Professional Documents
Culture Documents
Ada pendapat lain tentang pengertian surat berharga yang dikatakan oleh Scheltema/Wiarda (Polak) surat berharga yaitu surat bukti tuntutan utang, pembawa hak dan mudah dijualbelikan, dengan penjelasan sebagai berikut :
~ Unsur Pertama : surat bukti tuntutan utang Yang dimaksud dengan istilah surat di sini alah akta sedangkan arti akta adalah surat yang ditandatangani, sengaja dibuat untuk dipergunakan sebagai alat bukti. Dan yang dimaksud dengan utang di sini ialah : perikatan yang harus ditunaikan oleh si penandatangan akta (debitur).
~ Unsur Kedua : pembawa hak. Yang dimaksud dengan hak di sini ialah hak untuk menuntut sesuatu kepada debitur. Surat berharga itu pembawa hak (drager vanrecht), yang berarti bahwa hak tersebut melekat pada akta surat berharga, seolah-olah menjadi satu atau senyawa. Ini berarti, kalau akta itu hilang atau musnah, maka hak menuntut juga turut hilang.
~ Unsur Ketiga : mudah dijualbelikan Agar surat berharga itu mudah dijualbelikan harus diberi bentuk kepada-pengganti atau bentuk kepada-pembawa. Surat berharga dengan bentuk kepada-pengganti dapat dengan mudah diserahkan kepada orang lain dengan cara andosemen, sedangkan bentukkepada-pembawa dapat lebih mudah lagi diserahkan kepada orang lain, yakni dengan penyerahan secara fisik (dari tangan ke tangan).
b. Surat Sanggup Surat sanggup adalah surat berharga yang memuat kata aksep atau promes, dalam mana penerbit menyanggupi untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang disebut dalam surat sanggup itu atau penggantinya atau pembawanya dalam hari bayar. c. Surat Cek Surat cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque, dimana penerbitnya memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya atau pembawanya pada saat diunjukkan.
d. Carter Partai Carter partai adalah surat berharga yang memuat kata charter-party, yang membuktikan tentang adanya perjanjian pencarteran kapal, dimana si penandatangan mengikatkan diri untuk menyerahkan sebagian atau seluruh ruangan kapal kepada pencerter untuk dioperasikan, sedangkan pencarter mengikatkan diri untuk membayar uang carter.
e. Konosemen Konosemen adalah surat berharga yang memuat kata Konosemen atau Bill of Lading, yang merupakan tanda bukti penerimaan barang dari pengirim, ditandatangani oleh pengangkut dan yang memberikan hak dan kepada pemegangnya untuk menuntut penyerahan barang-barang yang disebut dalam konosemen itu.
f. Delivery-order Delivery-order adalah surat berharga yang mencantumkan kata delivery-order di dalamnya dan merupakan surat perintah dari pemegang konosemen kepada pengangkut agar kepada pemegang delivery-order diserahkan barang-barang sebagai yang disebut dalam delivery-order, yang diambil dari konosemennya.
g. Ceel Ceel adalah surat berharga sebagai tanda bukti penerimaan barang-barang untuk disimpan dalam veem, ditandatangani oleh penguasa veem, yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menuntut penyerahan barang-barang sebagai disebut dalam ceel kepada penguasa veem. H. Volgbriefje Volgbriefje adalah surat perintah dari penandatangan (pemegang) ceel kepada pengusaha veem agar menyerahkan barang-barang sebagai yang disebut dalam volgbriefje kepada pemegangnya.
i. Surat Saham Surat saham adalah sebagai tanda bukti pemilikan sebagian dari modal perseroan (pasal 40 ayat 1), diatur dalam pasal 40, 41, 42, dan 43 KUHD. Pemegangnya mempunyai hak untuk menuntut deviden dan hak-hak lain yang diberikan oleh anggaran dasar perseroan. j. Surat Obligasi Surat obligasi adalah surat berharga yang mencantumkan kata obligasi di dalamnya, dimana penerbit menyatakan berhutang kepada pemegang dan menyanggupi membayar atau mengembalikan jumlah pokok dengan bunga tertentu sebagai yang disebut dalam surat obligasi itu.
k. Sertifikat Sertifikat adalah surat berharga yang mencantumkan kata sertifikat di dalamnya dan merupakan tanda bukti penerimaan uang, yang diterbitkan oleh bank-bank atau badan hukum lainnya atas sejumlah uang yang diserahkan kepada bank atau badan hukum itu untuk suatu jangka waktu tertentu atau tudak terbatas, dengan membayar bunga atau uang ganti deviden sebagai imbalannya dan dapat dijualbelikan.
~ Unsur pertama, surat bukti tuntutan utang. Yakni surat yang membuktikan adanya hak menuntut utang kepada debitur (penandatanganan akta).
~ Unsur kedua, sukar diperjualbelikan. Hal ini disebabkan karena surat yang berharga sengaja dibuat dalam bentuk yang mempunyai akibat hukum sukar diperjualbelikan. Bentuk-bentuk surat yang berharga adalah:
a. Atas nama (op naam) b. Tidak kepada-pengganti c. Bentuk lain
b. Surat bukti diri Surat bukti diri (legitimatiepapier) ialah surat tuntutan utang, biasanya nama pemilik tidak disebut dalam akta, yang menimbulkan anggapan bahwa pemegangnya adalah yang berhak. c. Surat pengakuan atau perintah membayar utang atas nama Surat pengakuan utang atas nama (schuldbrief of schuldbekentenis op naam) adalah surat pengakuan utang atas nama yang diterbitkan dan ditandatangani oleh debitur dan diserahkan kepada kreditur dengan maksud untuk tidak diperjualbelikan.
b. Surat wesel dapat berupa : 1. Surat wesel yang diterbitkan oleh satu pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu. Di sini penerbit dan tersangkut adalah nasabah dari bank atau lembaga keuangan bukan bank tertentu.
2. Surat wesel yang diterbitkan oleh nasabah bank atau lembaga keuangan bukan bank dan diaksep oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
b. Nominal, di mana nominalnya ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 50.000.000 dan untuk jumlah-jumlah di atasnya dibuat atas dasar kelipatan Rp 10.000.000, dengan maksimum Rp 1 miliar. Jadi konsekuansinya adalah yang bisa mempergunakan SBPU hanya perusahaan yang besar saja.
Sifat Khusus Surat Berharga Pasar Uang a. SBPU itu dipakai khusus dalam rupiah dan tidak bisa dipakai dalam jenis uang lainnya. b. SBPU hanya dapat diperjualbelikan secara diskonto, artinya dengan potongan di muka, misalnya : sepucuk SBPU senilai Rp 50.000.000 dijual dengan diskonto 5 %, maka si pembeli hanya membayar Rp 50.000.000 diambil 5 %-nya, yaitu Rp 47.500.000. c. Tingkat diskonto ditetapkan oleh Bank Indonesia secara berkala. d. Para pihak yang berkepentingan dalam persoalan SBPU terbatas pada lingkungan tertentu.