN ILMU

Pengertian Ilmu Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli: #M.IZUDDIN TAUFIQ

Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya #THOMAS KUHN

Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya

# Dr.MAURICE BUCAILLE Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.

#NS.ASMADI Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui # Ilmu penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah)

POESPOPRODJO adalah proses perbaikan uji diri secara bersinambungan yang meliputi

perkembangan teori dan

empiris 2

MINTO

RAHAYU

Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan #POPPER ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi. #DR.H.M.GADE Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan #FRANCIS manusia. BACON diuji.

Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.

#CHARLES SINGER Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge)

2. Pengertian Pengetahuan Logika yang sedang kita pelajari adalah ilmu. Dalam bahasa indonesia ilmu seimbang dengan science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata pengetahuan. Dengan kata lain ilmu dengan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni tersingkatnya suatu pernyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. Ketidakraguan merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan mengetahui. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan ilmu dari apa yang kita tangkap dari jiwa. Pengetahuan (knowledge) sudah puas menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu atau scince menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut pengetahuan.

3. Pengertian Ilmu Pengetahuan


Menurut ensiklopedia Indonesia ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaanpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalamandan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan 4

dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.[1] Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science , yang berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari,

mengetahui.[2] Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten. A. Perbedaan Ilmu Pengetahuan Dengan Pengetahuan Biasa Apabila kita memperbandingkan antara pengetahuan biasa dengan ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai berikut : Pengetahuan biasa( knowledge/ common sense): tidak memandang sebabsebabnya, tidak mencari rumusan secara obyektif, tidak menyelidiki obyeknya, tidak ada sintesis, tidak bermetode dan bersistem. Ilmu pengetahuan (science) : mementingkan sebab-sebabnya, mencari rumusan, menyelidiki obyek, melakukan sintesis, bermetode dan bersistem.[3]

Perbedaan antara ilmu pengetahuan dengan pengetahuan biasa terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya[4]

B. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman[5]. Terdapat banyak pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu pengetahuan yang dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan obyeknya. Menurut subyeknya

1) Teoritis
a. Nomotetis: ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya. b. Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsabangsa), sosiologi dan sebagainnya.

2) Praktis (applied science/ ilmu terapan)


Ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus berbuat

sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu : a. Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral) b. Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan

bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu , mencapai hasil tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan sebagainnya. Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang teoritis. Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya) 1) Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat. 2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang biasannya disebut ilmu pengetahuan. Ini diperinci lagi atas:

a. Ilmu-ilmu alam (natural scienses, natuurwetenschappen) Ilmu yang mempelajari barang-barang menurut keadaanya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari hukum-hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah: ilmu alam, ailmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya. b. Ilmu pasti (mathematics) Ilmu yang memandang barang-barang, terlepas dari isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi barang-barang itu. Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa asas-asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu ukur, ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya. c. Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan (geisteswisssen-schaften/social-sciences) Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana jiwa manusia memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia, melainkan justru sekadar mengalami pengaruh dari manusia. Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu mendidik, ilmu hukum , ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan sebagainnya. Ketiga macam ilmu pengetahuan ini juga dibeda-bedakan tetapi jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi dan melengkapi.[6] 8

C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf Dalam sub tema ini, kami mengambil beberapa contoh klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para filsuf, antara lain : 1) Cristian Wolff Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff dapat diskemakan sebagai berikut :

a. Ilmu pengetahuan empiris 1. Kosmologis empiris 2. Psikologis empiris b. Matematika 1. Murni : aritmatika, geometri, aljabar 2. Campuran : mekanika, dan lain-lain c. Filsafat 1. Spekulatif (metafisika) a. umum:ontologi b. khusus: psikologi, kosmologi, theologi 2. Praktis a. intelek: logika b. kehendak; ekonomi, etika, politik. 9 c. pekerjaan fisik: tekhnologi

2) Auguste Comte

Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan penggolongan ilmu pengetahuan, Auguste Comte memulai dengan mengamati gejala-gejala yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya paling jauh dari suasana kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut: 1. Ilmu pasti (matematika)

2. Ilmu perbintangan (astronomi)

3. Ilmu alam (fisika)

4. Ilmu kimia

5. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)

6. Fisika sosial (sosiologi)

10

Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagi berikut: 1. Ilmu pengetahuan a. Logika (matematika murni) b. Ilmu pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi) 2. Filsafat a. Metafisika b. Filsafat ilmu pengetahuan[7]

4. Kriteria Ilmu Pengetahuan


Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadab dirinya. Ketika manusia merenung tentang apa artinya menjadi seorang manusia,lambat laun mereka sampai pada kesimpulan bahwa mengetahui kebenaran adalah tujuan yang paling utama dari manusia. Perkembangan ilmu pada waktu lampau dan sekarang merupakan jawaban dari rasa keinginan manusia untuk mengetahui kebenaran. Ilmu dapat di anggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Dan seperti juga sistem- sistem yang lainnya mempunyai komponen- komponen yang berhubungan satu sama lainnya. Komponen utama dari sistem ilmu adalah: 1.Perumusan masalah 2.Pengamatan dan diskripsi 3.Penjelasan 11

4.Ramalan dan kontrol Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu a posteriori, dan kelompok ilmu a periori. Kemenaran ilmu ini tidak dapat di temukan dan dikembalikan kepada data empiris melainkan kepada akal. Semua ilmu yang tidak tergantung kepada pengalaman dan eksperimen termasuk kepada kelompok ini, begitu juga logika. Secara umum filsafat membedakan dua sumber pengetahuan, yaitu indera dan budi. Maka pengetahuan yang mungkin dimiliki oleh manusia, yakni pengetahuan inderawi dan pengetahuan intelektif. a. Kriteria Kebenaran Kebenaran merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta atau lebih diluar kepercayaan. Bila hubungan ini tidak ada, maka kepercayaan itu adalah salah. Suatu kalimat dapat disebut banar atau salah, meskipun tak seorang pun mempercayainnya, asalkan jika kalimat itu dipercaya, banar atau salahnya kepercayaan itu terletak pada masalahnya. Ada dua cara berfikir yang dapat kita gunakan untuk mendaptkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode deduksi Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Cara penalaran ini mempunyaidua keuntungan. Pertama, kita dapat berfikir secara ekonomis. Meskipun eksperimen terbatas pada beberapa kasus individual, kita dapt 12

bisa mendapat pengetahuan yang lebih umum tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang di hasilkan melalui cara berfikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secar induktiv maupun deduktif. Deduksi merupakan kegiatan berfikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi. Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus. Usaha untuk mendefinisikan atau memberi batasan kebenaran mengalami banyak kesulitan misalnya sukar untuk menghindari proyeksi posisi seorang filsuf kedalam suatu definisi prasangka seorang filsuf dapt dilekkan pencerminan marilah kita sepakati bersama bahwa kebenaran adalah suatu pertimbangan yang sesuai dengan realitas kebenaran adalah suatu pertimbangan yang sesuai dengan realitas, bahwa pengetahuan kita mengenai realitas dan kenyataan sejajar secara harmonis, sehingga sistem- sistem pendapat yang diintegrasikan dalam benak kita secara terperinci tepat dengan dunia realitas. Kepercayaan tentang apa yang tidak perhan dialami, tidaklah berkenan Manuasia selalu dirangsan tentang kebenaran tidaklah berkenan dengan individu yang tidak pernah mengalami, tetapi berkenaan dengan kelas dimana tidak seorangpun dari anggotanya pernah dialami. Suatu kepercayaan harus selalu sanggup untuk dianalisis dan ke dalam unsur-unsur dimana pengalaman membuatnya dapat dipaham, tetapi bila suatu kepercayaan diuraikan dalam bentuk logis ia sering

13

membaawa kita pada analisis yang berbeda, yang agaknya akan menyangkut komponen-komponen yang tidak diketahui dari pengalman. Bila analisis psikologis yang menyesatkan dihindari,kita dapat mengatakan secara umum bahwa setiap kepercayaan yang tidak semata-mata merupakan dorongan untukbertindak pada hakikatnya merupakan gambaran digabung dengan suatu perasaan yang

mengiyakan atau meniadakan , dimana dalam perasaan yang mengiyakan hal ini adalah benar bila terdapat fakta yang menggambarkan kesamaan dengan yang diberikan sebuah prototipe terhadap bayangan, sedangkan dalam perasaan yang meniadakan, ia adalah benar bila tak terdapat fakta seperti itu. Suatu kepercayaaan yang tidak benar disebut salah. Inilah suatu definisi tentangn kebenaran. Manusia selalu dirangsang berbagai masalah tentang kebenaran. Dan berusaha merumuskan definisi tentang kebenaran. Tiga penafsiran utama telah timbul, yaitu: 1. Kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak 2. Sebenaran sebagai sesuatu yang subyektif, sebagai masalah pendapat pribadi 3. Kebenaran sebagai seuatu kesatuan yang tidak bisa dicapai, sesuatu yang tidak mungkin (ketidak mungkinan). Kebenaran-kebenaran tersebut didukung oleh argumentasi-argumentasi yang terkandung pada sifat kebenaran itu sendiri. Kebenaran yang mutlak dituntut untuk dapat dieterima secara umum dengan dukungan data dan argumentasi ilmiah yang kuat. Sifat kenbenaran mutlak ini menuntutb syarat-syarat yang lebih berat, sedangkan yang subyektif tentunya agak dibatasi oleh pengalaman subyek tertentu

14

dalam lingkungan pergaulannya, dan kebenaran yang tisak bisa dicapai adalah pencapaian kebenaran atau kenyataan bahwa sesuatu tidak mungkin terjadi. Kebenaran pada hakikatnya adalah tujuan dari aktivitas ilmu pengetahuan yang selalu berkembang, jadi mencari kebenaran sebagaimana telah dikemukakan adalah tujuan ilmu pengetahuan.

5. Syarat-syarat Ilmu Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 15

3.

Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga. 4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. 6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Saat ini mungkin sudah sangat maju.Banyak sekali inovasi atau segla penemuan-penemuan yang dilakukan manusia. Ilmu pengetahuan sendiri adalah usaha manusia manusia yang ingin menyelidiki tentang suatu hal makna dan hakekat idup di dunia ini. Bahkan manusia telah berani membuat manusia sendiri dengan teknologi yang disebut dengan cloning. Dengan pengetahuanya itu manusia telah berani bermain sebagai tuhan, Luar biasa. Tidak ada lagi suatu etika atau tuntunan yang dimiliki oleh orang-orang yang diberi kecerdasan otak itu. Hati mereka 16

beku sehingga mereka tidak sungkan mengorbankan banyak hal demi mewujudkan satu produk ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak terjadi. a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan

Penyalahgunaan Ilmu pengetahuan seperti cloning itu sendiri sebenarnya telah dinyatakan sebagai sesuatu yang sangat membahayakan. Bayangkan saja, melihat bentuk bayi yang gagal di cloning, pasti akan membuat hati orang yang masih mempunyai hati nurani akan berteriak. Bayi-bayi itu berbentuk seperti kodok, bayi dengan mata yang sangat besar dibagian dahi, bayi dengan bagian organ dalam terurai dan lain sebagainya. Bayi-bayi yang menjadi bahan percobaan itu tidak bersalah. Dengan tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun orang yang diberi ilmu pengeetahuan itu mencoba berbagai hal dan mewujudkan karya-karya yang menentang Alam. Tuhan pasti marah dengan smua itu, Produk cloning ini biasanya tidak mempunysi imunitas tubuh yang bagus sehingga akan mudah terkena serangan penyakit. Cloning sendiri merupakan satu pembuahan tanpa menggunakan sperma, Inilah satu hal yang menentang alam, kalau tanpa sperma pasti akan ada yang salah dengan produk cloning itu. Orang-orang yang mengaku Ilmuan itu harus belajar Hati dan bagaimana menggabungkan kecerdasan otak dan kecerdasan hati. Mereka tidak boleh

17

sertamerta mengatasnamakan pengetahuan dan dengan beraninya apapun yang bias mereka lakukan. Pikiran manusia itu memang aneh, pembentukan kepribadian dianggap sebagai suatu yang bias dirancang jauh sebelum bayi itu dilahirkan dengan bantuan teknologi. Lalu Apa fungsi pendidikan dan pengasuhan orang tua? Kalau dituruti, maka dengan adanya ilmu pengetahuan yang semakin pesat, ditakutkan manusia semakin sombong. Padahal seharunya semakin tinggi ilmu seseorang ia akan semakin tahu dengan tuhanya dan ia akan semakin bertakwa, sayangnya semakin maju ilmu pengetahuan malah terkdang semakin jauh dengan Tuhanya. b. Pengetahuan Yang Membunuh Seorang Einstein mengatakan bahwa Ilmu pengetahuan itu membutuhkan Agama agar ada yang mengendalikan kalau tidak, maka ilmu pengetahuan ini akan menjadi mesin pembunuh manusia yang sangat keji. Penemuan senjata biologis yang mampu membunuh manusia secara masal adalah salah satunya. Semakin berkembang ilmu pengetahuan, semakin berkembang pula

keserakahan manusia akan suatu hal, segala aspek dan hidup, itu tidak menjadi soal, karena masih banyak juga manusia yang melihat manfaat perkembangan ilmu pengetahuan untuk nak cucu kita dimasa depan, Ilmu pengetahuan memang diperuntukan untuk generasi masa depan.

18

7. Hakikat Ilmu Pengetahuan


Ilmu Pengetahuan adalah milik Tuhan, dan sudah sepantanya Setiap manusia berpengetahuan tanpa ada sebuah batas. Karena manusia didunia ini diciptakan oleh suatu zat yaitu Tuhan. Ketika mempunyai ilmu pengetahuan pun jangan sampai takabur dan lupa akan kesejahteraan Masyarakat umum. Untuk selanjutnya kita sebagai manusia harus bias mengikuti segala perkembangan, jika tidak ingin tertinggal dari pusran waktu yang turut juga mengembangkan segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Ilmu pengetahuan saat ini bias dikatakan, merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan maka ilmuan yang berperan dalam ilmu pengethuan dalam perkembanganya juga harus memiliki kearifan, kebenaran, etika dan estetika agar tidak terjerumus kedalam penemuan yang tidak mempunyai etika dan akhirnya bias menghancurkan umat manusia. Mencari Ilmu adalah kewajiban dari manusia. Kalimat itu sudah tertera di semua kitab suci semua Agama. Setelah kita mengetahui mana ilmu pengethuan yang baik, maka kitapun dituntut untuk menyebrluaskan kepada manusia lainya, dengan tujuan untuk mensejahterakan kehidupan manusia di dunia ini.

Perkembangan ilmu pengetahuan itu harus terus bias membuat manusia menjadi lebih baik 19

KESIMPULAN

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni tersingkatnya suatu pernyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadab dirinya, Ilmu dapat di anggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Dan seperti itu juga sistem- sistem yang lainnya mempunyai komponen- komponen yang berhubungan satu sama lainnya. Kebenaran merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta atau lebih diluar kepercayaan. Bila hubungan ini tidak ada, maka kepercayaan itu adalah salah. Suatu kalimat dapat disebut banar atau salah, meskipun tak seorang pun mempercayainnya, asalkan jika kalimat itu dipercaya, banar atau salahnya kepercayaan itu terletak pada masalahnya.

20

BAB III PENUTUP Makalah kami yang sangat ringkas ini bermaksud menjelaskan apakah ilmu pengetahuan itu, apa makna definisi dan juga klasifikasinya. Setelah kita pelajari bersama, dapatlah diketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik,logis, dan konsisten. Sedangkan menurut ensiklopedia Indonesia ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaanpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Perbedaan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan biasa (

common

sense)terletak pada sifat sistematiknya dan cara memperolehnya. Klasifikasi ilmu


pengetahuan bisa didasarkan pada subjek dan objeknya, berdasar subyek dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ilmu teoritis dan ilmu praktis. Sedangkan menurut objeknya ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu umum dan ilmu khusus yang perinciannya telah kita pelajari bersama tadi. Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan filsafat. Sedangkan Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret. 21

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Salam, Burhanuddin.1995. Pengantar Filsafat. Jakarta : Bumi Aksara. Surajiyo.2005.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 10

[2] Drs.Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 62

[3] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 8

[4] Amsal Bachtiar. Filsafat Ilmu.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 92

[5] Rizal munir. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal 143

[6] Burhanuddin salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 20-23

[7] Surajiyo. Ilmu Filsafat Sebgai Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 72-74

http://tugasteknikmesin.blogspot.com/2011/12/definisi-ilmu-pengetahuan.html http://carapedia.com/pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.html www.anneahira.com

22

DAFTAR ISI
BAB I.Pendahuluan ............................................................................................. 1 BAB 2.Pembahasan ............................................................................................ 2 Pengertian Ilmu ................................................................................................... 2 Pengertian Pengetahuan ..................................................................................... 4 Pengertian Ilmu Pengetahuan ............................................................................. 4 A.Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan ilmu Biasa .................................... 5 B.Klasifikasi Ilmu Pengetahun ...................................................................... 6 C.Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut para Filusuf .................................. 9 Kriteria Ilmu Pengetahuan ................................................................................... 11 a.Kriteria kebenaran ..................................................................................... 12 Syarat-Syarat Ilmu ............................................................................................... 15 Perkembangan Ilmu Pengetahuan ...................................................................... 16 a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan .......................................................... 17 b.Pengetahuan yang membuuh .................................................................... 18 Hakekat Ilmu Pengetahuan ................................................................................ 19 Kesimpulan .......................................................................................................... 20

You might also like