You are on page 1of 8

Evaluasi Pembelajaran

Posted in Evaluasi Pembelajaran Posted By: Al Ashadi Alimin a. Pengertian Evaluasi Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pemebelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar. Evaluasi adalah alat untuk mengukur penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.

Menurut Hamalik (dalam Schwartz,dkk.,1992:204), yang dimaksud dengan evaluasi adalah program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pegalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. Pengalaman itu jelas tampak dalam perubahan pada perilaku anak atau pola kepribadian anak. Perubahan itu adalah berkat kegiatan belajar. Jadi pengalaman yang diperoleh anak adalah pengalaman sebagai hasil belajar di sekolah. Dalam hal ini, penilaian(evaluasi) adalah usaha untuk memeriksa sejauh mana anak telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar. Evaluasi pembelajaran menurut Harjanto (2003:285) meliputi; entry behavioral test, pre test, post test, dan embbedded test, berikut penjelasannya. a) Entry behaviora test adalah test yang diadakan sebelum suatu pengajaran dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan diberikan seorang guru dapat menerapkan materi intruksional mana yang perlu direvisi dan tidak perlu diajarkan lagi karena telah dikuasai oleh siswa. b) Pre test (tes awal) yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Fungsi pre test adalah untuk melihat sampai dimana efektivitas pengajaran setelah hasil pre test tersebut nantinya dibandingkan dengan hasil post test. c) Post test (tes akhir) dalam pembelajaran bertujuan untuk melihat keberhasilan pembelajaran. Post test merupakan tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar. d) Embbedded test (proses tes) yaitu tes yang dilaksanakan di sela-sela atau pada waktuwaktu selama proses pembelajaran berlangsung. Fungsinya untuk mengetes peserta didik

secara langsung sesudah unit pengajaran sebelum post test dan untuk mengecek kemajuan peserta didik serta bahan remedial post test. Keempat evaluasi pembelajaran di atas dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar di kelas secara bergantian atau bersamaan bergantung dengan tujuan pembelajaran dicapai dalam situasi yang dihadapi guru dalam kelas. Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Pelaksanaannya secara sistematis menurut program tertentu, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang harus dijawab dan dilakukan siswa. Selanjutnya guru mengambil kesimpulan berdasarkan standar yang telah ditentukan, dengan apa yang didapat masing-masing dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.

b. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Fungsi dan tujuan evaluasi terhadap murid-murid di sekolah dapat digolongkan atas empat bagian sebagai berikut. a) Evaluasi Formatif Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial (perbaikan) program bagi murid. Dengan demikian evaluasi formatif adalah evaluasi hasil belajar jarak pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran. b) Evaluasi Sumatif Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing murid yang antara lain untuk memberikan laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas atau

penentuan lulus tidaknya murid. Dengan demikian evaluasi sumatif adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir semester tahun pelajaran keseluruhan program. c) Evaluasi Placement (penempatan) Untuk menepatkan murid dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, program pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimiliki. d) Evaluasi Diagnostik Untuk megenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.

c. Jenis Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Husen dan Rahmat (1997:34) membagi evaluasi menjadi tiga macam: a) evaluasi lisan Evaluasi lisan dapat dilaksanakan dengan pertanyaan tulisan yang dijawab dengan lisan, atau pertanyaan lisan dijawab dengan lisan. Tes seperti ini dalam pengajaran bahasa digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara. b) evaluasi tulisan Dalam evaluasi ini diharapkan siswa menjawab dengan tulisan. Bisa juga berupa lisan, tetapi penjawab harus menjawab dengan tulisan. Evaluasi ini mengungkapakan kemampuan siswa mengemukakan ide dalam bentuk tulisan. c) evaluasi perbuatan Evaluasi ini menekankan kepada siswa untuk melakukan suatu kegiatan berupa motorik (gerak), seperti mengespresikan drama, pidato, dan sebagainya. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus adanya evaluasi baik lisan maupun tulis. Penilaian itu harus digunakan agar siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dari materi pembelajaran yang diperolehnya. Guru harus mengadakan

evalusi supaya guru dapat mengtahui kemampuan siswa dari materi yang sulit dipahami sehingga guru dapat megulang materi tersebut.

d. Cara, Teknik dan Bentuk Evaluasi a) Cara evaluasi Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan bahasa Indonesia ada dua cara yang dapat ditempuh sebagai berikut. (a) Kuantitatif ialah hasil evaluasi yang diberikan dalam angka seperti 64, 70, 75, 80 dan seterusnya. (b) Kualitatif ialah hasil evaluasi diberikan dalam bentuk pernyataan verbal, seperti baik, cukup, kurang dan sejenisnya. b) Teknik Evaluasi. Teknik evaluasi yang digunakan di sekolah dapat dibedakan ke dalam dua golongan pokok yaitu: (a) Test: Untuk menilai kemampuan murid yang meliputi pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajar, bakat khusus dan intelegensi, terdiri dari tiga bentuk sebagai berikut. (1) Tes Esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. (2) Objektif Test adalah tes jawaban singkat menuntut siswa hanya dengan memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Macam-macam tes objektif - Tes benar-salah adalah bentuk alat tes yang terdiri dari sebuah peryataan yang mempunyai dua kemungkinan benar atau salah. - Tes pilihan ganda adalah suatu bentuk tes yang paling banyak dipergunakan dalam dunia pendidikan. Tes ini memberikan peryataan benar dan salah pada setiap alternatif jawaban, hanya salah lebih dari sebuah. - Tes menjodohkan adalah siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokan, menyesuaikan, atau menghubungkan antara dua peryataan yang disediakan.

- Tes jawaban isian merupakan suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari peryataanperyataan yang sengaja dihilangkan sebagian unsurnya, atau yang sengaja dibuat tidak lengkap. (Nurgiantoro, 1987: 67-85) (b) Non Test: Untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya: minat, sikap dan kepribadian murid yang terdiri antar lain: (1) Skala bertingkat merupakan suatu kesatuan sebagai penanda unit-unit yang bersifat angka ynag dapat diterapkan pada suatu objek atau pertanyaan yang dimaksudkan untuk mengukur kelayakan atau kecendrungan tertentu, sikap, keyakinan, pandangan , dan nilainilai bersifat kualitatif. (2) Wawancara adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari resonden dengan melakukan tanta jawab sepihak. (3) Pengamatan adalah penilaian dengan cara mengadakan pengamatan terhadap suatu hal secara langsung, teliti, dan sistematis. (Nurgiantoro, 1987:52-56)

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsemi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakatra: Balai pustaka.

Depdiknas. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional (http: //www.Dikdasdki. go. Id/ download/ standar proses. dok, diakses 10 Oktober 2009 ).

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Kusnadi. 2004. Pengajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan di Kelas III Semester 1 MAS ALHuda Jongkong Tahun Pembelajaran 2003/2004. Skripsi Universitas Tanjungpura.

Murni, Jenita. 2007. Pengajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Kembayan Kabupaten Sanggau Tahun Ajar 2006/2007. Skripsi Universitas Tanjungpura

Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutia, Ria. 2008. Relevansi Bahan Pembelajaran Berbahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII Terbitan 2007 Erlangga dengan Standar Isi. Skripsi Universitas Tanjungpura.

Mustaqim, Hariyono. 2007. Perencanaan Guru Bidang Studi Ekonomi Dalam Menginplementasikan KTSP di SMA Mujahidin Pontianak. Universitas Tnjungpura

Nurgiantoro, Burhan.1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Nana Sudjana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Argensindo.

Nawawi, Hadari.1991. Metodologi Penelitian Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Porwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakatara: Debdikbud.

Permendiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen pendididkan Nasional(http: //www. Permendiknas. go.id/download/ standar kompetensi. doc, diakses 10 Oktober 2009).

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: ADI CIPTA KARYA NUSA.

Subana, M. dan Sunarti. 2002. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Saharudin. 1997. Penerapan Metode Mengajar Guru Mata Pelajaran Agama Islam Madrasa Aliyah Negeri Sanggau 1996/1997. Skripsi Muhammadiyah Pontianak.

You might also like