You are on page 1of 51

MENYINGKAP PEMAHAMAN MURJIAH

PADA SIKAP BERLEPAS-DIRINYA MUHAMMAD AL-IMAM DARI


PENGKAFIRAN ROFIDHOH ZANADIQOH
Kasyfu Irjai Muhammad bin Abdillah Al-Mulaqqob bi Al-Imam fi
Tabriatir Rofidhoh Zanadiqoh minal Kufr
DITULIS OLEH:
SYAIKH ABU HATIM SAID BIN DAAS
Semoga Alloh Menerimanya Sebagai Syuhada

ALIH BAHASA:
ABU JAFAR Al-HARITS AL-ANDALASY
Semoga Alloh Mengokohkannya Di Atas Sunnah
| 2 Hal
,,-_~.,.
_....- .,,..- ,. ,,. , ,.)..-.)).,. , _.-
....._. , ,-).-_._),...,...s.,. , ... :
Muhammad bin Abdillah yang dijuluki Al-Imam telah banyak melakukan
perdebatan dalam sikap berlepas dirinya dari pengkafiran dan keluarnya para
zindiq -yang telah mengkafirkan, memfasikkan, dan memvonis para shahabat
Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam sebagai orang-orang yang sesat- dari
agama Islam. Besarnya kadar kelancangannya untuk terjun ke masalah tersebut
telah sampai ke level gawat!!, dia banyak melakukan pencampur-adukkan dan
pengkaburan yang bisa membuat orang-orang bodoh dan orang-orang awam
terpedaya. Perbuatannya adalah bahaya dalam lingkup yang besar.
Sekalangan penuntut ilmu di Darul Hadits Dammaj dan selainnya telah
menjelaskan kesamaran dan kelancangan yang diperbuatnya dalam pelepasan
diri terhadap pengkafiran orang-orang yang telah sah kekafirannya dengan pasti
dari kalangan Rofidhoh Zanadiqoh yang telah mengkafirkan, memfasikkan, dan
memvonis para shahabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam sebagai orang-
orang yang sesat. Akan tetapi mereka (para penulis bantahan) bersamaan
dengan bantahan-batahan mereka yang mencakup diskusi ilmiyyah- tidak
menyinggung landasan pokok yang dengannya Muhammad bin Abdillah -yang
dijuluki Al-Imam- membangun sikap lancang yang berbahaya dalam membela
Rofidhoh Zanadiqoh yang kafir, yang telah keluar dari jamaah muslimin dengan
pasti lagi yakin.
Maka saya meminta pertolongan kepada Alloh untuk menjelaskan
perkara tersebut sehingga orang-orang bisa memahami bahaya apa yang telah
dicontohkan dan didakwahkan orang ini berupa pemikiran yang berbahaya, yang
menyelisihi sikap keimanan kaum muslimin dalam menyikapi Rofidhoh
Zanadiqoh para munafiq, musuh-musuh Alloh dan rosul-Nyayang telah
mengkafirkan, memfasikkan, dan memvonis para shahabat Rosululloh
Shollallohu Alaihi wa Sallam sebagai orang-orang yang sesat. Saya namakan
risalah yang disegerakan ini, Kasyfu Irjai Muhammad bin Abdillah Al-
Mulaqqob bi Al-Imam fi Tabriatir Rofidhoh Zanadiqoh minal Kufr, saya
memohon kepada Alloh taufik dan pertolongan.
| 3 Hal
PENJELASAN KEYAKINAN MUHAMMAD BIN ABDILLAH YANG
DIJULUKI DENGAN AL-IMAM:
BAHWASANYA KEYAKINAN AKAN BOLEHNYA MENCELA SHOHABAT
DAN MENGKAFIRKAN MEREKA TANPA DIBARENGI KEYAKINAN LAIN
ADALAH PERBUATAN KAFIR.
TAHUNYA DIA (AL-IMAM) -BAHWASANYA KEYAKINAN ROFIDHOH AKAN
BOLEHNYA MENCELA DAN MENGKAFIRKAN PARA SHOHABAT- TELAH
MENJADI KEYAKINAN (AL-IMAM), NAMUN BERSAMAAN DENGAN ITU
DIA MENYATAKAN DENGAN TEGAS BAHWA MEREKA TIDAK KAFIR.
Tidaklah tersembunyi bagi Al-Imam bahwasanya Rofidhoh secara umum
dan Hutsiyun secara khusus memiliki perbuatan-perbuat kafir yang pasti yang
kekafirannya diketahui dengan pasti dan yakin serta merupakan perkara dalam
agama Islam yang diketahui segenap kaum muslimin. Mereka (Rofidhoh
Zanadiqoh) telah mengumpulkan berbagai kekafiran dan penyimpangan dari
agama Islam seperti mengkafirkan, memfasikkan, dan memvonis para shahabat
Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam sebagai orang-orang yang sesat, semisal
Abu Bakr, Umar, Utsman. Mereka juga menuduh Ummul Mukminin Aisyah istri
Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam dengan apa yang dituduhkan para
munafik yang telah Alloh bersihkan namanya dari tuduhan itu di Al-Quran. Al-
Imam juga mengetahui perbuatan-pebuatan kekafiran yang lain sebagaimana
tercantum di sejumlah bukunya semisal, Rofidhotul Yaman ala Marriz Zamaan,
Rofidhotul Yaman fi Shohabatir Rosulil Mutaman, Bawaiqur Rofidhotil
Yaman, demikian juga kitab yang khusus tentang Hutsiyun, An-Nushrotul
Yamaniyyah limah Tawathu Malazimu Zaimit Thoifatil Hutsiyah min Dholalatin
Iraniyyah. Dia juga menyebutkan beberapa bentuk kekafiran mereka dalam
kaset rekaman suara.
Dia juga telah menukilkan perkataan-perkataan para Imam Islam serta
ijma mereka akan pastinya kekafiran orang-orang yang mengkafirkan,
memfasikkan, dan memvonis para shahabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa
Sallam sebagai orang-orang yang sesat, serta orang-orang yang menuduh istri
beliau Shollallohu Alaihi wa Sallam yang telah disucikan dengan pembersihan
nama oleh Alloh Taala dari tuduhan Rofidhoh Zanadiqoh, dan dia juga
menukilan bahwa tidak ada keraguan akan kafirnya orang yang tidak
mengkafirkan mereka.
Diantaranya adalah yang dikatakannya dalam pernyataan yang direkam:
Masih ada jenis-jenis celaan yang tidak merupakan perbuatan kafir, seperti
menghukumi bahwa sebagian shohabat -sedikit atau banyak- dengan
pengkhianatan, kedustaan, penakut, atau atau dst. Ini adalah celaan, dan
| 4 Hal
merupakan dosa besar secara ijma, akan tetapi bukanlah kekafiran kecuali
dengan syarat: Meyakini bolehnya!!. Selesai penukilan
Dia mengatakan dalam tulisan terakhirnya tentang Rofidhoh yang
berjudul An-Nushrotul Yamaniyyah (hal 191): Keyakinan akan bolehnya
mencela shohabat adalah kafir, secara ijma. Abu Yala Al-Hanbaly, Malaa Ali Al-
Qory, Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy telah menukilkan tentang
masalah itu. selesai
Sebelumnya di An-Nushrotul Yamaniyah (hal 190) dia telah
menyebutkan bahwa keyakinan keagamaan Rofidhoh untuk mencela shohabat
adalah bentuk yang keyakinan pembolehan paling gamblang. Dia berkata:
Kejahatan rofidhoh besar yaitu celaan mereka terhadap banyak dari kalangan
shohabat Rosulullloh dan menjadikannya langkah celaan ini sebagai agama!!-
mereka membangun loyalitas dan permusuhan gara-gara itu. selesai
Diantaranya, adalah perkataannya dalam rekaman: Ada jenis celaan
yang merupakan perbuatan kekafiran tanpa perlu memandang faktor lain-. Ini
adalah celaan dengan mengatakan bahwa shohabat telah kafir dan murtad dari
Islam. Maka celaan ini tanpa perlu memandang faktor lain- adalah perbuatan
kafir. Celaan jenis ini, jika ada yang mengucapkannya maka dia kafir, barangsiapa
yang meyakininya maka dia kafir. Karena celaan (seperti ini) adalah pendustaan
yang nyata terhadap Al-Quran, As-Sunnah dan ijma muslimin, dan perkara-
perkara agama, serta yang telah sama-sama diketahui atas jasa yang telah
dilakukan para shohabat dalam menyiarkan dakwah setelah meninggalnya
Nabi. Selesai
Diantaranya, adalah perkataannya dalam An-Nushrotul Yamaniyyah
(hal 192) yaitu kitab terakhir yang dia tulis tentang Rofidhoh, dia berkata:
Barangsiapa yang mengkafirkan para shohabat Rodhiyallohu Anhum atau
kebanyakan mereka, atau menghukumi bahwa mereka telah murtad, maka tidak
ada kebimbangan dalam kekafiran (orang yang menghukumi). Al-Qodhi Iyadh
mengatakan: Demikian juga kita memastikan kafirnya setiap orang yang
mengatakan perkataan yang memicu kepada vonis akan sesatnya umat dan
pengkafiran seluruh shohabat. (Asy-Syifa 2/1072).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam kitabnya Ash-
Shorimul Maslul 3/110-111): Adapun yang melewati itu, sampai dia menyangka
bahwa mereka (para shohabat) telah kafir sepeninggal Rosululloh Shollallohu
Alaihi wa Sallam kecuali sekalangan kecil -yang tidak mencapai belasan orang-,
atau menyangka bahwa seluruh mereka telah fasik, maka tidak ada kebimbangan
bahwa orang tersebut telah kafir. Karena dia telah mendustakan apa yang telah
dinyatakan Al-Quran berupa keridhoan dan pujian terhadap mereka. Bahkan
barang siapa yang ragu terhadap kafirnya orang seperti ini maka orang itu pun
| 5 Hal
(dihukumi langsung) kafir. Sebab yang terkandung dari wacana ini, bahwasanya
orang-orang yang menukilkan Al-Kitab dan As-Sunnah adalah orang-orang kafir
dan fasik. Selesai apa yang disebutkannya di An-Nushrotul Yamaniyyah.
Maka tersimpulkan dari apa-apa yang terdahulu bahwasanya Muhammad
bin Abdillah Al-Imam meyakini dengan yakin:
Bahwasanya keyakinan pembolehan celaan terhadap shohabat adalah
kekafiran.
Sesungguhnya keyakinan pembolehan pada Rofidhoh adalah keyakinan
keagamaan
Bahwasanya pengkafiran para shohabat atau kebanyakannya, serta
menghukumi mereka telah murtad adalah kekafiran tanpa melihat faktor
lain- dengan pasti dan yakin.
Bahkan dia (Al-Imam) mengetahui akan kafirnya (secara langsung)
barangsiapa yang ragu akan kafirnya orang yang yang berbuat perkara
tersebut.
Kemudian dia menegaskan bahwa dia tidak mengkafirkan Rofidhoh
sementara dia mengetahui keyakinan pembolehan pada Rofidhoh untuk
mencela shohabat merupakan bentuk (ibadah) keagamaan. Dia juga
menegaskan bahwa dia tidak mengkafirkan orang yang mengkafirkan
serta memfasikkan para shohabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam,
sementara dia mengetahui bahwa tidak ada keraguan pada akan kekafiran
mereka serta bahwasanya orang yang ragu akan kekafiran mereka, maka
dia kafir (secara langsung).
Dia dalam kitab Thuunur Rofidhotil Yaman fi Shohabatir Rosulil
Mutaman- menukilkan perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Imam
Asy-Syaukany tentang kafirnya Rofidhoh karena pengkafiran dan pemfasikan
mereka terhadap para shohabat Nabi, bahkan walau dengan mengkafirkan satu
orang shohabat saja, sebagaimana dinukilkan Imam Asy-Syaukany, dan
bahwasanya tingkat kekafirannya berlipat ganda karena pengkafiran lebih dari
satu shohabat.
Dia berkata (hal 11): Apa yang dikatakan Asy-Syaukany tentang berlipat
gandanya kekafiran Rofidhoh adalah perkataan yang benar -sampai
perkataannya (hal 12)- bersamaan dengan yang telah terdahulu maka (mesti)
berhati-hati dalam pengkafiran orang yang mengkafirkan shohabat, secara
mutlak. Selesai ???
Karena hal inilah, dia mengatakan di kitab Rofidhotul Yaman Ala Marriz
Zaman (hal 309): Telah aku sebutkan dalam kitabku Thuunur Rofidhotul
Yaman pengkafiran Al-Hady dan pengikutnya terhadap kebanyakan para
shohabat Rodhiyallohu Anhum Selesai
| 6 Hal
Saya katakan (Said Daas): Dia telah menyebutkan perkataan Al-Hady
dan pengikutnya terhadap shohabat, yang penuh dengan pengkafiran,
pemfasikan mereka, serta menghukumi mereka sebagai orang-orang sesat dan
pengkhianat, merendahkan dan menghina mereka, iyaadzan billah.
Bersamaan dengan ini semuanya dia (Al-Imam) tetap menghitung
Al-Hady dan para pengikutnya sebagai penganut Islam. Dia mengatakan
dalam Rofidhotul Yaman Ala Marriz Zaman (hal 644): Dimaklumi bahwasanya
Bathiniyyah telah keluar dari lingkup Islam di sisi muslimin seluruhnya,
sementara pada mereka ada Zaidiyyah Al-Hadawiyyah (pengikut Al-Hady
pent). Selesai
Di dalam Rofidhotul Yaman Ala Marriz Zaman (hal 130-140) dia
menyebutkan sekte As-Sulaimaniyyah Al-Jaririyah dari kalangan Rofidhoh
yang mereka menisbahkan diri ke Sulaiman bin Jarir. Dia menyebutkan akidah
sekte tersebut dimana sekte tersebut bersaksi bahwa Utsman dan orang yang
memerangi Ali yang mereka maksud Aisyah, Tholhah dan Az-Zubair- adalah
kafir. Lalu dia (Al-Imam) berkata: Perhatian: Dinukilkan dari Abdul Qohir Al-
Baghdady di Al-Firoq bainal Firoq (hal 54) bahwasanya ahlussunnah
mengkafirkan Sulaiman bin Jarir karena dia mengkafirkan Utsman Rodhiyallohu
Anhu.
Kemudian dia (Al-Imam) menimpali: Yang dia maksud dengan
ahlussunah dan hadits adalah Al-Asyairoh. Adapun ahlussunah yang mereka
adalah ahlul hadits, maka mereka tidak mengkafirkannya. Selesai
Saya katakan: (Said Daas): Ini adalah kedustaan yang mengada-ada
terhadap Ahlul Hadits. Karena ImamAl-Mubajjal Ahmad bin Hanbal telah ditanya
sebagaimana dalam riwayat Abu Tholib- tentang seseorang yang menuduh dan
memaki Utsman, maka Ahmad berkata: Ini adalah kezindiqan .
Muhammad Al-Imam (sendiri) telah menukilkan perkataan ini di
Thuunur Rofidhotil Yaman (hal 13) dan sebelumnya di Rofidhotul Yaman Ala
Marriz Zaman dan dia nukilkan juga di An-Nushrotul Yamaniyah (Hal 200).
Maka bagaimana dengan lapang dia bisa menisbatkan kepada ahlul hadits
tidak kafirnya orang yang mengkafirkan Utsman sementara dia telah
menukilkan perkataan Imam Ahlul hadits dimana para ahlul hadits setelahnya
tidak ada yang menjarh (memandang cacat) perkataan mereka tentang kafirnya
orang yang menuduh dan memaki Utsman, belum lagi orang yang sampai
mengkafirkannya. Semoga Alloh menutup aib kita dan mengkaruniakan kita
keselamatan.
| 7 Hal
PEMAPARAN TENTANG PEMAHAMAN MURJIAH YANG TERDAPAT PADA
MUHAMMAD BIN AABDILLAH AL-IMAM DALAM SIKAPNYA YANG TIDAK
MENGKAFIRKAN ORANG YANG MENGKAFIRKAN SHOHABAT DAN ORANG
YANG MEYAKINI BOLEHNYA MENCELA MEREKA
Ketahuilah bahwasanya kenapa Muhammad Al-Imam tidak mengkafirkan
orang yang mengkafirkan, memfasikkan dan menghukumi sesatnya para
shohabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam, dari kalangan Rofidhoh secara
umum maupun Hutsiyun secara khusus, bersamaan dengan dia (Al-Imam)
melihat bahwa perbuatan tersebut adalah kekafiran tanpa memperhitungkan
faktor lain-, rahasia adalah: Rusaknya keyakinannya akan masalah-masalah
keimanan dan kekafiran yang pada sebagian sisi kembalinya pada metode
Jahm bin Shofwan dan pengikutnya dalam masalah keimanan dan
kekafiran. Penjelasannya:
PENSYARATAN MUHAMMAD AL-IMAM BAHWASANYA DALAM
MENGHUKUMI KAFIRNYA ORANG YANG TERJATUH DALAM PERBUATAN
KEKAFIRAN: DIA MESTI BERTUJUAN UNTUK KAFIR
Walaupun dia (Al-Imam) berpandangan bahwa keyakinan akan bolehnya
pencelaan terhadap shohabat dalam bentuk keyakinan agama- adalah
kekafiran, dan pengkafiran mereka adalah kafir tanpa perlu memperhitungkan
faktor lain, namun dia tidak memastikan kafirnya orang yang -sebagai bentuk
aktivitas keagamaan- mencela mereka (shohabat). Dia tidak mengkafirkan orang
yang mengkafirkan, memfasikkan, dan menyesatkan mereka (shohabat), sampai
perkara-perkara tersebut disebabkan adanya tujuan dan keinginan untuk kafir
yang dengannya hilang pembenaran di hati. Apabila dia tidak memiliki tujuan
untuk kafir walaupun dia telah melakukan perbuatan kafir yang nyata, dan dia
dalam keadaan memiliki pilihan (untuk tidak melakukan atau tidak), tidak
dikarenakan kesalahan, tidak dipaksa, maka orang itu tidak kafir.
Hal itu sebagaimana dia katakan dalam pernyataan yang direkam, yang
dia sampaikan dalam salah satu pelajaran tentang perincian hukum pada orang
yang mencela shohabat: Disana ada orang yang mencela shohabat dan
tujuannya adalah merubuhkan Islam, maka orang ini kafir. Karena selama dia
berkeinginan untuk merubuhkan Islam maka yang seperti ini, keimanan tidak
hadir di hatinya, bahkan dia maih berada pada jalannya Abdulloh bin Ubay,
menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran. Disana ada orang yang
mencela mereka -yaitu shohabat- namun mereka tidak berkeinginan
merubuhkan Islam, tidak juga menentang Islam, tidak mendustakan Al-Quran,
akan tetapi karena kebodohannya, dia menyangka bahwa perbuatan mencela ini
adalah kebenaran, bahwa perbuatan mencela ini memiliki dalil yang sah, juga
karena bahwa perbuatan mencela ini juga terjadi di kalangan shohabat, maka
| 8 Hal
orang yang mencela ini tidak kafir, akan tetapi dia bodoh butuh ditegakkan
hujjah
1
. Selesai
Dalam kitab Thuunur Rofidotuil Yaman fi Shohabatir Rosulil Mutaman
(hal 11), setelah menyebutkan perkataan Syaikhul Islam dan Asy-Syaukany
tentang kafirnya pengikut Rofidhoh yang mengkafirkan shohabat Rosululloh
Shollallohu Alaihi wa Sallam, walaupun orang itu mengkafirkan salah seorang
dari mereka, dan kekafirannya akan berlipat ganda dengan pengkafiran terhadap
lebih dari seorang shohabat, serta pernyataan Al-Imam yang membenarkan
perkataan Asy-Syaukany Rahimahulloh akan berlipat gandanya kekafiran
Rofidhoh, dia berkata: Bersamaan dengan yang telah terdahulu maka (mesti)
berhati-hati dalam pengkafiran orang yang mengkafirkan shohabat secara
mutlak -sampai perkataannya- dan kami tidak berpandangan akan kafirnya
Rofidhoh, kecuali orang-orang diantara mereka yang mengetahui pujian Alloh
dan Rosulnya terhadap para shohabat, serta berkeinginan dengan celaan mereka
itu untuk mencela Islam. Selesai
Dia mensyaratkan pada itu semua, sebagaimana anda saksikan
tujuan dan keyakinan untuk kafir- dengan syarat bertujuan untuk
merubuhkan Islam dan keinginan untuk mencela Islam dimana perkara
tersebut menunjukkan tujuan dan keyakinan untuk kafir yang merupakan
konsekwensi dari hilangnya keimanan di hati. Dipahami, apabila dia berbuat tapi
tidak ingin kafir dan tidak bertujuan merubuhkan Islam, maka keimanan di
hatinya tidak hilang dan dia tidak kafir, walaupun dia telah jatuh pada perbuatan
kafir yang terang dan nyata. Baik dalam pengkafiran shohabat maupun dalam
perkara lain dari perbuatan kafir yang nyata karena tidak ada perbedaan antara
perkara-perkara tersebut pada kenyataannya.
Inilah yang dia maksud dengan perincian di kitab An-Nushrotul
Yamaniyyah (hal 194), bahwa itulah yang kuat menurutnya, dan dia berdalil
dengan perkataan sebagian ulama sunnah yang tidak ada hubungannya dari
jauh maupu dekat- dengan tujuannya (Al-Imam) yang berbau Murjiah.
Pada hakikatnya, keyakinan tentang sisi pensyaratan tujuan dan
keinginan untuk kafir yang menghilangkan iman di hati, kembali kepada
perkataan Jahm dan pengikutnya dalam masalah (menurut mereka pent)
sesungguhnya iman adalah pembenaran hati dan pengetahuan hati. Hal itu tidak
bisa hilang dengan melakukan perbuatan-perbuatan kekafiran yang nyata
kecuali dengan hilangnya pembenaran di hati, dengan sebab tujuan dan
keinginan untuk kafir. Hal inilah yang diibaratkan Muhammad Al-Imam dengan
Keinginan dan tujuan untuk merubuhkan Islam. Karena sebagaimana
dikatakan Al-Imam: Selama dia masih menginginkan merubuhkan Islam maka
1
Masih saja dia memberi gizi para pelajarnya dengan keyakinan yang rusakini. Dia mendiktekan
semisalnya kepada para pelajarnya setelah itu di sebagian pelajaran-pelajarannya.
| 9 Hal
iman tidak bisa hadir di hatinya dan dia berada di jalannya Abdulloh bin Ubay
menyembunyikan kekafiran yaitu menginginkan dan bertujuan untuk kafir.
Syaikhul Islam mengatakan sebagaimana dalam Al-Fatawa (7/188):
Perkataan Jahm bin Shofwan dan para pengikutnya, ketika mereka mengira
bahwa keimanan hanya sebatas pembenaran dan pengetahuan hati, maka
mereka tidak menjadikan amalan sebagai bagian dari keimanan. Mereka
menyangka bahwasanya bisa saja seseorang mukmin memiliki keimanan yang
sempurna dengan hatinya sementara dia mencela Alloh dan rosul-Nya, melawan
Alloh dan rosul-Nya, melawan para wali Alloh, berloyalitas kepada musuh Alloh,
membunuh para nabi, meruntuhkan mesjid, menghinakan mushaf-mushaf,
memuliakan orang-orang kafir setinggi-tingginya, menghinakan mukminin
serendah-rendahnya. Mereka mengatakan: Semua ini adalah maksiat yang tidak
meniadakan keimanan yang ada di hatinya, bahkan dia sedang melakukan
perbuatan-perbuatan tersebut sementara di batin di sisi Alloh- dia tetap
mukmin. Selesai
Syaikhul Islam juga mengatakan sebagaimana di Al-Fatawa (7/143):
Tidak tergambarkan di sisi mereka yakni Jahmiyyah- bahwasaya keimanan itu
bisa hilang, kecuali jika hilang pengetahuan dari hatinya Selesai
Ini persis perkataan Muhammad bin Abdillah Al-Imam dari sisi
pensyaratan keinginan untuk kafir sehingga hilanglah pembenaran dan
pengetahuan hati. Apabila dia tidak bermaksud untuk kafir dengan melakukan
perbuatan kafir yang nyata, dan tidak dengan keyakinan kafir meski dia
melakukannya dalam keadaan dia memiliki pilihan, tidak dipaksa, maka
keimanannya tidak akan hilang. Seperti dia berbuat kekafiran karena dorongan
dunia atau karena adanya kepentingan, maka tidak bisa dikafirkan orang yang
menyatu ke barisan Rofidhoh Hutsy yang memiliki keyakinan kafir yang nyata.
Karena mereka menurut keyakinan Al-Imam- tidaklah bergabung ke barisan
mereka karena tujuan untuk kafir dan keinginan merubuhkan Islam, akan tetapi
karena kepentingan-kepentingan dunia.
Sebagaimana perkataannya dalam An-Nushrotul Yamaniyah (hal 200)
dalam konteks penetapannya untuk tidak boleh mengkafirkan secara mutlak
Rofidhoh yang telah mengkafirkan, memfasikkan dan menvonis sesatnya para
shohabat Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam, yang dia bangun di atas
keyakinannya akan pensyaratan tujuan dan keinginan untuk kafir, serta
keyakinan yang dia pandang- dalam proses pengkafiran orang yang telah
mengucapkan atau berbuat kekafiran yang nyata.
Dia berkata: Banyak dari orang-orang yang berperang bersama Rofidhoh
Hutsiyun di Yaman, gara-gara ingin mendapatkan harta atau memperoleh
senjata bukan karena mereka menganut pemahaman Rofidhoh. Sebagian mereka
| 10 Hal
di iming-imingi harta dan kedudukan, sehingga dia masuk bergabung bersama
mereka gara-gara itu. Sebagian masuk bersama mereka untuk siasat dan
perlawanan baik untuk negara, kabilah ataupun keluarganya, sebagian mereka
ikut arus politik. Sebagian orang sudah menjadi adatnya- setiap kali datang
fitnah maka dia mencebur ke dalamnya karena kepentingan dunia. Maka atas
dasar kesimpulan ini, saya berharap dari para pembaca untuk mendapatkan
buah dari perincian ini dalam masalah pengkafiran rofidhoh. Selesai
Dia (Al-Imam) -sebagaimana anda saksikan sendiri- memberikan
pembenaran terhadap orang yang telah menganut pemikiran Rofidhoh
Zanadiqoh Hutsiyun yang mencakup kekafiran-kekafiran yang nyata dan terang,
berupa pengkafiran shohabat, menuduh Aisyah istri Nabi Shollallohu Alaihi wa
Sallam berzina, mendustakan Al-Quran, serta perkara-perkara lain -yang Al-
Imam mengetahuinya- yang diadopsi dan didakwahkan Hutsiyun. (Justru) Al-
Imam telah menjadikan faktor-faktor pendorong untuk menganut kekafiran-
kekafiran serta faktor-faktor pendorong untuk berperang di barisan mereka,
sebagai penghalang kekafiran mereka, disebabkan keyakinannya tentang adanya
pensyaratan tujuan, keinginan dan keyakinan kafir dalam pengkafiran orang
yang berbuat atau mengucapkan perkara yang kafirnya jelas dan terang, seperti
tindak pengkafiran terhadap shohabat yang menurut dia sendiri merupakan
kekafiran tanpa perlu memandang faktor lain-, sebagaimana dia mengatakan:
bukan karena dia menganut pemikiran Rofidhoh . Yaitu dia tidak ada
keinginan, tidak ada tujuan dan tidak ada keyakinan untuk berbuat kekafiran
Rofidhoh Zanadiqoh akan tetapi orang tersebut sebagaimana dia katakan:
karena kepentingan dunia yaitu apa yang disebutkannya.
Perkataan ini pada kenyataannya bagi pemiliknya- berlaku baku pada
setiap jenis kekafiran yang nyata. Bahkan juga berlaku pada jenis-jenis kekafiran
Yahudi dan Nashoro, karena hal ini (berlakunya syarat tersebut pada yang lain)
adalah konsekwensi (dari keyakinan)nya, sebagaimana disebutkan oleh Al-
Allamah Ibnul Wazir.
Beliau menyebutkan di kitab Itsarul Haqq Alal Khalq (1/379-380, 395):
Diantara hal yang menakjubkan bahwasanya lawan dari kalangan Bahasyimah
dan selainnya tidak ikut membantu dalam pengkafiran Nashoro yang
mengatakan bahwa Alloh adalah satu dari yang tiga, serta tidak mengkafirkan
orang-orang yang berkata dengan perkataan mereka kecuali dengan syarat
mereka meyakini hal tersebut disertai dengan perkataan sementara Al-Quran
telah menyatakan kafirnya orang yang mengatakan perkataan tesebut- Syaikh
Abu Hasyim, pengikutnya dan selain mereka telah melampaui batas, mereka
mengatakan: Barangsiapa yang tidak berkeyakinan kafir, lalu mengucapkan
kekafiran yang nyata, mencela seluruh rasul, berlepas diri dari mereka,
mendustakan mereka tanpa ada paksaan, bersamaan dengan itu dia tahu kalau
| 11 Hal
perbuatan tersebut adalah perbuatan kafir, sesungguhnya dia (tetap) tidak kafir
Selesai
Perkataan ini pada hakikatnya akan kembali kepada tidak bolehnya
menghukumi orang yang melakukan kekafiran nyata yang paling besar. dengan
kekafiran. Tidak boleh juga mengatakan kafirnya kalompok-kelompok kafir
secara mutlak. Karena keyakinan hati termasuk perkara yang terselubungi,
sangat berat untuk mengetahui keyakinan hati setiap individu, terlebih lagi
kebanyakan orang kafir merasa bahwa mereka di atas petunjuk, ketimbang
mereka meyakini bahwa mereka dalam kekafiran. Sebagaimana disebutkan Al-
Allamah Ibnul Wazir di Itsarul Haqq Alal Khalq (1/380): Atas dasar ini yaitu
pensyaratan adanya keyakinan kafir pada proses pengkafiran orang yang
melakukan perbuatan kafir yang nyata- tidak ada satu perbuatan atau perkataan
pun yang bisa dihukumi kafir kecuali disertai keyakinan kafir, bahkan orang
yang membunuh para nabi. Sementara keyakinan adalah rahasia yang tertutup,
maka tidak bisa menghukumi orang kafir sebagai kafir kecuali ada dalil khusus
yang menyebutkan orang perorang. Selesai
Keyakinan ini telah merayap sampai ke ujung penyimpangan yang gawat
ini pada sebagian perkataan Muhammad bin Abdillah yang dijuluki dengan Al-
Imam. Karena itu dia berkata pada salah satu khutbahnya tentang perkara yang
hanyut padanya sebagian wanita yaitu terpengaruhnya mereka dengan
demokrasi dan dakwah kepada persamaan gender, dan sebagainya dari
pemikiran-pemikiran Yahudi dan Nashoro
Dia berkata: Ini termasuk bentuk masuknya seseorang ke agama Nashrani dan
Yahudi. Kemudian berkata: Tidak berarti ini adalah pengkafiran.
Dia menolak pengkafiran sesuatu yang dia yakini merupakan bentuk
masuknya seseorang ke agama Yahudi dan Nashrani. Pemahamannya ini adalah
dampak dari keyakinan yang rusak. Tidak tersembunyi (bagi kaum muslimin)
bahwa barangsiapa yang masuk ke agama Yahudi atau Nashrani setelah
sebelumnya dia menganut Islam, maka orang tersebut kafir murtad. Tidak ada
kebimbangan dan keraguan akan kafirnya orang tersebut.
Para ulama telah menerangkan rusaknya keyakinan ini serta
penyelisihannya terhadap syariat dan dalil-dalilnya yang terang. Sampai-sampai
Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan dalam Al-Fashl (3/112): Mereka
tidak punya dalil tentangnya, tidak pula bukti, tidak dari Al-Quran dan tidak juga
dari As-Sunnah, tidak dari ijma dan tidak juga dari qiyas, tidak juga dari
perkataan salaf sebelum sang terlaknat Jahm bin Shofwan-. Selesai
Para ulama menjelaskan bahwa dalil-dalil Al-Quran menunjukkan bahwa
bahwa barangsiapa yang mengatakan atau berbuat perbuatan kafir dalam
| 12 Hal
keadaan dia memiliki pilihan tidak ada paksaan, maka dia kafir baik dia memiliki
keyakinan kafir dengan hatinya, bertujuan dan berkeinginan atau dia tidak
bermaksud, yang mendorongnya melakukan perbuatan kafir adalah karena
dunia atau kepentingan lain. Hal ini tidak seperti yang dikatakan Muhammad Al-
Imam yang berda di atas jakan Jahm bin Shofwan dan pengikutnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana dalam Majmuul Fatawa
(7/220) mengatakan: Firman-Nya:
_. . . _. .. , ) _. . ,. _..a. ,, _ _. _.. .. ... ,,,...
,.. _. . ,. ,.. ,,a. ,, ,, ,,-.. .,- .. , _... ..-) . ) _..,
,,. _ ,. _. _,. . _.. ,,,. ,,.... ,-.. ,.. ,.- ,... ) ,.-
,, _ .-) ,- .-
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya
untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang
besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai
kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi
petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka Itulah orang-orang yang hati,
pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah
orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-
orang yang merugi. (QS An-Nahl 106-109)
Alloh Taala menyebutkan tentang orang yang kafir kepada Alloh setelah
dia beriman dan menyebutkan ancaman-Nya di akhirat, kemudian Dia berkata:
,, ,, ,,-.. .,- ,. _.. .-)
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai
kehidupan di dunia lebih dari akhirat.
Dia (Alloh) menerangkan bahwa orang tersebut berhak mendapatkan apa
yang diancam sebab alasannya ini. Dimaklumi bahwa masalah pembenaran,
pendustaan, ilmu, dan kebodohan bukanlah termasuk masalah kecintaan dan
kebencian. Orang-orang tersebut mengatakan bahwa, yang berhak
mendapatkan ancaman hanyalah karena hilangnya pembenaran dan keyakinan
di hati-hati mereka walaupun disebabkan karena lebih mencintai dunia daripada
akhirat. Sementara Alloh Subhanahu wa Taala telah menjadikan kecintaan
terhadap dunia daripada akhirat sebagai landasan mendapatkan kerugian.
| 13 Hal
Kecintaan terhadap dunia ketimbang akhirat, bisa saja diserta ilmu dan
pembenaran bahwa kekafiran akan membahayakan di akhirat dan bahwasanya
dia tidak akan mendapatkan bagian apa-apa di akhirat.
(Juga), Alloh Subhanahu mengecualikan orang yang dipaksa dari orang-
orang kafir. Seandainya kekafiran itu tidaklah terjadi kecuali berupa pendustaan
dan kebodohan di hati, maka tidak perlu ada pengecualian bagi yang dipaksa.
Karena pemaksaan untuk (pendustaan dan kebodohan di hati) tidak mungkin.
Dengan demikian diketahui bahwasanya berbicara dengan kekafiran adalah
kekafiran kecuali pada keadaan dipaksa.
Firman Alloh Taala:
_ _. _. . ..
akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran .
Yaitu karena dia lebih mencintai dunia daripada akhirat. Diantara makna serupa
adalah sabda Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam:
_,. - ..,. _.. . _.. . .., _,. . _,, ., . _. ,.
paginya seseorang lelaki beriman lalu malamnya kafir, dan malamnya lelaki
beriman dan lalu paginya kafir, dia menjual agamanya dengan perbendaharaan
dunia .
Barangsiapa yang berbicara tanpa dipaksa, maka dia tidaklah berbicara
kecuali dadanya lapang. Hal itu ditunjukkan oleh firman Alloh Taala:
.- ,... . ,,,.. .,. ,,.,. . _ ,,,. ,,.. . _-. . ..-
_. ,,.. _,., . . ,- ,.. . ,.. ,... ,,... ) .... ..
,. .. ,, . _. .. ,.. ,.. .. ,, , .-.
Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu
surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah
kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekan kalian (terhadap Allah dan rasul-
Nya). Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kalian takutkan itu. Jika
kalian tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah
mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-
Nya kalian selalu berolok-olok?. Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah
kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kalian (lantaran mereka
taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka
adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS At-Taubah 64-66)
| 14 Hal
Alloh Taala telah mengabarkan bahwa mereka telah kafir setelah
keimanan mereka, bersamaan dengan perkataan mereka: Kami berbicara
dengan ucapan kekafiran tanpa meyakininya, bahkan kami cuma bersenda gurau
dan bermain-main. Alloh menjelaskan bahwa ejek-ejekan terhadap ayat-ayat
Alloh adalah kekafiran. Ejek-ejekan tidak keluar kecuali dari orang yang dadanya
lapang dengan ucapannya itu. walaupun di hatinya ada iman yang menahannya
untuk berbicara dengan ucapan itu. Selesai
Syaikhul Islam di Ash-Shorimul Maslul (1/184) mengatakan:
Barangsiapa yang mengucapkan atau berbuat kekafiran maka dia kafir dengan
perbuatannya itu, walaupun dia tidak bermaksud untuk kafir. Karena tak
seorangpun berkeinginan untuk kafir kecuali yang Alloh hendaki-. Selesai
Beliau di Ash-Shorimul Maslul (1/523) juga mengatakan: Barangsiapa
dengan lisannya mengucapkan kata-kata kekafiran tanpa hajat, sengaja dan dia
tahu bahwa itu adalah perkataan kafir, maka dia kafir dengan sebab itu lahir dan
batin. Karena kita tidak mungkin mengatakan: Bisa saja dibatinnya masih
mukmin. Barang siapa yang berkata demikian, maka dia telah keluar dari Islam.
Alloh Subhanahu berfirman:
_. . . _. .. , ) _. . ,. _..a. ,, _ _. _.. .. ... ,,,...
,.. _. . ,. ,.. ,,a.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya
untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang
besar.
Dimaklumi bahwa Alloh tidak menginginkan dengan kafir disini hanya (terkait)
keyakinan hati, karena apa yang ada di hati seseorang tidak bisa dipaksa,
sementara Alloh mengecualikan yang dipaksa. Alloh tidak memaksudkan
(pengecualian bagi) yang berbicara dan meyakini. Karena Dia mengecualikan
yang dipaksa, sementara seseorang tidaklah bisa dipaksa untuk meyakini dan
mengucapkan, dia hanya bisa dipaksa untuk mengucapkan saja.
Maka diketahui bahwasanya Alloh menginginkan barangsiapa yang
mengucapkan kata kekafiran maka dia mendapatkan kemurkaan Alloh dan azab
yang besar, serta dia kafir karena perkataannya itu, kecuali orang yang dipaksa
sementara hatinya tetap tenang dengan keimanan. Barangsiapa yang dipaksa
namun hatinya merasa lapang, maka dia juga kafir. Sehingga orang yang
berbicara denga ucapan kekafiran menjadi kafir kecuali orang yang dipaksa
| 15 Hal
kemudian dia mengucapkan perkataan kafir, sementara hatinya tetap tenang
dengan keimanan.
Alloh Taala berkata tentang orang-orang yang mengejek-ejek (Alloh dan
rosul-Nya):
) ... . ,. .. ,,
Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman.
Maka jelaskah bahwa mereka jadi kafir gara-gara perkataan, (walau) bersamaan
dengan itu mereka tidak meyakini kebenaran apa yang telah mereka ucapkan.
Selesai
Abu Muhammad Ibnu Hazm di Al-Fashl fil Milal wan Nihal (3/244)
mengatakan: Alloh Taala berfirman:
. . ,.. ,... ,,... ) .... .. ,.. ... ,., .. _.. ...
,.. ,.. ..
"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?.
Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman. Jika
Kami memaafkan segolongan kalian (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan
mengazab golongan (yang lain).
Alloh Taala menyatakan bahwa mengejek-ejek Alloh, ayat-ayat-Nya dan salah
seorang rosul dari para rosul-Nya adalah kekafiran yang mengeluarkan dari
Islam. Alloh Taala tidak mengatakan: Sesungguhnya aku mengetahui
bahwasanya benar-benar kekafiran pada hati-hati kalian, bahkan Alloh
menjadikan mereka kafir gara-gara ejekan. Barangsiapa yang mengklaim selain
hal ini maka sungguh dia telah menyatakan Alloh berbicara dengan apa yang
tidak Dia katakan, dan orang ini telah berdusta atas nama Alloh. Selesai
Beliau juga mengatakan (3/249): Ketika Alloh Taala mengatakan:
) _. . ,. _..a. ,, _ _. _. . ..
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran .
Bukanlah maksud perkataan akan tetapi orang yang melapangkan dadanya
untuk kekafiran , sebagaimana yang mereka duga, berupa keyakinan kafir saja.
Akan tetapi barangsiapa yang mengucapkan perkataan yang pembicaranya
dihukumi di sisi muslimin- dengan vonis kafir tidak dalam kondisi membaca
| 16 Hal
(yang tertulis), menjadi saksi apa yang diucapkan, menghikayatkan, atau
dipaksa- maka orang itu telah melapangkan dadanya untuk kekafiran. Maknanya,
dia telah melapangkan dadanya untuk menerima kekafiran yang diharamkan -
bagi orang Islam dan orang kafir- untuk mengatakannya, baik dia meyakininya
atau tidak. Selesai
Maka dengan ini jelaslah hakikat pemikiran Muhammad Al-Imam yang
rusak dalam hukum keislaman Rofidhoh, dan tidak kafirnya mereka, dimana
pemikiran itu dari satu sisi kembali ke pemikiran Jahm dan pengikutnya dari
kalangan ekstrim Murjiah.
| 17 Hal
PENSYARATAN: ORANG KAFIR MESTI MENGETAHUI KAFIRNYA DIA AKIBAT
PERBUATANNYA ITU
Memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya tentang berjalannya
keyakinan Al-Imam pada beberapa sisi di atas jalan Jahm bin Shofwan dan
pengikutnya -yang murjiah- dalam hukum terhadap orang yang melakukan
kekafiran-kekafiran yang nyata dan terang, bahwasanya Muhammad Al-Imam
mensyaratkan pelaku kekafiran harus mengetahui kafirnya (dia dengan
perbuatan itu) sehingga dia bisa bertujuan dan menginginkan kekafiran serta
merubuhkan Islam. Apabila dia tidak tahu kalau dia bisa kafir atau menyangka
dia di atas kebenaran dan petunjuk, maka dia tidak dikafirkan. Karena ketika itu
syarat -untuk memvonisnya sebagai kafir- tidak ada, yaitu: tujuan dan keinginan
untuk kafir serta merubuhkan Islam.
Karena itulah pensyaratan tujuan dan keinginan untuk kafir pada
keyakinan Muhammad Al-Imam tegak di atas ini (tema yang kita bahas pen),
karena tujuan dan keinginan untuk kafir merupakan cabang dari masalah
pelaku kekafiran harus mengetahui kafirnya (dia dengan perbuatan itu) dan
tahunya dia kalau dia perubuh Islam, barangsiapa yang tidak tahu kafirnya (dia
dengan perbuatan itu) maka tidak akan tergambar tujuan dan keinginan untuk
kafir, bahkan bisa saja dia melakukan kakafiran yang paling besar namun dia
berkeyakinan telah berbuat baik, berada di atas petunjuk dan kebenaran.
Muhammad Al-Imam dalam rekaman suara- mengatakan: Disana ada
orang yang mencela mereka -yaitu shohabat- namun mereka tidak berkeinginan
merubuhkan Islam, tidak juga menentang Islam, tidak mendustakan Al-Quran,
akan tetapi karena kebodohannya, dia menyangka bahwa perbuatan mencela
ini adalah kebenaran, bahwa perbuatan mencela ini memiliki dalil yang
sah, juga merasa bahwa perbuatan mencela ini juga terjadi di kalangan
shohabat, maka orang yang mencela ini tidak kafir, akan tetapi dia bodoh
butuh ditegakkan hujjah. Selesai
Yang dia maksud adalah penegakan hujjah adalah sampai orang itu
mengetahui kafirnya (dia dengan perbuatannya itu) sehingga dia bisa
bermaksud untuk kafir dan ingin merubuhkan Islam. Bukan yang dia maksud
dengan penegakan hujjah adalah suatu proses yang menyebabkan penyelisihnya
bisa kafir walaupun dia menyangka berada di atas petunjuk.
Anda melihat bahwa dia (Al-Imam) meniadakan kafirnya pencela
shohabat- ini dikarenakan orang itu tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu
menyebabkan kekafiran karena dia meyakini dia berada di atas kebenaran
dengan dalil-dalil, (meski) pada saat yang sama keyakinannya tentang
pembolehan (mencela shohabat) adalah perkara yang benar, telah tegak dalil
atas orang itu (akan kebatilannya).
| 18 Hal
Karena itulah bersamaan dengan apa-apa yang telah nyata di sisinya (Al-
Imam) tentang kekafiran-kekafiran Husain bin Badruddin dan Hutsiyun yang dia
sebutkan di Bawaiq Rofidhotul Yaman dan Nushrotul Yamaniah, seperti
menuduh Aisyah dengan tuduhan yang Alloh telah membersihkan dirinya
darinya, mengingkari sunnah, mengkafirkan shohabat dan menuduh mereka
sebagai orang-orang munafik, membolehkan kawin muthah, sihir, guna-guna
dan selainnya, dia (Al-Imam) tetap tidak mengkafirkannya (Husain) dan para
pengikutnya dengan alasan kebodohan mereka bukan karena tidak tahunya
mereka dengan adanya dalil-dalil (yang tidak ada uzur bagi yang
menyelisihinya).
Muhadhoroh-muhadhoroh Husain bin Badruddin dipenuhi dengan
bantahan-bantahan terhadap ahlussunnah pada perkara-perkara kekafiran yang
diingkari ahlussunnah dari mereka, dengan cara mendebat dalil-dalil ahlul haq.
Kekafiran-kekafiran yang telah dia lakukan bukanlah perkara tersembunyi
bagiya dan yang semisalnya. Karena hal-hal tersebut adalah perkara-perkara
populer yang -mau tidak mau- diketahui dari agama Islam. Hal-hal tersebut tidak
akan tersembunyi bagi orang yang semisalnya karena dia tinggal di Shodah yang
dakwah tauhid dan al-haq pada daerah itu menonjol lewat tangan Al-Wadiiy dan
penggantinya Al-Allamah Al-Hajury setelahnya- yang berlangsung selama tiga
puluhan tahun.
Akan tetapi yang dia (Al-Imam) maksud dengan kebodohan adalah:
Dalam keyakinan mereka, mereka tidak mengetahui bahwa mereka kafir dengan
perbuatan-perbuatan itu, justru mereka menyangka bahwa mereka berada di
atas kebenaran dengan dalil-dalil.
Hal ini sebagaimana dia sebutkan di An-Nushrotul Yamaniyyah (hal 11)
tentang Husain bin Badruddin: Orang ini secara umum- pengetahuan dan
wawasannya kurang, dengan bukti perkataannya di artikel Al-Hawiyyah Al-
Imaniyyah (hal 6): Imam Khumainy adalah sosok tunggal yang aku ketahui dari
apa-apa yang kubaca, dan bacaanku sedikit. Selesai
Kemudian Muhammad Al-Imam berkata: Yang menjadi penguat adalah
perkataannya: dan bacaanku sedikit. Yakni hukumnya adalah sebagaimana
hukum orang-orang bodoh tentang tidak kafirnya mereka sebab mereka tidak
tahu kafirnya mereka (dengan perbuatan mereka), sebab dia (Husain)
menyangka dirinya benar dan dia berada di atas kebenaran dan petunjuk.
Karena itu dia berkata di An-Nushrotil Yamaniyyah (hal 195): Diantara
syaikh mereka yakni Rofidhoh- terdapat orang-orang yang hukumnya sama
dengan hukum mayoritas mereka dalam kebodohan tentang agama dan tertipu
dengan kesesatan-kesesatan. Selesai
| 19 Hal
Perkataannya: yang hukumnya sama dengan hukum mayoritas mereka
, maksudnya adalah para syaikh dan pemimpin mereka seperti Husain
Badruddin. Karena mereka sama seperti mayoritas mereka yang tidak
mengetahui kafirnya (mereka dengan perbuatan mereka) bahkan mereka
meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran dan petunjuk, sebab
Muhammad Al-Imam tidak mengkafirkan mayoritas mereka, para pengikut dan
awam Rofidhoh, dengan alasan mereka tidak mengetahui kekafiran dalam apa-
apa yang ada pada mereka, serta mereka tidak bertujuan, tidak berkeinginan
untuk kafir dan merubuhkan Islam. Akan tetapi (menurut dia pen) mereka
memiliki tujuan dunia yang berbeda-beda atau mereka menyangka bahwa
mereka berada di atas kebenaran dan petunjuk, sebagaimana telah lewat
penjelasannya.
Para ulama telah menjelaskan bahwa bukanlah syarat pengkafiran:
tahunya orang kafir akan kafirnya dia (karena perbuatannya) sehingga dia bisa
nyata-nyata berbuat kafir. Akan tetapi sesungguhnya barangsiapa yang
menyaratkan hal itu maka pensyaratannya tersebut dia bangun di atas perkara
yang terdahulu tentang pensyaratan adanya keyakinan kekafiran yang
dengannya iman di hati bisa hilang sebagaimana perkataan Jahm bin Shofwan
dan pengikutnya.
Al-Allamah Muhammad bin Abdul Lathif Alusy-Syaikh dalam kitab
Mishbahuzh Zholam (1/335) mengatakan: Fierman Alloh Taala:
,..,-..._,....,..,..,,...._.,...._,.,....._.,._:_.
..,.
Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS An-Nisa 115)
Intinya, dari pemahaman teks dan apa yang ditunjukkan oleh konteks
ayat diatas, terkumpul hukum-hukum dan dalil-dalil. Bukanlah maknanya
seseorang tidak dikafirkan sampai dia mengetahui tentang keimanan lalu dia
memilih kafir. Akan tetapi yang dimaksud oleh para ulama adalah barangsiapa
yang telah tahu hujjah dan penjelasan yang dibawa oleh Rosululloh Shollallohu
Alaihi wa Sallam, kemudian orang ini melawan penjelasan itu, terus dalam hal
itu dan menentang Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam, walaupun dia
merasa dirinya berada di atas kebenaran, maka orang ini masuk ke dalam
ancaman yang ada di ayat yng mulia ini. Bukan yang dimaksud dengannya
bahwasanya kelompok orang-orang seperti ini tidak dikafirkan. Telah terdahulu
hadits-hadits yang menunjukkan pengkafiran orang-orang yang kejelekan
| 20 Hal
amalannya terlihat indah sehingga dia merasa amalannya itu baik, juga orang-
orang yang jalannya sesat dalam kehiupan dunia dalam keadaan mereka
menyangka mereka telah berbuat yang terbaik. Selesai
Al-Qodhi Iyadh dalam Asy-Syifa (2/396) mengatakan: Kita
mengkafirkan seseorang dengan sebab perbuatan. Kaum muslimin telah ijma
(sepakat) bahwasanya perbuatan kafir tidaklah muncul kecuali dari orang kafir,
walaupun pelakunya nyata-nyata menyatakan bahwa dia tetap Islam dengan
perbuatannya itu, seperti sujud kepada berhala, matahari, bulan, salib, api, pergi
ke tempat-tempat ibadah Nashrani da Yahudi bersama penganutnya,
berpenampilan dengan penampilan yang khusus bagi mereka seperti memakai
zunnar, mencukur bagian tengah kepala dan membiarkannya. Kaum muslimin
telah sepakat bahwa perbuatan-perbuatan ini tidaklah muncul kecuali dari orang
yang kafir dan bahwasanya perbuatan-perbuatan ini adalah tanda atas
kekafirannya walaupun pelakunya menyatakan dirinya dengan keislaman.
Selesai
Al-Hafizh Ibnu Rojab di Jamiul Ulum wal Hikam (1/126) mengatakan:
Bisa saja seseorang meninggalkan agamanya dan berpisah dengan jamaah
muslimin dalam keadaan dia mengakui dua syahadat dan mengaku Islam.
Sebagaimana jika seseorang menentang sesuatu dari rukun Islam, atau mencela
Alloh dan rosul-Nya, kafir dengan sebagian malaikat, para nabi atau kitab-kitab
yang disebutkan di Al-Quran dalam keadaan dia mengetahui perkara-perkara
tersebut Selesai
Beliau juga mengatakan di Jamiul Ulum wal Hikam (1/130); Adapun
meninggalkan agama dan berpisah dengan jamaah muslimin maka maknanya
adalah murtad dari Islam walaupun dia datang dengan syahadatain (dua kalimat
syahadat). Kalau dia mencela Alloh dan rosul-Nya dalam keadaan dia
menetapkan dua kalimat syahadat, maka dihalalkan darahnya (untuk dibunuh)
karena dengan itu dia telah meninggalkan agamanya. Demikian juga kalau dia
menghinakan mushaf dan melemparkannya ke kotoran atau menentang perkara
yang diketahui segenap muslimin seperti sholat dan semisalnya dari perkara-
perkara yang bisa mengeluarkan orang dari agama. Selesai
Inilah dia mazhab pengikut kebenaran dari kalangan salaf dan para Imam
Islam yang mengatakan bahwa iman adalah perkataan, amalan badan dan
keyakinan. Yang sesat dalam masalah ini dan keluar dari kebenaran adalah
murjiah yang (sebelumnya) telah sesat dalam masalah hakikat keimanan dan
kekafiran. Mereka menjadikan iman hanyalah pembenaran hati saja
sebagaimana perkataan Jahm bin Shofwan dan pengikutnya. Maka (menurut
mereka) seseorang tidak akan menjadi kafir kecuali jika hilang pembenaran hati
walaupun dia telah melakukan kekafiran yang paling besar. Mereka
| 21 Hal
mensyaratkan dalam pengkafiran, adanya keyakinan kafir sehingga hilanglah
pembenaran hati.
Inilah pemikiran dan keyakinan Al-Imam yang membuatnya jatuh pada
musibah- berlepasnya dia dari pengkafiran Rofidhoh Zanadiqoh yang telah
mengkafirkan, memfasikkan dan memvonis shohabat Rosululloh Shollallohu
Alaihi wa Sallam sebagai orang-orang yang sesat, serta menuduh Ummul
Mukminin Aisyah Rodhiyallohu Anha dengan tuduhan yang telah Alloh
bersihkan dia darinya, dan perkara-perkara kekafiran lain yang nyata baik para
pengikut maupun yang diikuti.
Hal itu karena dia (Al-Imam) menggantungkan pengkafiran mereka
dengan pengetahuan mereka akan kafirnya mereka (dengan amalannya)
serta bertujuan dan berkeyakinan untuk kafir, yang dia ibaratkan dengan:
Keinginan untuk merubuhkan Islam menentang Islam. Dia
menggantungkan pengkafiran mereka dengan sangkaan bahwa ini adalah
kebenaran (mereka) berbuat dengan dalil-dalil. Dia memposisikan mereka
seperti orang-orang yang tidak sampai kepada mereka dakwah Islam,
sebagaimana dia katakan: Dia menyangka hal ini adalah kebenaran dan dia
memiliki dalil-dalil maka dia adalah orang yang bodoh butuh ditegakkan
hujjah.
Yang dia maksud adalah penegakan hujjah adalah sampai orang itu
mengetahui kafirnya (dia dengan perbuatannya itu) sehingga dia bisa
bermaksud untuk kafir dan ingin merubuhkan Islam. Bukan yang dia maksud
dengan penegakan hujjah adalah suatu proses yang menyebabkan penyelisihnya
bisa kafir walaupun dia menyangka dirinya benar dan berada di atas petunjuk.
Inilah keyakinan Muhammad Al-Imam, bukanlah hujjah yang dia maksud hujjah
yang mengandung konsekwensi orang yang menyelisihi (hujjah itu) menjadi
kafir.
Hakikat keyakinan Muhammad Al-Imam dalam membatasi kekafiran pada
pendustaan hati dan hilangnya pembenaran hati, merupakan perkataan Jahm bin
Shofwan dan pengikutnya dari kalangan murjiah dimana mereka tidak
menetapkan kekafiran karena amalan, sebagaimana telah lewat penjelasannya.
Mereka menghukumi orang yang melakukan perbuatan kafir yang paling besar
dengan keimanan (yakni masih mukmin) selama dia tidak berkeyakinan,
bertujuan dan berkeinginan untuk kafir. Inilah yang diibaratkan Muhammad Al-
Imam dengan Keinginan untuk merubuhkan Islam sebagaimana yang telah
lewat.
Adapun mazhab salaf dan para Imam yang membawa petunjuk yang
mengatakan bahwa keimanan adalah perkataan, amalan badan dan keyakinan,
(mereka meyakini) bahwa kekafiran bisa terjadi dengan perkataan, perbuatan
| 22 Hal
dan amalan badan sebagaimana ditunjukkan dalil-dalil syariat, telah lewat
penjelasannya.
Al-Allamah Ibnul Qoyyim di Miftah Daris Saadah (1/94) mengatakan:
Al-Quran telah menjelaskan bahwa kekafiran ada beberapa jenis. Pertama,
kekafiran yang muncul dari kebodohan, kesesatan dan taqlid (mengekor) orang-
orang sebelumnya, maka jenis ini adalah kekafiran kebanyakan pengikut dan
orang awam. Kedua, kekafiran yang muncul karena perlawanan, penentangan
dan tujuan menyelisihi al-haq. Mayoritas jenis ini terjadi pada orang-orang yang
memiliki kepemimpinan keilmuan dalam kaum kafir, atau penguasa, atau orang
yang punya pangan atau harta di kaumnya. Maka yang satu khawatir akan
kedudukannya, yang satu khawatir akan pangan dan hartanya, sehingga mereka
mengutamakan kekafiran daripada keimanan dengan sengaja. Ketiga, kekafiran
sebab murninya dia berpaling, tidak melihat kepada apa yang dibawa rosul, tidak
mencintai dan tidak juga membenci, tidak menolong dan tidak pula memusuhi.
Dia berpaling dari mengikuti dan dari memusuhi. Selesai
Tidak ada perselisihan dalam masalah ini di kalangan salaf dan pengikut
kebenaran dan petunjuk. Yang menyelisihi perkara ini hanyalah sebagian
ahli filsafat serta Muhammad Al-Imam mengikuti mereka dalam keadaan
ngotot dan melawan.
Ibnul Qoyyim dalam Thoriqul Hijrotain (1/411) setelah menyebutkan
bahwasanya diantara level-level kekafiran, terdapat para pemimpin, para dai
yang menghalangi orang dari agama Alloh, beliau berkata: Level yang ke tujuh
belas. Yaitu level para pengekor, orang-orang bodoh, pengikut dan keledai
mereka. Orang-orang ini ikut bersama para pemimpin mereka, mereka
mengatakan: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut
suatu agama, dan sesungguhnya kami berada di atas teladan mereka. Bersamaan
dengan itu juga, mereka membiarkan kaum muslimin, mereka tidak ikut
memerangi, seperti para wanita milik orang yang memerangi kaum muslimin,
para pembantu serta para pengikut mereka, yaitu orang-orang yang tidak
menanamkan pada diri mereka sebagaimana yang ditanamkan (orang yang
memerangi muslimin) pada diri-diri mereka berupa keinginan untuk
memadamkan cahaya Alloh, merubuhkan agamanya dan meredakannya. Bahkan
orang-orang ini kedudukannya seperti binatang ternak. Umat (Islam) ini telah
sepakat bahwa level ini adalah orang-orang kafir walaupun mereka orang-orang
bodoh sebagai pengekor para pemimpin dan imam mereka, kecuali yang
dihikayatkan oleh sebagian ahlul bidah bahwasanya orang-orang ini tidak
dihukumi dengan neraka. Mereka (ahlul bidah tersebut) menjadikan orang-
orang itu pada kedudukan orang-orang yang tidak sampai dakwah kepadanya.
Perkataan ini tidak pernah diucapkan oleh seorangpun dari para imam
muslimin, tidak ada dari shohabat, tabiin maupun yang setelah mereka.
Pekataan ini hanyalah dikenal dari sebagian ahli filsafat yang bidah dalam Islam
| 23 Hal
(Ibnul Qoyyim) berkata: Puncak dari level ini bahwasanya mereka adalah
orang-orang kafir yang bodoh namun tidak melawan. Tidak adanya perlawanan
dari mereka tidaklah mengeluarkan mereka dari vonis bahwa mereka adalah
kafir. Karena kafir adalah orang yang menolak pengesaan Alloh dalam ibadah
dan mendustakan rosul-Nya, baik hal itu dengan perlawanan atau karena bodoh
mengekor orang-orang yang melawan. Jenis (yang terakhir ini) walaupun pada
puncaknya ia bukanlah kelompok yang melawan namun ia mengikuti orang-
orang yang melawan.
Alloh telah mengabarkan pada beberapa tempat di Al-Quran tentang azab
bagi pengekor para pendahulu mereka yang kafir, dan bahwasanya pengikut dan
yang diikuti akan berbantah-bantahan di neraka, para pengikut akan berkata:
,...)_..._......,,,..),-.
"Ya Robb Kami, mereka telah menyesatkan Kami, sebab itu datangkanlah kepada
mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-
masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kalian tidak
mengetahui". (QS Al-Arof 38).
Alloh berfirman:
,....,..,.,,..._.....,.,._,--., . ,,....
,.,-..,,.._.._. ,
(Ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, Maka orang-orang
yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri:
"Sesungguhnya Kami adalah pengikut-pengikutmu, Maka dapatkah kamu
menghindarkan dari Kami sebahagian azab api neraka?. Orang-orang yang
menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam
neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-
hamba-(Nya)". (QS Ghofir 47-48).
Alloh berfirman:
_-,,...,,,.,.a,, _...,......_..,..,.._..,,..
..._..,,..._.,......_......_....,..,.),..
,.,..,......._...,......_.....s,....,-,..
...... ,
| 24 Hal
Kalau kalian lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada
Robbnya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian
yang lain. Orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang
menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kalian tentulah Kami menjadi
orang-orang yang beriman". Orang-orang yang menyombongkan diri berkata
kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi
kalian dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? (Tidak),
sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa". Orang-orang yang
dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak)
sebenarnya tipu daya kalian di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami),
ketika kalian menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan
sekutu-sekutu bagi-Nya". (QS Saba 31-33).
Yang lebih gamblang dari itu adalah firman Alloh Taala:
,.,..,_...,,..),,,.a.,..,.,_._.,.,_.,
,,...... ...
Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang
mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara
mereka terputus sama sekali. Maka berkatalah orang-orang yang mengikuti:
"Seandainya Kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari
mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." (QS Saba 31-33)
Ini menunjukkan bahwa kekafiran orang-orang yang mengikuti mereka
hanyalah semata-mata disebabkan pengikutan dan pengekoran. Selesai
2
Al-Allamah Sulaiman bin Sahman di Kasyful Awham wal Iltibas (1/68,
104) dalam konteks pengkafiran jahmiyyah: Para imam (muslimin) telah
sepakat atas kafirnya parang pengikut yang bodoh, orang-orang yang mengekor
pada para pemimpin dan imam mereka. Selesai
Karena itulah para ulama seperti Imam Ibnu Baz dan anggota Lajnah
Daimah yang lain mengeluarkan fatwa ketika tentang hukum orang awamnya
Rofidhoh Imamiyyah, apakah ada beda antara para ulama dan pengikut?.
Mereka mengatakan: Barangsiapa dari kalangan awam yang mengikuti salah
satu imam dari imam-imam kekafiran dan kesesatan, meminta pertolongan bagi
para pemimpin dan para pembesar mereka dalam keadaan terjadi
kesewenangan dan permusuhan, maka mereka (para pengikut) dihukumi
sebagaimana hukum pemimpin mereka dengan kekafiran dan kefasikan mereka
2
Beliau menyebutkannya di Ijtimaul Juyusyil Islamiyyah pada materi: Bayan Ahlil Jahl wazh
Zhulm. Perkataan ini dinukil oleh Al-Allamah Sulaiman bin Sahman di kitab Kasyful Awham wal
Iltibas (1/49) dengan peringkasan.
| 25 Hal
(Lajnah Daimah) menyebutkan ayat-ayat dan permasalahan ini lalu berkata-
juga karena Nabi memerangi para pemimpin musyrikin dan para pengikut
mereka, demikian juga amalan para shohabat beliau, dan mereka tidak
membeda-bedakan antara pemimpin dan pengikut. Selesai
Al-Allamah Al-Fauzan ditanya tentang hukum kalangan awam Rofidhoh,
apakah mereka dihukumi dengan hukum yang sama bagi para ulama mereka?.
Maka beliau menjawab: Rofidhoh hukumnya satu. Semuanya mendengarkan Al-
Quran bahkan menghapalnya. Hujjah telah sampai kepada mereka. Tinggalkan
kami dari filsafat-filsafat seperti ini. Ini adalah irja (pemahaman murjiah) yang
berkembang di sebagian pemuda dan orang-orang yang berlagak berilmu.
Barangsiapa yang Al-Quran telah sampai kepadanya, maka telah tegak hujjah
atasnya. Selesai
Syaikhul Islam dalam Ash-Shorimul Maslul (1/184) mengatakan:
Barangsiapa yang mengucapkan atau berbuat kekafiran maka dia kafir dengan
perbuatannya itu, walaupun dia tidak bermaksud untuk kafir. Karena tak
seorangpun berkeinginan untuk kafir kecuali yang Alloh hendaki-. Selesai
Para ulama dan para imam muslimin sangat keras dalam mengingkari
orang yang tidak mengkafirkan pengikut dan pengekor atau pemimpin dan
pembesar kekafiran, dengan alasan bahwa mereka masih bodoh, yang maknanya
bahwa orang kafir itu tidak mengetahui kafirnya (mereka dengan perbuatan
mereka), dan mereka tidak memiliki keyakinan dan keinginan untuk kafir
sebagaimana perkataan Al-Imam yang telah lewat penjelasannya.
Syaikhul Islam di Ash-Shorimul Maslul (1/523) juga mengatakan:
Barangsiapa dengan lisannya mengucapkan kata-kata kekafiran tanpa hajat,
sengaja dan dia tahu bahwa itu adalah perkataan kafir maka dia kafir dengan
sebab itu lahir dan batin. Karena kita tidak mungkin mengatakan: Bisa saja di
batinnya masih mukmin. Barang siapa yang berkata demikian, maka dia telah
keluar dari Islam. Selesai
Al-Qodhi Iyadh di Asy-Syifa (1/275) mengatakan: Telah disebutkan
bahwa tidak kafirnya para pengikut dari kalangan awwam dan perempuan yang
menjadi pengekor para pemimpin, merupakan pendapat Jahizh dan
Tsumamah bin Asyras. Tidak ada hujjah dari Alloh untuk mereka (Jahizh dan
Tsumamah bin Asyras dan orang-orang yang sepemikiran) karena mereka tidak
memiliki kemampuan dalam pendalilan. Maka orang yang berkata seperti ini dia
kafir menurut ijma, sebagaimana kafirnya orang yang tidak mengkafirkan atau
tidak memberikan keputusan atau ragu akan kekafiran Nashrani dan Yahudi dan
semua kelompok yang memisahkan diri dari agama muslimin Selesai
| 26 Hal
Beliau juga menukilkan perkataan Al-Qodhi Abu Bakr: Karena dalil-dalil
Al-Quran dan sunnah serta ijma, sepakat atas kafirnya mereka. Barang siapa
yang tidak memberikan keputusan maka sesungguhnya dia telah mendustakan
atau meragukan dalil-dalil dari Al-Quran dan Sunnah. Kedustaan atau keraguan
terhadap hal itu, tidaklah muncul kecuali dari orang kafir. Selesai
Maka diketahui bahwa apa yang didakwahkan oleh Muhammad bin
Abdillah yang dijuluki dengan Al-Imam dalam menyikapi Rofidhoh Zanadiqoh
pengikut maupun pemimpin, adalah kesalahan yang besar wajib baginya untuk
segera meninggalkannya, mematahkan kesombongan dirinya, tidak melawan
dan terus-terusan dalam kebatilan. Karena ini adalah bahaya yang gawat dan
permasalahan yang besar. Sebuah kebatilan akan menyeret pelakunya kepada
kebatilan yang lebih besar jika dia melawan pemilik hujjah dan bukti-bukti.
Nasehat untuknya agar janganlah dia tertipu dengan sanjungan-
sanjungan yang disampaikan orang yang tidak bertujuan untuk menasehatinya,
karena sebab terbesar terjadinya kebinasaan dan penyimpangan adalah karena
seseorang tidak mengetahui kadar dirinya, sebagaimana orang arab mengatakan:
Tidak akan celaka seorang lekaki yang mengetahui kadar dirinya.
Yusuf bin Asbath ketika perkataannya terhadap para penyelisih diingkari
sebagian orang-orang bodoh, dia berkata: Aku lebih baik bagi mereka daripada
bapak-bapak dan ibu-ibu mereka. Saya melarang orang-orang untuk mengikuti
mereka sehingga orang-orang bakal mengikuti dosa-dosa mereka. Sementara
orang-orang yang menyanjung mereka lebih membahayakan mereka.
Inilah yang Alloh mudahkan untuk menjelaskannya dalam masalah yang
berbahaya, yang bisa menggoncangkan hati dari kedudukannya yang penting.
Saya memohon kepada Alloh untuk menjadikannya sebagai bahan renungan bagi
Al-Imam dan yang semisalnya yang menceburkan diri ke dalam masalah ini
tanpa ilmu dan petunjuk. Saya mengingatkan diri sendiri dan mereka dengan
firman Alloh Taala:
..,,...,)..._.-..)_.,._.._._....
),,. ..-._.,,.),,...-.)..,,.
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka
bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika
melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka
melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya.
Tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. (QS
Al-Arof 146)
| 27 Hal
Saya meminta Muhammad Al-Imam jika dia melihat apa yang saya dan
orang-orang yang mengingkari perkataan dan pemikirannya tentang Rofidhoh-
sampaikan telah keluar dari jalan kebenaran dan petunjuk, agar dia menjelaskan
mana yang haq dan benar dengan penjelasan yang ilmiyyah dan jelas,
sebagaimana tabiat para ulama dalam membahas permasalahan dengan detail
yang medannya menolak penisbatan kebatilan kepadanya. Dan agar dia menarik
tangan orang yang menyelisihi kepada kebenaran dan petunjuk sebagaimana
tabiat para penasehat dari kalangan ulama.
Kalau dia tidak sanggup, maka tahanlah dirinya dari mencebur kepada
kebatilan yang gawat seperti ini dan kesalahan yang hanya memberikan manfaat
bagi musuh Islam dari kalangan Rofidhoh Zanadiqoh sebagaimana
kenyataannya. Atau agar dia menahan dirinya untuk mencebur pada perkara
yang dia tidak bisa dan tidak mampu untuk memahami dan berkomentar
padanya. Karena orang yang berbicara pada perkara-perkara yang dia tidak bisa,
maka dia akan datang dengan keajaiban-keajaiban.
Selesai pemeriksaan pembahasan yang ringkas ini pada tangal 23 Syaban
1433, di Masjid Sholahuddin Aden.
...,..,.._....s.,,_..,..._.. , ...- -)
..-. .
Ditulis Oleh: Abu Hatim Said Daas Al-Masyusyi Al-Yafii
| 28 Hal

,.
_.,_.,:..,_.,..,-,

| 29 Hal
,,-_~.,.
,,.,..,,..-_....- , ,.)..-.)).,. , ._.-
....._. , ,-).-_._),...,...s.,. , ... :
,-............,_,.,,.....,._..s.-...
,)..,_..,.._.,..,..._...,. , _.,.-_.-,..a.
a-,...,, , :,,. ,,.,.....,-._..-....,,. , _..,.-
,-,.,a-
,.,_..._...-.,,.-._..,.-,_,..,)._.,.._,.
...,._..,_a... ,..._...,.,-.........
,.. , ,,. _....._.,-,,,..,....._. ..)_,.,.,...,
.._...,s_..a-.-,..,,.......,._....s,.._._. .,
.. , .,_a......~_.--
_...,,....-..-...,....,.a-.;._.-,,,_...,....
a- , .._.,.,._..,)..,.-.,.....s .....,..
,.... , ,...,..._...,.,-............ , ,.,~
.-...- ' ,.,,.....,._..s-: ._.,._ ' ,
,... .,_,
| 30 Hal




._......s_...._...-)..,.... ...,.......,.....,...,,........., , ,..,,-
,).,_,_.a.).,_a.-.,,...,.a,._..,.- , _.._~..
,..._...,.,-.,.._,....,-,-,,. ,...._... ,
,,...._......_ , ,....,..._....,.._.:...,
._...-,....,...,., , ,._.,.._,._.-.
,. ' ._.._.,. _.. ' ,.. ' _.,..,..-..__.,...,... '
,.. ' _.,..._., ' ,..,,.-,..-.,.. ' ,)....,.-...,.,....
,,))._.,,-.a,,. ' ...)_._,.., ,,
,-.................._a._..,,.~,).,.,._..~.
,.._..,..._...,. , .,-.,..._..,a..-_.,..
,._....- ,-.,_.._,:,..
| 31 Hal
..-...._.,,_. : .,,..-_..,..,,.._.._,.;..- , ,-.
..-_.-,...,...,._...-._._.. , ,....- ,
,_.,- _~, , ._,_ ,:) , )-..),- .. .-
._...._,..-_ ' ,.,... ' | 191 :[ -..,.)-..
_~,. _.,.-_.._,). , _._..). , ..-.,-,..,._...s __
,, .-
_,..,..,..,... ' ..,.,..... ' | 190 [ ,..._...,..-,......_...
)-..) , : ,,a..,- ._....,..-.._....,,.,-)
,..,.. ,,..-,..- . .. .-_._,._, .-
-..,)_,,,_. : ...,.-_,,._._,;.- , ,..,.-..-
. : ,).,_...-. , ,.-_.,-,..- , ,..-
_. ,, , ,,....._. , _~,...._.,.,..-)
.)...,.._..,,.....,).,:_.-.,:..,,...,-.....
,). .-
_.,,_. ' ,.,... ' ,- ._,..-_. | 192 [ : .._.
,,...,,..._.-. , ,,,,- , .._,) , ,._.. :
-.._.,~....),......,.),......_a.,. ' ..: '
2 | 1072 [
| 32 Hal
._,.,_,).,_,. ' ,....,.. ' 3 | 110111 :[ ,.,.-_....
.:....,...,)),...),..,..._...,....,,,.
.. , ..,..,, ,,. , ,)., . .._ , .._......,..
,,,....,,.._._._.,. , _,......-..._,:_. , ,...
,....,.......- .- _.,. ' ,.,... '
..-..,..)-...,...,.,..,._..s_,.:_-.. , ..
...-.. , ,.-_.,,,,-,,...-.. .,_a. , .
_,....-..._,:_..,..
...-..,....)-...,..,-..)_., , _...._..
._...,.,-......... ,..,.. , ,-.._,.),..,-
_,.....,-._,._.
,._. ' _.,.,.-.__.,.,.. ' .,.,_.,)..,_,..,). ,
,.,...,-.....__,:,., ,....,..._..._..,-.., , ,.
_,:..-_-... , _-._........
, | 11 :[ _,:. _. _,-..,,.... ..
| 12 :[ . _-..,_,.._ -.._._....,). .... .-
_.. ,. ' ._.._.,. _. ' | 309 :[ _._,,. ' ,...
_.,. ' ,.-._...,_._,.. ,,,... .. .-
| 33 Hal
,. : -.._..,_,..,).,. , ,-..._.,..,.- , ,,.,... , ,,.,... ,
,,., , ,-. , ,,.- .,,.
,).,-.~_..,_,.....-_. , _ ' _.._.._.,. '
| 644 :[ ,).,.,_.--,..,,,... ........ .. . , ,,,...
. ,. .. .-
,.._ ' _....._...._.,.... ' | 130 140 [ ..-,.,......, _...
. , ,..._. -_.,.. , _._....._..,.,.,,.,.._.,
.,..,- ,._. : -..:.
..,.. : ..,,. : _..._,....,-....,._...... ' ,.....,... ' | 54 [ .... ..-
..._.....-_.-_.,...
,.,,,.,..s,.., : ..) ,.-..-. ,.-_...-.
.),.-- ... .-
,. : ..,_..- .,.-_...~.-,.,.--,.,.--_ .~
. ....~..........,....:,,.......-_....,...._......_......... : .....-
. ..
,.._,..,...s.-.. ' _.,...,... ' | 13 [ , ...,,.- , ' ..
_.._.._., ' _.. ' ,.,... ' | 200 [
| 34 Hal
......_....,...,.--,.._..., , ,.._....,.-
_.,.-- , ,_....,.s_- _ ,,_.. ...._......,..
.._..). .)....
| 35 Hal



.,...,.. ..s ,.,-.._.,., ,,....,..,..._...
..,...._.,,... , ..,.-,,.- , .,..-_..,.,.._.. , ,..
,,..._,,-...,-,_._._-:..,,.._.,... _..
.,, , , :

....-.,.)-..,, , .,..-_..,.-. , ).
..,,,.-....,, , ) .....,,.....,-... ,.,,._..-,, ....
., . ,.._.._. , ,.-_,,......., )
.).)a-
,_-..-...._,,- -..,._,..._ : ,.._..,..-
,).,,.-.,.-. , - . , .,,.) ,.- ,)., , _...., .,,
. ,._ , __..,..._..) , .._a,.,)..,.,a , .._..;..- ,
_.. : -. ) ,).,,.-. .. ,).,..) , ) .,. , ..,-_
| 36 Hal
_-,-,..-_a , ..,).-..- , -.._...-.- ,
,),..- ... . ,..--._.,)--, .-
3
.-
,._ ' _.,.,.-.__.,.,.. ' | 11 [ _,..,)..,...
,.._..,..._...,.-..._..__,:,)., , ,.
. ,,....- , ... ...... _-.._....). , -,-.. _,.:...
.~ _. .... .. , : _,.._. _....,)._-.
-.._. ... : ..) ... ...,,...._..)
-._..,.._.. ,).,__.a,,,.,. .. .-
..,,_,.. .,........ ,... ,)..,,..-... .,
,_.a .. _.... .,......., , ,..._...,,._..... , ,..-
.,-. _.. .,, , ,).,,.-..., .,._...,,) ..) ,
_.,., _. , _...-..,. _.. , .,.,,.),
,-_ _,_
,._,_.,....,,...,-.- ' ,.,... ' | 194 [ ._-._.. ,
.._-,.,,...,.)..._.,,)... _.) .,._.),
.- ,...) .,.-__- ,..._...,,.,,...,.,,-_.
_...,,..,-,.. ,...._....,..-..,, ..... , ).. .. ......,..
_. _._.....) ,....,.. , .,- ..,.,..s..,. .,
3 ._..) .-,.,_._,,..)._.._.....,...).,)
| 37 Hal
,).,,.-.. [ ) ,.,. : .,,. ,.- ,)., , .,,_......,
..,._... .. _.._......,....._.... ..._a,.. .. [ _.... : ......
....
_.,).,_,. .. 7 | 188 [ : , ,,- _ ,... _.. .., , ,.,- ... ,
,, ,s _.. ,.. ... .. , , ,..- .. ,... _.. .,, , ... , . . . ,.
., ..,. . ,, ,.. , ,- _. .- ,.. . ,.. , ,.. _ . ,.. , ,.. _
, . , _, .. . , .. ,,) ,., .-.. , , -.. , , . .
. , , ..,. . -, , , : ..- . , .. ) _. ,, . _ _ ,. .. ,
.. - . ,- _ _., ... . _.,. .-
_.,).,_,. ' ... ' 7 | 143 :[ ) ,... .... ,- _... : .,.,- .... _
.. ,, , ) , ,, ,.. _. ,. .-
,.,-.- ,..._.._.-.., ,..,-_.,.,..,._..s
... , ...., ....-.........,_.... , .).
,,.. , _,.,,_,,., , )_.... .. , ,...,.._....,..
-..,......_,,,-. , ....,,,...,....,..,...._,.,)
. ,).,,.-., , .,_ ,,,
..... ,..._ ' ..,.,..... ' | 200 [ ......,)...,........,,..._
.,....._.......,......,..._.....,...,-...)............_....
_..._.._.,.....,..,.. , : .._.:.
| 38 Hal
.._...,..-.-_.._.,._,,.-._. , _)....a.-_.. , _,..
_... ... , .,..,..,,.. , ..-.-_..,.,..-., , ,,...
.,,..-. ...... , ... , .)..,,. , ,.,-..,._...,,..
,, , ........,...._...-...._.... , ...,,_.....,...-..... ....,_........
,,. .. , _,.-_..,.-_,.-....-_... _,......-...,....
.... .-
,...,..._........:.,,..-..,....._....._..........,..,
-.._.-., , _._:.., :-.,..,..._.. , ,..
. , ,,,,.,,,-_.,,.,..s.:,,. , ,...._....,
...,....,....).,.-.._.....,..-._..,. ,.....,
_._..,-.._.._. ..-_..,.-_..-...
...., , . : _..._, .. [ _... : ,........,)
,.. , ._ : .,,...)_.. ... [ , .._.-
-,
_,..,..._,....._...-.....,..a._..,_,......- , .__...- ,.. ,,..,,
.. , .....,-.-) , _.)..-,. ,
,._. ' _.-_.._-. ' 1 | 379 380 395 :[ _. ,-. ,,.- _.
~,, . ,- , .. . . _. . . . _. , : . , ) _. . ,.. ,, ,
_. _ . _.. .. ) ,: .... ,, _. ,. ... : . _. _,.: ,.
| 39 Hal
- ,. -.. . ,.- , ,.. : _.. , ..... .. , _.a _.. .. , ,.. ..
.~ . ,,.. ,,,.. _. . . , ,- ,.. ,, . ) . .-
-_,.- .._....,a.,_.,-).,. , .._..a)
.,. , ,-s,.)_.,,..,...) , ._,,...,...._...,,...
, , ,,.,.-_...,.) .-_..,, , ....._.).
_,_.).. ' _..-_..._.-. ' 1 | 380 :[ _... .- . _... : ,...
_....,..._.,... ) ,. _.. _.. ..) ,.) .. ) _..
,...) , .- _ . ,,) . ,...) _. . .,-s , . ) _..-. .. . ;. ) _..
- _ _-. _-. .-
,.......,._....s,)._.._..a-....-_..,...).-,,.
,..., , ,.. .,......,..,...._......._.....,.........,a-_..
..,,,,_.,,.... , : ,,,.....~_..- , .,. : )
...-_..
......_._.. ,,._. ..., , ...,...)_._..- , _._.-)
..,,.).....,,, , ,,...__,
,..-. ..),_.:,..)...s,....)..-,.. -.., ,.._..-
_,.-_....s ' ... ' 3 | 112 :[ ) .,, ... , . .,,. ) .- , ) .. _ _. ) .. _ ... .
. -,- ) .,.. , ) . _ - - . . ). , ) . _ . _~ , ) . _ ., , ) .. _ ,. ..-
_. . . , , .. - ,, _ . ,. .. .-
| 40 Hal
.,.,.......-..._._..,.,,-. , ,..
....,,....... , _...._,,,_,,.,...., ..) ,
.,..) .,,.._,,-.._..,.,..-
_.,.,_,).,_,.. ' ..._,..s ' 7 | 220 :[ ., : } _.. .. .. _.. ...
, ) _. . ,. _..a. ,, _ _. _. . ... ,,,... ,... _.. . ,..
,.. ,,a. ,, ,, ,,-.. .,- ,. _.. .-) . ) _., ,,.. _. ,..
_. _,. . _.. ,,,. ,,... ,-.. ,.. ,.- ,... ) ,.- ,., _. ..-) ,.-
.- { . .. , . _. . . _. .. , , ..,. _ .-) . , . : } ,.,
,, ,,-.. .,- ,. _.. .-) { _, .. ..,., .,.-... .., ,,.... ,.
_... ,.. ,.. ,- _, ,- _. , ,- _., . ),.- ,.,. .. ,.-...
.,., _... ,, _. ,,,. . ,, . , ,,. ,- ,. _... ..-)
. . -,.... .... ....- ,,-..... ,.... _..... ....-) ,...- ....) ,...-,. ....-. ,
,,-.. ,. _.. .-) . , _. ,.. _... . . _ ..-) . . ..
_ .-) _. ,).- , .. , . -,.. _..... ... _.. ... ,. . .. )
, ) ,.. ,.. .,- , _... .. .... ) .., . _.. ,., _...: , ,... ,...
. . ) _ - .,
, . : } _ _. _. . .. { _ : ,-..) ,. _.. ..-) .. ,. _..
,..,..._.. : > _,. - ..,. _.. . _.. . .., _,. . _,, ..,
. _. ,. < _. ,. . ., . , ,.. ) ... _:.. , . , _.. ,,
| 41 Hal
.., ... : } ...- ,..... ... ,,,.... .,... ,,...,. ... _.. ,,,... .. ,,.... .
_..-. ... ...- _... ,,.... _,..., ... ... ,..- ,.... .. ... .. ,... ,....
,,.. ) .... .. ,.. ... ,., .. _.. ... ,... ,... ... ,,. ,.
.-. { , - .. - ,, . .. ,, , _. ,., : ... . . _ . ,... .. .
. , ,.. . _,. ,...) ,. . ... ) ,. ..- ) _.: _.. ... . ..,
.,) , ,, _ ,. ... ,.. ., ,) .-
_,)..,_,. ' ,....,.. ' 1 | 184 [ : - ... .. _ . .. .. ,.- .. ..
,. , , ... , , , ) ... . .- , ) . . . .-
. _ ' ,. ,... ' 1 | 523 [ : _. .. .. . _. . -- ....
. , .. , .. . , . ,. -. ... ) ) , .. : . _ _..,
,, , ..,. .. . _. ,, .. ,.. _.. ,).., ... . . -,.. : } _..
. . _. .. ., ) _.. .. .,. _...a. .,, _. _.. _.. .. ... ,,,...
,.. _. . ,. ,.. ,,a. { , ,,... , , . .- ,... ,.. ;. .. . )
,, ) . - ,.. . ,- . .... _ . _ . , , , . _ . ..... . .) ..... _ ...
,- ) . . . _ ... ,. . . . . _. ,. .;. . ,. . , .. _ ,.. ... ..
,.. . ,. _. . ,.. . ,,a , ,. , ) . _ .. ,.- . _...a .,, . . _
_. . _ . . . _. -. . . ... .. .. _ ,.. .. . ) _.. ..
. .. .. . , ,. . _..a .,, . .. _ _.- ,.... : } ) .... ..
,. .. ,, { , ,, _ ,, . ,. , _. ,, , ... . . - . ... .-
| 42 Hal
_,..-_......s,.... ' ..-....._.... ' 3 | 244 :[ .. ... : } .. ... ..
,. ,... ,,... ) .... .. ,.. ... , ., .. _.. ... ,... ... ,
.. { , _. . . _. ,..) . . , , ,. _. ... .. . _.- _..
, , , , .. .. . _ ,., : _. ,.... _ ,,.. .. .. . . ..- ,., .. . _..
..) , , . _ ., _ . - . . . , . . . , . , ,. . _. . . .-
. 3 | 249 [ : . .. : } ) _.. .. .,. _...a. .,, _. _.. _..
. .. { _, , . . - } _ _. _. . .. { . _. .. .,. .. .. _
,... . .;. _. _a ,) _. ,- .. ... .- ,).., ,. .. )
, ) . - . , ) - , , ) . - .. . _.. .. .. . .... _ . _.. ... .
,..,. ... ,...s . _... ...- ,)..., . _.... ..- .... .,..,. , ,.... ....... . ,
.... . .. .-
_.,.-.,_,,. .,).,-_...,.,..s , ,-.,.. , _-
_..,,,-_,-_. .-..). .
| 43 Hal

,...._..,..,-...._.....,..-,_..._...,...,,.......-_......,_,.........,
...-...,,...,....,..._....,..-_...-...., , ,..., ....s
...,.;,,.: ,).,,.-....._.- , ..;., ,
..)...-_-_.._. , ..,.-,.._........,-.) , .,...,.-
,).,,.-.
. ..,. ,.,..s,..._..,.., .-_.. , ......,)
.;,_._ ,).,,- , ..;.,_. , ..,..) ., ..... , .
....,-.,a.... ..._.- , .-_.. ,.
.-..,,..._,.,..s. : ,.._..;..- _... : -.. ) ,..-..
,)., .. ,).,..) , ) .,. , _-,-,..-_a.,-_ ,
..,).-..- , -._..-.- , .,.),...- ...
,..--._.,)--,. .-
,)..,,..-........,..;._.---.,,... , ..) _...--
. ,.-_. , .-_.._.
)-.._.,)_-.,...)...,,..,..-._.,
,.,..,_-,....
., ,.._......,,._. _...._...- [ ,.._.-,_..,,,.-
' _.,._, ' ' ,.,... ' ....-,,..._.:..,. , .
| 44 Hal
... , .,,,...-...... .......-,.. , ,..,....,,..:-... , )..
.. .,.) , .,.,-,... , , .,.-_.....)_...--.,-) , ,)......
-. ,. _.._.- [ ..,..-_.., ._. , .,)....
_-- , ..._.._.-:_,._.,,., , ,) _. ..,....,,.:...
,).,_,_.a.) , ..._.._.-) , _.......,)_.) .,-,..,.., .
.)_....._....._,--.)...,.-_.,,,.,._...-.,,_-
.. .
;,,......,-.,..._.. ,-,....._... , ,..,_...._..-_....,..,,-,.....
,) , _,,- ' ... ,., ' | 11 [ _. _.._.- :[ ....,.-
..._,,..,.._).) ' ,,,,. ' | 6 :[ ..,-,_-.:,-_,.-,.,
.,._..,_:,..., .-
.,..s, , : .-.: : ., ': ..,._... ' , ,.-..-_... ,..._.,-
.-_-_......a.;,,...
_., ' ,.,... ' | 195 :[ ,,-,,._. _... : .. ,._.. ,.-_
_.,-_,-,,.- , ,..,)).)a .-
,. ,-,,.-,-_ [ ..,,,...._,,.._..,...... .._...-
_. [ ,-.,.),--.-,, , .-_.-_..,,,.a . , ,..,...s)
.) -~ ,- , ,,._,) ,,.. , .._..,,- .,.),,) , )....)
| 45 Hal
,).,,.-.. , .._-.-_..,,,.a...-.,,.,,_
,_,. ..
..;,.,._._,,..-. ._.- , ,,,._._
... ,.-..,..._..,,.._..,...,.._._,.._.._,.
.,,.._,,-,
.). _,:,a..,._..s ,._ ' ,)a_,.. ' 1 } 335 [ : .., :
} ,..,-..._,....,..,..,,...._,..._,,..._.,._:_.
....,... { , ..:....: ..a-,.., , ..,..,... , ,..-)_.....,..,..a
,)). , ,,_,,._.-.-.)_..._, , .., , .-....,...
,,--,.-._,,_.,.. , ..., .. , ,..,.. , _..,.
... , ,)..-_.,.,.,..,.. , _.......-..),._,
. , ..-....,.__.._...,,-)_.,.. , ,....._..
-_ ..._.-,.,,-,.., .-
_,._.. ' .: ' 2 | 396 :[ . .. _.~ ,..... . _.. . ) ... ) .. _
.. , .. ,-... -.... ,)..., _... .... .. , ... ,,- ,..... . ..: _. .
.. . ,,.. . . , _.. _. _.,, _.. .,.- , _.. ,,. _.. ... . ,
_- , . . _~ ,.... .- .. ) .-, ) . _ , ..- ..) . ..)
. _. . , - _. .. , ,)., .. .-
| 46 Hal
,-_;- _ ' _.- ,,.. ,- ' 1 | 126 [ : .. ;. .., ,.. - ... ,
,- .. ,,: _.. ,)., .. , . , - .- . ., _. . ,).., , ,.. .
,. , . _., ). ,,. , ,. .,.. _ . _. ,.. ,. .-
.. ... _ ' ,..-,,...._...- ' 1 | 130 [ : ... ;.. _... .... ....- , ......
,.) . _ _, ,)., , , _ ,,.: , ,.. ,.. . ,.. , ,.- ... ,,.: _,.
., , ) . ; ,. ., , ,. , ,.. -.. .. _ . , , , - .- . ,..
_. _. .. , .). . ,. ,, : _- _. . _ .-
..,).,..._._--,-..,-., ,......,,, , ..
...,,..,.-_.,..._...-,.-.,_.-_.._.-,.,..-_. ,
.,,,-,,-.;.,.._..,,,..- , ,..._..._..)..
.,a.,,.. , ,.._.._.-.,...._,..:
,-.- ...............,..,._._..,...,.,_
._...,.,-. ,..,.. , .-...,..._...:...,..,_.,..
_,.,...,_.._.,,.... , ...,-..,,,.,-._..,,-
...,._..,.... ,).,,.-., .. ,)..,,... .. [ ) ) _.a
.- _- .. ..,).-. [.. ....,......,,._.....,,..- :
......,)...-..._..-...-_..a ..,....--..._...,)-..-,.. [
,,... ...............,.._..._,.. , ...)_...--)
| 47 Hal
,.s , ,,._. .-_.... , ., _.....--,.,,.,..s,..._
,.-..
,....,.- .,..s ,..,....-.-, ... , ,,-,,-.-
.,_,.....,.....,..,.)_..-,-_..,,.._ , _..,..-,
.........,,,.,a... , ,..,...s...,..,- .. .,
.,,).,,.- [ _,..
.......,-.. ,.....,,, , . ..,.,
,...) , _:),.-_..,,. , ,_,..
_,,._.). ' .,..,_... ' 1 | 94 [ : . , _ . . ,. , .- - :
. . , . _ - , . ) .,.. ) ). .. , ,- . . ) _, ,,.. .. _ : ..
- ,,- . ,. .. .s - _ , ,. .. _.. .- . .. _, . ., _ . .. . .,.. _ .., _..
. , . . ,a. , . _ . . . ,.. _ .., , , .- ..- . _.. ... , .- .
. _. . . . , , , . . _. , , ... ,. : . . _.s , ) .a. .., .-
,. , ) ,, ) .., , ) ,, ) ,. , ,- . . _. . ... . ,. .-
,)..-_.,-..._--..)-.-__, , ,,.,.
..s ,..),-,., .
,..._.... _, ' ..-._... ' 1 } 411 [ , ...,....,...,._.....,....
. ._,_._,.... , : ..:.....,a : ....,-_.......,.
.,,,..,-_.,-~,,., ,, , ,,. : ,.,.,.._...._...- ,
| 48 Hal
,.s.,).,-),..,,.-_. , ,,.,,,..-s.. , ,_..
,...-.,......__...._...,,....,.....,,......,,....,,.... ,..~...,
.. , ,..,,- , ).,-,.....,a...-_.....),...
,,..,,._.... .. _._._-.) _.,- .. ..),.,-,
........,,_......,,..,..- ., .. )........._......-.....,,-.......-
,).,_,.s,)-_._...,-.._.)..)-.
: _....,-.,,.,a..-. , ,,,._.,,--),-,..,..
... , ,...,.......,-,...--_....... , ..-)...,..)..,-,.......
,.. ... , ......., , ,...-)_,..,, , .._..-..
.._..,,)..)_....,.._.,.._ , .,.,.._.._.,) , _,-.-.,.,,,
. , ,,._,) : } _....._......,,,..),-.
,...) { _. : } ..,,......_.....,.,._,--.,
, .,.,.,-..,,.._.._.,,.,...,.
,......_..,..,.._..,,..._.-,,...,,,.,.a,,.
,..._.,......_......_.....,....,.),.._.. _..,
.,..,....._..,....._..s,..,-,....
,......, {
| 49 Hal
.,.-_._. : } ,..a.,...,..,_.._..,..,_..,
_.,,.),, ......,,......,,., { _.......-
,-.,,.,_.. ,-.,..,,.,,-. .-
4

_.-._.,...). ' .,.),.-).: ' 1 | 68 104 [ ,)._
,.,-._.. : .) ,,..,-._....,-_,)._..,...-. .-
.._..,...,,......-_...... , ..,. .......-. , ,,...,..-_...,........
,..,_ , _,)...,;.-- , ,. : _.....,,.._.._._.
.. .. ). , ,-,,,... ... ..,. , ,.,.-,-
. .. .. .._,), , : .,..,..._.._.)
,,.,:. , -..,. , _,).,.,., .. .-
...,,...,..-_..........,......)... , ,-.....,..-,..,.-..- ,
,- : .-,,.-. , .,...,,. , ..,.a.,. , .--,,.... , .. ,
--,,,.. , ,......-_., , .....,,.:_.._:._.-,.- ,
--,..,......_. .-
_,)..,_,. ' ,....,.. ' ' ,....,.. ' 1 | 184 [ : - ... .. _ .
. . ,- . . ,. , . , .... ,. . , , ) .... .. ..- , ) .. ..
. .-
4
_., ' ,.).,,,-_..- ' ,.a,--,._ , ,._.-._.,...)... ' ,-):
,., ' 1 } 49 [ ..-
| 50 Hal
,,......_,).,_._...__..,..-,...
......_.,-,... ...s,.,.-....,,.....;,,
,., , ,,,_,..
,.,_,).,_,.. _ ' ,. ,... ' 1 | 523 [ : _. .. .. . _..
. -- ... . , .. , .. . , . ,. -. ... ) ) , ..
: _ _., ,, , ..,. .. . _. ,, .. ,. _. ,)., ... .-
_..,._...... ' ...: ' 1 } 275 [ ...._..._..,)...,......,...
......... ;--,,-,, , ._.. , .,.-,...,,,.....--).
,-...)...) , : ..._...-.,_.._.._.-..-
.,,,, ,_. ...._, .... ,..,-._. .-
,__.._.. : _..,-._...._~,,,.) ,,_
,,..,,._.,... , ,.. _._.,,: .-
..,.,....-,..,,.......,._....s,,.._..-,..
..,a....,,.. , .,.._).,.,.,..,..,.- , _....... , ,...,...
.,__,.. , ,,a.a- , ,.,a- , ...,.......,..,
-,--,-. .
)..,,.,a._._.._,_....)-,.. ,...
...,.. , ,.,.. : ....,.-. [ , -,,._.,
| 51 Hal
.-._.),-_.,.. , : ,,,.,-_.),.- , .._,
,-,,..,.,,.,_. , _. ,,,...,-.
.a-....-_,....- , .-a-_..,...-_. , ...
.-),.......-_,-_:..,.,,,., , ,-._...,
.,. : } .,,...,)_-.)_,._.__...
),,...-._.,,.),,...-.)..,,. {
._-,,._.,._-,.,..s_.,.a _,,. . _.
-...,....,,,.._.-.._..,. , _,....-,-.._.-..
--.._,.- , .,.-.,,._..-. , ..-_.._....-
...._..- ,......-_...-....,-..._..-... , ...-...._,..-_.....,.)
_.,.-...,.._.._....).,.)_..a-., , .,
..,,).....,_..,a)_...-)...,,..-_... , _.._...-)...,,..._.....
,-.
,..,._._:.,._..-.,-,.-.-._.,.)
1433 .- [ _ .-.. _.. _._). .. [ , ..s.,,_..,..._..
...,..,.._.. , ...- ..-.-) .

,.
,-, _.,_.,:..,_.,..

You might also like