You are on page 1of 3

RADANG GENITALIA INTERNA Radang genitalia interna adalah peradangan akibat mikroorganisme pada vagina dalam.

Akibatnya akan muncul gejala keputihan atau fluor albus. Cairan kuning kental dan sangat banyak akan keluar dari vagina. Sekitar vagina akan terasa panas, gatal, nyeri tekan. Vagina juga akan mengalami nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, dan lain-lain. Bila infeksi menyebar ke rahim dan saluran telur maka dapat terjadi demam disertai gejala nyeri perut bagian bawah kanan/kiri dan disebut penyakit radang panggul (pelvic inflamatory disease). Keluarnya cairan keputihan ini dapat terjadi karena kelebihan hormon, infeksi kuman seperti n. gonorrhoeae, candida albicans, infeksi protozoa atau trichomonas, dan lain-lain. Peradangan biasanya terjadi pada organ-organ genitalia interna seperti para : Pertama, Uterus yaitu suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan genitalia interna uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan genitalia interna uteri. Kedua, Genitalia interna uteri yaitu bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa genitalia interna, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi genitalia interna mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa genitalia interna menghasilkan lendir getah genitalia interna yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir genitalia interna dipengaruhi siklus haid. Ketiga, Corpus uteri yaitu terdiri dari : paling luar lapisan serosa/ peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan genitalia interna uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.

CERVICITIS Cervicitis (endo cervicitis) adalah radang pada selaput lendir canalis cervikalis Klasifikasi Cervicitas 1.Cervicitis Akula 2.Cervicitis kronika 1.Cervicitis Akula a.Penyebab Cervicitis Akula dalam pengertian yang lazim adalah infeksi yang diawali dari endoseviks dan ditemukan dalam gonorhea, dan pada infeksi post abortum atau post partum yang disebabkan oleh streptococcus, stafilococcus dll. b.Gejala Cervis merah dan membengkak dengan mengeluarkan cairan mukupurulen. Akan tetapi gejala-gejala pada cervis biasanya tidak seberapa tampak ditengah gejala-gejala lain dari infeksi yang bersangkutan. Cervicitis kronika Cervicitis (endo cervicitis) adalah radang pada selaput lendir canalis cervikalis.

Patofisiologi Penyakit ini ditemukan pada sebagian besar wanita yang pernah melahirkan dengan luka- luka kecil atau besra pada cerviks karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endocerviks dan kelenjar-kelenjarnya, lalu menyebabkan infeksi menahun. Penyebab 1) Gonorhoe, sediaan harus dari flour cerviks, terutama yang purulen. 2) Sekunder terhadap kolpitis. 3) Aksi intrauteri dilatasi dll. 4) Alat-alat atau obat kontrasepsi. 5) robekan cerviks terutama yang menyebabkan extropin. Gejala 1) Flour hebat biasanya kental atau purulen dan kadang-kadang berbau. 2) Sering menimbulkan erosi pada potio yang tampak sebagian daerah yang merah menyala. 3) Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulen keluar dari kanalis cervicalis. Kalau portio normal, tidak ada ektripion maka harus diingat gonorhoe. 4) Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis. 5) Pada cervicitisyang kronis kadang-kadang dapat dilihal bintik-bintik ini disebut ovula nabothii dan disebabkan oleh retensi kelenjar-kelenjar cerviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka cerviks atau karena radang.

ENDOMETRITIS Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di miometrium ataupun di luar uterus. (Wiknjosastro, 1999: 314). Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam rahim, dapat ditemukan dibagian lain dalam tubuh. (Irwan, 2008: 02). Klasifikasi Endometriosis Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut: Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut Adenomiosis. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut true endometriosis Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu : Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing. Tanda dan gejala Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas). Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya endometriosis di kavum douglas. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi. Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.

Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak atau lama dari normal lebih dari 7 hari). Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena perlekatan jaringan disekitarnya. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi). Haid yang banyak (menorragia)

You might also like