You are on page 1of 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP.. Matematika VIII / 2 2 x 40 menit (1 pertemuan)

Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu

: : : :

A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. C. Indikator 1. Membuat 3 jaring-jaring kubus dengan benar. 2. Membuat 3 jaring-jaring balok dengan benar. 3. Membuat 2 jaring-jaring prisma dengan benar. 4. Membuat 2 jaring-jaring limas dengan benar. D. Tujuan 1. Siswa dapat membuat 3 jaring-jaring kubus dengan benar. 2. Siswa dapat membuat 3 jaring-jaring balok dengan benar. 3. Siswa dapat membuat 2 jaring-jaring balok dengan benar. 4. Siswa dapat membuat 2 jaring-jaring balok dengan benar. E. Topik 1. Jaring-jaring kubus. 2. Jaring-jaring balok. 3. Jaring-jaring prisma. 4. Jaring-jaring limas.

F. Uraian Materi 1. Jaring-Jaring Kubus dan Balok Jika suatu bangun ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring. Gambar dibawah ini adalah kubus dan balok ABCD.EFGH yang terbuat dari kertas. Pada kubus, apabila rusuk BC, BF, BG, FE, EH, BA, dan AD diiris maka akan membentuk bangun datar yang disebut jaring-jaring kubus. Jika rusuk-rusuk yang diiris berbeda maka akan diperoleh jarring-jaring kubus yang berbeda pula. Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang jika dilipat-lipat menurut garis persekutuan dua persegi dapat membentuk kubus, tetapi tidak boleh ada bidang yang rangkap atau bertumpuk. Dengan demikian, tidak semua 6 buah persegi merupakan jaring-jaring kubus. Begitupun dengan bangun balok, jika rusuk-rusuknya diiris maka juga akan membentuk suatu bangun datar yang disebut dengan jaringjaring balok. Jika rusuk-rusuk yang diiris berbeda maka akan membentuk jaring-jaring balok yang berbeda pula.

2. Jaring-jaring prisma Prisma adalah bangun ruang tertutup yang dibatasi oleh dua sisi berbentuk segi banyak yang sejajar dan kongruen, serta sisi lainnya berbentuk persegi panjang. Di bawah ini adalah contoh jaring-jaring prisma. Jika yang diiris rusuk yang berbeda, maka juga akan menghasilkan jaring-jaring yang berbeda pula.

3. Jaring-jaring Limas Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang segibanyak sebagai sisi alas dan sisi-sisi tegak berbentuk segitiga.Di bawah ini, diberikan contoh jaring-jaring limas.

G. Metode Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas.

H. Proses Pembelajaran Langkah Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Aktivitas siswa menjawab pertanyaan tentang materi Media Pembelajaran Jaringjaring kubus, balok, Waktu 10

Pembukaan Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Guru mengontrol kehadiran peserta didik. Guru memancing daya ingat siswa mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Motivasi Guru menyampaikan cakupan materi jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas serta penjelasan uraian kegiatan yang akan dipelajari Guru memotivasi peserta didik tentang pelajaran yang akan dilaksanakan.

sebelumnya prisma, dan dan bertanya limas dari apabila ada pertanyaan. karton masingmasing 2, white board, spidol,peng garis.

Kegiatan inti

a. Eksplorasi Guru melakukan

Diskusi, tanya tanya

55

jawab dengan peserta didik jawab dan mendiskusikan apa yang dengan dimaksud dengan jaring- guru, kan, didik diberikan presentasi. jaring kubus, balok, prisma, mendengar dan limas. Peserta

stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut. Guru menjadi kelompok. b. Elaborasi Guru membagikan kertas untuk dibuat jaring-jaring. Guru mengawasi jalannya diskusi Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan tentang hasil diskusi Peserta didik mengkomunikasikan secara membagi siswa beberapa

lisan atau mempresentasikan mengenai cara membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma tegak, dan limas tegak. Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan c. Konfirmasi Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berhasil. Guru memberikan umpan balik positif (dapat berupa soal-soal dan tanya jawab) kepada peserta didik untuk mengecek sampai seberapa besar tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan Guru memotivasi peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

Penutupan

Guru mengevaluasi pekerjaan peserta didik. Guru bersama peserta didik membuat simpulan. Guru memberikan tugas kepada peserta didik pada buku Sulaiman,dkk.2008.Context ual Learning and Teaching Matematika Kelas VIII edisi 4.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional hal 191-193 dan 209-210. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam

Menyimpul kan materi yang dibahas, diberikan pekerjaan rumah

15

I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Membuat jaringjaring - Kubus - Balok - Prisma tegak Teknik Unjuk kerja Bentuk Instrumen Tes uji petik kerja Penilaian Instrumen/ Soal Dengan menggunakan karton manila, buatlah model: a. Balok b. Kubus c. Prisma d. Limas Buatlah gambar jaring-jaring kubus

- Limas

yang panjang rusuknya 5 satuan. Buatlah gambar jaring-jaring prisma segitiga tegak ABC.DEF dengan panjang sisi-sisi segitiga 3 cm, 4 cm, dan 5 cm, serta tinggi 6 cm.

J. Referensi Buku: 1. Sulaiman,dkk.2008.Contextual Learning and Teaching Matematika Kelas VIII edisi 4.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Alat: 1. White Board 2. Spidol 3. Penggaris 4. Aplikasi ( jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas dari karton).

Mengetahui, Kepala SMP.

Semarang, September 2012, Guru Mapel Matematika

(.) NIP..

() NIP

BAB III PENUTUP A. Simpulan Dari pembahasan makalah yang kami susun di atas tentang model pembelajaran konstruktivisme, maka dapat kami simpulkan sebagai berikut : 1. Model pembelajaran konstruktivisme yang dipelopori Piaget dan Vygotsky merupakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa. Disini siswa dituntut untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri maupun memberi ide/gagasan/pendapat terhadap permasalahan yang ada. 2. Kelebihan model pembelajaran konstruktivisme yaitu : a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. b. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa. c. Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan

menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

e. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. f. Memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar Adapun kekurangannya yaitu : a. Perlu latihan adaptasi dahulu untuk dapat belajar mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya. b. Menjadi penghalang kepada kepahaman konsep dalam pembelajaran. c. Ketidaksediaan murid untuk merancang strategi berfikir, dan menilai sendiri teori pengajaran berdasarkan pengalaman sendiri. d. Situasi dan kondisi setiap sekolah tidak sama karena tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa. 3. Langkah dalam pembelajaran konstruktivisme meliputi 4 tahap, yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan aplikasi. B. Saran Dari materi yang telah kami kaji untuk penyusunan makalah tentang model pembelajaran konstruktivistik ini, kami memberikan saran sebagai berikut : 1. Sebagai calon pengajar (guru) di masa depan, model pembelajaran kontruktivistik dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar di sekolah. 2. Siswa dalam pembelajaran harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi untuk menyampaikan/memaparkan pendapat/ide/gagasannya. 3. Dalam proses pembelajaran hendaknya bisa menghargai masing-masing pendapat satu sama lainnya.

10

4. Hendaknya guru dalam penyampaikan

materi pembelajaran bisa

memanfaatkan fasilitas yang menunjang sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan efisien.

11

DAFTAR PUSTAKA Irmansyah,dkk.2006. Efek Model Pembelajaran Konstruktivisme melalui

Pembelajaran Matematika di SMP. Jurnal Pendidikan, 7/2, 89 101. Karagiorgi, Y. dan Symeou, L. 2005. Translating Constructivism into Instructional Design: Potential and Limitations. Educational Technology & Society, 8 (1), 17-27. Major,Thenjiwe Emily dan Mangope,Boitumelo.2012.The Constructivist Theory in Mathematics: The Case of Botswana Primary Schools,3/2:139-147. Schunk, Dale H.2012.Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suherman, Erman,dkk.2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.

12

You might also like