You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah peranan kaum remaja dalam menanggapi perkembangan kebudayaan dengan iman kristiani. Salah satunya ialah dengan memilah pakaian mana saja yang pantas dan tidak pantas untuk dikenakan kaum remaja saat beribadah di bait Allah. Dalam penyelesaian makalah ini, penulisan banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya. Semoga dengan makalah ini kita dapat mengerti akan pakaian yang pantas untuk kita kenakan dalam beribadah di bait Allah. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jualah penulis mohon hidayah, semoga usaha kami ini mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho dariNya. Amin.

Malang, 16 September 2009

Penulis, Stefi Yunia Suwarlan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

I.I

Latar Belakang Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai daya budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat. Salah satu wujud sari kebudayaan ialah berupa wujud artefak. Salah satu contohnya adalah pakaian. Pakaian adalah salah satu bentuk kebudayaan yang selalu berkembang dari suatu masa ke masa. Di kalangan remaja pun pakaian sangatlah populer. Remaja saat ini cenderung menggunakan model pakaian yang aneh-aneh seiring dengan mode pakaian yang sedang populer. hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk menyusun karya ilmiah mengenai perkembangan kebudayaan pakaian dari jaman dahulu hingga saat ini, serta pakaian apa sajakah yang pantas untuk dikenakan saat beribadah di dalam Bait Allah.

I.II

Perumusan masalah 1. Bagaimana perkembangan pakaian sejak jaman sebelum masehi. 2. Bagaimanakah penggunaan pakaian yang tidak baik di dalam Bait Allah? 3. Bagaimanakah peranan remaja dalam menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan iman kristiani di Bait Allah?

I.III

Tujuan 1. Untuk mengetahui perkembangan pakaian sejak jaman sebelum masehi. 2. Untuk mengetahui penerapan penggunaan pakaian yang tidak baik di dalam Bait Allah. 3. Untuk mengetahui peranan remaja dalam menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan iman kristiani di Bait Allah.

BAB II PEMBAHASAN

II.1

Perkembangan pakaian Memahami wujud busana masyarakat tertentu berarti memahami pula kebudayaan masyarakat itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya. Sebagai awal kita akan mengenal tata busana di Dunia Kuno, adalah peradaban yang terjadi disekitar Mediterranea pada masa sebelum Masehi. Pada dasarnya pakaian tidaklah hanya merupakan alat pelindung terhadap keadaan cuaca semata mata. Suku bangsa primitive ada kalanya mengenakan pakaian tebal panas di Katulistiwa dan kadangkadang hamper telanjang didaerah kutub. Ini sebagian dikarenakan adanya keinginan merias diri yang lebih kuat dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar. Kiranya sedikit sifat ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini pun sikap itu masih terpelihara disebagian umat manusia. Perbedaan berbusana antara suku bangsa di pegunungan, kaum nomadan, penghuni padang pasir, goa, petani dan orang kota terlihat jelas. Sedangkan pada golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan aristocrat unsure-unsur simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan. Bangsa-bangsa kuno pada mulanya hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi dengan selendang. Tutup kepala dan alas kaki, hamper tak dipakai. Busana zaman kuno yang sangat berpengaruh adalah busana yang berasal dari suku bangsa yang memiliki kebudayaaan sendiri seperti bangsa Mesir Kuno dan Bangsa Babylonia. Kedua bangsa ini memiliki bentuk dasar busana yang sama yaitu bentuk dasar kemeja. Bangsa Mesir Kuno menghias bentuk dasar ini dengan mempergunakan kain itu sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit ( pleats, plissee ).

Bangsa Babylonia dengan menambah potongan-potongan strook yang berumbai-rumbai. Bentuk kostum dari masing-masing suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda tapi sepintas tak terlihat perbedaannya. Potongan-potongan kain besar atau lebarnya tergantung yang dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu diterima sebagai bentuk dasar kostum untuk kemudian dilipat, dililit, dilingkarkan atau disusun pada badan dalam aneka perbandingan panjang atau lebar kain itu sendiri. Akan jelas bahwa dengan demikian busana zaman kuno dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : 1. 2. Rok rok lipit ( sarung ) Bentuk dasar kemeja - tunika

- kaftan

Tunika dan kaftan hingga kini masih dikenakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara dan Timur Tengah. Pakaian ini biasanya dikenakan oleh para Kaisar Romawi.

1.

Deraperi.

Sepotong kain disusun pada bahan, acapkali sebagai tambahan. ( ingat : sari pada busana khas India ) Busana deraperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan pakaian paling plastis dari Dunia Kuno. Dalam dunia kuno bentuk celana hamper tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa- suku bangsa pegunungan atau pada suku bangsa-suku bangsa penunggang kuda. Mesir Kuno Masa kelahiran Tuhan Yesus dan Kristen Awal 395 640 SM Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam bentuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa krag dinamakan KALASIRIS. Dalam periode kerajaaan kunoKalasirirs berlengan setali ini sangat pendek dan ketat, sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuat panjan dan lebar serta diberi lipit-lipit yang merupakan unsure dekoratif yang sangat dominant pada tata busana bangsa Mesir kuno. Pelengkap Kalasiris : berbagai sarung pendek dan aneka krag. Yang dibuat dari berbagai macam bahan. Sepeti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah dibentuk, ini biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia, ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh-tokoh penting lainnya. Pada kragnya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam susunan geometris. Sedangkan sarung pendek atau disebut SCHENTI juga memberikan efek dekoratif pada kalasiris. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.

Asesoris lainnya ada selendang yang disebut STOLA yang disusun sebagai draperi pada bahu. Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan ronce manik-manik. Untuk Firaun, kalasiris yang berlipit-lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan kedewaan. Untuk Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi segitiga. Tutup kepala ini disebut KLAFT. Aneka mahkota yang terdapat di Mesir: Mahkota Pschent -: Mahkota ganda terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih warna pada mahkota ini9 menunjukkan daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan warna putih meliputi daerah Mesir Hulu. Mahkota CHEPERESH : Mahkota pada masa kerajaan baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pschent. Selalu dihias dengan Ular Ureus yang menghadap kedepan, sebagai kepercayan agar terlindungi dari gigitan ular. Untuk Ratu selalu memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih disisi kepala. Selain itu ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis. Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang. Juga ada gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol-simbol khas Mesir kuno seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang, matahari bersayap dan lain sebagainya.

II.II

Pakaian Yang Tidak Berkenan di Bait Allah

Bait Allah atau gereja adalah tempat dimana seluruh umat Allah berkumpul untuk memuji, memuliakan, mendengarkan firmanNya, serta masuk ke dalam hadiratNya. Rata-rata orang Kristen beribadah di gereja setiap hari minggu, namun ada pula yang mengadakan persekutuan-persekutuan lainnya di hari yang lain. Pada 1 Korintus 6 : 19-20, Tuhan berfirman : Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Ayat di atas sangatlah jelas bagi kita semua bahwa tubuh kita adalah bait Allah yang harus dijaga. Namun sayangnya, remaja-remaja Kristen saat ini kebanyakan lupa bahkan tidak menghiraukan ayat di atas. Mereka merusak, memamerkan bahkan merendahkan bait Allah, yakni tubuhnya sendiri. Kebanyakan dari kaum remaja saat ini cenderung menyukai pakaian-pakaian yang dapat memperlihatkan bagian dari tubuhnya, yang sesungguhnya sangatlah tidak pantas untuk dipertunjukkan. Contohnya seperti mengenakan rok diatas lutut. Tank-top, celana di atas lutut, pakaian ketat, pakaian yang menunjukkan bagian perutnya serta masih banyak lagi. Mereka menjadi sama dengan manusia duniawi, hal ini sangat memperihatinkan. Parahnya lagi, pakaian-pakaian di atas mereka kenakan saat mereka hendak beribadah bersekutu dan masuk ke dalam hadirat Tuhan yang sangat kudus. Hal ini sangatlah salah dan tidak bias ditoleran. Tubuh kita adalah milik Tuhan, jadi kita harus menjaganya baik-baik. Melihat hal ini pastinya Tuhan pun sangat sedih.

II.III

Peranan Remaja dalam Menggenakan Pakaian yang Pantas Sesuai dengan Iman Kristiani di Bait Allah Pada 1 Korintus 6 : 19-20, Tuhan berfirman : Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu. Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Pada ayat serta pembahasan di atas, kita sudah mengetahui betapa pentingnya tubuh kita dan penggunaan pakaian yang tidak di dasari oleh iman kristiani. Oleh karena itu pada pokok pembahasan kali ini saya akan memberikan contoh-contoh serta cara berpakaian yang berkenan di hadapan Allah berdasarkan iman kristiani. Tubuh kita adalah Bait Allah, oleh karena itu kita harus menjaga, merawatnya serta memperindahnya agar kemuliian, keindahan dan kebesaran Tuhan dapat terpancar melalui tubuh kita. Salah satunya ialah dengan memilih jenis-jenis pakaian yang akan kita kenakan, yang pastinya harus berpedoman pada alkitab. Pria : Pria cenderung memiliki permasalahan dalam berpakaian yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita. Pakaian yang pantas untuk dikenakan seorang pria saat masuk ke dalam hadirat Tuhan di bait Allah ialah celana panjang, dipadu dengan kemeja, serta sepatu yang menutupi seluruh kaki. Wanita : Tuhan tidak berkenan pada jemaat wanita yang berdandan secara berlebihan (I Timotius 2:9-10 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas 1 , dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas 2 atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,
p q

2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan

baik,

seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

). Tuhan memerintah

jemaat wanita untuk berpakaian secara sederhana, bukan dengan pakaian yang

mahal-mahal. Contoh pakaian yang pantas untuk dipakai wanita adalah rok di bawah lutut, celana panjang dan blouse atau kemeja yang sopan dan tidak ketat.

BAB III PENUTUP

III.I

Kesimpulan

Dengan mengenakan pakaian yang sesuai dengan iman kristiani maka remaja sudah dapat melaksanakan peranannya dengan sangat baik di gereja serta di mata orang banyak. Melihat remaja-remaja Kristen yang berpakaian sangat rapi, sopan dan sederhana, maka orang luar akan menilai remaja-remaja Kristen sebagai remaja yang berbeda dengan remaja dunia. Mereka tetap mengikuti perkembangan kebudayaan di bidang pakaian, namun mereka tetap mengkajinya apakah sesuai dengan iman Kristen atau tidak. Dengan demikian maka remajaremaja Kristen dapat menjadi terang di tengah dunia dan nama Tuhan dipermuliakan.

III.II

Saran

Penulis menyarankan agar remaja-remaja Kristen saat ini dapat pandaipandai dalam memilah arus kebudayaan yang begitu kuat. Dapat

merealisasikannya apakah sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Sehingga remaja-remaja ini dapat menjadi terang di tengah masyarakat dan nama Tuhan di permuliakan serta tidak menjadi serupa dengan dunia. Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna..

~Tuhan Yesus Memberkati~

DAFTAR PUSTAKA

ALKITAB

http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Rm&chapter=12#n2

http://www.prepolino.ch/navigation/0156.html

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefoxa&hs=Qf7&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&biw=1366&bih=615&site=search&tbm=isch&sa=1&q=1.%0 9Deraperi&aq=f&aqi=&aql=&oq

http://goyangkarawang.com/2010/03/definisi-wujud-dan-unsur-kebudayaan/

http://www.google.co.id/search?q=ayat+alkitab+tentang+cara+berpakaian&hl =id&prmd=ivns&tbas=0&source=lnt&sa=X&ei=IeGTTe7RDM_Icf_KoYwH& ved=0CAkQpwUoAA

http://dalank2012.wordpress.com/

You might also like