You are on page 1of 6

APAKAH KONSELING PRANIKAH?

Konseling pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah setelah mereka menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah, dan terapi pranikah. Konseling pranikah diberikan oleh psikolog atau konselor pernikahan.

TUJUAN KONSELING PRANIKAH

Tujuan konseling pranikah ialah untuk meningkatkan hubungan sebelum pernikahan sehingga dapat berkembang menjadi hubungan pernikahan yang stabil dan memuaskan. Konseling pranikah akan membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk secara efektif mencegah atau mengatasi masalah-masalah tersebut hingga pada akhirnya dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian. Konseling pranikah juga bermanfaat untuk menjembatani harapan-harapan yang dimiliki oleh pasangan terhadap pasangannya dan pernikahan yang mereka inginkan yang belum sempat atau belum bisa dibicarakan sebelumnya dengan dibantu oleh tenaga profesional psikolog/konselor pernikahan.

SIAPA YANG MENGIKUTI KONSELING PRANIKAH? Oleh karena konseling pranikah didasarkan pada sudut pandang preventif, maka konseling pranikah baik diikuti oleh pasangan yang hendak menikah dan tidak memiliki masalah berarti dalam

hubungan mereka. Jadi, tidak harus pasangan yang memiliki masalah serius dalam hubungan mereka.

MATERI KONSELING PRANIKAH


Memberikan informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan Meningkatkan kemampuan komunikasi pasangan Mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik Memberi kesempatan pada pasangan untuk mendiskusikan mengenai topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suami-istri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua

http://psikologikita.com/konseling-pranikah Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan kita dengan pasangan, tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan kita untuk mengatasi ketidakcocokan. Cinta mungkin terlihat ideal, tetapi sesungguhnya pernikahanlah yang benar-benar aktual. Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang tak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan kiat menempuh pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi dan bahagia. Banyak pasangan enggan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan penting sebelum mulai menikah karena ia takut menemukan ketidakcocokan yang bisa jadi menggagalkan rencana pernikahannya, keterbatasan pengetahuan dan rasa canggung yang ada. Tetapi, mengetahui hal-hal tersebut sebelum menikah jelas lebih baik daripada harus mengalami stres setelah manikah. Tiap pasangan biasanya mempunyai banyak alasan untuk menikah, tapi konflik satu hal saja dapat mengarahkan mereka untuk bercerai.

Banyak pasangan yang tidak siap menikah dan mereka tidak diberi kesempatan belajar mengenai hal-hal yang bisa melanggengkan hubungan rumah tangga mereka, bahkan mereka juga tidak mengetahui kriteria pasangan yang tepat untuk mereka. Pernikahan bukan sekedar perencanaan atau seperti gambaran pengantin ideal di televisi dan di film-film. Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada orang yang sempruna; setiap orang pasti mempunyai kesalahan dan kelemahan. indahnya pernikahan justru kala menemukan suami atau istri yang dapat menjadi teman dalam pencarian spiritual, mitra membangun hidup, dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan. Menjadi suami atau istri yang baik bukanlah hal yang mudah, menjaga keseimbangan antara deskripsi masing-masing. Karena menjaga kebahagiaan rumah tangga itu sangat rumit, tiap pasangan suami-istri haruslah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan itu dan memahami realitas tersebut sebelum menikah. Hal ini yang membuat proses konseling pra-nikah menjadi sangat penting. Calon pengantin dianjurkan mencari seorang perantara sebagai pembimbing yang dapat menjelaskan realitas pernikahan kepada keduanya. Si perantara sebaaiknya telah dikenal baik oleh kedua belah pihak dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia pernikahan, karena ia juga bisa menjadi penengah kala timbul masalah setelah menikah kelak. Memperhatikan saran orang lain sebelum dan sesudah menikah sangatlah membantu. Tiap pasangan haruslah menyadari bahwa salah satu solusi untuk mempersiapkan calon pengantin adalah konseling pra-nikah. Sayangnya, konseling seperti ini cenderung ditolak karena dianggap melanggar tabu. Padahal, konseling pra-nikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah. Sayangnya lagi, tidak tersedianya bahan bacaan yang memadai untuk bisa menyelenggarakan pelayanan seperti ini. Beberapa bahan bacaan tentang

pernikahan yang sudah ada pun tidak memberikan gambaran yang komprehensif tentang tantangan yang dihadapi pasangan suami-istri. Prosesi konseling pra-nikah diharapkan dapat memberi panduan dan jangan sapai hanya menjadi ritual semata pada akhirnya. Konseling pra-nikah sangatlah penting sebagai wahana membimbing dua orang yang berbeda untuk saling berkomunikasi, belajar menyelesaikan masalah dan mengelola konflik. Keterampilan ini jelas-jelas sangat penting dalam perjalanan kehidupan rumah tangga mereka. Pasangan muda sangat membutuhkan konseling terutama untuk memperjelas harapan-harapan mereka pada pernikahannya dan memperkuat hubungan sebelum menikah. Konseling pra-nikah akan membantu mereka melihat pernikahan dan rumah tangga secara realistis, mendorong mereka mempertanyakan ulang apa yang sebetulnya mereka sebut pernikahan dan membantu mereka menemukan persamaan yang mungkin menjadi sebab mereka hidup bersama. Konselor (penasihat) bukanlah orang yang akan menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi. Ia hanya orang ketiga yang menjadi perantara dan menyodorkan cara-pandang lain dalam mengeksplorasi hubungan mereka. http://mudahmenikah.wordpress.com/2009/08/30/konseling-pra-nikah/

6 Problem Pra-Nikah
OPINI | 10 May 2011 | 22:41 Dibaca: 563 Komentar: 0 Nihil Pada satu waktu saya berkesempatan bertemu dengan para penghulu, penyuluh agama dan kenselor BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Pernikahan) di Sukabumi. Pertemuan itu dalam acara workshop pengembangan wawasan Keluarga Sakinah perspektif kesetaraan bagi penghulu, penyuluh dan konselor BP4 yang diselenggarakan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama RI kerjasama dengan Perhimpunan Rahima. Pada proses pengenalan masalah pra nikah terungkap ada 6 problem sebelum nikah, yaitu:

1. Ekonomi Problem ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi bianya terkait resepsi pernikahannya. Karena problem ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk menikah. 2. Pasangan belum bekerja Problem yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu masalah pasangan yang belum bekerja tapi sudah ngebet pengen menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi problem ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama pernikahan. 3. Hamil di luar Nikah Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah (kehhamilan tidak diinginkan). Problem muncul ketika laki-lakinya tidak bertanggungjawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang mengikutinya. 4. Terlambat menikah Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia seudah semakin bertambah. 5. Status palsu Problem yang sering muncul pra nikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka ternyata punya anak enam misalnya atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Problem ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan poligami dan pernikahan sirri. 6. Minim pendidikan seks Problem yang lain adalah minimnya pendidikan seks. Problem ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya. http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/10/6-problem-pra-nikah/ Pentingnya Konseling Pranikah
Ketika waktu menikah semakin dekat, pastikan salah satu agenda Anda dan pasangan adalah menemui profesional untuk konseling pranikah. Anda bisa melakukannya dalam kursus perkawinan di kantor urusan agama dan konsultasi secara pribadi di rumah sakit atau klinik khusus yang menyediakan layanan konseling pranikah. Berbagai isu seputar membangun hubungan berpasangan dalam rumah tangga hingga kesehatan reproduksi menjadi topik utama. Tanya-jawab mengenai seks, cara mengelola uang bersama pasangan, dan bagaimana menciptakan hubungan berpasangan yang bertumbuh bersama sepanjang pernikahan menjadi bagian konseling tersebut.

Ahli kejiwaan dr Ratna Mardiati, SpKJ, mengatakan, individu atau pasangan yang datang untuk berkonsultasi pranikah atas inisiatif sendiri adalah mereka yang sadar psikologi. Mereka sadar ada yang harus berubah untuk memasuki kehidupan pernikahan yang mempertemukan dua individu berbeda. Mereka yang harus didorong untuk mengikuti konseling pranikah adalah orang yang tidak ingin berubah. "Mereka yang ragu datang ke konseling pranikah atau perlu didorong keluarga menunjukkan dirinya tidak ingin perubah. Penataannya lebih sulit nantinya," kata dr Ratna saat acara bincang-bincang bertema "Sex, Love and Human Brain" di Klinik Angsamerah, Menteng, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kesadaran individu untuk mengikuti konseling pranikah menjadi teramat penting karena manfaat yang didapatkan bisa menyelamatkan pernikahan. Hubungan pasangan menikah pada umumnya akan mengalami friksi karena adanya perbedaan karakter suami dan istri. Berbekal pemahaman yang kuat mengenai cinta dan relasi berpasangan dari konseling pranikah, friksi dalam pernikahan ini akan dihadapi lebih baik."Pasangan bisa lebih menikmati hubungan. Meski friksi tetap ada, dengan dasar yang kuat, pasangan akan mempertahankan sesuatu yang indah sehingga pernikahan akan tetap berjalan mulus," jelas seksolog dan androlog, dr Heru Oentoeng, SpAnd, menggambarkan manfaat besar konseling pranikah saat menjalani pernikahan nantinya. Saat pasangan menikah mengalami masalah dalam hubungannya, pemahaman dasar yang dibangun saat konseling pranikah menjadi pengingat keduanya. Pasangan yang melakukan konseling pranikah memiliki hubungan jauh lebih kuat dan lebih mampu melewati berbagai masalah apa pun ke depannya. Pakar penyembuhan holistis dan praktisi yoga, Martine Cassagrande, dalam kesempatan yang sama menambahkan, konseling pranikah akan membahas mengenai "saya" dan "kita". Dalam pernikahan, kata Martine, Anda dan pasangan perlu melihat diri masing-masing sebagai individu yang berbeda. Perbedaan ini tetap perlu dijaga, tetapi pernikahan juga perlu memerhatikan unsur "kita", yakni Anda dan pasangan. Karena itu, kata Martine, pasangan perlu mencari profesional untuk menjalani konseling pranikah yang bisa melihat masalah lebih obyektif. "Saat memasuki sebuah hubungan, ada kontrak (bukan aturan) yang harus diketahui lebih banyak oleh kedua belah pihak. Anda dan pasangan perlu saling terbuka dengan kontrak itu. Bagaimanapun, manusia berubah dan berganti perspektif. Jika Anda mengusahakan untuk bertahan, fokus, dan saling mendengarkan dengan pasangan, Anda akan memiliki relasi berpasangan yang menenangkan," ujar Martine. Perspektif berbeda dari dua individu berbeda inilah yang perlu diselaraskan melalui konseling pranikah. Komunikasi menjadi kunci utama dengan bantuan profesional sebagai mediatornya meski pada akhirnya Anda dan pasangan yang akan menyadari perlunya menyelaraskan pola pikir bersama pasangan. Untuk itu, sebaiknya lakukan konseling pranikah jauh hari sebelum pernikahan. "Minimal tiga bulan sebelum menikah, tetapi akan lebih baik jika enam bulan sebelumnya. Biasanya orang akan shockbegitu bicara terbuka dan butuh waktu beberapa bulan untuk menerima," kata dr Ratna, yang menyebutkan lebih banyak perempuan datang untuk konseling pranikah.

http://saleh-aminselian.blogspot.com/2011/10/pentingnya-konsleing-pranikah.html

You might also like