You are on page 1of 28

TUGAS INDIVIDU Mata Kuliah Dosen : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan : Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS.

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

A. ST. NURHAFIFA YUSUF P1802212006


KONSENTRASI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASACASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

1. ORGANISASI Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli : Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan- hubungan yang melalui mana orang- orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. James D. Mooney (1974) Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Ralp Currier Davis (1951) Organisasi adalah sesuatu kelompok orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Daniel E. Griffths (1959) Organisasi adalah seluruh orang- orang yang melaksanakan fungsi- fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan. Schermerhorn, dkk.(1997:9) Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja bersama dalam suatu divisi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan ini tidak saja untuk organisasi itu sendiri melainkan juga untuk kepentingan masyarakat. Kesimpulan : Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama di bawah pengarahan manajer untuk mencapai tujuan bersama. 2. MANAJEMEN Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli : Mary Parker Follet (2000) Mendefinisikan manajemen adalah suatu seni untuk melaksanaakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian dan kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melakukan apa saja yang perlu dilakukan dalam pekerjaan, bukan dengan melaksanakan pekerjaan oleh dirinya sendiri. Daft (2003:4) Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan

efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi. Robbins dan Coullter (2004, p6-7) Mendefinisikan manajemen sebagai proses pengkoordinasian kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien (memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil; digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu secara benar) dan efektif (menyelesaikan kegiatan- kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu yang benar) dengan dan melalui orang lain. Hasibuan (2005, p1) Mendefinsikan manajemen sebagai ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Stoner (2006) Mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kesimpulan : Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien. 3. ADMINISTRASI Pengertian Administrasi Menurut Para Ahli : (White, 1958) Administrasi adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok ,pemerintah atau swasta,sipil atau militer , besar atau kecil. (Simon, 1958). Administrasi sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama (Newman,1963). Administrasi didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama (S.P. Siagian,1973). Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama- sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan

melalui

fungsi-

fungsi

manajemen,

yang

terdiri

dari

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. (Parajudi Atmosudirjo, 1975 : P) Administrasi adalah pengendalian dan penggerakk dari suatu organisasi sedemikiaan rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju ke tercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh administrator yakni kepala organisasi. Kesimpulan : Administrasi adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang diselenggarakan melalui fungsi- fungsi manajemen dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. POLICY (KEBIJAKAN) Pengertian Policy (Kebijakan) Menurut Para Ahli : (Edi Suharto, 2005 : 7) bahwa kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. (Ealau dan Kenneth Prewitt) yang dikutip Charles O. Jones, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik oleh yang membuatnya maupun oleh mereka yang mentaatinya (a standing decision characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it and those who abide it) (Richard Rose, 1969) kebijakan hendaknya dimengerti sebagai serangkaian kegiatan yang sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi- konsekuensinya bagi mereka yang bersangkutan daripada sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan menurutnya dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekadar suatu keputusan untuk melakukan sesuatu. (Carl Friedrich) kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan- hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.

(Anderson) Merumuskan kebijakan sebagai langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Jadi, definisi ini memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Selain itu konsep ini juga membedakan secara tegas antara kebijakan (policy) dan keputusan (decision) --pemilihan salah satu di antara berbagai alternatif kebijakan yang tersedia. Kesimpulan : Kebijakan (Policy) adalah arah atau pola kegiatan yang ditetapkan

berkenaan dengan adanya masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. 5. SEHAT Pengertian Sehat dari Beberapa Pakar dari Lembaga yang Berkompeten dalam Bidang Kesehatan : WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Depkes RI : Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. UU No.23,1992 tentang Kesehatan : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur- unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

( Menurut Pender, 1982 ) Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. (Menurut Paune, 1983) Sehat adalah fungsi efektif dari sumber- sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. 6. EFISIENSI Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan dengan biaya- biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas, mengukur biaya dari sumber daya yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha, biaya, atau pemborosan minimum, jadi efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Efisiensi merupakan perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil (output) yang diperoleh dengan kegiatan yang telah dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Efisiensi menganggap bahwa tujuan- tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara- cara yang paling baik untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Efisiensi harus diperhatikan benar karena merupkan syarat atau ukuran pada pelaksanan kerja yang setepat tepatnya. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian- penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat dikerjakan selama 1 jam

sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam. dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B. 7. EFEKTIVITAS Efektivitas merupakan kemampuan memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan Efektivitas adalah penyelesaian tugas- tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat/ melakukan pekerjaan yang benar. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara- cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. 8. PERBEDAAN MANAJEMEN DENGAN ADMINISTRASI Administrasi berasal dari bahasa yunani yang berarti suatu proses kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumya. Sedangkan manajemen adalah suatu proses mengantur, mengendalikan, dan melaksanakan proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perbedaan Administrasi dengan Manajemen : 1) Administrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas

melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi. 2) Dalton B. Me. Farland dalam bukunya Management membedakan administrasi dengan manajemen sebagai berikut. "Administration refers to the determination of

major aims and policies, where as management refers to the carrying out of operation designed to accomplish the aims and effective policies". (Administrasi ditunjukkan terhadap penentuan tujuan pokok dan kebijakannya, sedangkan manajemen ditunjukkan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan maksud

menyelesaikan/mencapai tujuan dan pelaksanaan kebijakan yang telah diambil). 3) Administrasi sifatnya menentukan garis besar suatu kebijakan umum (general policies). Sedangkan manajemen prosesnya ialah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan itu dilakukan untuk merealisasi (melaksanakan) suatu tujuan, dengan pemberian petunjuk, bimbingan, pengetahuan, dan pengaturan tindakantindakan yang diarahkan sedemikian rupa pada suatu usaha untuk merealisasi tujuan yang telah ditetapkan. 4) Administrasi dijalankan oleh dan dibawah pimpinan seorang administrator oleh suatu aparatur yang merupakan suatu organisasi. Dalam praktek, kedudukan administrator dirangkap oleh pengemban tugas (misal:pemerintah merangkap sebagai administrator negara) atau pengusaha (misal:pengusaha/pemilik

perusahaan merangkap sebagai direktur perusahaan). Sedangkan Manajemen dijalankan oleh: pekerja biasa (worker), pengamat (supervisor), pemimpin/ kepala, manajer, koordinator, direktur, pengurus, pengusaha, jadi hanya berbeda- beda menurut kedudukan (tingkatan), obyek atau bidang, dan kekompleksannya 5) Wujud konkrit dari perbedaan antara administrasi dan manajemen dapat dipahami melalui struktur dalam organisasi. Administrasi diwujudkan dalam pendelegasian wewenang, dimana seorang ketua/pimpinan berhak memerintah bawahannya untuk melaksanakan suatu job tertentu. Sedangkan manajemen adalah proses bagaimana kegiatan- kegiatan itu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, dengan membuat perencanaan, penganggaran, pemberian perintah, petunjuk,

bimbingan/arahan, serta pelaporan pertanggungjawaban seluruh hasil kegiatan. Contoh sebagaimana dianut dalam Tata Negara Republik Indonesia. MPR sebagai penentu kebijaksanaan dan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang berlaku dalam periode 5 tahunan merupakan administrasi, sedangkan pemerintah di bawah pimpinan

presiden yang melaksanakan. Merealisasikan kebijaksanaan dan GBHN yang ditetapkan oleh administrasi merupakan manajemen. Jadi administrasi adalah penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang- orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang- orang secara bersama- sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah ditetapkan. 9. PERBEDAAN CLOSE SYSTEM DENGAN OPEN SYSTEM A. SISTEM TERTUTUP : Sistem yang batasanya tidak dapat ditembus oleh faktor lingkungan. Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungannya, dan bekerja mengikuti pola yang tetap secara sebab akibat (suatu saat sistem inipun akan dipengaruhi oleh lingkungannya). Sistem tertutup, batasan system bersifat kaku Sistem tertutup memiliki dasar pemikiran yang banyak dipengaruhi oleh ilmuan ilmuan fisika dan diterapkan pada suatu sistem yang mekanistis. Konsentrasinya pada hal- hal yang internal. Model ini satu- satunya model yang lama sekali mempengaruhi pemikiran dalam administrasi Negara antara lain : model Birokratis , model Hierarki , model Formal , model Rasional dan model mekanistis. Sifat yang menonjol dari system tertutup adalah adanya kecendrungan yang kuat untuk bergerak mencapai keseimbangan dan entropi yang statis. Karakteristik lain yang dapat dipergunakan untuk mengenal sistem tertutup ini seperti yang dikatakan oleh Tom Burns dan G.M Stalker adalah : 1) Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil 2) Adanya pembagian tugas 3) Sarana 4) Konflik di dalam organisasi diselesaikan dari atasan 5) Pertanggungjawaban

6) Rasa tanggung jawab dan loyalitas seseorang diberikan kepada subunit birokrasi yang telah dibebankan kepadanya. 7) Organisasi dipahami sebagai suatu struktur hierarki. 8) Pengetahuan hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( pimpinan ). 9) Interaksi diantara orang orang dalam organisasi cendrung vertical 10) Gaya interaksi diarahkan untuk mencapai kepatuhan, komando dan hubungan yang jelas antara atasan dan bawahan 11) Loyalitas dan kepatuhan pada seorang atasan dan organisasi pada umumnya sangat ditekankan 12) Pristise dalah pelekat didalamnya , yakni bahwa kedudukan seseorang itu didalam organisasi sangat ditentukan oleh kantor dan derajat seseorang sistem tertutup menekankan adanya keteraturan dan keajengan seperti mesin pabrik yang bergerak berdasarkan aturannya untuk menjaga adanya kestabilan. Max Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu organisasi bahwa organisasi itu berusaha untuk menjadi apa yang seharusnya terjadi Sistem tertutup ini dinamakan pula sebagai sistem yang klasik atau tradisional. Artinya bukan lagi tidak dipakai melainkan sudah ada system yang lebih baru. Sistem ini masih dianggap penting sampai sekarang . Sistem organisasi tertutup banyak berpengaruh pada administrasi Negara Pendekatan sistem tertutup conceives organisasi sebagai suatu sistem manajemen, teknologi, personil, peralatan, dan bahan, tetapi cenderung untuk menyingkirkan pesaing, pemasok, distributor, dan regulator pemerintah. Pendekatan ini memungkinkan manajer dan ahli teori organisasi untuk menganalisis masalah dengan memeriksa struktur internal bisnis dengan sedikit pertimbangan dari lingkungan eksternal. B. SISTEM TERBUKA : Sistem yang batasanya dapat ditembus oleh faktor lingkungan.

Organisasi merupakan sistem terbuka yang selalu terdapat input, pengolahan, output dan umpan balik. Di samping itu organisasi tidak berada di dalam kekosongan melainkan dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam sistem yang terbuka, biasanya batasan sistem lebih fleksibel Sistem terbuka mempunyai pengaruh pada administrasi perusahaan, walaupun administrasi Negara juga menggunakan system ini . Model system terbuka banyak nama samarannya seperti : Collegial, Competitive, Freemarket, Informal, Natural dan Organic dan dikelompokkan atas 3 aliran seperti aliran Human Relation, Aliran pengembangan organisasi (Organizitional Development), dan aliran organisasi yang mengutamakan adanya interaksi hubungan yang berkelangsungan dengan lingkungan. Dalam pengertian umum , system terbuka lebih menekankan saling hubungan dan saling ketergantungan antara unsur - unsur organisasi yang bersifat sosial dan teknologi. Organisasi dipertimbangkan sebagai serangkaian variable yang saling berhubungan sehingga jika salah satu variable berubah menyebabkan berubahnya variable lainnya. Karakteristik dari system terbuka menurut Burns dan Stalker sebagai berikut : 1) Tugas-tugas yang tidak rutin berlangsung dalam kondisi-kondisi yang tidak stabil. 2) Pengetahuan spesialisasi menyebar pada tugas-tugas pada umumnya. Berbeda dengan sistem tertutup bahwa pemahaman dari spesialisasi tugas itu pengetahuan spesialisasinya dimiliki oleh masing-masing orang yang barang kali hanya bisa dipergunakam jika menguntungkan orang tersebut untuk mengatasi berbagai tugas organisasi. 3) Hasil (atau apa yang bisa dikerjakan) diutamakan 4) Konflik di dalam organisasi diselesaikan dengan interaksi diantara teman sejawat.

5) Pencairan pertanggungjawaban ditekankan. Dalam hal ini tugas-tugas yang bersifat formal dikesampingkan untuk melibatkan semua anggota didalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi. 6) Rasa pertanggungjawaban yang loyalitas seseorang adalah pada organisasi secara keseluruhan, tidak hanya pada subunit organisasi yang telah dibebankan kepada seseorang pejabat. 7) Organisasi dipandang sebagai struktur network yang merembes (fluiding network structure) (dalam hal ini organisasi dilihat sebagai amoeba). 8) Pengetahuan atau informasi dapat berada dimana saja di dalam organisasi (misalnya, setiap orang mengetahui sesuatu yang bergayutan dengan organisasinya. Tidak semua orang termasuk kepala atau pimpinan dapat mengetahui semua hal). 9) Interaksi di antara orang-orang di dalam organisasi cenderung bergerak secara horizontal, selancar geraknya interaksi vertikal. 10) Gaya interaksi yang diarahkan untuk mencapai tujuan lebih berifat pemberian saran disbandingkan dengan pemberian instruksi, dan disifati dengan mitos setia kawan dengan mengesampingkan hubungan antara atasan-bawahan. 11) Hasil tugas dan pelaksanaan kerja yang baik diutamakan, bukannya menekankan pada loyalitas dan kepatuhan pada seseorang atasan. 12) Prestise ditentukan dari pihak luar (externalized) misalnya kedudukan atau status seseorang di dalam organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan professional dan reputasi seseorang. Kerangka dasar sistem ini memulai dari preposisi teori bahwa semua organisasi- organisasi sosial memberikan peranan tertentu. Adapun karakteristik menurut Nigro sebagai berikut : 1) Sistem ini mencari dan memerlukan sumber sumber dalam bentuk material dan kemanusiaan

2) Organisasi mentransformasi inputs dalam bentuk hasil hasil seperti barang dan jasa pelayanan 3) System terbuka mengirim hasil produksinya ke pihak luar, yakni lingkungan 4) Struktur organisasi dikembangkan sekitar aktivita aktivita yang telah menpola 5) Organisasi hidup dan menolak disorganisasi 6) Umpan balik dalam bentuk informasi mengenai keadaan lingkungan 7) System terbuka menginginkan adanya keseimbangan dan kestabilan antara faktor - faktor didalam dan diluar organisasi 8) Pengembangan struktual dan spesialis tugas merupakan merupakan jawaban umum dalam mencari sumber dan adaptasi Sistem organisasi terbuka seperti ini tidak hanya terbuka bagi lingkungannya saja, akan tetapi terbuka pula bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya Buckly menyebutnya sistem terbuka ini menyesuaikan pada lingkungannya dengan cara melakukan perubahan-perubahan susunan dan proses dari komponen di dalam organisasi itu sendiri. Perspektif sistem terbuka pandangan organisasi sebagai entitas yang mengambil masukan dari lingkungan, mengubah mereka, dan melepaskan mereka sebagai output bersama- sama dengan efek timbal balik pada organisasi itu sendiri bersama dengan lingkungan di mana organisasi beroperasi. Artinya, organisasi menjadi bagian dari lingkungan di mana ia terletak. 10. ORGANIK SISTEM DAN MEKANIK SISTEM A. Model Organisasi Mekanistik yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungsi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu: Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok. komponen-

Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.

Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi. Model mekanistik sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini

sangat

kompleks

karena

menekankan

pada

spesialisasi

kerja,

sangat

disentralisasikan karena menekankan wewenang dan tanggung jawab, sangat formal karena menekankan fungsi sebagai dasar utama departementalisasi. Karakteristik dan praktek organisasi ini mendasari model organisasi yang diterapkan secara luas. Namun, model mekanistik bukan satu-satunya model yang diterapkan. B. Model Organik Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan

perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi. Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar- besarnya oleh masingmasing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia. Desain

organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta mempermudah keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik berikut : Desain itu relative sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi, melainkan menekankan kepada peningkatan cakupan pekerjaan. Desain itu relative didesentralisasikan karena menekankan pendelegasian wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan. Dan relatife formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai dasar departemensi. Tabel Perbedaan Model Mekanistik dan Organik No Proses Struktur Model Mekanistik kepemimpinan tidak mencakup Proses Struktur Model Organik kepemimpinan mencakup persepsi

persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan. tentang keyakinan dan kepercayaan antara 1. Bawahan merasa tidak bebas mendiskusikan atasan dan bawahan dalam segala persoalan. masalah dengan atasan Bawahan merasa bebas mendiskusikan masalah dengan atasan. Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi 2. rasa aman, dan ekonomik melalui perasaan melalui metode partisipasi. takut dan sanksi. Proses komunikasi berlangsung sedemikian Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa 3. rupa sehingga informasi mengalir ke bawah sehingga informasi mengalir secra bebas

cenderung terganggu, tidak akurat, dan keseluruh organisasi yaitu ke atas, kebawah dan dipandang dengan rasa curiga. kesamping. tertutup dan Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif.

4.

Proses terbatas

interaksi

bersifat

5.

Proses pengambilan keputusan hanya terjadi Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di di tingkat puncak semua tingkatan melalui proses kelompok. penyusunan partisipasi tujuan mendorong untuk

6.

Proses penyusunan tujuan dilakukan di Proses tingkat puncak organisasi tanpa mendorong timbulnya

kelompok

adanya partisipasi.

menetapkan sasaran yang tinggi

Proses kendali dipusatkan dan menekankan Proses kendali menyebar ke seluruh organisasi 7. upaya memperhalus kesalahan atas dan menekankan pemecahan masalah dan pengendalian diri sendiri. pada pentingnya mencapai

kekeliruan yang terjadi.

Menekankan pentingnya mencapai produksi Menekankan 8. dan efisiensi tingkat tinggi Organisasi 9. Organization) Mekanistik adalah

keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi (Mechanistik) Organisasi Organik (Organic Organization) adalah struktur yang struktur yang amat fleksibel dan mudah di ubah.

dikendalikan secara kaku dan ketat. Strategi berorientasi pada minimalisasi biaya, Strategi berorientasi pada inovasi. Dan untuk 10. untuk mencari efisiensi, kemantapan dan melakukan inovasi, para investor memerlukan kendali yang ketat. Dipakai oleh organisasi yang fleksibilitas dan aliran bebas informasi. memiliki Dipakai oleh organisasi yang memiliki karyawan

karyawan dengan jumlah yang banyak, dengan jumlah sedikit, dan pekerjaan yang 11. sehingga peraturan karyawan yang lebih harus terspesialisasi, dilakukan tidak distandarisasi. ditaati dan

departementalisasi yang kaku. Produk setiap kali diproduksi dalam jumlah Produk dibuat berdasarkan pesanan khusus, 12. besar, karena produk sudah ada standarnya karena pesanan khusus memerlukan teknik dan memakai teknologi yang rutin. 13. Lingkungan relatif stabil. berpikir yang inovatif. Ketidakpastian lingkungan tinggi

11. BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Pengertian BLU Pengertian BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan Umum / BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari

keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum bahwa Badan Layanan Umum adalah suatu badan usaha pemerintah yang tidak bertujuan mencari laba, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan memberikan otonomi atau fleksibilitas manajemen rumah sakit publik, baik milik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bentuk BLU merupakan alternatif penting dalam menerapkan Otonomi Daerah yang merumuskan Rumah Sakit Daerah (RSD) sebagai Layanan Teknis Daerah . Berdasar PP no: 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip eknomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Praktik bisnis yang sehat artinya berdasarkan kaidah manajemen yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pertanggungjawaban. Asas BLU Secara umum asas badan layanan umum adalah pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya. Asas BLU yang lainnya adalah: 1) Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan instansi induk, 2) BLU tidak mencari laba, 3) Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah, 4) Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat. Syarat- syarat BLU A. Persyaratan Substantif 1) Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan:

a.

Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengembangan (litbang);

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet); atau c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan kepada masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah. 2) Bidang layanan umum yang diselenggarakan bersifat operasional yang menghasilkan semi barang/jasa publik (quasi public goods) 3) Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan. B. Persyaratan Teknis 1) Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan

kewenangannya; dan 2) Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan dalam dokumen usulan penetapan BLU. C. Persyaratan Administratif BLU harus memenuhi persyaratan adminsitratif sebagai berikut : 1) Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja layanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat. 2) Pola tata kelola yang baik dan laporan keuangan. 3) Standar pelayanan minimum, 4) Laporan audit atau pernyataan bersedia diaudit secara independen, Keuntungan BLU bagi rumah sakit yaitu : 1) Tata kelola keuangan RS lebih baik dan transparan karena menggunakan pelaporan standar akutansi keuangan yang memberi informasi tentang laporan

aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan. 2) RS masih mendapat subsidi dari pemerintah seperti biaya gaji pegawai, biaya operasional, dan biaya investasi atau modal. 3) pendapatan RS dapat digunakan langsung tidak disetor ke kantor kas Negara, hanya dilaporkan saja ke Departemen Keuangan. 4) RS dapat mengembangkan pelayanannya karena tersedianya dana untuk kegiatan operasional RS. 5) Membantu RS meningkatkan kualitas SDM nya dengan perekrutan yang sesuai kebutuhan dan kompetensi. 6) Adanya insentif dan honor yang bisa diberikan kepada karyawan oleh pimpinan RS. Nilai lebih dari rumah sakit pemerintah menjadi badan layanan uumun ditinjau dari isi pelaporan keuangan adalah rumah sakit harus mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan menyanggupi untuk laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independence. Dengan kesanggupan tersebut tentu saja diharapkan rumah sakit dapat mencapai tata kelola yang baik dan pelaporan yang transparans. Perubahan kelembagaan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan bukan lagi kepada departemen kesehatan tetapi kepada departemen keuangan. 1. PRIVATE GOODS DAN PUBLIC GOODS A. Private Goods Barang privat secara tipikal adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Oleh karena itu, kepemilikan barang privat biasanya dapat teridentifikasi dengan baik. Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang lain tidak dapat melakukan hal

serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama barang privat dengan barang publik. Sifat- sifat utama barang privat tentunya berkebalikan sama sekali dengan barang publik. Sifat- sifat barang privat tersebut adalah : 1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini. 2) Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut. 3) Scarcity/ depletability/ finite, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan dalam jumlah yang diskrit atau terbatas inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya. Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat- sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan- tujuan tertentu. B. Public Goods Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan barang- barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya.

Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu : 1) Non- Rivalry. Penggunaan barang publik berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain. Sebagai contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang-orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama, atau apabila kita sedang mendengar adzan dari sebuah mesjid misalnya, tidak akan mengurangi kesempatan orang lain untuk ikut mendengarnya. 2) Non- Excludable. Sifat non-excludable barang publik ini berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata lain, setiap orang memiliki akses ke barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Sebagai contoh, masyarakat membayar pajak yang kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa kepolisian misalnya, akan tetapi yang kemudian dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik. 3) Joint Supply Barang ini merupakan konsumsi umum yang dicirikan oleh penawaran gabungan

2. EXTERNALITY Pengertian Eksternalitas Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan- keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain. Eksternalitas adalah keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar. Jadi, yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang) tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas merupakan efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi yaitu berupa dampak positif (positive external effects, external economic) maupun dampak negatif (negative external effects, external diseconomic). Jenis Eksternalitas Ditinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) Eksternalitas Positif Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan atau positif dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu produsen terhadap pihak lain tanpa adanya kompensasi dari pihak lain yang diuntungkan. Misalnya Pendidikan yang akan menguntungkan bagi semua orang karena akan meningkatkan produktivitas sehingga akan meningkatkan pendapatan. 2) Eksternalitas Negatif. Eksternalitas negatif adalah dampak yang merugikan dari suau tindakan ekonomi yang dilakukan oleh produsen terhadap pihak lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang merugikan dalam hal ini adalah produsen. Misalnya polusi udara, air dan suara yang ditimbulkan dari proses pembangunan, polusi udara pada pabrik yang akan menyebabkan resiko kesehatan bagi yang menghirup. Adanya eksternalitas menimbulkan alokasi sumber- sumber ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan- petimbangan individu pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien. Hal ini disebabkan karena perhitungan untung-rugi oleh

individu dilakukan tanpa menghiraukan dampak dari tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara keseluruhan. Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak jelasnya hak pemilikan suatu barang. Misalnya ada pabrik semen yang membuang limbahnya kedalam sebuah sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik semen tersebut menyebabkan pabrik es harus mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya tergantung tingkat pencemaran air yang sungai yang disebabkan oleh tindakan pabrik semen tersebut. Mengapa pabrik semen membuang limbahnya kesungai? Ini disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran sungai, sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya. Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak milik atas aliran sungai tersebut maka pemilik pabrik es dapat menuntut pabrik semen untuk membayar atas tindakannya yang menyebabkan polusi air sungai. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga semen sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak menimbulkan polusi terlalu banyak. 3. KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000): 1) Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan. 2) Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien. 3) Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.

4) Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Sedangkan ciri- ciri Industri Layanan Kesehatan menurut Sorkin,1985 : 1) Unpredictable Incidence of illness uncertainty Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya.. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderita sakit. 2) Externalities Externality menunjukkan bahwa komsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah komsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa bersama ( publik ). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein ( 1993 ). 3) Asymmetric information Asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen pelayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan provider ( dokter dan petugas kesehatan lainnya ) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. Sifat asymetry ini memudahkan timbulnya supply induce demand creation yang menyebabkan keseimbangan pasar tidak bisa tercapai dalam

pelayanan kesehatan. Maka jangan heran jika dalam pelayanan kesehatan supply meningkat tidak menurunkan harga dan kualitas meningkat, yang menjadi justru sebaliknya yaitu peningkatan harga dan penurunan kualitas ( pemeriksaan yang tidak perlu). 4) Consumer ignorance Konsumen sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. Dalam hal ini Providerlah yang menentukan jenis dan volume pelayanan kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh konsumer. 5) Non profit motive Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan. Pendapat yang dianut adalah Orang tidak layak memeperoleh keuntungan dari penyakit orang lain. 6) Restriction on Competition Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kaesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Dalam mekanisme pasar, wujud kompetisi adalah kegiatan pemasaran (promosi, iklan dan sebagainya). Sedangkan dalam sektor kesehatan tidak pernah terdengar adanya promosi discount atau bonus atau banting harga dalam pelayanan kesehatan. Walaupun dalam prakteknya hal itu sering juga terjadi dalam pelayanan kesehatan. 7) Large Component of Personals Service Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. Komponen tersebut bisa mencapai 40%-60% dari keseluruhan biaya.

8) Mix Outputs Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. Paket tersebut bervariasi antara individu dan sangat tergantung kepada jenis penyakit. 9) Mix Consumption and Investment Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas. Oleh sebab itu sering sekali sektor kesehatan ada pada urutan bawah dalam skala prioritas pembangunan terutama kalau titik berat pembangunan adalah pembangunan ekonomi. Akan tetapi orientasi pembangunan pada akhirnya adalah pembangunan manusia, maka pembangunan sektor kesehatan sesuangguhnya adalah suatu investasi paling tidak untuk jangka panjang. 10) Healthy and Health Care as Human Rights Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. Hal ini menyebabkan distribusi pelayanan kesehatan sering sekali dilakukan atas dasar kebutuhan (need) dan bukan atas dasar kemampuan membayar (demand).

REFERENSI Absa, Yusuf. 2010. Administrasi dan Manajemen. Available from http://yusufabsa.blogspot.com/2010/11/administrasi-dan-manajem.html diakses tanggal 19 Oktober 2012.

Anonim. 2010. Ciri- Ciri Industri Layanan Kesehatan. Available from. http://www.scribd.com/doc/52457525/Ciri-ciri-Industri-Layanan-Kesehatan diakses tanggal 20 Oktober 2012. Anonim. 2010. Model dan Teori Organisasi. Available from http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/model-dan-teori-organisasi/ diakses tanggal 19 Oktober 2012. Anonim. 2010. Organisasi Sebagai Sistem Terbuka. Available from http://duniakuliah.blogspot.com/2010/03/organisasi-merupakan-sistem-terbuka.html diakses tanggal 17 Oktober 2012. Anonim. 2011. Badan Layanan Umum. http://www.wikiapbn.org/artikel/Badan_Layanan_Umum Oktober 2012. Available from diakses tanggal 17

Anonim. 2011. Pengertian Manajemen. Available from http://tkampus.blogspot.com/ diakses tanggal 17 Oktober 2012 Anonim. 2012. Konsep Sehat. Available from http://cardiacku.blogspot.com/2012/06/konsep-sehat.html diakses tanggal 19 Okotober 2012. Anonim. 2012. Makalah Eksternalitas Positif dan Negatif Produsen. Available from http://d-datakuliah.blogspot.com/2012/05/makalah-eksternalitas-positif-dan.html diakses tanggal 17 Oktober 2012. Gunawan. 2011. Bab II.Docx Pengertian Analisis Kebijakan- Unhas Repository. Available from http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad =rja&ved=0CE8QFjAI&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitst ream%2Fhandle%2F123456789%2F158%2FBAB%2520II.docx%3Fsequen

ce%3D3&ei=qyB8UJGLGIvRrQflmoGADg&usg=AFQjCNFdwViqLW7hu4FA Pw3drb_SqjvG3g diakses tanggal 17 Oktober 2012. Junaidi. 2009. Administrasi dan Manajemen. Available from http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/10/administrasi-dan-manajemen.html diakses tanggal 17 Oktober 2012. Nur, M. 2012. BAB IVUnhas Repository. Available from http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja &ved=0CDAQFjAD&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fh andle%2F123456789%2F1052%2FBab%2520IV.docx%3Fsequence%3D1&ei=_h6CUMfzL8ntrAeO6IDQBg&usg=AFQjCNGjRjlggW1 liVLt9ewDtttti5sqYA diakses tanggal 20 Oktober 2012

Putri, Tya Oktariani. 2012. Konsep Sehat dan Dimensinya. Available from http://tyaoktarianiputeri.blogspot.com/2012/03/konsep-sehat-dandimensinya.html diakses tanggal 17 Oktober 2012. Sai. 2010. Pengertian Barang Publik dan Barang Privat. Available from http://artisai.blogspot.com/2010/10/pengertian-barang-publik-dan-barang.html diakses tanggal 19 Oktober 2012. Tafiprios. Pengertian dan Perananan Manajemen.Available from http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja &ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpksm.mercubuana.ac.id%2Fnew%2Felear ning%2Ffiles_modul%2F93021-1491818272998.doc&ei=vRCCUMyAOYnsrAfks4HIDQ&usg=AFQjCNG1gqSNuNwRG QjaZClKRRVzH6-mTQ diakses tanggal 17 Oktober 2012 Tinarbuka, Anggit, dkk. 2011. Badan Layanan Umum Rumah Sakit. Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro: Semarang. Available from http://tinarbuka-aw.studentsblog.undip.ac.id/2011/07/badan-layanan-umum-blu-rumah-sakit/ diakses tanggal 17 Oktober 2012.

You might also like