You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang diemban selama ini adalah Pengabdian pada Masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, maka Unhas selaku perguruan tinggi bersama beberapa perguruan tinggi lainnya menjadi pelopor dalam suatu bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat yang bernama Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat yang timbul akibat adanya dasar konsep akademis yang terkait dengan realitas kehidupan masyarakat, mengaplikasikan teori melalui pengalaman-pengalaman di lapangan dan mahasiswa dituntut pula untuk menjadi manusia yang siap dan percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan sesamanya.

Kegiatan KKN pada intinya tidak terlepas dari pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan mahasiswa mampu menjadi motivator di tengah masyarakat dalam membangun daerahnya. Keterlibatan mahasiswa yang terjun langsung dalam KKN tidak hanya bersifat fisik namun juga bersifat non fisik yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu yang dimiliki, mahasiswa diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Masyarakat yang cenderung menerapkan pola sederhana dalam setiap kehidupannya, dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah mereka dapat memberikan masukan tentang metode yang modern dan kompleks. Dengan metode yang lebih modern

diharapkan

pemberdayaan

potensi

dapat

memunculkan

kemandirian

lokal

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Universitas Hasanuddin sebagai institusi keilmuan telah menetapkan mahasiswa untuk melaksanakan kuliah kerja nyata di tengah-tengah masyarakat, dengan harapan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah sebagai wujud kepedulian dan partisipasi Universitas Hasanuddin dalam peningkatan pembangunan masyarakat. Dan untuk saat ini, KKN Gelombang 82 Periode Juni-Agustus Tahun 2012 salah satunya berlokasi di Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.

I.2 Tujuan KKN

KKN adalah program intrakurikuler dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun demikian, karena pelaksanaannya mengambil lokasi di masyarakat dan memerlukan keterlibatan masyarakat, maka realisasinya harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Karenanya KKN memiliki arah yang ganda, yaitu: memberikan pendidikan tidak hanya dalam kelas tetapi juga pendidikan pelengkap kepada mahasiswa untuk pengembangan diri dengan melakukan interaksi sosial kemayarakatan di luar kelas, dan membantu masyarakat serta pemerintah melancarkan kegiatan sosial kemasyarakatan dan kegiatan pembangunan di lokasi KKN.

Secara ringkas, ada 4 tujuan harus dicapai melalui pelaksanaan KKN, yaitu:

1. Memberi pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan pengalaman kerja nyata pembangunan 2. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya wawasan mahasiswa. 3. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan sendiri. 2

4. Mendekatkan Perguruan Tinggi kepada masyarakat

I.3 Sasaran KKN

Pada dasarnya KKN (Kuliah Kerja Nyata) mempunyai tiga kelompok sasaran, yaitu mahasiswa, masyarakat bersama Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi. Masing-masing akan memperoleh manfaat dari pelaksanaan KKN, sebagai berikut :

1. Mahasiswa.

a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan. b. Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah. c. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan sektor. d. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan sehingga terbentuk sikap dan rasacinta terhadap kemajuan masyarakatnya. e. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaan, merumuskan dan memecahkan masalah secara langsung, akan menumbuhkan sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan. IPTEKS secara interdisipliner atau antar

2. Masyarakat Bersama Pemerintah Daerah / Institusi a. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta IPTEKS dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.

b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan. c. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan. d. Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam melaksanakan program dan proyek pembangunan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Perguruan Tinggi

a. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pembangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang ada di Perguruan Tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan. b. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian. c. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi serta depertemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melaksanakan KKN. d. Melalui kegiatan mahasiswa, dapat menelaah dan merumuskan keadaan/kondisi nyata masyarakat yang berguna bagi pengembangan IPTEKS, serta dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEKS yang diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.

I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

KKN (Kuliah Kerja Nyata) dilaksanakan mulai tanggal 18 Juni 2012 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2012 di Kelurahan Botto Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.

BAB II

GAMBARAN UMUM POTENSI LOKASI

II.1 Gambaran Umum Kelurahan Botto Kelurahan Botto merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kabupaten Soppeng di mana kita ketahui bahwa Kabupaten Soppeng terkenal akan hewan khas daerahnya yaitu kelelawar. Kelurahan Botto memiliki 2 lingkungan yaitu Lingkungan Masewali dan Lingkugan Biccuin. Kelurahan Botto merupakan salah satu kelurahan yang terletak di bagian kota di Kabupaten Soppeng dengan batas-batas yaitu sebelah barat dengan Kelurahan Bila sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Lapajung, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Lemba dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lalabata Rilau. Luas wilayah Kelurahan Botto sekitar 1.547 ha. Sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan kabupaten, sebagian besar lahan di Kelurahan Botto digunakan sebagai tempat tinggal, perniagaan. Ada juga sebagian kecil penduduk yang bertani, berkebun dan beternak. Namun luas penggunaan lahan tak begitu signifikan. Secara umum keadaan topografi Kelurahan Botto adalah daerah dataran dan perbukitan. Wilayah Lingkungan Masewali berada di dataran dan sebagian Lingkungan Biccuing berada di daerah perbukitan. Iklim Kelurahan Botto sebagaimana kelurahan/desa lain di wilayah indonesia beriklim tropis dengan dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Kelurahan Botto memiliki jumlah penduduk sebesar 5.180 jiwa . Menurut data Kelurahan, jumlah penduduk Kelurahan Botto secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kelurahan Botto No. 1. 2. Jenis Kelamin Laki laki Perempuan Jumlah Frekuensi 2593 2587 5180 Persentasi 50.05 49.95 100 di

Sumber : Laporan Bulanan Kelurahan bulan april 2011

Komposisi jumlah penduduk dapat di tunjukan dengan rasio jenis kelamin dari berbagai Kelurahan di Kabupaten Soppeng. Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Botto berjumlah 5.180. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin Laki-laki dan berjenis kelamin perempuan hampir setara meskipun lebih banyak penduduk yang berjenis kelamin laki-laki Menurut Emile Durkhaim adalah seorang ahli sosiologi Perancis yang hidup pada akhir abad ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka Durkhaim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi. Ia mengatakan, pada suatu wilayah dimana angka kepadatan penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan di antara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam usaha memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan,dan mengambil spesialisasi tertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan dengan kehidupan kompleks.

Tabel 2 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Agama di Kelurahan Botto No 1. 2. 3. 4. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Budha Jumlah Frekuensi 4850 157 35 5 5047 Persentasi 96.09 3.11 0.69 0.11 100

Sumber : Data Badan Pusat Statistik Soppeng Dalam Angka 2010

II.2 Sarana Agama Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agamaagama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya. Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan

keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri

Pada umumnya penduduk asli Kelurahan botto menganut agama islam, perkembangan islam sedemikian pesat dan cepat dibuktikan dengan tempat-tempat ibadah. Tempat-tempat ibadah itu dibangun sampai ke pelosok-pelosok Kelurahan.

Tabel 3 Distribusi Sarana Keagamaan di Kelurahan Botto

No 1. 2. 3.

Sarana Masjid Mushalla Gereja Jumlah

Jumlah 1 1 2 4

Sumber : Papan Potensi Kelurahan Botto Tahun 2010 II.3 Sarana Pendidikan Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikandi Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita 8

membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kiata seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di Negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Ada banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan yang akan kami paparkan kali ini adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Pendidikan di Kelurahan Botto telah mengalami kemajuan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah di Kelurahan ini, berdasarkan data di Kelurahan, dengan rincian sebagai berikut Tabel 4 Distribusi Lembaga Pendidikan di Kelurahan Botto Lembaga No. Jenis Pendidikan Pendidikan TK SD 1. Umum SMP SMA Pondok 2. Khusus Pesantren Negeri 5 2 2 Swasta 2 2 2 Jumlah

Madrasah 3. Tingkat Lanjut Sekolah Tinggi

1 -

Sumber : Papan Potensi Kelurahan Botto tahun 2010

II. 4 Sarana Kesehatan Kelurahan Botto mempunyai sarana kesehatan yang diperuntukkan sebagai pelayanan pada masyarakat,adapun sarana yang dimaksud adalah : Tabel 5 Sarana Kesehatan Kelurahan Botto

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Sarana Kesehatan Rumah sakit Rumah bersalin Poliknik/balai pengobatan Puskesmas Puskesmas pembantu Posyandu Dukun bayi

Jumlah 1 3 3 1 2 7 3

Ket.

Sumber : Papan Potensi Kelurahan Botto tahun 2011 Dari tabel di atas terlihat bahwa sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Botto bisa dikatakan sudah sangat lengkap, dengan demikian masyarakat Kelurahan Botto mudah untuk berobat.

10

II. 5 Sarana Umum Sarana umum di kelurahan di Kelurhan Botto diperuntukkan untuk pelayanan

penyediaan keperluan rumah tangga dan penyediaan akses transportasi, adapun sarana yang dimaksud adalah.

Tabel 6 Sarana Umum Kelurahan Botto

No. 1. 2.

Sarana Umum Pasar Tradisional Terminal

Jumlah 2 1

Ket.

Sumber : Papan Potensi Kelurahan Botto tahun 2011

11

BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI

III.1 Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi selama kurun waktu satu minggu serta melakukan perbincangan dengan aparat kelurahan, masyarakat setempat, dan tokoh masyarakat kami menemukan berbagai macam permasalahan yang memerlukan penanganan yang cepat. Maka dari itu kami kemudian mengadakan seminar program kerja dengan maksud menampung segala aspirasi masyarakat sehubungan dengan permasalahan yang di hadapi di kelurahan Botto ini. Dalam kurun waktu dua bulan, program kerja yang akan kami laksanakan menyangkut permasalahan yang ada adalah :

1.

Masalah Khusus (Bidang Kesehatan) Observasi lapangan dilakukan pada tahap awal berada di lokasi KKN. Selama masa observasi lapangan, ditemukan beberapa permasalahan bidang kesehatan yang tengah dihadapi. Diantara permasalahan yang ada, yaitu : a. Minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat b. Minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya dari gejala penyakit diabetes dan cara mengurangi resiko terkena penyakit tersebut. c. Masih banyak warga masyarakat bertempat di dusun-dusun terpencil yang belum mengetahui golongan darah mereka.

2.

Masalah Umum

12

Di samping masalah yang berkaitan dengan bidang kesehatan ada pula beberapa permasalahan umum yang diperoleh selama masa observasi di lapangan, diantaranya

a. Bidang Lingkungan dan Pelestarian 1. Minimnya kesadaran masyarakat untuk penghijauan pepohonan, atau rebosiasi. 2. Minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya kebersihan sanitasi dan lingkungan rumah tangga. 3. Minimnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada di halaman rumah mereka.

b. Bidang Sosial 1. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang hukum waris. 2. Kurangnya minat warga untuk bekerja bakti di tempat-tempat umum yang membutuhkan perhatian dalam kebersihan 3. Perlunya peningkatan minat gotong royong bagi warga kelurahan Botto 4. Perlunya peningkatan mutu belajar siswa SMA/SMK dalam bidang jurnalistik 5. Minimnya perhatian masyarakat untuk melestarikan kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami 6. Mininmya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan cara pembuatan pupuk cair.

III.2 Kendala yang Dihadapi

Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan maka terdapat beberapa kendala yang dihadapi adalah kurangnya respon masyarakat terhadap mahasiswa KKN diakibatkan oleh kesibukan masyarakat. 13

BAB IV

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Dengan melihat berbagai masalah yang terdapat pada identifikasi masalah, maka kami menganggap perlu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai alternatif pemecahan masalah, yaitu:

IV.1 Pemecahan Masalah Khusus (Program Kerja Individu) a. Melakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang diadakan di SDN 236 Taletting pada tanggal 10 Juli 2012. Kegiatan ini diikuti oleh siswasiswi SDN 236 Taletting. Penyuluhan ini bertujuan membantu murid memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. b. Mengadakan penyuluhan tentang Bahaya Diabetes dan Penanatalaksanaannya serta pemeriksaan gula darah, yang diadakan di daerah Taletting pada tanggal 10 Juli 2012. Kegiatan ini melibatkan warga sekitar daerah Taletting. Penyuluhan dan pemeriksaan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai diabetes, faktor resiko dan penatalaksanaannya serta skrinning diabetes melalui pemeriksaan gula darah. c. Melakukan pemeriksaan golongan darah untuk masyarakat, yang diadakan di SDN 236 Taletting pada tanggal 10 Juli 2012, SMK PGRI 2 dan SMAN 1 Wattansoppeng pada tanggal 11 Juli 2012. Kegiatan ini diikuti siwa-siswi SDN 236 Taletting, SMK PGRI 2, SMAN 1 Wattansoppeng dan warga sekitar. Pemeriksaan ini bertujuan membantu siswa maupun warga mengetahui golongan darah mereka.

IV.2. Pemecahan Masalah Umum a. Bidang Lingkungan dan Pelestarian 14

Penanaman pohon yang dilakukan di titik-titik tertentu yang berada di kelurahan Botto, melakukan survey sanitasi yang bekerja sama dengan Dinas PU, serta membuat lahan percontohan pemanfaatan lahan kosong di samping balai pertemuan masyarakat kelurahan botto. b. Bidang Sosial Pengadaan Sosialisasi Hukum waris yang ditujukan untuk masyarakat, Melakukan kerja bakti disekitar kelurahan Botto, Mengadakan pelatihan jurnalistik dan pengenalan multimedia untuk siswa SMA/SMK Sederajat, Sosialisasi pembuatan pupuk cair untuk masyarakat pegunungan, Mengadakan acara bedah film untuk siswa SMA/SMK Sederajat, serta mengadakan lomba-lomba yang bernuansa Islami.

15

BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN

V. 1 Evaluasi Kegiatan Setelah kami melakukan observasi lapangan dan tanya jawab ke beberapa perangkat kelurahan kemudian dilanjutkan dengan seminar program kerja kelurahan untuk melakukan penyusunan program kerja mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin Gelombang 82 Tahun 2012. Adapun sasaran observasi diprioritaskan pada keadaan geografis, topografi, dan pembangunan yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan fisik dan non fisik.

Maka hasil dari seminar kelurahan yang merupakan yang merupakan hasil diskusi dengan aparat kelurahan bersama tokoh masyarakat dan warga kelurahan kemudian kegiatan yang kami lakukan ini dilaporkan pada tingkat kecamatan pada saat seminar kecamatan. Pada pelaksanaan program kerja ini, tidak terlepas dari kendala-kendala namun semua itu dapat diatasi dengan berusaha memberikan yang terbaik secara maksimal. Semua program yang telah ditetapkan semua hampir berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan telaksana dengan baik.

V. 2 Hasil Kegiatan 1. Bidang Lingkungan dan Pelestarian I Nama Kegiatan Tujuan Hasil yang dicapai Penanggung Jawab Rincian Dana : Penanaman Pohon : Untuk Penghijauan daerah sekitar lingkungan Botto : Terlaksana dengan baik : Ryan Santoso : Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 100.000, meliputi pembelian bibit serta transportasi. 16

II Nama Kegiatan Tujuan : Tim Survey PPSP : Bekerja sama dengan Dinas PU untuk mengetahui besar kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan sanitasi Hasil yang dicapai Penanggung jawab : Terlaksana dengan baik. : Satryo Muhammad Hafiyansyah Rincian Dana : Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 200.000, meliputi biaya transportasi

III Nama Kegiatan Tujuan : Pembuatan Percontohan Pemanfaatan Lahan Tidur

: Memaksimalkan potensi lingkungan masyarakat dengan memanfaatkan halaman rumah yang kosong.

Hasil yang dicapai Penanggung Jawab

: Terlaksana dengan baik. : St. Agrina Hadiana.A Tenri Sana Wahid

Rincian Dana

: Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 600.000, meliputi pembelian bibit tanaman, pot bunga, transportasi, pupuk tanaman, serta pembuatan pagar tanaman.

17

2. Bidang Sosial I Nama Kegiatan Tujuan : Sosialisasi Hukum Waris : Menambah wawasan masyarakat tentang Hukum Waris Hasil yang dicapai Penanggung jawab Rincian Dana : Terlaksana dengan baik : Fihara Fitrianty : Dana yang digunakan sebesar Rp 500.000,00 meliputi konsumsi, plakat, dan perlengkapan.

II Nama Kegiatan Tujuan : Pelatihan Jurnalistik dan Pengenalan Multimedia : Meningkatkan minat siswa-siswi SMA/SMK Sederajat dalam bidang jurnalistik dan Multimedia Hasil yang dicapai : Terlaksana dengan baik

Penanggung Jawab

: Sigit Pamungkas Muhammad Hafiyansyah Satryo

Rincian Dana

: Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 400.000, meliputi biaya konsumsi, serta pembuatan sertfikat dan plakat.

III

18

Nama Kegiatan Tujuan

: Sosialisasi Pembuatan Pupuk Cair : Mempraktekkan kepada masyarakat cara pembuatan pupuk cair.

Hasil yang dicapai Penanggung Jawab Rincian Dana

: Terlaksana dengan baik. : Ryan Santoso : Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp100.000, meliputi pembelian bahan-bahan pembuatan pupuk cair.

IV Nama Kegiatan Tujuan : Bedah Film : Mengajarkan kepada Siswa-Siswi SMA/SMK

Sederajat tentang nilai-nilai positif yang bisa diambil dari pemutaran sebuah film. Hasil yang dicapai Penanggung Jawab Rincian Dana : Terlaksana dengan baik. : Rina Noviana : Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp200.000, meliputi biaya konsumsi.

V Nama Kegiatan Tujuan : Gema Ramadhan : Meningkatkan minat masyarakat terhadap kegiatan islami Hasil yang dicapai Penanggung jawab : Terlaksana dengan baik : Ayu Lestari

19

Rincian Dana

: Total dana yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp300.000 meliputi biaya pembelian hadiah juara-juara lomba yang diadakan.

3. Bidang Kesehatan

I Nama Kegiatan Tujuan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat Hasil yang dicapai Penanggung jawab Rincian Dana : Terlaksana dengan baik. : Eka Sari Pertiwi : Total dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 100.000, meliputi biaya transportasi ke lokasi.

II Nama Kegiatan Tujuan : Penyuluhan Diabetes dan Pemeriksaan Gula Darah : Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan bahaya penyakit diabetes serta gejala-gejalanya. Hasil yang dicapai Penanggung jawab Rincian Dana : Terlaksana dengan baik. : Dini Anggreini : Total dana yang dikeluarkan adalah sebesar

Rp300.000, meliputi biaya pembelian alat dan bahan.

20

III Nama Kegiatan Tujuan : Pemeriksaan Golongan Darah : Untuk memeriksa golongan darah masyarakat bagi yang belum mengetahuinya. Hasil yang dicapai Penanggung jawab Rincian Dana : Terlaksana dengan baik. : Eka Sari Pratiwi : Toal dana yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 450.000, meliputi biaya pembelian reagents.

21

BAB VI PENUTUP

A. SIMPULAN

Setelah melaksanakan setiap program kerja yang direncanakan,dan setelah selesai penyusunan laporan akhir hasil kegiatan KKN UNHAS Gel.82 Tahun 2012 Kelurahan Botto Keamatan Lalabata Kabupaten Soppeng dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Pelaksanaan setiap program kerja yang kami lakukan tidak terlepas dari partisipasi Masyarakat Kelurahan Botto 2. Antusias masyarakat kelurahan Botto terhadap mahasiswa KKN UNHAS gelombang 82 kami rasa masih perlu ditingkatkan. 3. Untuk bisa menyatu dengan masyarakat, maka kami perlu mengetahui dan memahami serta sering-sering berinteraksi dengan mereka melalui berbagai aspek yang terdapat pada masyarakat itu sendiri. 4. Pelaksanaan program kerja KKN UNHAS gel.82 kelurahan Botto dikatakan berhasil.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan demi perkembangan dan kemajuan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masyarakat guna peningkatan produktifitas kegiatan program kerja di lapangan, antara lain :

1. Sebaiknya Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diberikan lebih banyak materi pengenalan lapangan sehingga memudahkan adaptasi mahasiswa terhadap kebiasaan masyarakat setempat. 22

2. Perlunya meningkatkan koordinasi antara dinas terkait dan pemerintah daerah agar komunikasi antar institusi dapat berjalan baik dan tercipta jalur komunikasi yang lebih efisien antar lembaga. 3. Dibutuhkan dukungan lebih dari pihak pemerintah khususnya pemerintah daerah terhadap upaya peningkatan sarana dan prasarana yang dimiliki Kelurahan Botto. 4. Demi keberhasilan pelaksanaan program kerja KKN Universitas Hasanuddin pada periode mendatang, maka diharapkan masyarakat sebagai salah satu pendukung keberhasilah KKN kiranya dapat lebih berperan aktif dalam mendukung dan menyukseskan program-program mahasiswa peserta Kulia Kerja Nyata (KKN).

23

LAMPIRAN

FOTO HASIL KEGIATAN 1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(FOTO 1)

(FOTO 2)

24

(FOTO 3)

(FOTO 4)

2. Penyuluhan Bahaya Diabetes dan Penatalaksanaannya dan Pemeriksaan Gula Darah (FOTO 1)

25

(FOTO 2)

(FOTO 3)

(FOTO 4)

26

3. Pemeriksaan Golongan Darah (FOTO 1)

(FOTO 2)

(FOTO 3)

27

(FOTO 4)

28

You might also like