You are on page 1of 7

EPIGLOTITIS

Definisi
Infeksi yang terjadi pada jaringan lunak tulang rawan epiglotis/plika ari epiglotika yang bermula di saluran nafas atas, seperti hidung/tenggorokan,yang kemudian bergerak ke bawah/epiglotis dan dapat berakibat fatal karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa menyumbat saluran udara dan menghentikan pernapasan.

Etiologi

Haemophilus influenzae tipe b (tersering) Pneumococcus Streptococcus beta-haemolyticus tipe a Pseudomonas sp Mycobacterium tuberculosis Virus Trauma lokal, contoh: post intubasi

Epidemiologi
Epiglotitis akut paling sering terjadi pada anak umur 2-8 tahun, meskipun dapat terjadi pada semua umur. Laki-laki lebih sering daripada perempuan dengan perbandingan 2,5 : 1. Pada orang dewasa, merokok dan penurunan imunitas merupakan faktor risiko dan didapatkan bukti adanya peningkatan risiko pada penderita diabetes. Sejak adanya vaksinasi terhadap Hib, insiden epiglotitis akut pada anak telah berkurang. Pada beberapa tahun terakhir kejadian epiglotitis pada orang dewasa telah meningkat.

Patofisiologi
1

Epiglotis merupakan tulang rawan tipis yang dibungkus oleh lapisan epitel pipih berlapis yang longgar sehingga menciptakan ruangan potensial untuk terjadinya infeksi. Infeksi biasanya dimulai secara tiba-tiba dan berlangsung cepat. Infeksi bermula di saluran nafas atas, seperti hidung/tenggorokan,yang kemudian bergerak ke bawah/epiglotis dan dapat berakibat fatal karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa menyumbat saluran udara dan menghentikan pernapasan.

Gejala Klinik
2

Ngiler Nyeri tenggorokan Gangguan menelan Gangguan pernafasan Tripod sign (sniffing position) Stridor(suara pernafasan yang kasar) Muffled Voice Demam Gelisah Batuk Nyeri pada telinga

Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik dengan laringoskopi dan pemeriksaan penunjang lain yang menunjukkan tanda-tanda epiglotitis. Anamnesa : o Harus dapat dibedakan dengan laringotracheitis
o

Pada epiglottitis biasanya pasien datang dengan keluhan disfagi ataupun stridor sedangkan pada laringotracheitis pasien lebih sering mengeluhkan kelainan suara.

Pemeriksaan fisik : o Melihat epiglotis dengan tongue spatel


o o

Laringoskopi direk dan indirek (fiberoptik laringoskopi Golden standard) Didapatkan epiglotis yang merah meradang dan udematus sperti gambaran Cherry red

o Plika ari epiglotika biasanya juga meradang.

Pemeriksaan penunjang :
o

Foto polos leher lateral : dapat terlihat pembengkakan epiglottis (thumbprint sign).

o Darah lengkap o Elektrolit o Swab tenggorok o Kultur darah o BGA

Diagnosis Banding
Croup Faringitis Laringitis Benda asing Abses Retrofaringeal

Penatalaksaan
Epiglotitis merupakan suatu keadaan gawat darurat, yang jika tidak segera diatasi bisa berakibat fatal. Anak harus segera dibawa ke rumah sakit dan biasanya ditempatkan di ruang perawatan intensif. Diberikan oksigen dan hampir selalu dilakukan pembukaan saluran pernafasan, baik dengan cara memasukkan tuba endotrakeal maupun dengan cara membuat lubang di leher bagian depan (trakeostomi). Intubasi profilaksis boleh dilakukan pada penderita dengan stridor dan yang memiliki keluhan sesak nafas. Intubasi biasanya diperlukan untuk 2-3 hari. Untuk meningkatkan hidrasi, diberikan cairan infus. Terapi antibiotik terhadap Haemophillus dan Staphylococcus dimulai sambil menunggu hasil biakan. Dosis terapi antibiotik: Untuk dewasa dan anak > 2 bulan
o

Chloramphenicol 1g (anak >2 tahun: 25mg/kg; max 1g) i.v. atau i.m. setiap 6 jam untuk 5 hari ceftriaxone 2g (anak >2 months: 100mg/kg; max 2g) i.v. atau i.m. setiap 24 jam untuk 5 hari

Neonatus
o

Cefotaxime 50mg/kg (max 2g) i.v. untuk i.m. setiap 8 jam untuk 5 hari.

Steroid diberikan dalam dosis tinggi untuk mengurangi inflamasi. Steroid yang biasa diberikan yaitu metilprednisolon sodium succinate 125-250 mg setiap 6 jam (selama 24 sampai 48 jam) Pemantauan termasuk denyut nadi, frekuensi pernafasan, derajat kegelisahan dan kecemasan, penggunaan otot-otot asesorius pada pernafasan, derajat sianosis, derajat retraksi, dan kemunduran pasien secara menyeluruh. Frekuensi pernafasan diatas 40 denyut nadi diatas 160 dan kegelisahan serta retraksi yang makin hebat mengindikasikan perlunya bantuan pernafasan.

Pencegahan
Imunisasi pertama untuk mencegah infeksi H. influenzae biasanya diberikan pada saat anak berusia 2 bulan.

Komplikasi
Meningitis Selulitis Otitis Sepsis

Prognosis
Kebanyakan pasien dapat menjalani terapi ekstubasi dalam beberapa hari dan dalam jangka waktu lama. Prognosis bagus jika penatalaksanaan dilakukan secara tepat serta jalan nafasnya dapat dibebaskan dengan segera. Angka mortalitas kurang dari 1%.

You might also like