You are on page 1of 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK PENCERNAAN Anatomi dan fisiogi pencernaan

Oleh : Kelas : B Kelompok : 2

M. RASYID RIDHA SYIFA NUR AVICENNA YUDIS TIRA A.W. LUO NIASTO M SILVIA MARIFATUNNISA

200110110059 200110110078 200110110080 200110110086 200110110089

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana. Ukuran molekul yang kecil ini memungkinkan darah dan cairan getah bening mengangkut menuju sel-sel yang memerlukan.

Ada beberapa perbedaan saluran pencernaan antara ayam,kelinci dan domba.Perbedaan itu dilihat dari jumlah lambung,yaitu ayam yang merupakan salah satu hewan monogastrik (memilki satu lambung),sedangkan kelinci digolongkan pada kelompok hewan monogastrik herbivor (memiliki satu lambung yang dapat mencerna serat kasar),serta domba yang termasuk kedalam hewan poligastrik (memiliki banyak lambung).

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum pencernaan : Agar dapat mengetahui secara visual berbagai saluran pencernaan ternak serta gambaran umum dari proses fisiologisnya. Mengamati perbedaan saluran pencernaan pada monogastrik, monogastrik herbivor dan poligastrik

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak tentang darah ini diadakan pada : Hari/Tanggal Pukul Tempat : Selasa, 22 Mei 2012 : 09.45 12.00 WIB : Laboratorium fisiologi ternak dan biokimia, Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran.

II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan alat pencernaannya atau tipe lambung yang dimilikinya, hewan dibagi dalam dua kelompok yakni : hewan monogastrik dan hewan poligastrik. Hewan monogastrik adalah hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau lambung tunggal seringkali disebut hewan non-ruminansia. Sedangkan hewan poligastrik adalah hewan-hewan yang mempunyai lambung jamak atau banyak, yaitu mempunyai empat bagian lambung rumen, retikulum, omasum, dan abomasum disebut juga hewan ruminansia. Hewan monogastrik dapat pula dibedakan berdasarkan makanan utamanya, atau kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsinya, yaitu karnivora (hewan pemakan daging) contohnya anjing dan kucing ; hewan omnivora (hewan pemakan tumbuhan dan hewan) contohnya babi dan ayam ; dan hewan herbivora (hewan pemakan tumbuhan) contonya kuda dan kelinci.Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia. Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.

Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif. Kelinci dewasa menyerap protein (sampai 90%) di usus halus mereka, namun tergantung pada sumbernya. Protein dari alfalfa, sebagai contohnya, tidak dapat dicerna oleh kelinci. Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990) hal ini merupakan paradoks bagi hewan pemakan tumbuhan. Daya cerna yang lemah terhadap serat dan kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar (Sakaguchi 1992) Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikelpartikel dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung. Namun fungsi utama lambung sendiri sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus halus.Bagian penting dari pencernaan baru akan dimulai di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap, namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan disingkirkan.Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-sari makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus. Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut cecothropes atau cecal pills. Untungnya, proses ini lebih sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi yang lebih banyak. Meski terlihat sangat menjijikan, proses ini sangat penting bagi pencernaan kelinci dan menjaga agar kelinci tetap sehat!Sedangkan partikel-partikel besar dari serat yang tidak tercerna yang dibuang ke usus besar akan membentuk kotoran keras berbentuk bundar (fecal pills). Cecal pills berbentuk anggur dan sedikit basah karena terbentuk dari sisa-sisa makanan dan partikel serat kecil. Fecal

pills berbentuk bulat dan keras karena terbentuk dari serat kasar dan dibuang secara melingkar. Maka, ketika fecal pills ini terlihat lembek (apalagi berair) hal itu dapat berarti terdapat kondisi tidak normal dalam pencernaan kelinci.

III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan 1. Alat-alat oprasi 2. Kloroform, kapas, nampan oprasi 3. Aluran pencernaan poligastrik (domba), monogastrik (ayam), dan monogastrik herbivore (kelinci) 4. Alat tulis 3.2 Prosedur Kerja Pencernaan ayam 1. Ayam dibius dengan kapas berkloroform dengan hati-hati. 2. Setelah pingsan, menerlentangkan, mencabuti bulu daerah perut hingga dada dan tulang punggung. 3. Memisahkan kulit daerah perut dari otot bawahnya. 4. Membuka selaput perut didekat tulang costae (tulang rusuk) terakhir mengikuti arah tulang tersebut hingga tulang punggung. 5. Memotong bagian dada dari persendian scapulanya, sehingga bagian tersebut terpisah dari tubuh ayam. 6. Mempreparasi secara utuh mulai dai kepala sampai ke anus. Memperhatikan bahwa organ pankreas dan hati harus tetap menempel pada alat pencernaan tersebut. 7. Memperhatikan dan pelajari alat-alat pencernaan tersebut. 8. Menggambar alat pencernaan tersebut secara utuh mulai dari kepala hingga anus. 9. Memmbuat sayatan mulai dari ruang mulut hinga anus. 10. Memperhatikan bagian-bagian isi saluran pencernaan tersebut yang merupakan gambaran proses fisiologik yang terjadi. 11. Menggambar bagian-bagian dalam tersebut.

Pencernaan Hewan Ruminansia, poligastrik: Domba 1. Memperhatikan dalam keadaan utuh, saluran pencernaan ruminansia yang tersedia mulai dari mulut sampai anus beserta organ-organ pelengkapnya. 2. Menggambar saluran pencernaan tersebut secara lengkap dan utuh 3. Membuat sayatan dari mulut sampai anus. 4. Memperhatikan bahan-bahan makanan yang ada di dalam bagian-bagian saluran pencernaan. 5. Memperhatikan anatomi permukaan bagian dalam dan luar dari saluran pencernaan. 6. Menggambar bagian-bagian dalam hewan tersebut. Pencernaan monogastrik herbivore: kelinci 1. Membius kelinci dengan kapas berklororofon. 2. Setelah pingsan,menterlentangkan kelinci,mencabuti bulu daerah perut hingga dada dan tulang punggung. 3. Memisahkan kulit daerah perut dari otot bawahnya. 4. Membuka selaput perut didekat tulang costae (tulang rusuk),berakhir mengikuti arah tulang tersebut hingga tulang punggung. 5. Mempreparasi secara utuh mulai dari kepala sampai anus.Memperhatikan organ pankreas dan hati harus tetap menempel pada alat pencernaan tersebut. 6. Memperhatikan dan mempelajari alat-alat pencernaan tersebut. 7. Menggambar alat pencernaan tersebut secara utuh mulai dari kepala hingga anus. 8. Membuat sayatan mulai dari ruang mulut hingga anus. 9. Memperhatikan bagian-bagian isi saluran oencernaan tersebut yang merupakan gambaran proses fisiologi yang terjadi. 10. Mengambarkan bagian-bagian dalam tersebut.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN Hasil pengamatan Gambar asli

Sistem pencernaan ruminansia, poligastrik : domba

Hasil pengamatan

Gambar asli

sistem pencernaan monogastrik : ayam

Hasil pengamatan

Gambar asli

sistem pencernaan monogastrik herbivore : kelinci

4.2 PEMBAHASAN

Sistem digesti pada ternak dibagi menjadi dua macam yaitu monogastrik dan poligastrik. Monogastrik memiliki saluran pencernaan meliputi mulut, oesophagus, stomach, small intestinum, large intestinum, rektum dan anus. Sedangkan pada poligastrik perut dibagi menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum, dan abomasum, sehingga urutan saluran pencernannya menjadi mulut, oesophagus, rumen, reticulum, omasum, abomasum, small intestinum, large intestinum, rektum dan anus. Sistem saluran pencernaan terdiri atas saluran yang dilapisi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit luar, pada mulut dan anus. Empat lapisan yang menyusun dinding saluran pencernaan dari luar ke dalam adalah epitel squamous (di dalam bagian glandular dari perut serta kolon sederhana), lamina propria (termasuk mukosa dan sub mukosa muskularis), otot-otot (seran lintang esophagus, otot halus, pada bagian selainnya esofagus yang umumnya bagian dalam sirkuler juga bagian luar longitudinal), arah kaudal terhadap diafragma serta yang menutupi sebagian besar saluran pencernaan (suatu penutup serosa bagian luar yang disebut peritonium viseral). Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis. Sistem mekanis dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta redeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFH, CO 2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula saliva, pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan. Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system. Zat kimia dari hasilhasil sekresi kelenjar pencernaan memiliki peranan penting dalam sistem pencernaan manusia dan hewan monogastrik lainnya. Pencernaan makanan berupa serat tidak terlalu berarti dalam spesies ini. Unggas tidak memerlukan peranan mikroorganisme secara maksimal, karena makanan berupa serat sedikit dikonsumsi. Saluran pencernaan unggas sangat berbeda dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak didaerah mulut dan perut, unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki lidah yang kaku untuk menelan makanannya. Perut

unggas memiliki keistimewaan yaitu terjadi pencernaan mekanik dengan batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas di gizzard. Hewan berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen) yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta, llama). Sistem pencernaannya disebut pollygastric system. Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan (oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum, dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung sapi sangat besar, yakni dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi pembusukan dan peragian. Pada hewan lambung tunggal (kelinci) organ saluran pencernaanya terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, lambung (gastrum), usus halus (intestineum tenue), yang terdiri dari doedenum, jejenum, ileum, usus besar (intestinum crasum), yang terdiri dari kolon, sekum, dan rektum kemudian berakhir pada anus.

4.2.1

Pencernaan pada domba Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki empat

buah kantung lambung yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Proses pencernaan ruminansaia yaitu pencernaan secara mekanisme dimulut dengan bantuan saliva (air lidah), pencernaan fermentatif didalam rumen dengan bantuan mikroba rumen, dan pencernaan enzimatis pasca rumen (hidrolitik). Pencernaan mekanik merupakan pencernaan mengubah pakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau sederhana. Pencernaan mekanik dilakukan dimulut dengan bantuan gigi. Dalam pencernaan mekanik ada beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: (1) Prehension yaitu proses pengambilan pakan, misalnya ternak sapi menggunakan bantuan lidah; (2) Mastikasi yaitu proses pengunyahan pakan, dengan tujuan untuk memperkecil volume pakan; (3) Salivasi yaitu proses membasahi pakan dengan saliva; dan (4) Deglutisi yaitu proses penelanan pakan. Ternak sapi merupakan ternak memamah biak, pakan yang telah dimakan akibat dari gerakan bolus pakan maka pakan dimuntahkan kembali kemulut untuk dilakukan remastikasi, resalivasi dan redeglutisi. Pencernaan fermentatif

merupakan pencernaan yang menghasilkan produk yang jauh berbeda dengan senyawa asal. Pencernaan ini membutuhkan bantuan atau peran dari mikroba. Contohnya adalah protein setelah mengalami fermentasi berubah menjadi amonia. Pencernaan hidrolitik

merupakan pencernaan untuk menguraikan senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pencernaan ini umumnya dibantu oleh peran enzim. Contohnya adalah protein dirubah menjadi asam amino dan lemak dirubah menjadi gliserol dan asam lemak. Pakan ternak ruminansia khususnya hijauan mengandung serat kasar yang tinggi. Contohnya pada rumput gajah, kandungan ligninnya tinggi, akan tetapi mempunyai kandungan sellulosa dan hemiselulosa yang dapat dicerna oleh ternak sapi menjadi energi. Hasil proses fermentasi selulosa akan menghasilkan Acetat (C2), Propionat (C3), Butirat (C4), H2, CO2 dan Methan (CH4). Sedangkan hemiselulosa juga akan menghasilkan acetat, propionate, butirat, CO2, format dan H2. Methan merupakan zat yang harus dibuang dari tubuh lewat eruktasi. Degradasi selulosa dipengaruhi oleh kandungan lignin dan silika dalam hijauan, lama digesta isi rumen dan berkembang serta tumbuhnya mikroba rumen. Ternak ruminansia membutuhkan serat kasar, jika kebutuhan serat kasar pada ternak ruminansia tidak tercukupi maka akan mengakibatkan: (1) Konsumsi pakan menjadi menurun; (2) Terjadi pergeseran abomasum atau displaced abomasum; (3) Rumen mengalami luka; dan (4) Turunnya kadar lemak susu pada ternak sapi perah. Nutrien dalam tubuh ternak ruminansia yang berperan penting bagi kelangsungan hidup ternak ruminansia adalah karbohidrat, protein dan lemak. Nutrien mengalami

metabolisme didalam rumen dan terjadi pada mikroba rumen. Sedangkan metabolisme pada jaringan dan organ berfungsi untuk menghasilkan produk ternak seperti daging dan susu.

Bentuk pakan
a. Rumen : Berbentuk serat-serat kasar, disini juga terjadi proses fermentasi untuk mencernakan selulosa dengan bantuan bakteri selulotik b. Retikulum : Bentuk pakan sudah mulai lembek, karena sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen c. Omasum : Pakan sudah lembut seperti bubur dan terbentuk gelembunggelembung gas pada pakan d. Abomasum : Berbentuk bubur karena disini makanan dicerna secara mekanik dan kimiawi e. Usus Halus : Bentuk pakan sudah lembut, dan nutrisi siap diserap oleh pemb. darah

f. Usus Besar g. Anus

: Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air : Pakan keluar menjadi feses

4.2.2

Pencernaan unggas Sistem pencernaan unggas berfungsi mencerna dan mengabsorpsi zat-zat

makanan serta mengeluarkan sisanya yang tidak melalui anus, tetapi melalui kloaka. Urutan organ pencernaannya yaitu mulai dari rostrum, esophagus, tembolok, ventrikulus proventrikulus, intestinum, dan cloaca. Panjang alat pencernaan pada ayam sekitar 245 255 cm, tergantung pada umur dan jenis unggas. Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam : 1. Pencernaan secara mekanik (fisik); Unggas tidak bergigi dan sebagai-gantinya maka makanan yang besar atau yang keras digiling di dalam perut pengunyah. Di situ makanan dipecah menjadi partikel-partikel kecil Pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung. 2. Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan oleh enzim pencernaan yang dihasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat. 3.Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek: digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus

(empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan ceca; absorpsi yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus); Penyerapan zat-zat makanan sebagian besar terjadi di dalam usus halus (duodenum) karena permukaan dinding usus ini diperluas oleh adanya lipatanlipatan dan villi, zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna, tidak banyak bermanfaat bagi unggas karena mikroorganisme (bakteri) yang seharusnya

membantu pemecahan bahan-bahan makanan tidak mempunyai tempat khusus, dalam sistem pencernaan unggas. Hal ini sangat berbeda dengan ruminansia. Air sebagai zat makanan yang berada di dalam bahan makanan tersisa, diserap kembali oleh dinding usus besar dan dimanfaatkan kembali oleh tubuh unggas. metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya. Organ asesoris pada ayam terdiri atas dua bagian, yakni hati yang menghasilkan getah empedu dan pankreas Bentuk pakan a.Tembolok : Pakan hanya disimpan bentuknya berupa pakan kasar yang belum dicerna secara mekanis b.Proventriculus : Pakan dicerna secara mekanis, sehingga menjadi bolus, dan terdapat kerikil dan sejenis rumputan di dalamnya untuk membantu pencernaan secara mekanik c.Ventriculus : Berbentuk kimus/seperti bubur karena diventrikulus dicerna secara

mekanik dan kimiawi d.Usus halus : Sudah halus dan sudah siap diserap oleh pemb.darah di usus halus

4.2.3 Penceranaan Kelinci Kelinci termasuk pseudoruminant yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar dengan baik. Kelinci memfermentasikan pakan di coecum yang kurang lebih 50% dari seluruh kapasitas saluran pencernaannya. Sistem pencernaan kelinci merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan coecum dan usus yang besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kelinci mempunyai sifat coprophagy yaitu memakan feses yang sudah dikeluarkan. Feses ini berwarna hijau muda dan lembek. Hal ini terjadi karena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga memungkinkan kelinci untuk memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah atau yaitu mengkonversi protein asal

hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah selulose/serat menjadi energi yang berguna. Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi bertujuan untuk memecah pakan agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mencampurnya dengan saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi maltosa agar mudah ditelan. Oesophagus merupakan lanjutan dari pharing dan masuk ke dalam cavum abdominale dan bermuara pada bagian ventriculus.Lambung kelinci disebut juga ventrikulus yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus). Ventrikulus berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya proses pencernaan dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari air, garam anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk efisiensi absorbsi vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai dengan macam makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N atau ber-pH lebih kurang dari 2. Usus halus Terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini bersifat basa. Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui ductus pancreaticus. Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan illeum di sebelah caudal ventriculus dan berfungsi sebagai tempat absorbsi makanan.Caecum Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam coecum makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat Intestinum crassum Colon berjalan ke arah caudal diagonal menyilang coecum. Di sini terdapat ascenden dan colon transverasum, colon descenden dan colon sigmoideum yang belum jelas. Rectum merupakan kelanjutan dari colon dan membentuk feses. Rektum berakhir sebagai anus. Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme, garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus. Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna semua makanan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah, karenanya permen dan kuekue manis dapat membuat kelinci menjadi sangat sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus kelinci akan menumpuk di cecum, dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun yang menyebabkan banyak penyakit pada kelinci. Daya cerna yang lemah terhadap serat dan kecepatan

pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar. Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikelpartikel dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung. Bentuk Pakan a. Ventriculus : Berbentuk bubur karena diventrikulus dicerna secara mekanik dan kimiawi b. Usus Halus : Bentuk pakan sudah lembut, dan nutrisi siap diserap oleh pemb. darah c. Usus Besar : Bentuk pakan agak padat karena disini mengalami absorpsi air d. Caecum : Bentuk makanan seperti bola-bola kecil, dan disinilah termpat terjadinya proses fermentasi. Dengan tujuan untuk mencernakan selulosa yang dibantu oleh keberadaan bakteri selulotik disini

V KESIMPULAN
Pencernaan adalah proses lanjutan dari pengambilan pakan (feed intake) oleh hewan dan merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi mutu pakan secara biologis. Pencernaan juga dimaksudkan sebagai persiapan untuk proses penyerapan zat makanan yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh sel tubuh. Menurut tipe alat pencernaannya ternak digolongkan ke dalam monogastrik dan poligastrik. Monogastrik adalah hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat

pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system contohnya adalah unggas. Poligastrik adalah hewan berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang mempunyai rumen) yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan pseudo-ruminant (onta, llama). Sistem pencernaannya disebut pollygastric system. Sedangkan kelinci termasuk kedalam monogastrik herbivore yaitu monogastrik yang mampu mencerna selulosa.

DAFTAR PUSTAKA

prof.Dr.H. Soeharsono,M.Sc. 2011. fisiologi ternak . Widya padjdajaran. http://ditanyamengapa.blogspot.com/2011/04/status-faali.html Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta http://www.scribd.com/arisugawa89/d/15852803-laporan-praktikum-fisiologi-ternakstatus-faali-manusia http://tedbio.multiply.com/journal/item/19?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

You might also like