You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Penulis sebagai guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering kali menghadapi berbagai kendala dalam menyampaikan materi pembelajaran, khususnya dalam memilih metode, apalagi mata pelajaran IPS di SMP merupakan mata pelajaran non eksakta yang disampaikan secara terpadu terdiri dari materi Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi yang dianggap materi pelajaran hapalan yang membosankan. Kekomplekan materi ini membutuhkan ekstra kerja keras agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran yang membosankan ini tentu akan terus berlangsung apabila para guru khususnya guru IPS hanya menggunakan metode yang konvensional saja, tidak melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajarannya. Apalagi kenyataan yang penulis hadapi saat ini minat siswa khususnya siswa kelas 9A terhadap mata pelajaran IPS masih kurang yang menyebabkan hasil belajarnyapun kurang memuaskan yaitu sekitar 67,57 % siswa belum mencapai KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal). Hasil belajar siswa kelas 9A ini sangat rendah dibandingkan dengan hasil belajar kelas-kelas yang lainnya dan jauh dari target pencapaian KKM yang sudah ditetapkan. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, penulis menganggap sangat perlu melakukan penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mencoba menggunakan metode pembelajaran koperatif atau Cooperative Learning yang sedang gencar disosialisasikan sebagai alternatif dan berharap dengan metode ini bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang akan dicoba adalah Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan hal itu maka itu penulis menuliskan judul dalam Penelitian ini adalah : Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 9A Pada Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 1 Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah masih rendahnya hasil belajar siswa kelas 9A pada mata pelajaran IPS di SMPN I Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan metode cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat ? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas Bandung Barat. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar dan dapat belajar. 2. Bagi penulis merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesional. 3. Bagi rekan guru IPS khususnya dan guru lainnya dapat dijadikan alternatif sebagai bahan acuan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw sebagai dan menambah variasi dalam melaksanakan pembelajaran. 4. Bagi Sekolah dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan. meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran IPS berikutnya sehingga dapat meningkatkan hasil 9A dalam mata pelajaran IPS dengan dengan menggunakan metode jigsaw di SMPN 1 Cipeundeuy Kabupaten 9A dalam mata pelajaran IPS tentang Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Merebut Irian Barat di SMPN 1

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Belajar Menurut R.Gagne seperti yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu: a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

dari instruksi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang tejadi akibat interaksi terus menerus dengan ligkungannya. 2. Pengertian Hasil Belajar Menurut W.J.S Purwadarminto ( 1987 :767 ) Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi atau hasil belajar adalah tingkat keberhasilan yang diperoleh seseorang dari kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktorfaktor yang yang mempengaruhinya, baik yang bersifat mendorong maupun yang

menghambat. Demikian pula dalam belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa itu adalah faktor intern dan faktor ekstern. (Ahmadi, 1998 : 72). Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern).
1. Metode Cooperative Learning Tipe JIGSAW

Pembelajaran Kooperatif JIGSAW merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan cara membentuk tim ahli. Dalam metode ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya, yaitu : a. Pembentukan kelompok siswa yang terdiri dari 4-6 orang . b. Setiap sebaiknya heterogen. anggota kelompok ditugaskan untuk

mempelajari materi tertentu


c. Setiap anggota kelompok yang mempelajari materi

yang sama bertemu dalam satu kelompok baru membentuk Tim Ahli. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan, dipelajari apabila menemukan masalah dibahas bersama. d. Setelah masing-masing perwakilan dalam tim ahli tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskannya, kemudian kembali masing-masing ke kelompok perwakilan tersebut atau masing-masing

kaelompok asalnya. e. Masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan kepada teman satu kelompoknya.sehingga teman dalam satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.

f. Siswa diberi tes/kuis untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat mamahami suatu materi atau belum. Dengan demikian melalui penyelenggaraan model Jigsaw dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikannya secara kelompok. Pada kegiatan ini ini keterlibatan guru dalam belajar mengajar semakin berkurang, dalam arti guru tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab serta siswa akan merasa senang berdiskusi tentang materi pelajaran dalam kelompoknya. Metode Jigsaw sangat cocok untuk mata pelajaran IPS karena dalam IPS banyak materi naratifnya, seperti yang dikemukakan oleh Isjoni (2010 : 58) model Jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama, jenis materi yang paling mudah digunakan untuk pendekatan ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam literatur, penelitian sosial membaca, dan ilmu pengetahuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri I Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 37 orang, yang terdiri dari 29 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan.
2.

Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan Standar Kompetensi : 6. Memahami usaha mempertahankan Republik Indonesia dan Kompetensi Dasar : 6.1. Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat.
3.

Waktu Penelitian minggu kedua bulan Februari

Penelitian dilakukan pada Semester Genap di dengan rincian sebagai berikut 4. Tempat Penelitian

hingga minggu kelima bulan Februari 2012. Dilaksanakan dengan 2 Siklus,

Penelitian dilakukan di SMP Negeri I Cipeundeuy , Jl. SMP Desa Cipeundeuy, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. 5. Saran yang diharapkan

Melalui penelitian ini diharapkan adanya perubahan dalam metode mengajar yang digunakan oleh guru, yaitu lebih inovatif, kreatif, dan variatif. Sehingga memberi dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa.
B.

Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

yaitu penelitian yang dilakukan di dalam kelas dengan pemberian tindakan dan bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran. C. Prosedur / Langkah-langkah Penelitian 1. a. b. c. 2. a. 1) a) Pra Penelitian : Membuat Surat Izin dari kepala sekolah untuk melaksanakan PTK, Menyusun Proposal Penelitian.(surat izin dan proposal terlampir)
Menyiapkan Kolaborator, berbincang dengan siswa bahwa akan dilakukan

penelitian.

Pelaksanaan Siklus I Perencanaan Siklus I direncanakan 2 kali pertemuan materi, dan 1 kali tes .
Waktu dan Materi Pelajaran pada Siklus I adalah sebagai

berikut : Pertemu an Ke-

Tanggal 1. 2.

Materi Pembelajaran Latar Belakang Masalah Perjuangan Perjuangan Dliplomasi Politik

Irian Barat 1
8 Februari 2012

Merebut Irian Barat 3. 4. Merebut Irian Barat Perjuangan Ekonomi

1. Latar Belakang Perjuangan Merebut Irian Barat 2. Perjuangan Diplomasi dengan Belanda 2 15 Februari 2012 3. Perjuangan Diplomasi di Forum PBB 4. Perjuangan Diplomasi di KAA. 5. Pembatalan Perjanjian 3 b) c) d) e) 2)
16 Februari 2012

KMB Tes Siklus I

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menyiapkan Lembar Observasi Menyiapkan Lembar Kerja Siswa Menyiapkan Buku Sumber

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada tahapan ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran, melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai RPP, mengisi lembar observasi, mengumpulkan dan menganalisis hasil tes. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus I dengan menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw melalui tahapan berikut :

Pertemuan I Kegiatan Awal : Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas Memeriksa kehadiran siswa Apersepsi Motivasi

Kegiatan Inti : Guru membagi kelas dalam 9 kelompok , setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru membagi kartu soal kepada seluruh siswa Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang isi KMB dan latar belakang perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat. Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang paerjuangan bangsa indonesia melalui diplomasi : diplomasi dengan Belanda, diplomasi di forum PBB, diplomasi di forum KAA. Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui konfrontasi politik : pembatalan perjanjian KMB, Pembentukan provinsi irian barat, pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan indonesia merebut irian barat melalui konfrontasi ekonomi : mogok buruh, nasionalisasi perusahaan Belanda, pelarangan pruduk Belanda, pemecatan warga negara Belanda yang bekerja di Indonesia. Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan Setelah Tim Ahli mendiskusikan masing pokok masing masalah siswa dan yang mendapatkan jawabannya,

tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya.secara bergiliran.

Kegiatan Akhir : Refleksi siswa : Guru dan menyimpulkan

materi yang dibahas

Informasi: Memberitahukan materi yang akan datang.

Pertemuan II Kegiatan Awal : Kegiatan Inti : Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2 kelompok terdiri dari 6 orang Guru membagi materi pembelajaran menjadi kartu soal / pokok masalah kepada seluruh siswa. Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang isi KMB dan latar belakang perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat. Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui diplomasi langsung dengan Belanda. Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan bangsa indonesia melalui diplomasi di forum PBB. Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan indonesia merebut irian barat melalui diplomasi di KAA. Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang perjuangan politik indonesia melalui pembatalan perjanjian KMB. Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan. Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas Memeriksa kehadiran siswa Apersepsi Motivasi

10

Setelah

Tim

Ahli

mendiskusikan masing

pokok masing

masalah siswa

dan yang

mendapatkan

jawabannya,

tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya secara bergiliran. Kegiatan Akhir : Refleksi siswa : Guru dan menyimpulkan

materi yang dibahas Informasi: Memberitahukan materi yang akan datang. 3) Pengamatan Siklus I : mengamati dan mencatat aktivitas siswa dalam

pembelajaran dan melakukan tes diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut : a) b) akhir c) d) Kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran Ketuntasan Belajar Klasikal Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran Aktivitas guru yang meliputi : kegiatan pendahuluan, keagiatan inti dan kegiatan

4)

Refleksi / Evaluasi Siklus I :

Pada tahapan ini dilakukan refleksi pembelajaran, mencatat kekurangan kekurangan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat melakukan tindak lanjut untuk dianalisis dan dijadikan sebagai acuan pada pembelajaran di siklus II. Pada kegiatan pembelajaran di siklus I masih terdapat kendala dan kekurangan khususnya pada siklus I pertemuan pertama, sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan secara efektif, diantaranya :

11

Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran Pada pertemuan pertama siswa masih kelihatan bingung dengan metode

jigsaw

Pembagian kelompok siswa terlalu banyak (9 kelompok) sehingga

terbentuk kelompok tim ahli yang anggotanya terlalu banyak, mengakibatkan diskusi tidak efektif. Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran seperti

mengerjakan tugas mata pelajaran lain, diam saja. Penentuan materi untuk dibahas tim ahli terlalu banyak sehingga tidak ada

kelompok tim ahli yang selesai merumuskan materi yang diberikan

Siswa tidak sempat presentasi Siswa tidak sempat menyimpulkan materi


Pembelajaran dianggap gagal dan pada pertemuan berikutnya harus ada revisi

materi yang diberikan.

b.
1) a)

Siklus II Perencanaan : Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II ini direncanakan 2 kali pertemuan

materi , dan 1 kali pertemuan untuk tes.

Rencana Materi Pelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus II :


Perte muan Ke-

Tanggal

Materi Pembelajaran

12

1. 2
20 2012 Februari

Pembentukan Pememutusan Gerakan

Provinsi Hubungan Pembebasan

Irian Barat Diplomatik dengan Belanda 1 3 Irian Barat 5. Perjuangan dengan Konfrontasi Ekonomi .
6. Perjuangan Trikora

1. Pembentukan Komando Mandala 2. Peristiwa Laut Aru 2


22 Februari 2012

3. Persetujuan New York 4. Penyerahan Kekuasaan kepada Indonesia 5. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Tes Siklus II

3 b) c) d) e) f)
g) 2)

27 Februari 2012

Menyusun instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Menyiapkan Lembar Observasi Menyiapkan Buku Sumber Menyusun Soal Tes Melaksanakan Tes Siklus II pada tanggal 27 Februari 2012. Pelaksanaan :

Pembelajaran (RPP)

Pada tahap ini dilakukan tindakan pelaksanaan program sesuai dengan langkahlangkah dalam RPP yang sudah mengalami perubahan dan perbaikan-perbaikan.

13

Kekurangan pada siklus I ditindaklanjuti pada tahap ini. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pertemuan I Kegiatan Awal :

Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas Memeriksa kehadiran siswa Apersepsi :

Masih ingatkah kalian perjuangan diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam merebut Irian Barat ? Motivasi : Tahukah kalian perjuangan apa saja yang dilakukan bangsa indonesia dalam merebut IrianBarat ? Memberitahukan Tujuan Pembelajaran yang harus dicapai

Kegiatan Inti : Berdasarkan pengalaman pada Siklus I : pembagian kelompok terlalu banyak, materi terlalu banyak sehingga siswa tidak selesai mendiskusikan soal yang ditentukan, pada kegiatan pertemuan II ini dilakukan perubahan dan memperempit materi dengan membagi menjadi sub-sub materi.

Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2 kelompok terdiri dari 6 orang Guru membagi materi menjadi sub-sub materi pembelajaran menjadi 5 kartu soal / pokok masalah kepada seluruh kelompok siswa.

Masing-masing kelompok mendapat 5 kartu soal dan setiap anggota mendapat 1 kartu soal yang berisi 1 sub materi.

14

Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli

Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada kelompok tim ahli Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang perjuangan mengembalikan Irian Barat melalui pembentukan provinsi baru Irian Barat

Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang perjuangan melalui pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda dalam upaya mengembalikan Irian Barat.

Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang perjuangan melalui gerakan pembebasan Irian Barat dalam upaya mengembalikan Irian Barat.

Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang perjuangan merebut Irian Barat melalui konfrontasi ekonomi. Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang perjuangan TRIKORA dalam merebut Irian Barat. Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya, masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya masing-masing secara bergiliran. Kegiatan Akhir : Refleksi : Guru dan

siswa menyimpulkan materi yang dibahas

15

Informas Memberitahukan materi datang. yang

i: akan

Pertemuan II Kegiatan Awal :


Memeriksa Kebersihan dan kelengkapan kelas Memeriksa kehadiran siswa

Apersepsi :

Masih ingatkah kalian bagaimana perjuangan secara politik, ekonomi, dan militer yang dilakukan Indonesia dalam merebut Irian Barat ?

Motivasi :

Bagaimana akhir dariperjuangan bangsa indonesia dalam merebut Irian Barat ? Memberitahukan Tujuan Pembelajaran yang harus dicapai

Kegiatan Inti :

Guru membagi kelas menjadi 7 kelompok , 5 kelompok terdiri dari 5 orang siswa. 2 kelompok terdiri dari 6 orang Guru membagi materi menjadi sub-sub materi pembelajaran menjadi 5 kartu soal / pokok masalah kepada seluruh kelompok siswa.

Masing-masing kelompok mendapat 5 kartu soal dan setiap anggota mendapat 1 kartu soal yang berisi 1 sub materi.

16

Siswa yang memiliki kartu soal dengan pokok masalah yang sama, berkumpul membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok tim ahli

Guru membagikan Lembar Kerja Siswa kepada kelompok tim ahli Kelompok Tim Ahli 1 membahas tentang perjuangan mengembalikan Irian Barat melalui pembentukan Komando Mandala

Kelompok Tim Ahli 2 membahas tentang peristiwa Laut Aru dalam upaya mengembalikan Irian Barat. Kelompok Tim Ahli 3 membahas tentang akhir perjuangan Indonesia melalui Persetujuan New York dalam upaya mengembalikan Irian Barat.

Kelompok Tim Ahli 4 membahas tentang penyerahan kekuasaan Irian Barat kepada Indonesia. Kelompok Tim Ahli 5 membahas tentang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Masing-masing tim ahli mendiskusikan permasalahan yang sudah diberikan Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok tim ahli Setelah Tim Ahli mendiskusikan pokok masalah dan mendapatkan jawabannya, masing masing siswa yang tergabung dalam tim ahli, kembali ke kelompok asal dan memparentasikan hasil diskusi kepada kelompoknya masing-masing secara bergiliran.

Perwakilan Kelompok mempresentasikan hasil diskusi tim ahli di depan kelas Guru memperjelas materi dan memberi penguatan.

17

Kegiatan Akhir : Refleksi : Guru dan

siswa menyimpulkan materi yang dibahas Informasi: Memberitahukan rencana evaluasi.

3)

Pengamatan Mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dan

melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Aspek yang diamati adalahsevagai berikut : a)

Aktivitas Siswa, yang meliputi : Cara Siswa membentuk tim ahli Cara Kelompok tim ahli merumuskan materi yang

diberikan masing b) Aktivitas Guru, yang meliputi : Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Kegiatan Siswa saat presentasi secara klasikal. Kegiatan siswa saat presentasi di dalam kelompok masing-

18

c) d)

Kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung Ketuntasan Belajar Klasikal melalui hasil tes

4)

Refleksi/ Evaluasi Siklus II Setelah melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran, peneliti

melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kekurangan- kekurangan dan berbagai kendala yang dihadapi, untuk dijadikan sebagai dasar pada saat pengambilan kesimpulan. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut : a) b) c) d) e) Penentuan materi sudah lebih spesifik Kelompok tim ahli jumlahnya sudah cukup Aktivitas positif siswa sudah meningkat Presentasi siswa sudah terarah Pengaturan tempat duduk dan posisi tim ahli masih belum kondusif.

Sehingga menyita waktu untuk kegiatan belajar. f) Masih ada siswa yang tidak ikut diskusi pada tim ahli dengan alasan tidak

kebagian buku sumber.

D.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :


1.

Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang

dilakukan. Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap subjek dan objek penelitian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran , yang dibantu oleh rekan sebagai observer atau kolaborator.

19

2.

Tes

adalah pengujian atas kemampuan siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa nilai / angka. Tes ini dilakukan setiap siklus berakhir. 3. Dokumentasi, yaitu bukti-bukti tertulis berupa catatan hasil kegiatan, naskah soal, hasil kegiatan siswa, hasil tes , foto-foto kegiatan. Teknik dokumentasi ini bertujuan untuk mendukung dan melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan ini. E.

Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah Deskriptif Persentase. Data yang diperoleh dianalisis dan hasilnya dipersentasekan. Adapun data yang dianalisis adalah data dari observasi dan data dari hasil tes.

20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes siswa kelas 9A sebelum tindakan menunjukan angka yang rendah, nilai terendah yaitu 50 sangatlah jauh dari target ketuntasan minimal pelajaran IPS yang mencapai angka 75. Setelah diadakan tindakan, pada Siklus I mengalami peningkatkan, nilai terendah mencapai angka 65 bahkan pada Siklus II berikutnya mengalami kenaikan, nilai terendah mencapai 70. Dengan kata lain mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hasil keseluruhan hasil tes siklus I dan siklus II terlihat pada tabel berikut Jumlah Siswa / Persentase Nilai Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 50 10 27,02 2 60 12 32,43 3 65 3 8,11 4 70 3 8,11 6 16,22 6 16,22 5 75 10 27,03 4 10,81 6 80 9 24,32 7 18.92 6 16,22 7 85 4 10,81 5 13,51 8 90 2 5,41 5 13,51 7 18,92 9 95 6 16,22 10 100 1 2,70 2 5,41 3 8,11 Rata2 nilai 65,67 79,46 84,19 No Ketuntasan Belajar Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM untuk mata pelajaran IPS di SMPN 1 Cipeundeuy sudah ditentukan sejak awal tahun pelajaran yaitu 75. Sebelum

21

tindakan, nilai ketuntasan belajar klasikal siswa kelas 9A hanya mencapai 32,43 % yaitu hanya 12 orang dari jumlah siswa 37 orang yang sudah mencapai nilai KKM. Setelah diadakan tindakan pada siklus I ternyata mengalami peningkatan yaitu mencapai 75,68 % yaitu sebanyak 28 orang sudah mencapai KKM. Bahkan pada siklus berikutnya Siklus II, mengalami peningkatan menjadi 83,78 % yaitu sebanyak 31 orang yang mencapai KKM. Ketuntasan Belajar secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut : Sebelum No 1 2 3 4 Pencapaian Nilai Dibawah KKM Ambang KKM Diatas KKM Mencapai KKM Tindakan Jml. Presen Siswa 25 12 12 % 67,57 32,43 32,43 Siklus I Jml. Siswa 9 10 18 28 Prosen % 24,32 27,03 48,65 75,68 Siklus II Jml Siswa 6 4 27 31 Prose n% 16,22 10,81 72,97 83,78

Kenyataan ini menunjukan hal yang positif, meskipun belum sesuai dengan target indikator keberhasilan ketuntasan belajar ideal yang harus mencapai 85 %, Namun sudah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi keberhasilan belajar siswa.

BAB V

22

SIMPULAN DAN SARAN


A.

SIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas tentang Penggunaan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa telah dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan, dapat penulis simpulkan bahwa Hasil Belajar Siswa Kelas 9A SMPN I Cipeundeuy pada Siklus I mengalami peningkatan, yang dibuktikan dengan perolehan nilai atau hasil tes siswa yang semakin menunjukkan kemajuan. Siswa yang berhasil mencapai nilai KKM , meningkat menjadi 28 orang atau 75,67 % atau terdapat peningkatan sebesar 31,67 % dari sebelumnya. Hasil Belajar Siswa Kelas 9A SMPN I Cipeundeuy pada Siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I yang dibuktikan dengan perolehan nilai atau hasil tes yang diperoleh siswa. Siswa yang berhasil mencapai nilai KKM meningkat menjadi 31 orang atau 83,78 % atau terdapat peningkatan sebesar 51,35 % dari sebelumnya. Ketuntasan Belajar secara Klasikal menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan, meskipun belum mencapai kriteria ideal yang menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran (85 %). Jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal meningkat menjadi 31 orang, yaitu sebesar 83,78 %. Penggunaan Metode Cooveratieve Learning Tipe Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 9A pada Mata Pelajaran IPS di SMPN I Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.
B.

SARAN

1.

Bagi

rekan guru yang akan menggunakan metode Jigsaw dalam

pembelajaran, agar :
a.

Menggunakan waktu seefektif mungkin dari setiap langkahnya.

23

b.

Membagi materi menjadi sub-sub materi sesuai dengan jumlah anggota

dalam kelompok. c.
2.

Membimbing dan mengawasi terus siswa saat pembelajaran. Bagi Sekolah agar menyediakan Sumber pembelajaran yang lebih lengkap

dan memadai.

24

25

You might also like