You are on page 1of 8

Kabupaten Tasikmalaya terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa Barat, dengan koordinat 07o10-07o49 LS dan 107o56-108o80 BT, dengan

batas sebelah barat Kabupaten Tasikmalaya yaitu Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis dan Majalengka, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut, Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Luas wilayah Kab. Tasikmalaya 2.563,35 Km2 atau 271.251,71 Ha. Secara administratif terbagi kedalam 39 Kecamatan dan 351 Desa, jumlah penduduk tahun 2006 1.743.324 jiwa dengan kepadatan penduduk ssebesar 757,38 per km2. Luas wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah 268.090 ha. Adapun penggunaan lahan tersebut terdiri dari lahan sawah seluas 49.662 ha dan lahan darat/bukan sawah seluas 218.428 ha. Karakteristik topografi wilayah Kabupaten Tasikmalaya sangat bervariasi yang terdiri dari zona pegunungan, perbukitan dan pedataran. Wilayah tertinggi adalah gunung Galunggung yang terletak 1.600 m.dpl dan terendah adalah di sepanjang pesisir pantai Samudera Indonesia.

Pengembangan investasi di sektor agribisnis sangat terbuka, mengingat ketersediaan lahan yang belum tergarap optimal masih cukup luas. Dukungan lain untuk pengembangan agribisnis di Kabupaten Tasikmalaya adalah jenis tanah, cuaca, maupun sumber daya alam lainnya. Sektor peternakan juga sangat terkait erat dengan pengembangan sektor agribisnis. Sektor peternakan diharapkan mampu menunjang pengembangan sektor agribisnis yang diarahkan pada pengembangan komoditi unggulan yang ramah lingkungan dan berbahan organik.

Pengembangan sektor peternakan di kabupaten ini diprioritaskan pada ternak besar maupun unggas. Pola pengembanan ternak besar diarahkan pada usaha penggemukan maupun peranakan. Lokasi pengembangan di arahkan ke wilayah bagian tengah dan selatan kabupaten. Sedangkan untuk pengembangan ternak unggas diarahkan di wilayah utara kabupaten. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah tangkapan air. Kondisi ini menyebabkan persedian air di Kabupaten Tasikmalaya cukup melimpah, sehingga sangat baik untuk pengembangan/budidaya perikanan air tawar.Disampingitu, kabupaten ini juga menyimpan potensi sumber daya hayati kelautan di Zoa Ekonomi Ekslusif Samudera Indonesia yang belum optimal di ekploitasi. Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki panjang pantai sejauh 54 km yang menyimpan potensi sumber daya perairan untuk pengembangan tembak udah dan ikan air payau.

Potensi sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya cukup beragam dan memiliki karakter yang khas. Sektor industri kecil merupakan penopang pertumbuhan perekonomian rakyat yang cukup berkembang di kabupaten ini. Produksi dilaksanakan secara home industri dan tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Produk-produk sektor industri kecil di Kabupaten Tasikmalaya diarahkan pada peningkatan daya saing produksi melalui pemanfaatan keunggulan komparatif dan kompetitif dengan basis bahan baku lokal untuk pemenuhan pasar lokal, regional maupun ekspor.

Potensi sektor pertambangan juga cukup melimpah. Terdapat 39 jenis bahan tambang yang telah diidentifikasikan. Hingga saat ini potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya belum diadakan kajian secara seksama melalui feasibility study sehingga cadangan (deposit) bahan tambang belum diketahui secara pasti. Sebagian potensi bahan tambang sudah dilakukan eksplorasi maupun eksploitasi oleh pengusaha kecil lokal dan sebagian kecil oleh investor luar. Dengan demikian peluang investasi di sektor pertambangan masih terbuka lebar.

Kabupaten Tasikmalaya juga menyimpan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan dengan keragaman daya tarik wisata yang dimiliki. Karakteristik potensi wisata di kabupaten ini terdiri dari wisata pegunungan, wisata pantai, wisata petualangan dan wisata budaya/religi. Peluang pengembangan investasi di sektor pariwisata adalah pembangunan sarana akomodasi wisata yang representatif maupun sarana penunjang wisata lainnya. Lokasi potensial yang memiliki daya tarik wisata adalah Kecamatan Sukaratu, Kecamatan Salawu, Kecamatan Bantarkalong dan Kecamatan Cikalong serta Cipatujah. http://aa-tasikmalaya.blogspot.com/2009/12/profil-kabupaten-tasikmalaya_5977.html

Kondisi perekonomian makro Kabupaten Tasikmalaya mengalami pertumbuhan pada kurun waktu tahun 2006-2009, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan LPE sebesar 4,01% pada tahun 2006 menjadi 4,13% pada tahun 2009. Menurut Bank Indonesia (2007), peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya tersebut didukung oleh stabilitas ekonomi nasional yang tetap terjaga dan bersumber dari meningkatnya perdagangan luar negeri, konsumsi dan bertambahnya kegiatan investasi. Hal yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi. Inflasi pada tahun 2009 tercatat sebesar 4,17%, turun dari 12,07% pada tahun 2008. Angka inflasi ini merupakan inflasi Kota Tasikmalaya yang merupakan rujukan dari inflasi di daerah Priangan Timur. Inflasi yang tinggi pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan harga sektor pangan. Sektor pertanian sebagai sektor penyedia lapangan kerja Kabupaten Tasikmalaya terbesar, yaitu sekitar 43,22% kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, diikuti perdagangan 24,75 %, dan jasa-jasa 11,08 %. Sektor pertanian merupakan penyedia utama kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Komoditas unggulan sektor pertanian Kabupaten Tasikmalaya yang sudah berorientasi ekspor antara lain: Padi Organik (SRI) dengan sentra di 7 (tujuh) Kecamatan. (Sukaresik, Cisayong, Sukaraja, Manonjaya, Cineam, Sukahening dan Salawu), Manggis dengan sentra di Puspahiang,

Mendong dan Golok Galonggong Manonjaya. Sedangkan pada sektor industri adalah kerajinan dengan sentra di Rajapolah dan bordir dengan sentra di Sukaraja. http://tasikmalayakab.go.id/site/index.php/profil-kabupaten-tasikmalaya/ekonomi

Membangun Potensi Ekonomi Lokal Kabupaten Tasikmalaya Oleh : Amran Saefullah, SE., MM*

Pembangunan ekonomi suatu daerah pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sadar dan terus menerus untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik secara bersama-sama dan berkesinambungan. Pembangunan ekonomi juga ditujukan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.

Dalam menggali dan mengembangkan potensi ekonomi, pemerintah daerah memfokuskan pembangunan ekonomi daerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Arsyad (1999:108) dalam bukunya ekonomi pembangunan, mendefinisikan pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut.

Kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah agraris dengan kehidupan masyarakatnya sebagian besar adalah petani. Pertanian menjadi sektor dominan dalam struktur ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini dapat kita amati pada struktur perekonomian Kabupaten Tasikmalaya yang didominasi sektor pertanian dengan kontribusinya sebesar 43,22 persen pada tahun 2009. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai andil terbesar kedua dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Tasikmalaya di Tahun 2009 dengan andil sebesar 24,75 persen. Sektor Jasa-jasa peranannya sebesar11,09 persen merupakan sektor ketiga terbesar setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. (Sumber : PDRB Kab. Tasikmalaya 2009).

Dalam upaya mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan di seluruh daerah yang memanfaatkan potensi dan keanekaragaman daerah maka pemerintah pusat mengeluarkan suatu kebijakan memberikan otonomi daerah dengan menetapkan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Bahkan Undang-undang otonomi daerah ini pun telah diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.

Otonomi daerah merupakan kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang Otonomi daerah telah mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan desentralisasi.

Dengan hadirnya UU Otonomi daerah tersebut telah mempengaruhi pula pengembangan ekonomi di Kabupaten Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam menentukan arah pembangunan,termasuk dalam menetapkan Visi sebagai target acuan yang diharapkan tercapai dalam proses pembangunan. Dalam RPJMD Kabupaten Tasikmalaya 2006 - 2010 ditegaskan visi Kabupaten Tasikmalaya yaitu Mewujudkan Kabupaten Tasikmalaya yang religius islami sebagai kabupaten yang maju dan sejahtera serta kompetitif dalam bidang agribisnis di Jawa Barat pada tahun 2010. Visi kabupaten Tasikmalaya merupakan suatu target capaian bagi keberhasilan pembangunan Kabupaten Tasikmalaya. Tentunya kondisi sekarang merupakan refleksi dari proses pembangunan yang telah kita laksanakan bersama.

Setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang berbeda-beda. Kabupaten Tasikmalaya dengan potensi pertanian dan agribisnis dapat dikembangkan menjadi mata rantai ekonomi yang kuat mulai dari hulu sampai hilir. Hulu diartikan pertanian sebagai basis sektoral sarana pertanian, sedangkan hilir diartikan sebagai pengembangan produk-produk pertanian yang dihasilkan melalui sektor industri, perdagangan, jasa maupun pengembangan yang lain yang berhubungan dengan komoditi tersebut. Secara sederhana Hulu merupakan awal dari pengembangan sektor pertanian dan hilir merupakan akhir dari pengembangan sektor pertanian.

Pengembangan pertanian sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem yang saling mendukung. Dalam pertanian ada istilah on farm dan off farm. Subsistem agribisnis yang meliputi subsistem hulu yaitu penyedia sarana produksi pertanian, subsistem on farm merupakam budidaya komoditi pertanian, subsistem off farm atau hilir adalah pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dan

subsistem supporting service yaitu pelayanan penunjang pertanian. Secara ideal semua subsistem harus berjalan secara simultan dan sinergis, termasuk subsistem on farm (budidaya) dengan subsistem off farm(pengolahan dan pemasaran). Dengan terciptanya kondisi tersebut, jelas akan dapat meningkatkan daya saing yang kompetitif dan terciptanya nilai tambah (value added creation) dari setiap komoditas usaha tani yang dikembangkan tersebut.

Penguatan sektor pertanian sebagai potensi lokal dan kekuatan ekonomi masyarakat akan menjadi keunggulan kompetitif bagi Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan dengan daerah-daerah yang lainnya. Selain itu pula dengan pengembangan potensi lokal akan menimbulkan keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif seperti dijelaskan pula dalam teori David Ricardo mampu memproduksi komoditi lebih banyak, kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah. Sehingga dengan kondisi ini Kabupaten Tasikmalaya memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang pertanian. Dan sangat dimungkinkan perdagangan komoditi pertanian antar daerah terjadi, bahkan untuk ekspor sekalipun.

Saat ini berbagai komoditi pertanian yang dihasilkan Kabupaten Tasikmalaya memiliki keunggulan, bahkan telah memiliki pasar yang cukup potensial untuk diekspor. salah satunya adalah buah manggis. Buah manggis kabupaten Tasikmalaya merupakan komoditi yang unggul dikarenakan kualitasnya yang baik. Selain manggis, potensi pertanian lain yang telah tembus ke pasar ekspor adalah tanaman padi jenis SRI (System of Rice Intensification). Seperti sudah di ketahui bersama padi SRI saat ini sedang digalakkan pengembangannya karena memiliki beberapa keuntungan yaitu panen bisa dilakukan lebih banyak dalam setahun. Selain itu padi SRI lebih sehat untuk dikonsumsi karena menggunakan pupuk organik sehingga bebas bahan kimia. Potensi pertanian lain yang dimiliki Kabupaten Tasikmalaya adalah salak dan cabe.

Inisiasi kedepan untuk pembangunan potensi ekonomi yang berkelanjutan (sustainable), pengembangan sektor hilir pertanian atau off farmdalam subsistem pertanian menjadi urgensi tersendiri bagi kemajuan pembangunan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya. Hal ini tentunya sesuai dengan harapan kita pengembangan potensi ekonomi lokal menjadi keunggulan yang kompetitif. Pengembangan komoditi pertanian akan mempunyai nilai tambah yang lebih (value added) jika melewati proses pengolahan. Sehingga nilai tambah yang terjadi tidak hanya berasal dari komoditi tersebut, melainkan proses dan barang hasil produksi akan menjadi nilai tambah yang baru dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Beberapa komoditi unggulan dari pertanian Kabupaten Tasikmalaya bisa dikembangkan melalui ide ini. Seperti buah manggis bisa kita kembangkan menjadi produk sirup manggis, buah kaleng atau bahkan ekstrak manggis yang bisa digunakan untuk bahan pembuatan kosmetik. Komoditi padi SRI dapat diolah

atau kita pasarkan dengan kemasan yang menarik, menjadi beras kemasan, tepung beras padi SRI, atau bahkan produk makanan ringan yang menggunakan bahan dasar padi SRI. Lalu komoditi salak bisa dikembangkan menjadi dodol salak, makanan kaleng buah salak dan lain-lain. Dan selanjutnya cabe dapat diolah menjadi produk bumbu kemasan, saus dan banyak lagi ide-ide lainnya yang tentunya akan memberi nilai tambah (value added) secara ekonomis.

Selain itu pula supporting service atau pelayanan penunjang pertanian perlu mendapat prioritas dalam pengembangan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya. Pelayanan penunjang pertanian ini dapat dilaksanakan dalam bentuk pengembangan dan pembangunan pasar pertanian itu sendiri. Misalkan dengan komoditi pertanian yang unggul kita dapat mengupayakan pembentukan pasar pertanian, yaitu pasar yang khusus menjual komoditi pertanian. Atau jika lebih berani lagi lebih spesifik berdasarkan lokasi potensi kita bentuk pasar manggis, pasar beras, pasar salak, pasar cabe dll. Hal ini tidak lain merupakan bentuk upaya pembangunan penunjang sektor pertanian yang diharapkan para stakeholder pertanian dimudahkan dalam aktifitasnya terutama hubungannya dengan pemasaran dan penjualan hasil-hasil pertanian.

Untuk mewujudkan harapan ini tentunya perlu upaya bersama yang terencana. Keterlibatan semua pihak akan menunjang pengembangan potensi ekonomi lokal menjadi potensi ekonomi yang kompetitif dan berkelanjutan. Selain pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat merupakan stakeholderyang mempunyai kepentingan bersama memajukan pembangunan Kabupaten Tasikmalaya. Tentunya pengembangan pertanian sebagai potensi ekonomi lokal inipun perlu kita lakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Termasuk siapa pun nanti yang akan memimpin Kabupaten Tasikmalaya, yang akan melanjutkan estafet pembangunan.

* Penulis adalah Staff Pelaksana

pada BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)

Kabupaten Tasikmalaya http://bappeda.tasikmalayakab.go.id/index.php/eko/15-membangun-potensi-ekonomi-lokalkabupaten-tasikmalaya

Kabupaten Tasikmalaya Miliki Beragam Kekayaan Alam Menggali potensi bisnis di Provinsi Jawa Barat memang seakan tak pernah ada habisnya. Melimpahnya sumber daya alam di kawasan Tanah Pasundan ini serta tingginya kreativitas para SDM yang ada di provinsi tersebut. Menjadikan perekonomian di Provinsi Jawa Barat semakin berkembang pesat setiap tahunnya. Tak terkecuali Kabupaten Tasikmalaya, yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat dan memiliki beragam jenis potensi kekayaan alam. Terletak di sebelah tenggara Daerah Priangan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas wilayah sekitar 2.563,35 km2. Sejak terpisah dari Kota Tasikmalaya yang berkembang menjadi kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001 silam, Kabupaten ini sedikitnya membawahi 39 kecamatan dan selanjutnya terbagi lagi menjadi 351 desa dan kelurahan. Sebagai salah satu kabupaten yang cukup besar di Jawa Barat, Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan hijau yang memiliki tanah relatif subur, serta ketersediaan sumber daya air yang sangat melimpah. Tidak heran bila beragam jenis potensi bisnis banyak ditemukan di daerah tersebut, seperti misalnya potensi salak, nilam, ikan gurame, aneka macam kerajinan pandan, kerajinan mendong, serta beberapa potensi bahan tambang yang memiliki nilai jual cukup besar. Potensi Salak Manonjaya Seperti halnya Kabupaten Sleman Yogyakarta yang memiliki potensi unggulan salak pondoh, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki potensi salak yang tak kalah enak yakni salak Manonjaya. Buah khas Tasikmalaya ini tersebar di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibalong, Cineam, Manonjaya, Cibeureum, Kawalu, dan Sukaraja. Dari keenam wilayah tersebut, Kecamatan Manonjaya merupakan daerah sentra penghasil salak yang paling besar. Memanfaatkan lahan pertanian dan pekarangan rumah sebagai kebun salak, sekarang ini penanaman salak di Manonjaya menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat. Bahkan bisa dikatakan perekonomian daerah tersebut semakin membaik dengan mengembangkan agrobisnis salak. Potensi Nilam Tasikmalaya Tingginya permintaan pasar ekspor minyak nilam, membuat masyarakat Tasikmalaya mulai tergiur untuk mengembangkan potensi tanaman nilam. Habitatnya yang sangat cocok dibudidayakan pada lahan kering, membuat pengembangan tanaman nilam di Tasikmalaya semakin mudah. Sehingga tidak heran bila belakangan ini banyak petani yang mulai memanfaatkan lahan kering di wilayah Tasikmalaya, sebagai ladang untuk membudidayakan tanaman nilam. Sekarang ini, pasar dunia membutuhkan sekitar 1.200 sampai 1.400 ton minyak nilam setiap tahunnya, dan 80-90% kebutuhan tersebut kini berhasil dipasok oleh Indonesia. Beberapa negara pengimpor minyak nilam yang permintaannya cukup besar antara lain Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Swis, Jerman dan Belanda. Potensi Ikan Gurame Tidak hanya memiliki lahan pertanian yang cukup subur, Tasikmalaya juga memiliki sumber air yang melimpah. Kondisi inilah yang mendorong masyarakat setempat untuk memanfaatkan potensi alam yang ada dengan mengembangkan sentra budidaya perikanan air tawar, termasuk diantaranya adalah ikan gurame. Beberapa lahan perikanan gurame yang dikembangkan masyarakat antara lain kolam plastik, kolam batu, kolam air deras, sawah (tumpangsari mina pagi), situ, serta perairan umum lainnya yang dimanfaatkan untuk memelihara ikan. Sementara ini sentra budidaya ikan gurame tersebar di Kecamatan Singaparna, Leuwisari, Padakembang, Sariwangi, Sukarame, Rajapolah, Cisayong,

Cigalontang, serta beberapa kolam batu di daerah Kecamatan Cikatomas, serta kolam plastik di Kecamatan Cineama dan Manonjaya. Industri Kerajinan Pandan dan Mendong Selain memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya juga menekuni industri kerajinan pandan dan mendong secara turun temurun. Bermodalkan peralatan tradisional, para ibu rumah tangga di sekitar Tasikmalaya menekuni bisnis tersebut untuk mendapatkan tambahan penghasilan setiap harinya. Untuk sentra kerajinan pandan, tersebar di 21 desa yang berada di lima wilayah kecamatan (Kec. Rajapolah, Parungponteng, Cikalong, Cipatujah, dan Pagerageung). Sedangkan untuk kerajinan anyaman mendong yang telah ditetapkan sebagai komoditas kerajinan khas daerah Kabupaten Tasikmalaya, diproduksi di 22 desa yang merata di beberapa wilayah kecamatan (Kec. Cineam, Karangnunggal, Manonjaya, Karangjaya, Gunungtanjung, Sukahening, Cikatomas, dan Salopa). Potensi Tambang Menurut data dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, pada dasarnya ada sekitar 35 bahan tambang yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Potensi tambang emas berada di Kecamatan Cineam, Karangjaya, Salopa, Salawu, Taraju, Bojonggambir, dan Kecamatan Pancatengah. Ada juga potensi tambang batubara di sekitar Kecamatan Taraju, Bojongasih, Cikalong, Cikatomas, dan Kecamatan Bojongambir. Sementara itu, bahan tambang yang kandungannya sudah berhasil diperkirakan petugas adalah pasir besi yang tahun ini sudah dimanfaatkan sekitar 91.395,426 ton dari Kecamatan Cikalong, Cipatujah, dan Kecamatan Karangnunggal. Melihat Kabupaten Tasikmalaya miliki beragam kekayaan alam, tidak menutup kemungkinan bila kesejahteraan masyarakat setempat ikut meningkat dan perekonomian daerah tersebut bisa stabil setiap tahunnya. Gali terus potensi daerah Anda dan ciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Salam sukses!

http://umkmcentre.narotama.ac.id/index.php/detil_berita/99/Kabupaten_Tasikmalaya_Miliki_Beragam _Kekayaan_Alam.html

You might also like