You are on page 1of 18

Prolog

Bodoh. Itulah kata yang langsung terbersit di benak gadis berambut hitam legam yang sedang duduk di caf. Matanya melayangkan pandangan ke arah Joe Harrington, anak berusia sebelas tahun yang tinggal berdua bersama ibunya, setelah ayahnya kabur entah kemana. Tentu saja tidak dengan tangan kosong, pria sinting itu pergi dengan membawa seluruh harta warisan istrinya. Bodoh. JOE! Sudah berapa kali ibu bilang, kau tidak boleh...... Akh! sebuah tangan seorang wanita menjambak rambut Mrs. Harrington dengan kasar. Auuuu apa yang kau lakukan padaku? Lepaskan rambutku! jerit Mrs. Harrington. Heh! Dasar pelacur! Apa yang kau lakukan di kantor suamiku semalam? geram wanita berbadan gempal itu. Pemandangan yang sudah biasa di mata gadis berambut hitam legam ini. Terlalu biasa. Capucino latte-mu, my dear! Thanks, Paul! Ada yang lain Roe? Tanya Paul dengan senyum menawan yang bisa meluluhkan semua hati wanita yang melihatnya. Yah, Paul memang menawan, dengan tinggi 187 cm dan berat 67 kg. Paul benar-benar pria yang macho dengan tubuh berotot yang seksi. Tidak, terima kasih, Paul. Tiba-tiba saja pandangan mata Paul terasa begitu menusuk di mata Roe. Roe merasa pipinya mulai memerah dan tubuhnya membeku. Yah, bisa dibilang sudah sejak dulu Roe begitu mengagumi Paul. Paul memang

selalu dikagumi oleh semua orang. Rambut coklatnya yang hangat, mata biru toskanya yang bagai lautan, begitu lembut tapi sanggup membuatmu berhenti bernapas disaat-saat tertentu. Seperti saat ini. Apa kau selalu terlihat begitu manis setiap harinya My Roe? goda Paul dengan suara selembut beludru. Ough.. Sudahlah Paul.. Jangan mulai menggodaku lagi, jawab Roe dengan nada pura-pura jengkel. Kenapa aku selalu bereaksi sama dengan lelucon Paul yg juga sama setiap harinya.. Ough memalukan sekali. Kenapa hatiku tidak pernah mau berkompromi dengan otakku. Aku tahu bahwa paul tidak akan mungkin menyukaiku apalagi mencintaiku. Dia baik padaku, hanya karena aku adalah pelanggan setia cafenya. Sama seperti memperlakukanku, Paul memperlakukan pelanggan-pelanggan setia cafenya yang lain dengan kelembutan yang berlebihan. Aahh.. Ada apa denganku? Sudahlah, selama dia tidak menyadari perasaanku ini, lebih baik aku nikmati saat-saat aku masih di sini . Masih disini, itu karena tepat seminggu lagi Roe akan pindah ke rumah orang tua asuhnya yang baru. Sejak kecil Roe sudah menjadi anak yatim piatu. Sejauh yang dia tahu, dia ditinggalkan oleh orangtua aslinya di depan rumah Mr.dan Mrs. Harrington, pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak. Mr dan Mrs. Harrington adalah pasangan yang sangat aneh. Mereka berdua bisa dibilang sama sekali bukan pasangan yang cocok, entah bagaimana mereka bisa menikah. Mr. Harrington adalah pria berperawakan tinggi dan kurus, dengan mata coklat yang besar dan bulu mata yang panjang. Dia memakai kacamata yang sangat kecil, yang bisa diyakini tidak membantu sedikitpun dalam masalah penglihatannya. Dia berambut merah gelap dengan potongan cepak ala murid lelaki yang baru tertangkap razia sekolah. Sedangkan Mrs. Harrington adalah wanita pendek gempal dengan mata hijau yang kecil tanpa bulu mata. Tubuh berlemaknya membuat dirinya takkan mampu untuk berlari lebih dari lima menit sebelum akhirnya pingsan kelelahan. Dengan rambut pirang stroberinya, Mrs. Harrington benar-benar terlihat seperti badak pirang penuh make up yang kelebihan berat badan. Selain karena perbedaan fisik yang begitu kontras, Mr. dan Mrs. Harrington mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Mr. Harrington adalah pria pecandu alkohol yang suka mabuk-mabukan dan pulang

malam. Meskipun tidak pernah memarahi atau bicara kasar, dia sering kali menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan Mrs. Harrington adalah wanita yang tidak pernah menggunakan kekerasan fisik atau mungkin lebih tepatnya tidak mungkin, karena kondisi tubuhnya yang lemah. Enam belas tahun yang lalu, pasangan yang telah menikah selama tujuh tahun itu terancam bercerai. Alasannya karena Mr. Harrington putus asa menunggu datangnya karunia seorang putra yang belum juga datang. Namun, di pagi yang kelabu tepat pada hari di mana mereka akan segera mengurus perceraian mereka, terjadi hal yang tak terduga. Tepat di depan pintu rumah Mr. dan Mrs. Harrington, seorang bayi perempuan telanjang tergeletak tak berdaya. Dilihat dari keadaannya, bayi tersebut mungkin baru berumur beberapa hari. Pasangan itu pun menganggap bayi tersebut sebagai karunia Tuhan, jawaban dari semua doa yang mereka panjatkan selama ini (walau mereka sebetulnya sama sekali bukan penganut agama yang baik, berdoa hanya saat butuh saja). Di leher bayi perempuan itu terdapat sebuah kalung dari emas putih yang bertuliskan Roeselie. Karena itulah mereka menamainya dengan nama serupa. Seiring dengan berjalannya waktu, Roeselie, atau yang lebih sering dipanggil Roe, dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh Mr. dan Mrs. Harrington. Sampai akhirnya dia bertemu dengan kakek dari pihak ibunya, kakek Harold. Pertemuan pertama Roe dengan kakek Harold terjadi saat Roe baru berusia tiga tahun. Saat pertama kali Kakek Harold menatap mata Roe yang hitam legam, dia tahu bahwa gadis cilik ini bukanlah gadis biasa. Dia langsung menyukainya, segera setelah melihat senyum merekah di bibir mungil Roe. Kakek Harold memutuskan untuk membawa Roe tinggal bersamanya agar dia bisa mendidik Roe menjadi gadis yang baik. Sebab dia menganggap putrinya sendiri, Mrs. Harrington tidak akan mampu mendidik Roe dengan baik. Namun sayang, niat baik itu justru dimanfaatkan oleh putrinya. Dengan memanfaatkan rasa sayang kakek Harold pada Roe, Mrs. Harrington memeras ayahnya sendiri agar mengirimkan uang dengan jumlah besar padanya setiap bulannya dengan ancaman akan membawa Roe pulang. Alasannya mereka berhak atas hak asuh Roe, sebab merekalah orangtua sah Roe. Kakek Harold yang tak tahu menahu bahwa Roe bukanlah anak kandung putrinya, hanya bisa menuruti kemauan putri semata wayangnya

itu. Namun hal ini hanya menyulitkannya untuk beberapa saat. Sampai Roe berumur enam tahun, ketika dia menjalani tes golongan darah di sekolahnya. Saat itu dokter yang mencoba mengambil sample darahnya kebingungan, karena darah Roe unik dan berbeda. Belum pernah dia menemukan darah seperti darah Roe. Dia bahkan tak bisa menentukan apa sebenarnya golongan darah Roe. Saat itu Kakek Harold merasa curiga. Golongan darah putrinya sama sekali normal, dan, dia yakin, begitu pula dengan menantunya. Sejak kejadian itulah Kakek Harold mencari informasi mengenai status Roe yang sesungguhnya, Dan akhirnya terbukti bahwa Roe hanyalah anak angkat, yang ditemukan oleh Mr. dan Mrs. Harrington saat masih bayi. Saat itulah Kakek Harold mendaftarkan Roe ke Badan Hukum Perwalian anak, untuk menetapkan statusnya sebagai anak yatim piatu dan mengadopsinya secara sah. Dalam asuhan Kakek Harold, Roe hidup bagai seorang putri. Kakek Harold sangat menyayanginya, dia memberikan segala yang terbaik bagi Roe. Gadis cilik itu di sekolahkan di sekolah international dan masuk kelas khusus bangsawan yang muridnya hanya lima orang termasuk Roe. Selain itu, Roe juga diberi guru-guru pribadi terbaik untuk mengajarinya senibaik seni musik maupun seni rupa-keterampilan memasak, bahasa asing, tatakrama, dan keterampilan-keterampilan lainnya yang tidak di ajarkan di sekolah. Namun sayang, kebahagiaan itu hanya bertahan hingga Roe berusia empat belas tahun, tepat saat kelulusannya dari Langgrab international junior High School, Kakek Harold terpaksa masuk rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang tiba-tiba menurun drastis. Dua tahun kemudian, tepat di ulang tahun Roe yang keenam belas, Kakek Harold meninggal dunia karena tubuhnya yang renta itu sudah tak sanggup menahan penyakitnya lebih lama lagi. Usai pemakaman kakek Harold, Mrs. Harrington datang dengan maksud ingin mengambil alih seluruh harta kakek Harold. Dia merasa bahwa sebagai anak satu-satunya, dia berhak akan itu. Dia tak menyangka bahwa sebenarnya kakek Harold telah membuat surat wasiat yang menyertakan dengan jelas mengenai pembagian harta warisannya. Dalam surat itu dinyatakan bahwa hanya 5% dari hartanya akan di berikan kepada Mrs.Harrington sebagai anak semata wayangnya. Sementara 45% akan di sumbangkan ke UNICEF. Setengah dari hartanya akan diberikan pada Roe. Saat Roe berusia tujuh belas tahun-yang merupakan ukuran kedewasaan di Amerika-dia akan menerima 10% dari bagiannya. Sisanya akan diberikan kepada Roe jika dia telah memenuhi

syarat yang diajukan oleh kakek Harold padanya. Syarat itu menyebutkan bahwa Roe hanya bisa mendapatkan seluruh haknya dari warisan tersebut ketika Roe telah menikah atau Roe bersedia meneruskan seluruh usaha Kakek Harold dengan kata lain menjadi Presiden Direktur dari seluruh perusahaan-perusahaan kakek Harold yang sangat banyak itu. Sesungguhnya itu sama sekali bukan pilihan yang sulit bagi Roe, karena 10% dari harta kakek Harold saja sudah lebih dari cukup untuk membiayai seluruh kehidupan Roe hingga dia tua nanti. Sekalipun Roe tidak mengubah gaya hidupnya dan tidak bekerja sama sekali, bagian warisannya yang akan dia dapatkan saat berusia 17 tahun itu sudah lebih dari cukup. Dan karena menurut hukum dia akan mendapat orang tua asuh sampai usianya 17 tahun, itu artinya Roe tidak akan kelaparan sampai dia mendapatkan sebagian harta warisannya. Namun tidak kelaparan saja tidak menjamin kebahagiaan Roe. Begitulah, kenyataannya Roe sudah tiga kali berganti orang tua asuh selama tiga bulan. Itu artinya rata-rata Roe hanya bisa bertahan selama sebulan dengan setiap orang tua asuhnya. Dan seminggu lagi Roe akan pindah kerumah orang tua asuhnya yang keempat. Hari ini dia akan bertemu dengan mereka di caf ini. Kau sedang menunggu seseorang Roe? Tanya Paul keheranan, tidak biasanya Roe datang ke cafenya pada jam makan siang seperti ini. Yah, Begitulah. Aku sedang menunggu calon orang tua asuhku yang baru, jawab Roe ringan Lagi? Bukankah baru kemarin kau bertemu dengan orang tua asuhmu, Mr. dan Mrs. McPherson? Dan seingatku, sepertinya kau baru saja 3 minggu tinggal dengan mereka. Apa masalahnya, my dear, hingga kau mengganti orang tua asuhmu lagi? , tanya Paul. Ya, ya, dan tidak, jawab Roe membingungkan. Hah?! Well, ya, aku bertemu calon orang tua asuhku lagi. Dan ya, aku memang baru sebentar saja tinggal dengan Mr. dan Mrs. McPherson. Dan tidak, tidak ada masalah apa-apa sehingga aku ingin mengganti orang tua asuhku, tidak dariku. Sama seperti sebelumnya,orangtua asuhku-lah yang tidak tahan padaku dan mengajukan pengunduran diri sebagai orang tua asuhku ke badan social, jelas Roe dengan santai. Yeah, aku sudah memperkirakan hal itu. Maksudku adalah masalah apa lagi yang kau buat sehingga Mr. dan Mrs. McPherson mengundurkan diri

menjadi orang tua asuhmu? Tanya Paul, yang membuat kerutan di dahinya bertambah dalam. Well, entahlah, seperti biasa aku tidak pernah tahu, atau lebih tepatnya, menyadari apa kesalahanku. Dan jujur saja, aku juga tidak peduli akan hal itu, jawab Roe tanpa beban, seolah hal itu merupakan rutinitas sehariharinya yang tidak bisa di hindari. Ough... Sudahlah, jika kau tidak mau memberitahuku, nanti juga aku pasti akan tahu. Lagi pula, sepertinya orang yang kau tunggu sudah datang, ujar Paul sambil mengacungkan jempolnya dan menunjuk pada seorang wanita yang baru memasuki caf Paul dengan rok yang setengah basah karena terkena cipratan air hujan. Memang sedang hujan deras di luar sana. Ooh Terima kasih. Maukah kau memberitahunya aku ada di sini Paul? pinta Roe. Tentu, My dear, jawab Paul singkat, seraya pergi meninggalkan Roe sendiri di mejanya dan menghampiri wanita yang akan menjadi orang tua asuh Roe yang selanjutnya. Aku ingin bertemu dengan Ms. Sutton, ucap wanita itu saat Paul menghampirinya. Tentu, My Lady. Mari kutunjukan mejanya, jawab Paul dengan kesopanan berlebihan seraya mengantar wanita itu menuju meja Roe. Salam kenal, Ms. Roeselie Sutton. Aku Reneesme White calon orang tua asuhmu yang baru. Senang bertemu dengan anda dan panggil saja aku Roe, Mrs. White, sahut Roe seraya menjabat tangan Mrs. White yang sehalus satin. Mereka berbincang cukup lama, membahas segala hal tentang kebiasaan masing-masing, atau lebih tepatnya kebiasaan Mrs.White dan cerita perjalanan hidupnya, karena selama berjam-jam pertemuan mereka, hanya Mrs. White yang bercerita, dan Roe mendengarkan. Bukan berarti Roe keberatan untuk mendengarkan, dia sudah terbiasa mendengarkan. Namun Roe merasa agak janggal, Karena Mrs. White seakan tidak pernah bersedia mengucapkan tanggal dalam ceritanya, dia hanya mengucapkan hari dan jam sebagai penjelas waktu yang membuat Roe sangat penasaran dan bertanya-tanya berapa sebenarnya usia wanita ini, dengan perjalanan hidup yang begitu panjang perbincangan mereka hanya terhenti sebentar saat Paul datang mengantarkan pesanan Mrs.White. Setelah itu, perbincangan mereka pun

berlanjut. Dari perbincangan itu, Roe menyimpulkan bahwa Mrs.White telah menikah dua kali dan mempunyai satu orang anak laki-laki dari suami pertamanya. Hari ini dia datang sendirian kesini karena suaminyasuami keduanyasedang mengurus masalah pengasuhan Roe ke badan sosial sehingga tidak bisa datang untuk berkenalan dengan Roe. Sulit dibayangkan bahwa Mrs. White sudah menikah hingga dua kali bahkan sudah punya satu orang anak lelaki di usianya yang sepertinya masih sangat muda. Mrs.White adalah wanita tinggi dengan tubuh yang proporsional dan seksi, ditambah wajah yang cantik dengan kulit yang sepucat salju dan mata berwarna coklat susu yang hangat. Dengan rambut sewarna tembaga, yang mengilat tergerai ikal di belakang punggungnya. Dia benar-benar wanita yang menawan. Mungkin itulah sebabya dia begitu laku. Dengan penampilan dan kesan seperti itu, dalam bayangan Roe, rumah yang akan dia tinggali mulai minggu depan itu pasti merupakan rumah sederhana yang bersih dan rapih, atau opsi kedua, adalah rumah megah glamour yang di jaga oleh puluhan penjaga dan diisi oleh ratusan pelayan. Tapi itu hanya perkiraan Roe saja, dan bukan pertama kalinya terbukti bahwa perkiraan Roe tidak pernah ada yang tepat. Tepat, bukan benar. Selain itu, ada satu kesan yang begitu kuat yang dirasakan Roe sejak pertama kali melihat Mrs. White: mistis dengan keagungan luar biasa. Tingkah lakunya menandakan seolah dia adalah seorang ratu dari abad Keenam belas: anggun, mistis dengan kekunoannya, tapi terlihat begitu berwibawa. Perbincangan mereka terhenti saat twilight menjelang. Saat itu, alihalih melanjutkan ceritanya mengenai liburannya di Tembok Cina, Mrs. White melayangkan pandangannya ke luar jendela, ke arah sang surya yang mulai meninggalkan cakrawala. Jiwanya terasa begitu jauh, melayang ke arah memori yang terlupakan dari masa hidupnya yang panjang. Mungkin memori itu terjadi saat twilight. Atau mungkin memori itu justru tentang twilight itu sendiri. Mrs. White? sapa Roe, hanya untuk memastikan apakah Mrs. White masih berada bersamanya. Sapaan Roe itu membuyarkan lamunan Mrs. White. Seketika itu juga wajahnya menampilkan ekspresi lain. Dia terlihat begitu terburu-buru, seakan baru saja ingat bahwa ada sesuatu yang sangat penting yang sebelumnya terlupakan. Maaf, Roe. Sepertinya aku harus segera pulang. Ini alamatku, katanya seraya menyodorkan secarik kertas pada Roe. Sebaiknya kau segera mengirimkan barang-barangmu secepat mungkin, karena barang-

barang itu harus di rapikan di kamar yang akan kau tempati sebelum kau datang. Setelah mengatakan hal itu, Mrs. White mengucap permisi dan segera pergi dengan terburu-buru. Terlalu terburu-buru. Setelah kepergian Mrs.White, Roe bergegas membayar minumannya dan berjalan keluar. Dia tidak ingin melewatkan saat-saat bintang mulai bermunculan di langit, karena itu adalah saat-saat kegemarannya. Sambil memandangi langit yang mulai dihiasi bintang, Roe berjalan menyusuri pinggiran jalan Brookie street. Kawasan anak muda yang cukup di gemari di daerah amerika bagian barat ini tetap ramai walaupun sudah malam. Seraya berjalan dan memandangi bintang, Roe mulai memperhatikan satu bintang yang menarik perhatiannya. Kakek, kaukah itu? gumam Roe seraya memandangi sebuah bintang yang memancarkan cahaya jingga samar di langit yang kelam. Aku ingat kakek pernah berkata bahwa aku bukanlah cucu kandung kakek. Dan kedua orang tuaku membuangku saat aku masih bayi di depan rumah Mr. dan Mrs. Harrington. Tapi kakek berkata bahwa kakek yakin kedua orang tuaku pasti memilki alasan yang kuat untuk melakukan itu, walau kakek tak pernah tahu apa. Mungkin jauh dalam lubuk hati mereka, mereka tahu inilah jalan yang terbaik. Agar aku bisa hidup bahagia bersama kakek. Karena walau bagaimanapun berkat merekalah aku bisa bertemu dengan kakek. Aku sayang padamu, Kek. Selamat malam, Roe tersenyum pilu saat pikirannya membawa dirinya kembali pada kenangan akan masa-masa bahagianya bersama Kakek Harold. Sudah kebiasaan Roe setiap harinya setelah kematian kakek Harold, untuk mengajak kakeknya mengobrol. Setiap hari setelah twilight dan ketika bintang-bintang mulai bermunculan, maka bintang pertama yang menarik perhatiannya dianggap Roe sebagai roh kakek Harold. Dan setiap harinya, Roe akan berbicara dengan bintang itu dan mengucapkan selamat malam penuh kasih sayang. Mungkin ini hanyalah ritual aneh yang dilakukan oleh Roe demi mengusir rasa kesepiannya, semenjak kematian kakeknya. Roe berjalan perlahan menuju hotelnya. Sekarang ini, Roe tidak lagi tinggal bersama Mr. dan Mrs. McPherson. Kedua orangtua asuhnya itu telah mengusir Roedengan memberinya uang agar bersedia pindahdi hari Roe mempermalukan anak perempuan semata wayang mereka. Hari itu Roe mengalahkannya dalam pertunjukan bermain biola yang menjadi keahlian Lisa McPherson. Entah bagaimana, kemenangan Roe telah membuat Josh Garnet, kekasih Lisa tergila-gila pada Roe hingga

memutuskan hubungannya dengan Lisa. Parahnya, setelah kejadian itu Lisa mengancam akan nekat terjun dari jembatan jika Roe tidak segera diusir dari rumahnya. Hal itu membuat Mr. dan Mrs McPherson tak berdaya selain menuruti kemauan putrinya. Mereka tak mau membuat Lisa lebih kecewa dan terluka. Dari ketiga orang tua asuh yang pernah merawat Roe, semuanya menyerah karena satu masalah yang sama, secara hipotesa, walaupun tidak sama secara teknis. Terdapat satu benang merah yang jelas dari persoalan-persoalan itu. Semuanya berawal dari kelebihan Roe yang multi talented dan sempurna, atau setidaknya hampir sempurna. Sebab selain multi talented, Roe juga gadis yang sangat cantik dan berkepribadian sopan. Dengan tubuh tinggi dan langsing namun berisi, Roe memiliki mata hitam legam yang mampu menenggelamkan setiap orang yang memandangnya, ditambah bulu mata yang panjang dan tebal, dan bibir kecil merah mawarnya yang seksi dan menggoda. Roe merupakan gadis blasteran berambut hitam panjang dengan kulit sepucat salju dan body language bak seorang putri kerajaan. Tentu saja Roe pikir itu semua berkat guru-guru pribadi yang di sewa oleh kakek Haroldwalaupun itu hanyalah pikiran Roe saja, karena sudah jelas bukan itu pokok masalahnya dan menghasilkan Roe menjadi gadis pujaan setiap pria, baik yang hanya melihatnya sekilas apalagi yang sudah mengenalnya dengan baik. Selain itu Roe juga dapat menjadi teman yang baik dan sangat bisa diandalkan. Mungkin karena kemampuannya yang luar biasa dalam berbagai hal, baik dalam kemampuan dasar seperti memasak, seni serta kemampuan akademisnya. Ditambah pula dengan kemampuan fisiknya yang begitu kuat. Bahkan Roe tidak pernah terluka seumur hidupnya. Ia hanya pernah terluka sekali saat tes golongan darah, itu pun setelah kulit Roe menghancurkan 49 jarum suntik sebelum akhirnya jarum suntik yang ke-50 berhasil mengambil sampel darahnya. Sayang sekali, Roe tidak menyadari hal itu. Roe tidak pernah benarbenar menyadari bahwa dia selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Dan Roe tidak pernah merasa bahwa seluruh kelebihannya itu adalah hal istimewa yang menandakan akan jati dirinya dan akan sangat berguna suatu hari nanti. Roe hanya menganggap kelebihannya itu sebagai suatu bencana yang menyebabkannya berbeda dengan orang lain. Dan Roe sama sekali tidak tahu bahwa dia mempunyai kelebihan lain yang bahkan tidak masuk akal sama sekali. Hingga tibalah hari kepindahannya ke rumah Mrs.White.

***

1
Tidak ada barangmu yang tertinggal kan? , Tanya Mrs.White seraya memutuskan lamunan Roe saat memandangi kota yang sudah jadi rumahnya sejak kecil itu mengecil hingga menghilang di kejauhan. mm.. Tidak Mrs. White, jawab Roe. Panggil aku mom, karna mulai sekarang kau adalah anak asuhku, tegas Mrs.White dengan nada tegas yang di buat-buat. Baik, Mrsmm.. mom, jawab Roe terbata-bata. Roe tidak terbiasa mengucakan kata mom. Karena sejak kecil dia hanya tinggal bersama kakek Harold, yang dipanggilnya dengan sebutan kakek. Sejak kecil Roe tinggal di New HaMrspire city sampai orang tua asuhnya yang ketiga pun tinggal disana. Karena itu Roe sama sekali tidak menyangka saat Mrs. White membawanya keluar dari kota dengan limosinnya, Roe sama sekali tidak tahu bahwa Mrs.White tinggal di luar kota atau lebih tepatnya Roe tidak menyangka orang tua asuhnya yang keempat ini tinggal di luar kota. Karena biasanya Hanya orang-orang kota New HaMrspire yang sudah mengetahui tentang warisan Roe sajalah yang bersedia mendaftar menjadi orang tua asuhnya, dan karena itu pula Roe tidak akan pernah kehabisan orang tua asuh. Perjalanan ke Rumah Mrs.white tidak memakan waktu terlalu lama, tentu saja itu semua berkat jet pribadi Mrs.White yang membawa Roe ke rumah Mrs.White yang sepertinya ada di belahan bumi yang lain, sampai harus menggunakan jet pribadi untuk mencapainya. Dan tentu saja dilihat dari limo dan jetnya sepertinya bayangan rumah yang ada di benak Roe dalam opsi kedualah yang kemungkinan besar menjadi rumah dari Mrs.White ini. Dan terbuktilah bahwa perkiraan Roe itu lumayan mendekati kebenaran, hanya saja kurang tepat. Karena ternyata saat Roe turun dari limosin yang membawanya dan Mrs. White dari bandara setelah turun dari jet pribadinya Mrs.White, Roe bisa melihat rumah besar yang bagai kastil penyihir tetapi dengan gaya modern yang sangat kental.

Bagian atap rumah Mrs.White benar-benar mirip dengan atap kastil penyihir hanya saja terbuat dari kaca tembus pandang yang memungkinkan kita untuk melihat langit dari dalam kastil itu. Dindingdindingnya terbuat dari batu, hanya saja bukan batu berlumut seperti yang biasa mengokohkan kastil penyihir, batu itu adalah batu apung yang biasa kita lihat di sungai-sungai di pegunungan. Selain itu, bagian interior dalamnya juga benar-benar mirip dengan interior kastil penyihir, tentunya dengan perubahan seluruh bahan yang menyusunnya, baik interior rumah itu sendiri maupun barang-barangnya, terbuat dari bahan-bahan yang berbau modern. Benar-benar bagai kastil penyihir yang direnovasi ulang oleh seorang arsitektur rumah modern. Bagai kastil penyihir yang telah kehilangan unsur mistisnya. tetapi, Roe punya pikiran sendiri tentang kastil modern ini. Ya tuhan rumah apa ini?.. ini luar biasa. AMAZING ! ini benar-benar rumah yang hebat. Aku tidak pernah merasa begitu rindu rumah seperti ini. ya ampun aku sampai berkeringat. Tunggu dulu! Berkeringat? ini aneh. Kenapa aku bisa berkeringat di cuaca sedingin ini. Oh.. tidak ! ada yang aneh dengan rumah ini. Aku harus segera pergi dari sini. ini bukan keringat semangat akan rumah baru. Ini keringat kerinduan. Seolah aku sudah mengenal rumah ini sejak dulu. Rumah ini seperti Belum sempat Roe menjawab teka-teki di hatinya, tanpa sadar Roe mundur mendekati pintu kastil modern itu dengan sikap defensif seolah siap untuk segera berlari keluar. Yang menyebabkan Mrs.White langsung mengenggam tangan Roe dengan lembut dan bertanya.. Ada apa Roe? Kau tidak suka dengan rumahku? Apa ini terlalu kecil untukmu?, Tanya Mrs.White dengan wajah yang sangat lembut. Kecil? Apa wanita ini sudah gila? Rumah sebesar ini dia bilang kecil? aku harus mencari orang tua asuh yang baru. Aku harus segera pergi dari rumah ini. Itulah yang dipikirkan Roe saat kemudian menjawab pertanyaan Mrs.White. Tidak. Tentu saja tidak mom. Rumah ini sangat indah, jawab Roe seraya mengikuti Mrs.White yang menariknya untuk berkeliling, melihat seluruh bagian Kastil modern itu. Seraya berkeliling melihat kastil modern itu, Roe melihat keunikankeunikan yang tidak pernah dia sangka dari kastil modern itu. Kastil itu memiliki 30 kamar tidur yang memiliki dekorasi berbeda di setiap

kamarnya. Seluruh kamar tidur itu terletak dalam satu lorong yang sama dengan posisi saling berhadapan, ditambah dengan pintu yang sama persis untuk setiap kamarnya, Roe bisa saja salah masuk kamar jika tidak berkonsentrasi untuk menghitung pintunya saat memasuki lorong itu hingga sampai ke pintu yang ditunjukan oleh Mrs.White sebagai kamar Roe. Mrs.White menjelaskan pada Roe bahwa Roe harus sedikit berhatihati, karena kastil modern itu memiliki banyak keunikan lain, seperti dindingnya, yang saat kita dorong akan membawa kita keruangan di baliknya, atau selimut yang akan langsung terlipat sendiri begitu kita bangun dan hal lainnya yang tidak masuk akal dan tidak Roe percaya sama sekali. Roe beranggapan bahwa Mrs.White pastilah seorang wania yang terlalu banyak berimajinasiatau mungkin agak giladilihat dari selera rumah yang dimilikinya sih.. Setelah Mrs.White meninggalkan Roe sendirian, Roe mulai berjalan mengelilingi kastil modern ini, Ia mulai berfikir bagaimana caranya agar ia bisa pergi dari kastil ini. Mungkin tak masuk akal mengapa Roe ingin segera pergi dari kastil ini. yang jelas, alasannya bukan karna para penghuni kastil ini, justru alasannya adalah karna kastil itu sendiri. Sejak pertama kali Roe menginjakan kakinya di kastil ini, dia sudah merasa ada yang tidak beres dengan kastil ini. Ada suatu perasaan aneh yang terus menerus berkecamuk di hatinya. Dan yang paling menyebalkan adalah Roe tidak tauatau lebih tepatnya tidak mengertiperasaan apa itu sebenarnya, dan mengapa ia merasa begitu. Nah, karna itu, akan lebih baik jika ia cepat-cepat pergi dari kastil ini. Hanya saja, masalahnya adalah bagaimana caranya ? Roe tidak mungkin meminta Mrs.White untuk pindah rumah, padalah ia sendiri hanyalah penghuni baru di kastil ini. Roe juga tidak mungkin minta orang tua asuh yang baru, karena dia hanya bisa berganti orang tua asuh jika Mrs.White lah yang mengudurkan diri sebagai orang tua asuhnya. Sekarang pilihan apa yang dimilikinya? Sepertinya pilihan satusatunya adalah membuat Mrs.White menyerah sebagai orang tua asuh Roe. Tapi apakah Roe bisa berbuat seperti itu? Roe sama sekali tidak berpengalaman dalam hal membuat orang dewasa kesal padanya, yang ia tau hanya cara membuat mereka bangga atau kagum padanya. Lagi pula jika Roe ingin membuat Mrs.White jengkel bahkan hingga marah padanya, itu artinya Roe harus menyakiti perasaan wanita itu. Dan apakah Roe sanggup melakukan itu, ia sama sekali tidak yakin. Ia benar-benar mulai menyayangi Mrs.White walaupun baru sebentar

bertemu dengannya, seolah ada ikatan batin antara dirinya dengan wanita itu. Roe benar-benar merasa tidak tega untuk menyakiti wanita baik hati itu. tapi dia harus melakukannya, jika ia ingin segera keluar dari kastil terkutuk ini. Sambil terus memikirkan tentang hal itu, Secara tak sadar Roe sudah berada di bagian kastil yang sama sekali tidak ia kenali. Aku kesasar. sialan! dimana ini? Ough! Kastil terkutuk! , umpat Roe saat menyadari hal itu. yang membuat napasnya semakin cepat karena merasa bodoh, bisa sampai tersasar di tempat seperti ini. Sial! Bagaimana jika aku tidak bisa menemukan pintu keluar? Itu artinya aku tidak bisa pergi dari kastil aneh ini..Sial! , pikir roe, yang membuat napasnya semakin memburu. Karena sesungguhnya berada di kastil ini saja sudah mengacaukan perasaannya. Apalagi jika ia harus sampai tersasar di dalamnya. Itu hal yang sangat menyebalkan. Tiba-tiba saja Roe tersentak dan menyadari bahwa ia bukan memikirkan kata-kata itu malah meneriakannya dengan suara menggelegar yang membuatnya tersentak sadar dan terheran-heran dengan ledakan emosionalnya sendiri yang dirasanya sangat tidak wajar. Aneh sekali Roe bisa sampai mengumpat seperti itu. Ini benar-benar tidak wajar. Kenapa rasanya akhir-akhir inisemenjak ia bertemu dengan Mrs.White, emosinya mulai semakin tidak stabil. Seolah pertemuan itu telah membangunkan sifat asli Roe yang selama ini tertidur dalam damai jauh di dalam inti dirinya. Tapi ini aneh, kenapa Roe harus jadi sepemarah ini. Dia harus segera menghentikan ledakan emosi yang tidak pada tempatnya ini. oke. Tenang Roe, tenang. Tarik napas , Roe menarik napasnya hingga mendesing dan menggema di lorong kastil yang sama sekali tidak ia kenali itu. Kaget saat mendengar gema dari suara napasnya sendiri, Roe pun tersentak dan langsung refleks bersandar di dinding lorong tersebut, yang tiba-tiba saja berjungkal terbalik secepat kilat dan seketika itu juga membawa roe ke sisi lain dinding tersebut. Untuk beberapa saat Roe hanya bisa menatap takjubpercampuran antara tidak percaya dan kagumdan berdiam diri dengan perasaan yang tak keruan. Kejadian yang membawanya hingga sampai ke sisi luar kastil aneh itu terus menerus diputar kembali di otaknya berkali-kali seperti kaset rusak yang tidak bisa di pause bahkan di stop. Hingga tiba-tiba Roe tersentak saat menyadari ada sepasang mata kuning emas yang sedang memandanginya dengan tajam dari balik semak-semak. Untuk sesaat yang terasa seperti bertahun-tahun, Roe seolah tenggelam dalam tatapan sepasang mata berwarna kuning emas itu.

Roe mulai tersadar saat tiba-tiba sepasang mata indah itu bergerak dan memperlihatkan wujud asli pemiliknya. Seorang pria dengan rambut kuning emas muncul dari balik semak-semak itu. Walaupun jaraknya sekitar 500 meter dari pria itu, Roe bisa melihat pria itu dengan jelastentunya berkat salah satu bakat aneh yang menyertai roe sejak lahir, Roe bisa melihat tulang pipinya yang tegas, hidungnya yang mancung, tubuhnya yang basah terkena embun pagi dari semak-semak itu yang terlihat begitu menggoda. Hingga akhirnya pandangan roe kembali lagi pada sepasang mata kuning emas yang tiba-tiba saja mengeras. Roe tersentak kaget ketika sepasang mata indah itu beserta pemiliknya berbalik dan segera pergi berlari menembus hutan. Ia ingin mengejar pria itu. Untuk sesaat Roe hanya bisa memandang ke dalam kegelapan hutan yang tadi telah meleyapkan sosok pria bermata emas itu seraya bergumam dengan suara lirih yang bahkan tak terdengar oleh telinganya sendiri. Siapa? Siapa dia?

***

Hari ini aku akan mengecek bagian kastil sebelah selatan, gumam Rahuel seraya membanting stir mobilnya dan langsung berbelok menuju bagian selatan kastil Durikken yang menjadi rumahnya, setidaknya yang menjadi rumahnya hingga satu dekade yang lalu. Begitulah, tepat dua puluh lima tahun yang lalu, Rahuel pergi meninggalkan kastil Durikkenmeninggalkan rumahnya sendiri, saat itu usianya baru dua tahun, walaupun penampilannya seperti anak berusia tujuh tahun dan kemampuan otaknya bahkan bisa di samakan dengan kemampuan otak orang dewasa. Itu semua, karena Rahuel adalah manusia setengah vampire. Ibu Rahuel adalah manusia setengah vampire begitu pula dengan ayahnya. Sehingga Rahuel pun terlahir sebagai manusia setengah vampire dengan kelebihan-kelebihannya sendiri, yang sudah terbukti sangat berguna. Karena, kelebihan-kelebihannya itulah yang telah membuat rahuel bisa mencapai segala sesuatu yang berhasil diraihnya sekarang ini. Salah satunya adalah mobil Mercedes tipe M2 yang sedang di kendarainya saat ini. Selain tidak pernah bertambah tua sejak berusia tujuh tahun, Tubuh rahuel pun selalu tampak seperti pemuda berusia dua puluh satu tahun. Ia

juga memiliki kemampuan pancaindra yang sangat peka dan sensitive, sehingga tidak sulit baginya untuk berbaur di masyarakat dan segera mendapatkan kesuksesan dengan mudah. Hingga saat ini, Rahuel telah memiliki tiga perusahaan tekstil super besar yang berada di bawah pimpinannya, ditambah dengan puluhan restaurant dan supermarket yang cabangnya ada di mana-mana. Ini semua berhasil ia raih dalam waktu 13 tahun semenjak dirinya tak bertambah tua lagi. Seiring dengan kesuksesannya, Rahuel mulai menyadari bahwa tidak ada orang yang benar-benar berarti baginya, bagaimapun caranya melupakan masa lalu dan jati dirinya, lalu berusaha berbaur di masyarakat. Orang-orang yang pernah dekat dengannya, pada akhirnya akan bertambah tua dan kemudian meninggalmeninggalkannya sendirian. Sampai akhirnya Rahuel sadar bahwa sekarang sudah lewat satu dekade sejak dirinya pergi meninggalkan rumah. Dan jika di pikir-pikir, tak ada salahnya bila ia mencoba untuk pergi ke sana sekarang. Hanya untuk sekedar mengecek bagaimana keadaan ibunya sekarang ini. Tanpa disadari, mengecek kastil Durikken ternyata tidaklah semudah perkiraan Rahuel. Karena begitu ia mulai melakukan pengecekannya yang pertama kali, rahuel tidak akan pernah bisa berhenti untuk terus menerus mengecek keadaan ibunya. Hingga tak terasa, ternyata Rahuel telah terus menerus mengecekatau lebih tepatnya mengitaikastil durikken selama lima tahun yang memang terasa sangat sebentar bagi dirinya. Rahuel sempat beberapa kali berpikir untuk berhenti mengintai kastil Durikken, Tapi ternyata tidaklah mudah untuk mengilangkan suatu kebiasaan yang bisa mengisi kekosongan hatimu. Dia sempat berpikir apa yang akan dipikirkan pegawai-peagawainya jika melihat bos mereka sedang berjongkok diantara semak-semak dan mengintip sebuah kastil aneh bergaya modern setiap hari saat matahari mulai beranjak naik. Terkadang fikiran itu bisa menghibur Rahuel yang selalu berdebat dengan logikanya bahwa kelakuannya ini hanya akan menimbulkan masalah bagi ibunya. Karena jika sampai ibunya tahu seluruh kejadian yang sebenarnya, mereka pasti akan membunuhnya. Itulah yang selalu membuatnya bertahan agar tidak menemui ibunya. Membiarkannya mengira dirinya telah tiada. Selama ini Rahuel selalu mengitai dari balik semak-semak di sebelah utara kastil Durikken, karena pada bagian itulah biasanya dia bisa melihat ibunya yang sedang sibuk berkutat dengan jarum dan benang. Tapi hari ini

dia ingin mencoba sesuatu yang berbeda, dia akan mencoba mengintai di kastil bagian selatan. Rahuel percaya, jika selama ini ia tak pernah tertangkap di kastil bagian utara, itu artinya ia pun pasti akan selamat di kastil bagian selatan. Tak terasa, ternyata M2-nya telah membawa Rahuel hingga ke dekat hutan Roth. Hutan ini dalah hutan yang mengelilingi seluruh kastil Durikken. Karena itu, rahuel hanya bisa menggunakan mobilnya sampai disini saja. Mulai dari sini, ia harus mulai berlari menembus hutan untuk bisa menepi dan sampai di semak terdekat dalam jarak aman untuk mengintai. Rahuelpun mulai berlari menembus Hutan Roth. Tak jauh lagi, pikir Rahuel Saat, ini Rahuel sudah bisa melihat seberkas cahaya di kejauhan yang semakin mendekat, dia juga bisa melihat semak yang sepertinya pas untuk digunakannya sebagai tempat mengintai. Beberapa detik kemudian Rahuel sampai di belakang semak itu, dia mulai memposisikan tubuhnya agar nyaman untuk mengamati. Sepersekian detik sebelum Rahuel sempat mendapat posisi yang enak, tiba-tiba saja mata Rahuel mengeras saat menyadari dinding kastil yang tepat berada 500 meter jauhnya dari dirinya tiba-tiba terjungkal membalik dan memunculkan seorang gadis yang tertunduk lesu. Gadis itu tertegun diam, karena sepertinya ia masih syok atas kejadian yang baru saja menimpanya. Perlahan-lahan gadis itu mengangkat kepalanya, saat itulah Rahuel melihat matanya, mata gadis itu yang begitu hitam legam. Dengan rambut hitam yang panjang, dia memiliki wajah yang kecil dan cantiksangat cantik, gadis itu mengangkat sebelah tangannya dengan lesu dan menekankan jari telunjuk dan jempolnya tepat ke dahinya. Sepertinya gadis itu masih bingung dengan semua kejadian yang menimpanya. Tanpa sadar, Rahuel terus menatap mata gadis itu. Sejujurnya ia bahkan tak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Gadis itu begitu menawan, menakjubkan, makhluk terindah yang pernah ia lihat sepanjang eksistensinya. Rahuel tersentak kaget saat tiba-tiba mata gadis itu menatapnya. Ini gawat, tak boleh ada yang melihatnya disini. Ia harus segera pergi, tapi entah kenapa rasanya seolah matanya tak bisa meninggalkan mata gadis itu, tubuhnya tiba-tiba kaku membeku di bawah tatapan gadis itu. sepersekian detik yang Rahuel rasakan ini seakan mampu menceritakan segalanya tentang gadis itu, seakan mereka telah berteman selama

bertahun-tahun lamanya. Ia harus segera melakukan sesuatu untuk menyadarkan tubuhnyaatau lebih tepatnya jiwanya. Seraya berpikir, Saat itulah Rahuel mengigit bibirnya sendiri hingga berdarah, dan membuat tubuhnya yang kaku merespon perintah otaknya untuk segera pergi berlari meninggalkan kastil ini secepatnya. Walau pada kenyataannya, Rahuel hanya bangkit berdiri perlahan itu pun dengan usaha yang sangat keras tentunya , kemudian ia berbalik. Setelah rantai yang mengikat pandangannya dari gadis itu terputus, akhirnya Rahuel bisa segera pergi berlari menebus hutan yang gelap. Dengan menyeret seluruh sel tubuhnya yang tak mau bergerak sama sekali. Siapa gadis itu? Apa dia pelayan baru? Itu tidak mungkin. Ibu tidak pernah menyewa pelayan selama ini. Karena memang dia tidak membutuhkannya. Lalu siapa gadis itu? Aku tidak pernah melihatnya sebelum ini? Kapan dia datang? Baru saja? , Pertanyaan terus menerus datang silih berganti menyerang pikiran Rahuel bertubi-tubi. Lalu ada satu pertanyaan yang tak berani ia utarakan pada dirinya sendiri bahkan di dalam pikirannya sekalipun, yaitu pertanyaan mengapa tubuhnya bisa bereaksi seperti tadi?. Dan itu bukanlah pertanda bagus menurutnya. Dengan tergesa-gesa, Rahuel berlari menembus hutan dengan kecepatan melebehi busur panah. Ia hanya membutuhkan satu setengah detik untuk samapai di M2 nya. Dan dengan tergesa-gesa pula, Rahuel naik ke mobilnya dan segera pergi meninggalkan kastil Durikken dengan satu pertanyaan yang terpaku di pikiran dan hati dan jiwanya. Siapa gadis itu?

***

Reneesme menatap kosong ke sebuah foto dalam figura berukuran 6x12 cm yang ada di genggamannya. Dia tersenyum seraya menatap foto yang menggambarkan dirinya yang sedang duduk di sofa besar berwarna merah dengan menggendong seorang bocah lelaki yang manis, didamping

oleh almarhum suami pertamanyaNahuel kebahagiaan dalam foto itu.

ia

tersenyum

penuh

Foto itu di ambil sebulan sebelum tragedy di mana anak dan suami pertamanya terbunuh. Saat ittu adalah saat-saat terbaik dalam hidup reneesme, ia punya suami yang sangat mencintainya, anak yang sangat ia dan suaminya cintai, serta keluarganya yang selalu mengunjunginya secara berkala. Mom sudah membawa adikmu kembali pulang ke rumah ini, Nahuel, gumam Reneesme seraya mengeluskan telunjuk jarinya ke depan figura foto itu, tepat di atas foto almarhum putranya. Dia sudah besar sekarang. Dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Tunggulah mom akan secepatnya mempertemukan kalian berdua.. dan dengan nada suara yang tiba-tiba ceria, reneesme berkata tentunya setelah aku mempertemukanya dengan keluaragaku.. the Cullen family..hihi.. pasti seru.. apa ya pendapat mereka jika melihat Roe? Hihi.. . reneesme berputar-putar sraya memeluk foto itu di dadanya, dia berbicara sendiri dengan kegirangan. Setelah tawanya berhenti, ia terdiam dan meletakan foto itu perlahan di atas meja. lalu mengambil foto lain yang ada disampingnya. foto keluarganya. ah.. sudah lama aku tidak bertemu kalian mom, dad, gumam Reneesme dengan suara lembut yang penuh kerinduan. Seolah tersentak oleh sesuatu. Benar juga! Kenapa tidak ku pertemukan saja Roe dengan mereka besok?!..Tidak ada salahnya kan?.. sambil menunggu cedric datang, aku bisa mengenalkan Roe pada semua orang dulu.

You might also like