You are on page 1of 5

PANCASILA SEBAGAI STRATEGI KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH: RIZHAL ADI RAHMAWAN 125060100111011

TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

1. Strategi dalam Kebudayaan Modern Strategi kebudayaan harus merupakan sebuah tindakan konkret politik kebudayaan yang memperkuat nilai-nilai budaya lokal supaya mampu bersaing dan menyaring derasnya rembesan kebudayaan asing. Bahkan termasuk bagian dari strategi kebudayaan jika kebijakan-kebijakan politik kebudayaan menjadi tegas dan represif terhadap kebudayaan asing yang terang-terangan merusak nilai budaya bangsa. Strategic culture is that set of shared beliefs, assumptions, and modes of behavior, derived from common experiences and accepted narratives (both oral and written), that shape collective identity and relationships to other groups, and which determine appropriate ends and means for achieving security objectives. menurut Graham dalam thesisnya. Dalam pandangan tersebut, Strategic Culture secara sederhana dalam intrepretasi sebagai suatu sistem tingkah laku, sikap dan kepercayaan yang melandasi dan membatasi suatu pemikiran dalam mempengaruhi arah pengambilan kebijakan. Maka dari itu dengan adanya strategic culture tersebut dapat diambil suatu manfaat dan keuntungan dari pengembangan dan penerapannyasehingga dapat menunjang kepentingan nasional suatu negara, baik manfaat internal ataupun sebagai sarana penunjang keeksistensiannya dan tujuan suatu negara dalam kancah internasional. Budaya masyarakat Indonesia sendiri, terbalut dari bermacam-macam latar belakang yang membuat semakin beragamnya budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Untuk masalah kepercayaan, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi agama. Di Indonesia, agama memegang peranan penting, lebih kepada moral support daripada diartikan sebagai ideologi negara, dikarenakan keadaan Indonesia yang tidak hanya multiethnic, tetapi juga multi-religious. Dengan begitu menjadi sulit untuk memilih satu agama yang menjadi dasar ideologi. Oleh karena itu agama di sini tidak dijadikan sebagai ideology negara melainkan sebagai moral support. Lalu apakah yang bisa menjadi representasi kebudayaan bangsa dalam era modernitas ini? Bila dicari yang khas. Pancasila merupakan contoh yang pas dalam representasi budaya stategis, selain hanya dimiliki oleh Indonesia. Nilai-nilai dasar Pancasila merangkum seluruh kebaikan untuk rakyat Indonesia. Pancasila merupakan budaya dan pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa Indonesia. Budaya yang dimaksud meliputi ilmu pengetahuan, tradisi, filsafat, kesenian dan hal hal lain yang dihasilkan oleh manusia Indonesia dalam buku-buku karangan mereka atau sarana yang lainnya sejak tahun 400 M. Lalu, bagaimana cara menjaganya? Tentu saja tidak hanya dihapalkan kelima silanya, namun harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai pandangan hidup kita, maka bangsa Indonesia harus mempunyai rasa memiliki atas Pancasila. Untuk menumbuhkan rasa sense of belonging tersebut, kita harus menanamkan kembali

kesadaran tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Kita harus menanamkan kembali kesadaran dengan mendekatkan kembali Pancasila ke tengah masyarakat Indonesia melalui pembangunan kesadaran sejarah. Karena Pancasila itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan rakyat Indonesia dan merupakan jawaban yang tepat atas keberagaman yang terjadi pada masa lalu, sekarang, dan masa depan. 2. Pengaruh Ilmu dan Teknologi Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Nilai-nilai luhur pancasila dalam masyarakat mulai terkikis akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti informasi mengenai gaya hidup bangsa barat, hal ini menandakan masyarakat peka terhadap apa yang dibawa oleh perkembangan teknologi informasi tersebut. Dari fakta tersebut dapat diambil sebuah inisiatif untuk memasukkan informasi mengenai pancasila, seperti penyediaan artikel-artikel tentang pancasila. Sehingga proses penyuluhan pancasila kepada masyarakat secara umum dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi itu sendiri sebagai medianya. Dengan metode seperti ini berarti menjadikan perkembangan teknologi informasi sebagai umpan balik terhadap kemungkinan dampak negatif yang dibawanya. Untuk penyuluhan secara langsung, bertatap muka antara penyuluh dan masyarakat. Kesuksesan penyuluhan pancasila kepada masyarakat secara umum memerlukan partisipasi aktif masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Serta melalui program-program penyuluhan pembangunan yang efektif dan handal. Untuk itu maka kegiatan penyuluhan perlu dan harus ditangani oleh tenaga profesional dilandasi komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Dalam hal ini subtansi keahlian dan kesungguhan bergerak serta bertindak dari para pelaku penyuluhan merupakan prasyarat, menurut Waluyo dalam blognya.

3. Sifat Terhadap Modernitas Ilmu dan Teknologi Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan berbudaya. teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dari zaman ke zaman. Namun, pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positf dan negatif. Dampak positif pada pembentukan

kebudayaan salah satunya adalah semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain itu, kemampuan individu dalam mencari informasi atau mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat melalui media yang berbasis teknologi. dari kedua hal di atas, pengaruh dalam pembentukan kebudayaan akan dengan sendirinya muncul di dalam lingkungan masyarakat sebagai masyarakat modern. Adapun dampak negatifnya seperti penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Hal itu dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan sumber daya manusia yang bobrok tak berkualitas sedikitpun. Dari 2 dampak di atas, dapat di simpulkan bahwa pengaruh IPTEK pada pembentukan kebudayaan tergantung dari kemampuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan pada dirinya sendiri maupun dalam masyarakat. Jika seseorang dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-baiknya, maka kebudayaan yang terbentuk juga akan menjadi kebudayaan yang maju dan berdasarkan aturan dan moral yang ada. Sehingga, Pancasila di sini berperan sebagai filter dan pengakulturasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan untuk dipilah yang mana yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Pancasila sebagai filter budaya dan iptek : budaya asing dan iptek yang masuk ke indonesia harus disesuaikan dengan buada indonesia yang berdasar Pancasila. Apabila tidak sesuai budaya maupun iptek harus ditolak. Kedua bidang itu bisa diterima oleh bangsa indonesia apabila tidak menimbulkan pertentangan dan perdebatan yang pada intinya kedua hal tersebut harus melalui proses filtering oleh bangsa indonesia sendiri. Jadi terjadi keseimbangan, baik dalam hal filter atau krtitik dan juga sebagai pengakulturasi terhadap modernitas ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Pancasila itu sendiri.

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum, (Online), (http://blog.tp.ac.id/landasan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalampengembangan-kurikulum diakses 8 Oktober 2012)

Anonim. 2012. Pancasila sebagai Budaya Strategis yang Paling Indonesia, (Online), (http://tsabitabee.blogspot.com/2012/06/pancasila-sebagai-budaya-strategisyang.html diakses 7 Oktober 2012) Graham, Melanie. 1996. Defining Strategic Culture. University of Columbia, (Online), (http://mywedwrx.com/Defining%20Strategic%20Culture%20MA%20Thesis%20Grah am%20April%2010%202011.pdf diakses 7 Oktober 2012) Waluyo, Untung. 2012. Memanfaatkan Perkembangan Teknologi Informasi sebagai Umpan Balik dalam Penyuluhan Pancasila, (Online), (http://untung-waluyo.blog.ugm.ac.id/ 2012/04/30/memanfaatkan-perkembangan-teknologi-informasi-sebagai-umpanbalik-dalam-penyuluhan-pancasila/ diakses 8 Oktober 2012)

You might also like