You are on page 1of 17

PENEGAKAN HUKUM ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA

HAKI adalah hak eksklusif yang diberikan sebagai hasil yang diperoleh dari kegiatan intelektual manusia sebagai tanda yang digunakan dalam kegiatan bisnis dan termasuk kedalam hak tak berwujud yang memiliki nilai ekonomis

SISTEM HUKUM : Seperangkat operasional yang meliputi institusi, prosedur, aturan hukum Suatu sistem yang meliputi substansi, struktur dan budaya hukum (Friedman) Dengan kata lain sistem hukum secara cakupan materi kajian menyangkut sistem legislasi (produk hukum), struktur dan budaya hukum yang membuat sebuah sistem berjalan sesuai harapan

Pembajakan (Infringement of intellectual property rights) akan menjadi kendala perdagangan maupun investasi apabila perlindungan atas HAKI sendiri belum menunjukan adanya kepastian akan perlindungan hukumnya.

BARANG TIRUAN/BAJAKAN : Menurut Pasal 51 Perjanjian TRIPs

Barang-barang bermerek tiruan adalah Barang-barang yang termasuk kemasannya, yang identik dengan merk yang terdaftar secara sah yang berkenaan dengan barang tersebut/merk tersebut tidk dapat dibedakan aspek-aspek utamanya, maka hal tersebut dianggap melanggar hak pemilik merek.
Barang-barang hak cipta bajakan adalah barang-barang yang salinannya dibuat tanpa izin pemegang hak atau orang yang diberi kuasa dinegara dimana barang tersebut diproduksi dan dibuat langsung/tidak langsung dari sebuah barang dimana pembuatan tiruannya merupakan sebuah pelanggaran hak cipta atau hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta menurut UU negara tujuan impor

BARANG TIRUAN/BAJAKAN : Menurut Hukum Indonesia

Conterfeit goods diartikan sebagai barang palsu, dalam konteks ini tidak semata-mata barang palsu, namun juga barang barang atau jasa yang diperdagangkan tanpa izin dari pemilik atau pemegang HAKI

DAMPAK NEGATIF BARANG TIRUAN : 1. Kerugian besar terhadap ekonomi Global (tiap tahun 3 sd 7% barng tiruan , kerugian sd 80 juta dolar AS) 2. Dampak terhadap pemilik HAKI 3. Dampak terhadap Konsumen 4. Dampak terhadap Masyarakat 5. Hilangnya reputasi nama baik dan menurunnya permintaan pasar 6. Pemalsuan menyebabkan pengangguran

PENEGAKAN HAKI
BIDANG HAK CIPTA DAN MERK Pasal 59 UU Hak Cipta (Uuno 19 tahun 2002) Pasal 76 UU Merk BIDANG DISAIN INDUSTRI DAN PATEN Pasal 46 UU Disain Industri UU No 30 tahun 1999 Pasal 123 UU Paten BIDANG DTLST DAN RAHASIA DAGANG

Pasal 46 UU Disain Industri Pasal 11 UU Rahasia Dagang

Penegakan & Perlindungan Hukum HAKI Dipengaruhi oleh :

Budaya
Struktur Substansi Hukum

Kesadaran Hukum

LANGKAH-LANGKAH PEMERINTAH DALAM PENEGAKAN HUKUM HAKI


Pembiayaan Riset yang memadai Koordinasi antar Departemen terkait Peningkatan Profesionalitas Bea Cukai Komputerisasi Pelayanan HAKI Aparat yg Profesional & terdidik Membuat jaringan stakeholder HAKI di daerah (sejalan dengan semangat otonomi daerah)

ANTI DUMPING

DUMPING Tindakan produsen/ pengekspor menentukan harga dibawah/lebih rendah dari nilai nominalnya/unit cost yang sebenarnya kepada negara pengimpor pada produk yang sama/sejenis (Praktik diskriminasi harga)

Jenis-jenis Dumping 1. Dumping Sporadis : Temporer, bertujuan mengatasi kelebihan kapasitas 2. Dumping Predatoris : Jual Rugi, bertujuan mendapatkan akses, menyingkirkan pesaing, menaikan harga secara perlahan. 3. Dumping Persisten : Permanen, Penetapan harga marjinal untuk pasar luar negri, dan harga penuh untuk pasar dalam negri (konsumen dalam negri menjadi korban)

Dasar Hukum
1. Article VI of General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1994. The contracting parties
recognize that dumping , by which products of one country are introduce into one commerce of another country at less than the normal value of the products, is tobe condemned if it causes or threatens material injury to an establish industry in the territory of a contracting party or materially retards the establishment of a domestic industry.

2. UU No 7 th 1994 (Ratifikasi Perjanjian WTO) 3. UU No 10 th 1995 (tentang kepabeanan) 4. PP No 34 th 1996 ( ttg bea masuk AD & Imbalan)

Lembaga-Lembaga Anti Dumping


1. 2. 3. 4. 5. Komisi Anti Dumping (KADI) Menperindag RI Menteri Keuangan RI Dirjen Bea & Cukai Badan Penyelesaian Sengketa Pajak

Penyidikan Praktek Dumping


1. Pengajuan permohonan penyelidikan secara formil 2. Secara Material : a. Laporan Keuangan (melihat kerugian) b. Harga-harga /Biaya-biaya c. Volume Impor negara sasaran d. Penjualan yang kalah dr barang impor

Penentuan Barang sejenis


Apakah kedua barang penggunaannya sama ? Apakah kedua barang dapat saling menggantikan (Interchangeability of Product) ? Apakah pola distribusinya sama ? Apakah kedua barang dibuat dengan fasilitas dan keahlian sama ? Bagaimana perbandingan harga kedua barang ?

Penentuan Adanya Dumping


Penentuan nilai berdasarkan penjualan dipasar domestik Penentuan nilai normal berdasarkan penjualan kepasar negara ketiga Penentuan nilai berdasarkan Contructed Value

You might also like