You are on page 1of 26

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan

Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

BAB III I STUDI PENDAHULUAN

Studi pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi daerah studi. Dalam studi pendahuluan ini mengacu pada hasil-hasil studi terdahulu yang telah dilakukan dan hasil survey identifikasi di lapangan. Manfaat yang diperoleh konsultan dapat untuk mengidentifikasi rencana hasil studi terdahulu dan singkronisasi dengan keadaan lapangan. 3.1. MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER (STUDI TERDAHULU, DATA STATISTIK, PETA, CURAH HUJAN DAN LAIN-LAIN). Dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan SID Cetak Sawah (400 Ha) dan Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan Biatan dan Kecamatan Talisayan, konsultan tekah memiliki beberapa data yang dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan. Data-data tersebut berupa hasil studi terdahulu maupun data sekunder dari instansi terkait serta dari browsing internet. Adapun beberapa data yang sudah diperoleh antara lain : a. b. c. d. e. f. g. Laporan Rancangan Pola Pengelolaan WS. Berau Kelay, PT. Rayakonsult, 2008 Laporan Perencanaan Konservasi Sub DAS Beriwit Kabupaten Berau, CV. PORTAL Consultant, 2011. Kabupaten Berau Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2004 2009 Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009. Kecamatan Talisayan Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009. Kecamatan Biatan Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau, 2009. Data Klimatologi, BMKG Kalimarau, 1997 - 2008

Bab III - 1

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3.2. IDENTIFIKASI CALON `PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) Dalam pengembangan air pelaksanaan cetak sawah, ada dua faktor penting yang perlu diperhatikan agar kegiatan ini dapat berhasil dengan baik. Faktor tersebut adalah : 3.2.1. Identifikasi Calon Petani / Kelompok Tani Pemilihan petani / kelompok tani memperhatikan persyaratan sebagai berikut : a. Petani di lokasi memerlukan air irigasi danmampu / bersedia memanfaatkan serta merawat infrastruktur pengembangan air permukaan denganbaik. Diutamakan telah terbentuk Kelompok Tani / P3A, bila belum ada agar segera membentuknya sebelum penetapan lokasi. Mampu dan bersedia menyediakan dana operasional dan pemeliharaan secara berkelompok. Petani / kelompok tani terpilih belum pernah mendapat bantuan sejenis. Diprioritaskan pada calon petani / kelompok tani yang mempunyai semangat partisipatif untuk melakukan sharing dalam bentuk tenaga kerja dan penambahan kekurangan material yang diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan pengembangan air permukaan. Tidak ada tuntutan ganti rugi pembebasan lahan dari petani / kelompok tani yang dibuktikan dengan surat pernyataan petani / kelompok tani.

b. c. d. e.

f.

3.2.2.

Identifikasi Calon Lokasi Pemilihan lokasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Mempunyai potensi sumber air permukaan, baik kuantitas maupun kualitasnya, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi. Sering mengalami kendala / kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau (untuk usaha tani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan). Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah hujandan lahan kering kawasan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan peternakan, digunakan untuk hijauan makanan ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak merupakan kawasan pengembangan peternakan yang memerlukan air sebagai air minum

b.

Bab III - 2

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

dan sanitasi ternak serta pengairan irigasi untuk hijauan makanan ternak. c. Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat koordinat geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi di atas permukaan laut (dpl) menggunakan Global Positioning System (GPS), hal ini bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan secara akurat.

3.3. SOSIALISASI DAN KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dimaksudkan untuk mengkoordinasikan tentang rencana kegiatan ini. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan survey pendahuluan. 3.4. SURVEY PENDAHULUAN Survey pendahuluan dilakukan oleh tim konsultan yang didampingi oleh Direksi dan Pengawas pekerjaan. Pada survey pendahuluan ini dilakukan identifikasi lokasi studi, kondisi tutupan lahan, kelerengan, dan vegetasi. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan survey instansional untuk menggali data-data sekunder dan melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Berikut adalah dokumentasi hasil survey Pendahuluan. 3.4.1. Identifikasi Permasalahan Pendahuluan Dari hasil survey yang telah dilakukan, maka konsultan dapat mengidentifikasi permasalahan yang berkembang pada saat ini. Permasalahan tersebut bukanlah hal yang baru, namun adalah suatu yang saat ini sedang dalam upaya penanggulangannya. Berdasarkan saran, dan masukan dari masyarakat maka berikut adalah permasalah pokok hasil identifikasi pendahuluan diantaranya adalah : a. b. Masyarakat di Kecamatan Talisayan dan Sambaliung (petani) belum memiliki pola tanam yang teratur. Perlu adanya pembinaan yang intensif, teratur dan kontinu terhadap para petani (terutama tentang pengolahan tanah yang sesuai dengan tanaman tertentu). Diperlukan koperasi / toko yang menyediakan saprotan yang lengkap dan dekat dengan domisili masyarakat.

c.

Bab III - 3

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

d.

Diperlukan pembinaan untuk pemanfaatan lahan yang selama ini masih kosong dan tidak dimanfaatkan untuk tanaman yang produktif dan bernilai ekonomi. Diperlukan terobosan tentang pengolahan dan pemasaran hasil panen dari para petani.

e. 3.4.2.

Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi dan Pertanian Wilayah Studi

a.

Kecamatan Talisayan 1). Kondisi Kependudukan Kecamatan Talisayan dengan luas wilayah keseluruhan 341.693 Ha. berpenduduk 8.743 jiwa terdiri atas 4.805 laki-laki dan 3.938 perempuan. Penduduk Kecamatan Talisayan terdiri dari berbagai suku. Jumlah penduduk di Kecamatan Talisayan dalam 10 (sepuluh) tahun mengalami perubahan yang cukup drastis dengan kecenderungan pertumbuhan minus.
Tabel 3.1. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Talisayan Dalam 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir
Tahun 1 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Lakilaki 2 9.804 10.272 9.172 9.309 10.212 6.888 7.075 4.591 4.697 4.805 4.914 Perempuan 3 7.944 8.374 7.751 7.858 8.650 5.562 5.745 3.843 3.890 3.938 3.988 Jumlah 4 17.748 18.646 16.923 17.167 18.862 12.450 12.820 8.434 8.587 8.743 8.902 Rasio Jenis Kelamin 5 123,41 122,67 118,33 118,47 118,06 123,84 123,15 119,46 120,75 122,02 123,22 Pertumbuhan 6 -1,39 5,06 -9,24 1,44 9,87 -33,99 2,97 -34,21 1,81 1,82 1,82 -4,64

Rata-rata Petumbuhan penduduk dalam 10 Tahun Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009

Fenomena pertumbuhan penduduk minus seperti tersebut di atas kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

Bab III - 4

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

a). b).

Pemekaran wilayah Migrasi penduduk besar-besaran (eksodus)

Jumlah penduduk angkatan kerja produktif di Kecamatan Talisan cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari struktur umur penduduk Kecamatan Talisan.
Tabel 3.2. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Talisayan
Kelompok Umur 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 -3 9 40 - 44 45 - 49 50 -54 55 - 59 60 - 64 65 + Lakilaki (Jiwa) 702 699 530 446 429 396 424 349 253 189 136 80 83 89 Prosentase (%) 14,61 14,55 11,03 9,28 8,93 8,24 8,82 7,26 5,27 3,93 2,83 1,66 1,73 1,85 Perempua n (Jiwa) 554 510 412 327 442 522 289 333 146 117 75 63 45 103 Prosentase (%) 14,07 12,95 10,46 8,30 11,22 13,26 7,34 8,46 3,71 2,97 1,90 1,60 1,14 2,62 Jumlah (Jiwa) 1.256 1.209 942 773 871 918 713 682 399 306 211 143 128 192

Jumlah 4.805 3.938 Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

2).

Kondisi Sosial Sarana dan prasarana sosial di Kecamatan Talisayan cukup memadai. Kondisi jalan dari Kecamatan Talisayan menuju job site yang dilalui secara umum cukup baik, meskipun terdapat lubang-lubang yang membahayakan terutama pada saat hujan. Fasilitas penerangan sebagian besar masyarakat telah menikmati penerangan listrik PLN. Sementara itu untuk ketersedian air bersih baru masyarakat Talisayan (ibu kota kecamatan) yang menikmati air bersih dari PDAM. Sedangkan sebagian besar yang lain masih untuk ketersediaan air bersih masih mamakai air sungai atau sumur gali. Bahkan beberapa warga yang lain masih menggunakan air hujan sebagai air besih untuk minum dan memasak.

Bab III - 5

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Sarana pendidikan di Kecamatan Talisayan sudah cukup memadai. Prasarana pendidikan dari tingkat TK sampai dengan tingkat SMU tersedia. Dari jumlah penduduk usia sekolah (2.924 jiwa) 74,44 % atau 2.206 jiwa mengenyam pendidian.
Tabel 3.3. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid Kecamatan Talisayan No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Desa
Campur Sari Bumi Jaya Tunggal Bumi Dumaring Suka Muria Purna Sari Jaya Sumber Mulia Eka Sapta Talisayan Jumlah Sarana Pendidikan Jumlah Murid

Tingkat Pedidikan
TK 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 115 SD/MI 1 1 1 2 1 1 1 1 1 10 1.379 SLTP/MTs 1 1 1 3 425 SMU/MA 1 1 287

Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

Demikian halnya dengan sarana kesehatan di Kecamatan Talisayan, sudah cukup memadai. Masyarakat pada umumnya sudah menyadari arti penting kesehatan. Banyaknya fasilitas kesehatan menyadarkan masyarakat pola hidup sehat, sehingga kalau mengalami sakit masyarakat sudah tidak lagi pergi kedukun, melainkan ke balai pengobatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu ataupun ke mantri atau dokter terdekat. 3). Kondisi Ekonomi Kondisi perekonomian masyarakat Kecamatan Talisayan secara umum tumbuh dan berkembang cukup baik. Berbagai fasilitas ekonomi (pasar, koperasi dan pertokoan) yang menyediakan keperluan sehari-hari telah cukup tersedia. Hanya saja untuk keperluan tertentu yang bersifat barang mewah, pembeliannya masih di ibu kota kabupaten (Tanjung Redeb).

Bab III - 6

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Mata pencaharian mayoritas masyarakat Kecamatan Talisayan adalah bertani. Dilihat dari jumlahnya, berarti 83,11 % penduduk Kecamatan Talisayan usia produktif bekerja, dengan 34,42 % diantaranya adalah bertani.
Tabel 3.4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Talisayan Menurut Lapangan Pekerjaan Dirinci Per Desa
Desa N o. Jenis Mata Pencaharian Dumari Campu Bumi Talisay Sumber Eka ng r Sari Jaya an Mulya Sapta 1 Pertanian : - Tanaman Pangan - Perkebunan - Perikanan - Peternakan - Kehutanan 2 Penggalian 3 Industri 4 Listrik & PAM 5 Konstruksi 6 Perdagangan Angkutan & 7 Komunikasi Keuangan, 8 Persewaan dan Asuransi 9 Jasa-jasa 10 Pemerintahan 1 2 3 4 5 6 Purna Suka Tungg Sari Mur al Jaya ya Bumi 7 8 9 Juml ah

313 53 15 40 27 4 9 177 22

198 2 33 15 3 7 1 56 20

455 12 7 4 10 3 68 9

61 49 198 10 67 13 3 9 64 9 13 116 138

259 2 38 5 6 9 1 37 15

288 20 2 3 3 8 25 23

62 24 15 7 29 16 2 7 21 13

25 4 2 38 17 6 9 28 12

369 8 12 1 5 17 19

2.259 152 228 188 182 0 29 3 38 128 14 13 545 271

Sumber : Diolah dari Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009

4).

Kondisi Pertanian Kecamatan Talisayan dilihat dari luas wilayahnya masih mempunyai potensi pertanian cukup luas. Dari luas total wilayah Kecamatan Talisayan 341.693,00 Ha. hanya 10.424,38 Ha. yang dimanfaatkan (1.269,63 ha untuk produksi tanaman pangan dan 9.154,75 Ha. untuk produksi tanaman non pangan). Sementara itu 331.286,62 Ha. (96,95 % luas wilayah) belum termanfaatkan dengan baik.

Bab III - 7

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan Tabel 3.5. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa
Padi Sawah Produk Luas si (ha) (ton) 1 134,5 8 58,25 20,17 213,0 0 525,47 250,28 77,25 853,0 0 Padi Ladang Produks Luas i (ha) (ton) 2 105,2 2 224,3 6 224,7 6 178,5 5 46,42 50,17 112,2 2 57,22 10,71 1.009 ,63 195,75 412,62 390,15 320,47 83,32 90,41 202,26 103,56 19,46 1.818, 00 Jagung Luas (Ha) 3 2,50 3,19 9,44 2,08 3,00 8,96 13,44 4,39 5,53 6,97 20,84 4,56 6,58 19,79 29,44 9,96 103, 67 Prod. (Ton)

Desa

1. Campur Sari 2. Bumi Jaya 3. Tunggal Bumi 4. Dumaring 5. Suka Muria 6. Purna Sari Jaya 7. Sumber Mulia 8. Eka Sapta 9. Talisayan

Jumlah

47,00

Sumber : Kecamatan Talisayan Dalam Angka, 2009 Catatan :


Rata-rata hasil produksi padi sawah Rata-rata hasil produksi padi ladang Rata-rata hasil produksi jagung 4,00 1,80 2,21 ton/ha ton/ha ton/ha

Dengan asumsi ideal rata-rata panen 7 ton/ha (gabah kering), maka dari tabel di atas dapat dicermati bahwa, produksi tanaman pangan (padi sawah) yang dihasilkan masyarakat petani di Kecamatan Talisayan tidak cukup memadai. Untuk mencapai tingkat panen yang ideal, diperlukan treatment tertentu dan pembinaan yang konitinu. b. Kecamatan Sambaliung Laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah biasanya mempunyai korelasi terhadap masalah sosial, artinya semakin tinggi laju

Bab III - 8

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

pertumbuhan penduduk, maka masalah sosial di daerah itu akan semakin kompleks. Pada bagian ini sajikan keadaan sosial yang ada di Kecamatan Sambaliung, yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan sosial. 1). Aksesibilitas Kecamatan Sambaliung beribukota di Desa Sambaliung. Untuk mencapai lokasi Desa Sambaliung yang berjarak 45 Km dari kota Tanjung Redeb dapat ditempuh melalui jalur darat, dengan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Tabel 3.6. Orbitasi Desa Sambaliung
No. Orbitasi dan Jarak tempuh Ke Ibukota Kecamatan Sambaliung Ke Ibukota Kabupaten )tamadya Ke Ibukota Propinsi (dari Tj. Redeb) Keterangan

1.

Transportasi darat + 1 jam

2.

Transportasi darat + 1 jam

Transportasi udara ke Samarinda


3. + 45 menit

Transportasi darat ke Samarinda


+ 17 jam

2).

Laju Pertumbuhan Penduduk Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, khususnya di bidang sosial dan ekonomi. Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini.

Bab III - 9

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Sambaliung rata-rata dalam 5 (lima) tahun 0,99 % / tahun. Angka laju pertumbuhan penduduk tersebut relatif rendah. Adanya petumbuhan penduduk minus (2009 dan 2010), dikarenakan adanya beberapa transmigran yang kembali ke daerah asalnya atau migrasi ke daerah lain.
Tabel 3.7. Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Sambaliung Dari Tahun 2005 - 2010

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata

Jumlah Penduduk 24.227 24.331 24.435 24.539 24.396 24.080

Laju Pertumbuhan 6,520 0,429 0,427 0,426 -0,583 -1,295 0,99

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, 2009 & Data Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Data Sensus Penduduk Kabupaten Berau, 2010

Seiring dengan semakin padatnya jumlah penduduk yang ada, jumlah keluarga yang tinggal di Kecamatan Sambaliung sebesar 5.215 keluarga. Sebagian besar keluarga ini tinggal di Desa

Bab III - 10

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Sungai Nyamuk, sekitar 34,52%, kemudian 27,02% diantaranya tinggal di Desa Pancang sedangkan sisanya tersebar di Desa Tanjung Aru dan Tanjung Karang sebanyak 22,34% dan 16,12%. 3). Tenaga Kerja Proporsi pekerja menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian suatu wilayah dalam menyerap tenaga kerja. Selain itu, indikator tersebut juga mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja. Dua sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perkebunan dan perdagangan. Jumlah jam kerja dapat digunakan sebagai ukuran produktivitas pekerja. Berdasarkan jam kerjanya, 81.87 % pekerja dapat digolongkan sebagai pekerja produktif karena memiliki jam kerja lebih dari 35 jam dalam seminggu. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) adalah bagian dari penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panenan atau cuti. Di samping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. (Sensus Penduduk 2000, hal : xxi). Sementara itu, penduduk yang bekerja atau mempunyai pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus. (Sensus Penduduk 2000, hal : xxi). Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu. Cara menghitung APAK dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam

Bab III - 11

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja. a). Tenaga Produktif Keadaan/gambaran mengenai tenaga produktif di daerah Survey dan sekitarnya, dapat diprediksi dengan uji Fourty Percent Test.
40 % Test = Banyaknya Penduduk Anak anak 100 % Jumlah Penduduk

Bab III - 12

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.8. Gambaran 40 % Test di Daerah Survey No. Lokasi Anak-anak 0 - 15 tahun (jiwa) 6.782 Jumlah Penduduk (jiwa) 24.396 40 Test (%) 0,278

Kecamatan Sambaliung

Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009

Dari Tabel 3.8. terlihat bahwa secara umum variasi dari nilai 40 % Test tersebut di wilayah survey adalah tergolong relatif tidak terlalu menyolok. Dengan nilai tersebut menunjukkan struktur umur penduduk di daerah survey khususnya (Kecamatan Sambaliung) adalah usia muda. Walaupun demikian nilai 40 % Test tersebut secara langsung akan mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja pada waktu yang akan datang. Hal ini dapat ditunjukkan apabila nilai 40 % test tersebut kurang dari 40 %, maka secara langsung dapat dikatakan daerah tersebut cenderung memiliki ketersediaan tenaga kerja yang memadai. b). Dependency Ratio Gambaran mengenai berapa jumlah penduduk usia kerja harus menanggung beban penduduk bukan usia kerja, dapat diprediksi menggunakan angka dependency ratio.
Dependency Ratio = Penduduk Umur Jumlah ( 15 tahun + 56 tahun) Usia Kerja 100 %

Penduduk

Hasil perhitungan mengenai ukuran Dependency Ratio wilayah survey, yang ditunjukkan dengan keadaankeadaan Dependency Ratio pada kelurahan yang merupakan lokasi survey dan dengan menggunakan data pada Tabel 3.8. adalah :
Dependency Ratio = 4.622 + 195 16 .118 100 % = 0,299

Dengan menggunakan ukuran dependency ratio, dikatakan bahwa tenaga produktif di desa-desa tergolong cukup
Bab III - 13

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

berat. Berdasarkan model tersebut terlihat bahwa setiap 100 orang penduduk usia kerja harus menanggung beban sekitar + 30 orang penduduk bukan usia kerja produktif. Dengan kata lain, artinya setiap satu orang tenaga kerja di daerah ini, harus menanggung beban masing-masing 0,299 penduduk bukan tenaga produktif. 4). Fasilitas dan Aktivitas Sosial Laju pertumbuhan penduduk di suatu wilayah biasanya mempunyai korelasi terhadap masalah sosial, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk, maka masalah sosial di daerah itu akan semakin kompleks. Pada bagian ini sajikan keadaan sosial yang ada di Kecamatan Sambaliung, yang meliputi Pendidikan, Kesehatan, Agama, keadaan sosial dan kriminalitas. a). Pendidikan Pada tahun 2009 sarana pendidikan yang tercatat di Kecamatan Sambaliung terdiri dari 17 Taman Kanakkanak, 30 Sekolah Dasar / sederajad, 6 SLTP / sederajad, dan 2 SMU / sederajad. Salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah tersedianya tenaga pengajar yang memadai untuk setiap jenjang pendidikan. Rasio murid-guru merupakan salah satu indikator yang menggambarkan beban kerja seorang guru terhadap muridnya. Rasio ini juga mencerminkan mutu pendidikan di kelas, karena semakin besar angka ini berarti beban kerja seorang guru semakin berat. Berdasarkan tingkat pendidikan, maka sebagian besar penduduk Kecamatan Sambaliung pernah mengenyam pendidikan, dalam arti tingkat buta huruf relative kecil hanya 283 orang diantara 20.814 jiwa penduduk atau sebesar 1,36 %. Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Sambaliung 5.323 orang yang tamat SLTP - S1, sementara yang tidak lulus SD adalah 509 orang serta yang lulus SD / sederajat 8.734 orang. Perbandingan jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan SLTP / sederajat ke atas dan yang hanya mengenyam pendidikan SD / sederajat adalah 1 : 17

Bab III - 14

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

yang berarti Kecamatan Sambaliung pendidikannya masih relatif rendah. Tabel 3.9. Tabulasi Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Sambaliung
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9. 10. Tingkat Pendidikan Belum sekolah Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah Tidak tamat SD Tamat SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat D1 D2 D3 S-1 Jumlah 1.618 283 509 9.670 5.323 3.241 16 15 61 78 20.814

tingkat

Prosentase (%) 7,77 1,36 2,45 46,46 25,57 15,57 0,08 0,07 0,29 0,37 100,00

Jumlah Sumber : Diolah dari berbagai sumber

b).

Agama Masyarakat Kecamatan Sambaliung cukup agamis. Kehidupan keagamaan masing-masing pemeluk agama cukup harmonis dan tidak pernah terjadi gesekan yang dilatarbelakangi perbedaan agama. Mayoritas masyarakat Kecamatan Sambaliung beragama Islam (96,80 %), sedangkan pemeluk Agama Kristen sebanyak 1,58 % dan pemeluk agama lain 0,03 %. Sumber : Diolah dari Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009 Kesehatan Masyarakat (1). Air Bersih Penyediaan air bersih dan layak digunakan untuk keperluan sehari-hari dipenuhi dengan tersedianya intake Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang beroperasi di Kecamatan Sambaliung. Dari data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009,

c).

Bab III - 15

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

banyaknya rumah tangga yang sudah menggunakan air PDAM sebanyak 1.296 KK atau 21,28 %. Sedangkan sisanya 4.693 KK masing menggunakan air sumur, air sungai dan air hujan. Berdasarkan data resmi PDAM Kabupaten Berau 2011, dari intake Sambaliung saat ini mampu memproduksi air baku sebanyak 80 lt / dt. Dengan asumsi tersebut, seharusnya seluruh rumah tangga / kk dapat terpenuhi dengan air baku PDAM. Berikut disajikan data keadaan rumah tangga menurut sumber Air Minum di dirinci per desa.
Tabel 3.10. Keadaan Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Di Dirinci Per Desa
No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Desa Long Lanuk Tumbit Dayak Inaran Pegat Bukur Rantau Panjang Sambaliung Bebanir Gurimbang Tanjung Perangat Sukan Tengah Suaran Pesayan Pilanjau Bena Baru UPT Sukan Tengah III UPT Sukan Tengah IV Jumlah Leding 0 0 0 0 0 315 309 0 0 0 0 182 463 0 0 0 1.269 Pompa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumur 0 59 0 32 0 297 132 242 128 45 70 43 59 57 105 50 1.319 Sungai 147 201 94 435 80 767 147 274 37 70 290 276 82 72 104 25 3.101 Lainnya 6 12 4 18 4 75 36 9 7 33 17 20 14 6 9 3 273

Sumber : Data diolah dari berbagai sumber

(2). Kondisi Kesehatan Masyarakat Kesadaran masyarakat Kecamatan Sambaliung untuk berobat ke Dokter / Mantri / Puskesmas / Pusban sudah cukup baik. Hal ini disebabkan adanya pembinaan lingkungan tentang kesehatan yang dilaksanakan secara rutin melalui kegiatan-kegiatan ;

Bab III - 16

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Pembinaan Kesehatan Keluarga, Pembinaan KB, Posyandu, UKS, Pembinaan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut / UKGM, dll. Berikut di sajikan daftar 10 (sepuluh) penyakit yang diderita masyarakat Kecamatan Sambaliung dari Juni 2010 - Mei 2011.
Tabel 3.11. Daftar 10 (Sepuluh) Penyakit Yang Diderita Masyarakat Kecamatan Sambaliung (Periode Juni 2010 - Mei 2011) No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1 0. Nama Penyakit Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas Diare Tukak Lambung Malaria Klinis Penyakit Sistem Otot & Jaringan Pengikat Penyakit Kulit/Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Atas Infeksi Penyakit Usus/Disentri Penyakit Kulit Alergi Penyakit Kulit Jamur Penyakit Kulit Infeksi Jumlah Pender ita 257 124 90 76 71 66 72 41 37 34 Prosent ase (%) 29,61 14,29 10,37 8,76 8,18 7,60 8,29 4,72 4,26 3,92

Total

868

100,00

Sumber : Data Puskesmas Induk Sambaling, 2011

Bab III - 17

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

d).

Sarana Transportasi Kendaraan angkutan umum yang beroprasi di Kecamatan Sambaliung terdiri dari mobil penumpang umum, dan mobil barang. Sementara itu sarana transportasi yang berupa jalan masih relatif kurang memadai. Bedasarkan data Kabupaten Berau 2009 dan Kecamatan Sambaliung Dalam Angka 2009, sejak tahun 2005 - 2009 penambahannya sangat minim sekali. Demikian halnya dengan status kelas jalan yang ada masih didominasi oleh jalan dengan jalan tanah (TT). Berikut disajikan panjang dan status jalan yang ada di Kecamatan Sambaliung.

e).

Sarana Prasarana Perhubungan dan Komunikasi Sarana perhubungan di suatu wilayah merupakan kebutuhan pokok suatu daerah dan merupakan suatu tanda majunya suatu daerah. Dengan tersedianya saran perhubungan yang memadai terutama sarana jalan dan angkutan kendaraan akan memudahkan masyarakat dalam berusaha dan berinteraksi dengan masyarakat daerah lain. Sementara untuk komunikasi dengan telepon seluler (handphone), di Kecamatan Sambaliung sudah sangat baik. Operator seluler yang beroperasi di Kecamatan Sambaliung adalah Telkomsel dan Indosat.

f).

Listrik PLN Cabang Berau memiliki 2 dua pembangkit, yaitu PLN Berau (tenaga diesel) dengan kapasitas 2 MW dan PLTU Lati (batu bara) dengan kapasitas 5 MW serta 10 Unit Layanan Distribusi (ULD). Kurangnya daya listrik di Kabupaten Berau pada umumnya mengakibatkan banyaknya rumah tangga yang belum terlayani aliran listrik. Sementara rumah tangga yang sudah dialiri listrik juga mengalami pemadaman secara bergilir. Berikut disajikan keadaan rumah tangga

Bab III - 18

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

menurut jenis penerangan yang digunakan masyarakat Kecamatan Sambaliung dirinci per desa.
Tabel 3.12. Keadaan Rumah Tangga Menurut Jenis Penerangan Yang Digunakan Dirinci Per Desa
No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Listrik Desa PLN 0 76 0 0 0 719 252 487 142 46 0 0 0 0 0 0 1.722 Non PLN 27 112 94 456 28 61 12 29 23 32 357 490 558 101 60 50 2.490 Surya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Minyak Tanah Pertroma Templok k 34 20 0 0 26 150 109 0 0 0 0 0 21 0 65 10 435 86 30 0 0 26 221 153 0 0 0 0 0 25 0 50 10 601 Lainnya

Long Lanuk Tumbit Dayak Inaran Pegat Bukur Rantau Panjang Sambaliung Bebanir Gurimbang Tanjung Perangat Sukan Tengah Suaran Pesayan Pilanjau Bena Baru UPT Sukan Tengah III UPT Sukan Tengah IV Jumlah

0 22 0 11 0 228 62 0 0 70 3 11 0 28 34 5 474

Sumber : Data Kecamatan Sambaliung Dalam Angka, 2009 & Website Resmi PLN Berau 2011.

c.

Kecamatan Biatan 1). Kondisi Kependudukan Kecamatan Biatan dengan luas wilayah keseluruhan 1.432,04 Km. berpenduduk 4.558 jiwa terdiri atas 2.521 laki-laki dan 2.037 perempuan. Penduduk Kecamatan Biatan terdiri dari 1.035 rumah tangga, dengan kepadatan penduduk 3,18 penduduk / km2. Penduduk Kecamatan Biatan terdiri dari berbagai suku. Dengan demikian kultur / budaya penduduknya sangat heterogen. Hal ini terjadi karena mayoritas penduduk Kecamatan Biatan adalah transmigran. Dengan demikian tidak terdapat budaya yang mendominir terhadap budaya yang lain. Sumber : Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009.

Bab III - 19

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan Tabel 3.13. Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Biatan Dalam 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir
Tahun 1 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Lakilaki 2 2.509 2.513 2.517 2.521 Perempuan 3 2.019 2.025 2.031 2.037 Jumlah 4 4.528 4.538 4.548 4.558 Rasio Jenis Kelamin 5 124,27 124,10 123,93 123,76 Pertumbuhan 6 0,22 0,22 0,22 0,22

Rata-rata Petumbuhan penduduk dalam 10 Tahun Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Keadaan tabel 3.13. tersebut, dikarenakan Kecamatan Biatan baru di mekarkan pada Tahun 2005 dari Kecamatan Tabalar dan Kecamatan Talisayan. Dengan demikian pertumbuhan penduduk sebelum tahun 2005 tidak dapat dihitung.
Tabel 3.14. Struktur Umur Penduduk Kecamatan Biatan
Kelompok Umur 0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 -3 9 40 - 44 45 - 49 50 -54 55 - 59 Lakilaki (Jiwa) 317 304 267 265 253 218 219 196 145 107 83 47 Prosentase (%) 12,57 12,06 10,59 10,51 10,04 8,65 8,69 7,77 5,75 4,24 3,29 1,86 Perempua n (Jiwa) 239 223 189 214 229 255 184 174 98 71 50 30 Prosentase (%) 11,73 10,95 9,28 10,51 11,24 12,52 9,03 8,54 4,81 3,49 2,45 1,47 Jumlah (Jiwa) 556 527 456 479 482 473 403 370 243 178 133 77

Bab III - 20

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan


60 - 64 65 + 49 51 1,94 2,02 23 58 1,13 2,85 72 109

Jumlah 2.521 2.037 4.558 Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

2).

Kondisi Sosial Sarana dan prasarana sosial di Kecamatan Biatan kurang memadai. Kondisi jalan dari Tanjung Redeb menuju Kecamatan Biatan dan menuju job site yang dilalui cukup memprihatinkan. Sepanjang jalan tedapat lubang-lubang yang membahayakan terutama pada saat hujan. Fasilitas penerangan untuk masyarakat Kecamatan Biatan masih sangat kurang memadai. Prosentase KK yang dapat menikmati penerangan listrik PLN baru 251 KK atau 24,25 %. Sementara sisanya 110 KK atau 10,63 % menggunakan listrik non PLN dan 674 KK atau 65,12 % masih menggunakan petromak atau teplok.

Bab III - 21

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Tabel 3.15. Fasilitas Penerangan di Kecamatan Biatan


Desa PLN 0 0 0 89 116 0 35 11 Listrik Non PLN 19 9 12 0 0 0 0 1 Minyak Tanah Surya 35 0 0 0 0 0 0 34 Pertromak 11 21 26 22 24 0 28 0 Templok 36 74 99 69 143 21 78 22 542

1. Biatan Bapinang 2. Biatan Baru 3. Bukit Makmur Jaya 4. Manunggal jaya 5. Biatan Lempake 6. Biatan Ulu 7. Karangan 8. Biatan Ilir

Jumlah 251 41 69 132 Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Demikian halnya dengan ketersedian air baku untuk masyarakat Kecamatan Biatan, masih sangat kecil (Hanya masyarakat di desa Biatan Lempake). Masyarakat di desa lain belum dapat menikmati aliran air dari PDAM. Sebagian besar yang lain untuk ketersediaan air baku masih mamakai air sungai atau sumur gali. Bahkan beberapa warga yang lain masih menggunakan air hujan sebagai air besih untuk minum dan memasak.
Tabel 3.16. Ketersediaan Air Baku di Kecamatan Biatan
Desa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Biatan Bapinang Biatan Baru Bukit Makmur Jaya Manunggal jaya Biatan Lempake Biatan Ulu Karangan Biatan Ilir Leding 242 Pompa Sumur 104 174 41 21 22 Sungai 101 125 68 Lainnya 137 Jumlah 101 104 137 174 283 21 147 68 1035

Jumlah 242 0 362 294 137 Sumber : Diolah dari Kabupaten Berau Dalam Angka, 2009 Dan Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2008

Bab III - 22

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Ketersediaan sarana pendidikan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai tentunya sangat diperlukan oleh suatu daerah dalam rangka upaya meningkatkan mutu sumberdaya manusianya. Suatu hal yang tentunya dilematis bagi suatu daerah yang baru berkembang, dimana dituntut adanya ketersediaan sumberdaya manusia yang tinggi mutunya, sementara sarana pendidikan di daerah tersebut masih relatif rendah kuantitas dan kualitasnya. Oleh karena itu ketersediaan sarana pendidikan dalam kuantitas dan kualitas yang baik dapat merupakan prasyarat untuk dapat meningkatkan akselerasi pembangunan. Gambaran secara umum mengenai fasilitas pendidikan yang ada daerah studi disajikan pada Tabel 3.17. Fasilitas pendidikan yang terdapat di daerah studi telah berkembang sesuai dengan perkembangan wilayah tersebut. Keberadaaan dan kelancaran fasilitas dan aktivitas pendidikan tentu sangat penting artinya bagi daerah yang baru berkembang.
Tabel 3.17. Banyaknya Sarana Pendidikan dan Murid Kecamatan Biatan No.
1 2 3 4 5 6 7 8

Desa
Biatan Bapinang Biatan Baru Bukit Makmur Jaya Manunggal Jaya Biatan Lempake Biatan Ulu Karangan Biatan Ilir Jumlah Sarana Pendidikan

Tingkat Pedidikan
TK 1 1 SD/MI 1 1 1 1 1 5 SLTP/MTs 1 1 SMU/MA -

Sumber : Diolah dari Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2009

Demikian halnya dengan sarana kesehatan di Kecamatan Biatan, kurang memadai. Kurangnya fasilitas kesehatan menjadikan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat tidak dapat berkembang dengan baik. Satu-satunya puskesmas induk hanya ada di desa Manunggal Jaya, sementara di desa lain hanya terdapat pusban dengan sarana dan prasarana yang terbatas.

Bab III - 23

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3).

Kondisi Ekonomi Kondisi perekonomian masyarakat Kecamatan Biatan secara umum tumbuh dan berkembang cukup baik. Berbagai fasilitas ekonomi (pasar, koperasi dan pertokoan) yang menyediakan keperluan sehari-hari telah cukup tersedia. Hanya saja untuk keperluan tertentu yang bersifat barang mewah, pembeliannya masih di ibu kota kabupaten (Tanjung Redeb). Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kecamatan Biatan adalah bertani. Dilihat dari jumlahnya, 74,31 % penduduk Kecamatan Biatan usia produktif bekerja, dengan 87,62 % diantaranya adalah bertani.

4).

Kondisi Pertanian Kecamatan Biatan dilihat dari luas wilayahnya masih mempunyai potensi pertanian cukup luas. Dari luas total wilayah Kecamatan Biatan 143.204,00 Ha. hanya 46.366,65 Ha. atau 32,38 % yang dimanfaatkan (1.687,00 ha atau 1,18 % untuk produksi tanaman pangan dan 44.679,65 Ha. untuk produksi tanaman non pangan). Sementara itu 96.837,35 Ha. (67,62 %) belum termanfaatkan dengan baik.

Tabel 3.18. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dirinci Per Desa
Padi Sawah Desa
Luas (ha) 1 Produksi (ton)

Padi Ladang
Luas (ha) 2 Produksi (ton)

Jagung
Luas (Ha) 3 Prod. (Ton)

1. Biatan Bapinang 2. Biatan Baru 3. Bukit Makmur Jaya 4. Manunggal jaya 5. Biatan Lempake 6. Biatan Ulu 7. Karangan 8. Biatan Ilir
Jumlah

79,99 103,01 183,00

271,02 348,98 620,00

77,07 382,88 519,63 82,89 135,52 49,04 131,68 65,29 1.444,0 0

193,24 852,89 1.309,43 219,73 344,50 130,01 349,09 173,11 3.572,00

4,00 20,10 23,80 4,60 3,90 3,60 60,00

50,14 29,66 34,18 6,12 6,78 6,12 133,00

Kecamatan Biatan Dalam Angka, 2009


Keterangan : Padi sawah Padi ladang Jagung 3,39 2,47 2,22 ton/ha ton/ha ton/ha

Bab III - 24

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

Dengan asumsi ideal rata-rata panen 7 ton/ha (gabah kering), maka dari tabel di atas dapat dicermati bahwa, produksi tanaman pangan (padi sawah) yang dihasilkan masyarakat petani di Kecamatan Biatan tidak cukup ideal. Untuk mencapai tingkat panen yang ideal, diperlukan treatment tertentu dan pembinaan yang konitinu.

Bab III - 25

Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah (400 Ha) di Kecamatan Sambaliung dan (Inception Report) Perluasan Areal Lahan Kering (200 Ha) di Kecamatan

Biatan dan Kecamatan Talisayan

3.1. Mengumpulkan data sekunder (studi terdahulu, data statistik, peta, curah hujan dan lain-lain).............................................................................................................................1 3.2. Identifikasi calon `petani dan calon lokasi (CPCL)....................................................2 3.2.1. Identifikasi Calon Petani / Kelompok Tani..............................................................2 3.2.2. Identifikasi Calon Lokasi.........................................................................................2 3.3. Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait .....................................................3 3.4. SURVEY PENDAHULUAN......................................................................................3 3.4.1. Identifikasi Permasalahan Pendahuluan...................................................................3 3.4.2. Kondisi Kependudukan, Sosial, Ekonomi dan Pertanian Wilayah Studi.................4 a. Kecamatan Talisayan......................................................................................................4 1). Kondisi Kependudukan.................................................................................................4 2). Kondisi Sosial ..............................................................................................................5 3). Kondisi Ekonomi..........................................................................................................6 4). Kondisi Pertanian..........................................................................................................7 b. Kecamatan Sambaliung..................................................................................................8 1). Aksesibilitas..................................................................................................................9 2). Laju Pertumbuhan Penduduk........................................................................................9 3). Tenaga Kerja...............................................................................................................11 4). Fasilitas dan Aktivitas Sosial......................................................................................14 c. Kecamatan Biatan.........................................................................................................19 1). Kondisi Kependudukan...............................................................................................19 2). Kondisi Sosial ............................................................................................................21 3). Kondisi Ekonomi........................................................................................................24 4). Kondisi Pertanian........................................................................................................24

TABEL

Bab III - 26

You might also like