You are on page 1of 15

PENGARUH BODY MASS INDEX TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MANUSIA

I. LATAR BELAKANG Gambaran kesehatan sedunia tak mungkin dinyatakan hanya dengan beberapa baris kalimat, statistik mengenai jumlah penyakit yang tidak berbahaya tidak banyak didapati walaupun orang cenderung merumuskan kesehatan mereka sendiri dari segi penyakit yang pernah mereka alami. Gejala-gejala yang menjadi tanda orang memiliki penyakit sering diabaikan hanya karena suatu hal genting, misalnya hipertensi. Makan secara berlebihan, kurangnya aktivitas olahraga, dan merokok semuanya merupakan penyebab hipertensi, kehidupan yang penuh tekanan dapat pula menjadi faktor penyebab hipertensi (Eckholm, 1983). Banyak faktor resiko yang dihasilkan dari cara atau gaya hidup manusia, seperti merokok dan pola makan yang berlebihan. Mengatur pola makan memang suatu hal tidak mudah, makan makanan berlemak tinggi dan berbau karbohidrat adalah suatu kebiasaan masyarakat modern khususnya di negara maju. Kelebihan berat badan (overweight) merupakan faktor resiko yang sering diabaikan dalam kehidupan masyarakat. Pada kenyataannya banyak sekali penyakit yang bisa disebabkan oleh pola makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas berolahraga (Sarafino, 2008). Orang yang dikatakan overweight cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurus. Hal ini disebabkan karena tubuh orang yang overweight harus bekerja lebih keras untuk membakar kelebihan kalori yang mereka konsumsi. Sebagian besar orang berpendapat bahwa berat badan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal itu belum tentu benar, penggunaan alat pengukuran tekanan darah konvensional dengan probabilitas kurang akurat sangat tinggi. Semakin besar lilitan manset karet pada lengan, semakin besar kelebihan penilaian terhadap tekanan darah. Meski terdapat kecenderungan untuk

menilai tekanan darah lebih dari yang sebenarnya masih terdapat hubungan yang meyakinkan antara berat badan dan tekanan darah (Beevers, 2002). Prevalensi overweight pada anak dan dewasa di negara-negara maju khususnya Amerika mengalami peningkatan yang tidak sedikit, yaitu bertambah lebih dari 30 % selama dekade terakhir. Kira-kira 64% orang dewasa di negara maju mengalami overweight dan hampir 33% dari 64% mengalami obesitas. Peningkatan prevalensi overweight yang cepat dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun terakhir memperkuat pentingnya peran faktor lingkungan dan gaya hidup karena perubahan genetik tidak dapat timbul secepat itu. Jadi overweight atau kelebihan berat badan itu memiliki potensi untuk menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Sekarang ini gaya hidup yang kurang mencerminkan pola hidup sehat lebih dominan, misalnya gaya hidup tidak aktif, perilaku makan yang tidak baik merupakan masalah utama penyebab overweight yang berakibat terhadap kenaikan tekanan darah (Guyton, 2008).

II. TUJUAN Untuk mengetahui pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap tekanan darah manusia

III. DASAR TEORI Tekanan darah merupakan tenaga yang digunakan darah yang dipompakan dari jantung untuk melawan tahanan pembuluh darah atau sejumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah bergantung kepada jantung sebagai pompa dan resistensi perifer. Jumlah darah yang dipompa jantung setiap menit sering disebut cardiac output (curah jantung). Sedangkan curah jantung dipengaruhi kecepatan denyut jantung dan volume darah yang dipompakan pada setiap denyutan (Syaifuddin, 2006).

Tekanan darah = curah jantung x resistensi perifer. Tekanan darah dipengaruhi oleh kinerja tonus otot polos vaskular perifer yang dapat meningkatkan resistensi arteriola dan menurunkan kapasitas sistem pembuluh vena. Tekanan darah sistol merupakan tekanan tertinggi yang terjadi pada saat ventrikel berkontraksi, sedangkan tekanan diastol yaitu tekanan darah terendah yang terjadi saat jantung pada saat fase relaksasi (Martini, 2009). Tekanan darah normal antara 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik 140mmHg dan tekanan darah diastolik 90mmHg. Tekanan darah rendah atau hipotensi yaitu <100 mmHg (sistolik) dan <60 mmHg (diastolik) (Kusumadewi,2009). Body Mass Indeks (BMI) merupakan suatu rumus untuk menilai obesitas. Dihitung dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan seseorang dalam meter. BMI sebesar 27 atau lebih menunjukan obesitas (Hartanto, 2008). Selama ini BMI digunakan untuk mengukur status gizi seseorang.

Persamaan berikut menunjukkan BMI : BMI

Nilai standar BMI untuk orang Asia adalah : BMI < 18,5 18,5 23 25 BMI : berat kurang

BMI < 23 : berat normal BMI < 25 BMI < 30 30 : obesitas ringan : obesitas sedang : obesitas berat (Kusumadewi, 2009).

Obesitas pada manusia merupakan masalah kesehatan yang cukup penting untuk diperhatikan karena disertai dengan peningkatan insiden berbagai penyakit, yang mencakup penyakit kardiovaskuler dan vesica biliaris

serta diabetes. Disamping itu individu dengan berat badan lebih mempunyai peningkatan angka mortalitas. Menurut definisi yang lazim digunakan, obesitas dikatakan apabila lebih dari 20% berat badan disebabkan oleh lemak dalam pria dan lebih dari 25% pada wanita. Nilai normal lemak 12% 18% bagi pria dan 18% -24% bagi wanita (Ganong, 1995). Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 20% - 30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak essensial dan membantu dalam penyerapan vitamin larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 8% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh ganda. Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah (Almatsier, 2009). 300mg sehari

IV. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Penentuan pendekatan atau metode ini akan sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan ditatap. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 metode yakni, metode eksperimen dan metode deskriptif kuantitatif. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari

hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Metode eksperimen menggunakan variabel yang sudah ada karena faktor yang akan diamati sudah memenuhi ketentuan yang ada. Metode deskriptif kuantitatif adalah cara mengadakan penelitian dengan menggunakan perhitungan angka (Arikunto, 1983). Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap tekanan darah sejumlah mahasiswa farmasi Sanata Dharma sebagai responden.

Variabel Penelitian Variabel bebas BMI (Body Mass Index) Variabel tergantung Tekanan darah : sistolik dan diastolik. Variabel pengacau Variabel pengaruh terkendali: usia, jenis kelamin. Variabel pengaruh tak terkendali: aktivitas, kondisi fisik dan gaya hidup responden.

Deskripsi Operasional Responden adalah mahasiswa farmasi Sanata Dharma dengan rata-rata umur 19 tahun. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pengukuran BMI (Body Mass Index) dan tekanan darah. Pengukuran BMI adalah perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter persegi (m2). Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu Informasi Kesehatan oleh Sri Kusumadewi tahun 2009. Tekanan darah normal antara 100/60mmHg sampai 140/90mmHg. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik 140mmHg dan tekanan darah diastolik 90mmHg. Tekanan darah rendah atau hipotensi yaitu <100mmHg (sistolik) dan <60 mmHg (diastolik).

Responden Responden yang memenuhi kriteria yaitu mahasiswa di Universitas Sanata Dharma dengan rata-rata usia 19 tahun. Jumlah responden yang ditetapkan sebanyak 10 orang karena jumlah minimum sampel untuk penelitian sebesar 10 orang.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012.

Ruang Lingkup Penelitian ini merupakan penilitian berkelompok dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap tekanan darah sebagai prediktor penyakit hipertensi. Kajian dari penelitian ini diantaranya : Pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap Tekanan Darah. Penelitian ini berfokus pada pengaruh Body Mass Index (BMI) terhadap tekanan darah.

Teknik Sampling Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara random yaitu semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi responden. Responden yang diusahakan memiliki berat dan tinggi badan bervariasi sehingga dapat ditentukan hasil secara kualitatif.

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat badan, alat pengukur tinggi badan. Pengukur tekanan darah atau spygmomanometer dengan stetoskop. Alat pengukur tinggi badan dan timbangan berat badan berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Spygmomanometer dan stetoskop digunakan untuk mengukur tekanan darah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Sanata Dharma.

Sumber Data dan Data Penelitian Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Dalam penelitian ini data diperoleh dari penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pengukuran tekanan darah. Data Penelitian Dari sumber data penelitian bahwa BMI (Body Mass Index) dapat berpengaruh terhadap tekanan darah seseorang.

Teknik Analisis Data Tahap Persiapan Kegiatan dalam langkah persiapan ini adalah mengecek kelengkapan data. Data dari eksperimen dibuat tabel supaya lebih memudahkan dalam memahami. Angka-angka hasil perhitungan diteliti satu persatu supaya tidak terjadi kesalahan. Tahap Pelaksanaan Langkah selanjutnya yaitu menganalisis data yang sudah diperoleh. Dari data tersebut diberikan penjelasan yang lengkap. Uraian atau penjelasan itu diberikan teori-teori yang mendukung. Tahap Penyelesaian Setelah dibuat penjabaran sebagai analisis data, maka penulis dapat menarik beberapa simpulan. Simpulan tersebut untuk membuktikan anggapan semula sebelum melaksanakan eksperimen dan setelah melaksanakan eksperimen.

V. ALAT DAN BAHAN Spygmomanometer Timbangan badan Pengukur tinggi badan Stetoskop

VI. CARA KERJA Langkah awal, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan 10 probandus. Lalu mengukur tekanan darah dengan meletakkan alat ukur tekanan darah (Spymomanometer) pada lengan atas tangan kiri dengan jarak batas siku. Pengukuran dilakukan setelah beristirahat selama 10 menit. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan duduk dengan lengan diatur sehingga arteri brakhialis terletak sejajar dengan jantung. Lengan bebas dari baju dan pada posisi duduk, lengan diletakkan di meja. Letakkan stetoskop pada bagian lengan yang telah ditemukan denyut nadinya. Ukur tekanan darah dengan spygmomanometer. jari di atas

VII. DATA PENGAMATAN Responden Berat Badan 1. 41 kg Tinggi Badan 1,5 m Tekanan Darah 100/60 18,22 Berat kurang TD Normal 2. 59,5 kg 1,65 m 120/70 21,87 Berat normal TD Normal 3. 51 kg 1,655 m 100/70 18,68 Berat normal TD Normal 4. 82 kg 1,64 m 130/70 30,59 Obesitas sedang TD Normal 5. 39,5 kg 1,56 m 110/70 16,25 Berat kurang TD Normal 6. 49 kg 1,64 m 110/60 18,28 Berat kurang TD Normal 7. 45 kg 1,515 m 110/80 19,65 Berat normal TD Normal 8. 57 kg 1,54 m 100/70 24,05 Obesitas ringan TD Normal 9. 51 kg 1,58 m 110/70 20,48 Berat normal TD Normal 10. 54 kg 1,582 m 110/80 21,60 Berat normal TD Normal 11. 60 kg 1,73 m 120/70 20,06 Berat normal TD Normal 12. 80 kg 1,70 m 120/80 27,68 Obesitas sedang TD Normal Keterangan : Responden 11 dan 12 berjenis kelamin laki-laki Responden 1 sampai 10 berjenis kelamin perempuan TD : Tekanan Darah BMI Keterangan

VIII. PEMBAHASAN Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital pada makhluk hidup khususnya manusia, yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam bidang kesehatan. Proyek tentang Body Mass Index (BMI) dan tekanan darah ini diangkat sebagai topik penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara BMI dengan tekanan darah pada manusia. Pada penelitian proyek ini dilakukan dalam skala kecil, dengan menggunakan 12 responden dengan variasi BMI dan pegambilan data secara random. Data didapatkan dari penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan serta pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spygmomanometer. Beberapa sumber menyatakan bahwa berat badan dan tinggi badan

dapat memberikan pengaruh yang besar maupun kecil terhadap tekanan darah seseorang. Dalam penelitian diperoleh data yang cukup menunjukkan adanya pengaruh berat badan dan tinggi badan terhadap tekanan darah. Data menunjukkan bahwa nilai BMI berbanding lurus dengan nilai tekanan darah. Secara teori perhitungan, nilai tekanan darah berbanding lurus dengan berat badan dan berbanding terbalik dengan tinggi badan. Berat badan dan tinggi badan merupakan suatu parameter yang dapat digunakan untuk menentukan angka BMI yang pada dasarnya dapat menunjukkan tingkat keidealan tubuh manusia. Menurut Sri Kusumadewi dalam bukunya yang berjudul Informasi Kesehatan, angka BMI masyarakat Asia dapat diklasifikasikan sebagai berikut : BMI < 18,5 23 BMI < 25 25 BMI < 30 BMI 30 : berat kurang 18,5 BMI < 23 : berat normal : obesitas ringan : obesitas sedang : obesitas berat

Angka BMI didapatkan dari perhitungan data dengan menggunakan rumus BMI yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan hasil kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.

Tekanan darah yang terdiri dari tekanan sistolik dan tekanan diastolik dapat diukur dengan menggunakan suatu alat, disebut spygmomanometer. Alat ini dapat mengukur tekanan darah dengan prinsip pengukuran denyut nadi di bagian lengan atas (brachialis). Tekanan sistolik ini ditunjukkan dengan denyut nadi yang terdengar pertama kali pada stetoskop. Sedangkan tekanan diastolik ditunjukkan dengan denyut nadi yang bisa terdengar terakhir kali oleh telinga dengan menggunakan stetoskop. Tekanan darah orang Asia menurut Sri Kusumadewi, sebagai berikut : Hipotensi : kurang dari 100mmHg (sistolik) dan 60 mmHg(diastolik) Normal : berkisarantara100/60mmHg sampai 140/90mmHg : lebih dari 140mmHg (sistolik) /90mmHg(diastolik)

Hipertensi

Menurut standar yang dipaparkan oleh Sri Kusumadewi, analisis data percobaan didapatkan, 3 responden masuk ke dalam range berat badan kurang, 6 responden berat badan normal , 1 responden obesitas ringan dan 2 responden obesitas sedang. Pada angka BMI dibawah ketentuan angka normal memiliki ukuran tekanan darah dengan rata-rata rendah. Pada angka BMI normal didapatkan data tekanan darah dengan rata-rata normal. Pada angka BMI diatas normal memiliki ukuran tekanan darah yang sebagian besar normal tetapi ada juga yang memiliki tekanan darah yang rendah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat didugakan bahwa angka BMI dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang. Data yang didapat menyatakan bahwa tidak ada responden dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) maupun rendah (hipotensi) karena

didapatkan data dengan diskripsi tekanan darah normal. Tetapi data menyatakan bahwa pada respoonden dengan BMI tinggi mempresentasikan tekanan darah yag lebih tinggi dibanding dengan respoonden dengan BMI normal dan pada respoonden dengan BMI kurang, dipresentasikan data tekanan darah yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan respoonden dengan BMI normal. Secara teori, BMI dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang karena beberapa fungsi organ mendapatkan efek tertentu sehingga fisiologisnya pun ikut berbeda. Pada orang BMI tinggi maka berat badan yang dimiliki juga tinggi. Orang berbadan gemuk memiliki lemak berlebih di bagian tertentu di kulit, hal itu mengakibatkan pembuluh darah lebih tertekan oleh lemak karena tidak ada ruang kosong lagi di dalam kulit sehingga aliran darah semakin cepat. Orang berbadan gemuk lebih memerlukan banyak energi untuk menopang tubuhnya dalam berkegiatan sehingga memerlukan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan orang yang kurus. Body Mass Index merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi tekanan darah. Kondisi tekanan darah juga tidak dari beberapa faktor lain seperti aktivitas fisik maupun psikis (emosi), suhu tubuh maupun lingkungan, jenis kelamin, dan usia. Aktivitas fisik dan psikis dilakukan dengan energi yang didapatkan dari hasil pembakaran makanan sehingga membutuhkan oksigen. Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah karena secara fisiologi saat suhu yang panas, keringat akan banyak keluar dan cairan tubuh berkurang sehingga tekanan darah menjadi rendah. Jenis kelamin merupakan faktor mutlak yang mempengaruhi tekanan darah seseorang, tekanan darah pada perempuan cenderung lebih rendah daripada tekanan darah pada laki-laki. Usia sudah pasti akan mempengaruhi tekanan darah karena pada usia lanjut kinerja organ jantung dan pembuluh darah dalam mengalirkan darah semakin melemah. Selain itu terdapat juga faktor dalam yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti, elastisitas vasa, resistensi perifer, viskositas darah, dan fungsi hormon. Elastisitas vasa atau pembuluh darah ini dapat menyebabkan tekanan

terendah (diastolik) meningkat sedang tekanan puncak (sistolik) mengalami penurunan. Ketika bilik (ventrikel) bagian kiri beristirahat (relaksasi), dinding arteri akan kembali ke ukuran semula sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal. Resistensi perifer merupakan resistensi pembuluh darah (vasa), pembuluh arteri dan vena sedikit mengalami vasokontriksi sehingga tekanan diastolik berada dalam batas normal. Viskositas darah juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Konsentrasi sel darah merah yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan viskositas darah. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, dapat mengakibatkan kondisi sebaliknya. Hormon ADH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan akan merespon dengan meningkatkan reabsorpsi cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak turun terlalu drastis. Hormon aldosteron juga memiliki efek yang sama pada ginjal yang mana aldosteron akan merespon dengan reabsorpsi ion logam natrium (Na+) sebagai elektrolit sehingga air bersama ion Na+ masuk ke dalam darah. Jika ditemukan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan teori pada pengambilan data tekanan darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pengacau tidak terkendali yaitu aktivitas, kondisi tubuh dan gaya hidup responden. Aktivitas merupakan suatu faktor yang masih dapat dikendalikan. Kondisi tubuh, dan gaya hidup responden tidak dapat dikendalikan karena penelitian ini dilakukan secara random tanpa perlakuan khusus.

XI. KESIMPULAN Body Mass Index (BMI) dapat mempengaruhi tekanan darah. Berat badan berbanding lurus dengan BMI. Tinggi badan berbanding terbalik dengan BMI.

XI. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 42. Arikunto, S., 1985, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, pp. 34, 35. Beevers, D., 2002, Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah, Dian Rakyat, Jakarta, pp. 35-37. Eckholm, E., 1983, Masalah Kesehatan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 5. Guyton, A., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, EGC Medical Publisher, Jakarta, pp. 917. Hartanto, H., dkk., 2008, Kamus Saku Mosby: Kedokteran,Keperawatan, dan Kesehatan, Edisi 4, EGC, Jakarta, pp. 291. Kusumadewi, S., dkk., 2009, Informasi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 104. Martini, F., 2009, Fundamental Of Anatomy and Physiology, 8th edition, Pearson Education, United States, pp. 723-730. Sarafino, E., 2008, Health Psychology, edisi 6, John Wiley and Son,Inc., USA, pp. 8,9. Syaifuddin, H., 2003, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3, EGC, Jakarta, pp. 138,139.

PENGARUH BODY MASS INDEX TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MANUSIA

Disusun oleh : - Skolastika Feranda W - Ni Putu Ully Villianova - Gita Mentari - Aditya Christian F (118114158) (118114159) (118114160) (118114161)

- Eva Mayangsari
- Margaretha Trinova P - Fajar Risda Astuti - Sophia Sari Asdini - Rizki Seviana P

(118114163) (118114164) (118114165) (118114166) (118114167)

FAKULTAS FARMASI - Asih Putriati (118114162) UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Kelompok G1 Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2012

You might also like