You are on page 1of 16

MAKALAH TRANSKULTURAL PROSES PROSES KEPERAWATAN TRANKULTURAL

Disusun oleh 1. 2. 3. 4. 5. 6. Agus Tri Wahyudi Bayu Muhammad I Haznan Pradana Retno Wijayanti Yulianti Sagita Sinta Dewi Anggraeni

DIII Berlanjut DIV Keperawatan Medikal Bedah Politeknik Kesehatan Surakarta 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Proses-proses keperawatan transkultural . Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas MataTranskultural. Banyak hambatan dan rintangan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan dan bimbingannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada : Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Klaten, 18 November 2011

Penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan sebagainya. Leiningers konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam praktik keperawatan. Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk keperawatan. Leininger mendefinisikan Transkultural nursing sebagai area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur seperti budaya minum the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah: a. Apa saja data demografi klien? b. Bagaimana data biologis klien? c. Apa saja factor teknologi yang berhubungan dengan klien ? d. Apa saja factor agama dan filosofi yang berhubungan dengan klien ? e. Apa saja factor social dan ikatan kekerabatan yang berhubungan dengan klien ? f. Apa saja nilai-nilai budaya,kepercayaan dan pandangan hidup klien ? g. Bagaimana pengaruh politik dan hukum bagi pasien? h. Bagaimana pengaruh pendidikan bagi pasien ? i. Bagaimana tahapan prose-proses transkultural pada klien?

1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen.

1.2 Manfaat penelitian a. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan. b. Dapat mengetahui dan menerapkan proses keperawatan transkultural dalam pengkajian klien.

BAB II PEMBAHASAN PROSES KEPERAWATAN TRANSKULTURAL PASIEN MAAG 1. PENGKAJIAN 1. a. b. c. d. e. f. g. h. 2. a. b. c. d. e. Data Demografi Nama lengkap Nama panggilan Nama keluarga Alamat Lama tinggal di tempat ini Jenis kelamin Tempat lahir Diagnosis medis : Diana Mela Pujaningsih : Mela :: Sakung RT 01 RW 02 Butuhan, Delanggu : sejak 1993 (kurang lebih 18 tahun) : Perempuan : Klaten : Penyakit Mag akut

Data Biologis/variasi biokultural Warna kulit : sawo matang Rambut : hitam bergelombang Struktur tubuh : kurus Bentuk wajah : oval Penyakit spesifik genetik :-

3. Faktor teknologi a. Alat yang digunakan untuk kepergian kendaraan bermotor, sepeda b. Alat yang digunakan untuk berkomunikasi jawa dan indonesia c. Alat yang digunakan untuk belajar Tidak ada d. Alat yang digunakan untuk berinteraksi. Sarana yang digunakan untuk mendatangi fasilitas kesehatan kendaraan bermotor e. Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga Televisi, radio tape f. Persepsi terhadap teknologi kesehatan Teknologi kesehatan sangat membantu sekali.Misalnya dengan menggunakan imunisasi mendapatkan kekebalan tubuh. g. Respon terhadap teknologi kesehatan menerima h. Sarana dan prasarana teknologi kesehatan Tersedia

4. Faktor agama dan filosofi a. Agama yang dianut islam b. Keyakinan agama yang dianut klien berhubungan dengan kesehatan Tidak masalah c. Bagaimana pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang diderita menurut ajaran agamanya Sakit adalah suatu ujian dari Allah dan suatu pelajaran bagi yang menderita sakit agar dapat lebih menjaga kesehatan. d. Apa yang dilakukan klien dan keluarga untuk mengatasi sakit berhubungan dengan agama dan filosofi hidupnya Ke medis,misalnya ke puskesmas terdekat. e. Apa falsafah hidup klien Hidup bukan untuk makan, akan tetapi makan untuk hidup. 5. Faktor social dan ikatan kekerabatan ( kindship ) a. Pernyataan klien atau orang lain tentang kesehatannya: baik b. Status perkawinan Lajang c. Jumlah anak: - orang Anak kandung 1-orang d. Klien dirumah tinggal dengan : Adik kandung e. Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit Di periksakan ke puskesmas. f. Komunikasi : 1. Kualitas suara : Lembut 2. Pelafalan dan pengucapan kata: Serak 3. Penggunaan tekhnik diam dalam berbicara: Kadang kadang 4. Waktu yang digunakan untuk diam: Singkat 5. Penggunaan bahasa non verbal saat komunikasi : Gerakan tangan 6. Sentuhan : Menerima sentuhan tanpa kesulitan 7. Jarak : a) Tingkat kenyamanan Berpindah ketika jarak terinvasi b) Jarak saat berkomunikasi Setengah meter c) Jarak yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi dengan orang

Kurang lebih setengah meter d) Apakah objek tertentu (misal tirai, furniture, dll) mempengaruhi sikap klien dalam berkomunikasi Tidak, karena klien tidak merasa terganggu dalam berkomunikasi e) Ketika klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat ia berdiri/duduk duduk f) Ketika berkomunikasi dengan orang dengan teman, seberapa jarak klien berdiri/ duduk Setengah meter g) Jika klien harus disentuh karena situasi, bagaimana klien bereaksi dan bagaimana perasaan klien Biasa, tidak ada masalah h) Jika orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana reaksi klien dan bagaimana perasaan klein Tenang . i) Apakah jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman bagi klien - Ya, nyaman 8. Hubungan dalam keluarga 1) Bagaimana hubungan klien dan keluarganya Baik walaupun jauh dari orang tua klien 2) Apa fungsi klien dalam keluarga Anak 3) Apa peran klien dalam keluarga : Kakak 4) Apabila ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan keluarga, bagaimana klien melakukannya Masalah didiskusikan dengan adik dahulu apabila belum mencapai mufakat maka tindakan selanjutnya klien menghubungi orang tua untuk mencapai mufakat 5) Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan dari keluarga : Dengan perkataan 9. Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain 1) Bagaimana penilaian orang lain menurut klien Baik, Taat pada orang tua, dan mandiri 2) Darimana klien mendapat informasi tentang penilaian tersebut Dari tetangga dan teman 3) Bagaimana klien berespon ketika mendapat pertanyaan: Penggunaan kata-kata 10. Organisasi social / kemasyarakatan 1) Kegiatan social / kemasyarakatan yang diikuti Pengurus Karang Taruna 2) Bagaimana pendapat klien tentang aktivitas social yang dijalaninya Menyenangkan dan melelahkan 3) Apakah aktivitas social yang dilakukan klien membuat klien senang - Ya,karena menambah pengalaman berorganisasi dan wawasan 4) Apa hoby klien ?

5) 6) 7) 8) 9) 6. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) a. b. c. -

Klien hobi mengikuti seminar dan membaca novel Apa yang klien kerjakan jika mempunyai waktu luang ? Bersih-bersih rumah , baca buku , mendengarkan musik Apakah anda percaya adanya pemimpin/ penguasa? percaya Bagaimana anda bersikap terhadap pemimpin atau penguasa ? Patuh, menghormati, dan menghargai Ketika klien masih kecil,siapa yang paling berpengaruh pada klien? ibu Apakah arti bekerja pada klien ? Bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan mengisi kekosongan waktu Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup Apakah pengertian budaya menurut klien Suatu adat istiadat yang tumbuh dan berkeembang di masyarakat dan menjadi kebiasaan . Apa arti penting budaya yang dimiliki klien Suatu kebudayaan seyogyanyalah di pelihara, akan tetapi jika budaya itu melenceng dari norma maka lebih baik ditinggalkan. Suku/bangsa jawa Ras Kepercayaan berdasarkan suku/bangsa berhubungan dengan sehat sakit Sehat : Suatu rizqi yang berharga pemberian dari Alloh SWT yng kita jaga. Sakit : Suatu ujian yang diberikan Alloh pada makhlukNya agar untuk selalu ingat pada Rabbnya. Pandangan hidup klien berhubungan dengan sehat-sakit Sehat merupakan karunia Alloh yang luar biasa, sakit merupakan ujian dan peringatan. Waktu Orientasi pada waktu Orientasi pada masa lalu Orientasi pada masa sekarang Orientasi pada masa yang akan datang Cara melihat waktu Waktu sosial Berorientasi pada jam Reaksi fisiokimia terhadap waktu Berapa jam tidur pada malam hari : 6 jam Apakah biasa tidur pada siang hari Ya, Berapa 1 jam Apakah klien tidur dan bangun sesuai jadwal Ya

Apakah klien memahami pentingnya mendapat pengobatan atau makan obat sesuai jadwal walaupun dalam waktu tidur klien : Ya d. Hal-hal yang berhubungan dengan waktu Alat petunjuk waktu yang digunakan : Jam Jika klien janji pada jam 2, jam berapa klien biasanya tiba untuk memenuhi janji tersebut tepat jam 2 Jika perawat berkata pada klien bahwa setengah jam lagi akan menyuntik klien, berapa waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri Langsung siap (tidak memakai tempo) 8) Locus control ( keyakinan seseorang ) a. Kontrol internal Percayakah bahwa kekuatan dipengaruhi perubahan dari dalam Percaya b. Kontrol eksternal Percayakah bahwa nasib, keberuntungan dan kebetulan telah banyak dipengaruhi upaya yang kita lakukan percaya 9) Orientasi nilai a. Percayakah pada kekuatan supernatural tidak, karena merupakan syirik b. Percayakah pada ilmu magic, ilmu gaib, ritual/upacara mempengaruhi perubahan tidak , karena dilarang agama (musrik) dan haram hukumnya c. Tanyakan hal-hal berikut : Adakah obat tradisional yang anda gunakan untuk mengurangi rasa sakit klien : Ya, Sebagai alternatif lain selain obat kimia misalnya habbatus sauda Adakah orang disekitar klien yang memberi obat untuk mengurangi sakit yang diderita Ada, tetangga Apakah obat yang diberiakan oleh paranormal akan digunakan untuk mengobati sakit yang dialami klien saat ini Tidak, Pasien tidak mempercayai hal hal yang bertentangan dengan agama 7. Faktor politik dan hukum 1. Partai politik yang diikuti Tidak ada 2. Dalam partai politik kedudukan klien : Anggota Pengurus 3. Bagaimana pandangan politik klien Politik merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi 4. Bagaimana pandangan politik mempengaruhi sikap sehat sakit klien Kadang kala politik membuat klien bingung dan menyebab kan pusing atau sakit. 5. Sanksi atau aturan dan kebijakan yang dianut keluarga

Dinasehati, saling menyadari kesalahan, jika keterlaluan di beri sanksi atau teguran

8. Faktor ekonomi 1. Pendapatan sebulan lebih kurang Rp 500.000,00 2. Penghasilan tambahan Tidak ada 3. Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari: Ya 4. Jika ya, apakah kelebihan penghasilan ditabungkan Ya 5. Sumber pembiayaan kesehatan klien Dari biaya sendiri 6. Program asuransi kesehatan dan non kesehatan yang diikuti Belum mengikuti 9. Faktor pendidikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tingkat pendidikan terakhir SMK jurusan akutansi Apa arti sehat atau kondisi yang bagus bagi klien sesuai dengan disiplin ilmunya Bisa bekerja tanpa hambatan di anggota tubuh baik dalam atau luar Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk menurut klien dengan disiplin ilmunya Sakit merasakan ketidaknyamanan dalam melakukan aktifitas karena sakit di tubuh Jenis penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga klien.... Maag, Batuk, Pilek

Pemahaman sakit yang sedang diderita klien.... Sakit adalah ujian dari Alloh yang diterima dengan ikhlas dan tawakal Apa yang dilakukan klien / keluarganya jika mengalami sakit seperti yang sekarang.... Berdoa kepada Tuhan YME, mengatur pola makan, minium obat resep dokter secara rutin 7. Apa yang klien harapkan dari petugas kesehatan yang sedang menolong memulihkan kesehatan klien .... Berfikir positif dan optimis penyakit bisa disembuhkan 8. Persepsi klien dan keluarga tentang pendidikan Contoh hasil pengkajian keperawatan transkultural Pendidikan sangatlah penting karena semakin tinggi pendidikan semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita dapat dan bermanfaat untuk kehidupan.

DATA GORDON a. Data Subyektif Setelah melakukan wawancara dengan klien didapatkan data subyektif dari klien diantaranya: Klien mengatakan bahwa klien sering mual, kembung di perut, pegal di daerah punggung dan leher, nyeri perut, b. Data Obyektif PEMERIKSAAN FISIK Nama klien Umur : Diana Mela Pujaningsih :18 th

Jenis Kelamin :Perempuan Pendidikan Pekerjaan Alamat :Sekolah Menengah Kejuruan SMK :Pengasuh Taman Penitipan Anak :Sakung RT 01/RW02, Butuhan, Delanggu, Klaten

1. Data Klinik Usia 18 TB; 156.BB; 42kg. Temperatur; 36,2 ; nadi; 84/menit( lemah; teratur) Tekanan Darah; 110/70 2 . Pernafasan dan Sirkulasi Frekuensi pernafasan; 13/menit Kualitas ; .normal; dangkal; ....cepat; ....tidak, biasa; ...lainnya;. Batuk;.ya (jelaskan); klien sering batuk karena efek dari merokok 3. Metabolik Integumen Kulit; - Warna; .normal; pucat; .cyanosis; .kuning; ... - Turgor; normal; ....turgor jelek - Lecet; .....tidak; .ya(sebutkan);lecet dibagian tangan dan kaki - Bengkak; .tidak Bercak;.... tidak; ya (sebutkan); bercak hitam bekas luka di bagian tangan dan kaki Mulut : - Gusi: ..normal; .putih;.lecet; .lainnya; . - Gigi; .normal; ..lainnya (sebutkan); Abdomen; ..suara peristaltic usus ada; .tidak ada;

4. Persarafan/ Sensori Pupil; .. ..sama; tidak sama (sebutkan); bagian kanan lebih besar dari kiri Reaksi terhadap cahaya; - kiri;.. ..ya; tidak (spesifik): karena menderita katarak - kanan; .. ..ya; ..tidak (spesifik); karena menderita katarak. Mata; kabur; lainnya (sebutkan); karena klien menderita miopi 3 5. Muskulo - Skeletal ROM; sendirian; ..........dengan; .......; .......tidak diketahui Keseimbangan; stabil Menggenggam (ka/ki); ....... ....kuat; ..........; lemah (ka/ki) Kemampuan otot kaki; ........... ........kuat;; lemah (ka/ki)

A. PENGKAJIAN KASUS 1. Identitas klien Nama : Nn. Diana Mela Pujaningsih, nama panggilan mela, usia : 18 tahun, agama : islam, pendidikan lulusan sekolah menengah kejuruan, pekerjaan pengasuh anak di Taman Penitipan Anak, suku ,tidak mempunyai marga, status anak nomer 1 dari 3 bersaudara, status masih lajang, alamat kampung sakung desa Butuhan Delanggu Klaten Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia, diagnosis medis maag akut(saat ini) 2. Data Biokultural Pasien mempunyai resiko penyakit maag, kulit sawo matang, wajah oval, rambut bergelombang, saat ini pasien sering nyeri perut disebabkan asam lambung naik. Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transkultural a. Faktor teknologi Nn. Mela menggunakan teknologi yang sederhana di dalam rumahnya, cukup mengenal teknologi kesehatan misalnya imunisasi, transfusi darah, tidak menolak adanya transfusi darah atau pengambilan darah untuk laboratorium. b. Faktor agama dan falsafah hidup Dia meyakini bahwa sakit merupakan ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga dalam menjalaninya dengan ikhlas. c. Faktor social dan keterkaitan keluarga Pasien dan adik jarang bertemu orang tua, karena orang tua mereka bekerja merantau di Kota Jakarta, sedangkan pasien bekerja di kampong dan adiknya masih bersekolah. Pasien sering mengikuti acara keagamaan di desa setempat contohnya: kajian islami setiap Minggu pagi.

d.

Faktor nilai budaya dan gaya hidup Pasien pantang disentuh lawan jenis tanpa maksud tertentu,Pasien mau berkomunikasi dengan lawan jenis walaupun tidak menatap mata lawan bicara, akan tetapi mau diperiksa dengan lawan jenis, pasien tidak menyukai daging dan telur, tidur klien maksimal 6 jam setiap hari, pola makan klien kurang teratur karena sibuk dengan pekerjaannya sampai sore. Faktor kebijakan dan hokum Sanksi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh tokoh masyarakat , seperti kepala desa, pemuka agama setempat Faktor ekonomi Mata pecaharian klien adalah pengasuh Taman Penitipan Anak.Klien menyisihkan sebagian gajinya untuk ditabung. Menurut pasien dan adiknya pendidikan sangatlah penting, karena dengan pendidikan wawasan seseorang lebih luas dan tidak mudah ditipu.Karena menuntut ilmu hukumnya wajib.

e.

f.

g.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nn.Mela Berusia 18 tahun, warga Negara Indonesia, suku Jawa, beragama islam dengan keluhan nyeri perut, kembung, mual, sesak di dada, dan pegal-pegal di daerah leher dan punggung.Tekanan darahnya 110/70 mmHg, denyut jantung 84 kali permenit, hitung pernafasan 13 kali permenit. Kecupukan gizi makanan nona Mela kurang terpenuhi.Nona Mela menghindari atau pantang makan daging,masakan pedas, karena bagi nona Mela bila makan daging akan timbul sensasi nyeri di perutnya sehingga akan sakit. Saat ini nona Mela masih minum obat herbal atau tradisional seperti habbatussauda untuk pengobatan penyakit maag yang diderita karena nona Mela beranggapan jika minum obat kimia farmasi akan menimbulkan ketergantungan pada obat farmasi. Diagnosa Keperawatan transkultural yang bisa ditegakkan pada nona Mela adalah A. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penggunaan obat tradisional sebagai pengganti obat farmasi(medis) B. Gangguan nutrisi berhubungan dengan kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan.

C.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL I. PEMBAHASAN KASUS Diagnosa keperawatan transkultural : 1. Diagnosa pertama i. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penggunaan obat tradisional Data obyektif: Pasien menyediakan obat tradisional untuk pengobatan penyakit maag yang diderita pasien Data subyektif: Pasien mengatakan bahwa obat tradisional tersebut lebih efektif karena tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Tujuan: setelah diberi penjelasan oleh perawat : Pasien mengerti pentingnya dan kegunaan pengobatan yang dianjurkan perawat Pasien memahami dampak pengobatan tradisional yang dilakukan pasien Pasien dan keluarga menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang dampak pengobatan tradisional pada kasus pasien

Kriteria hasil : setelah 2x pertemuan, klien mengerti dampak pengobatan tradisional dan menerima perubahan yang diterapkan pasien Rencana intervensi 1. Kaji dan klarifikasin tingkat pengetahuan pasien dan keluarga 2. Beri ksempatan klien dan keluarga untuk mengekspresikan anggapannya : terkait pengobatan tradisional yang dilakukan pasien dan keluarga 3. Hargai persepsi klien dan keluarga tentang anggapannya 4. Beri sikap emphaty pada klien dan keluarga 5. Modifikasi pengobatan tradisional dengan cara : meminum obat anjuran perawat disamping obat tradisional. 6. Dukung keluarga untuk minum obat anjuran perawat sesuai takaran. Tindakan keperawatan 1. Menngkaji dan klarifikasin tingkat pengetahuan pasien dan keluarga 2. Memberi ksempatan klien dan keluarga untuk mengekspresikan anggapannya : terkait pengobatan tradisional yang dilakukan pasien dan keluarga 3. Menghargai persepsi klien dan keluarga tentang anggapannya 4. Memberri sikap emphaty pada klien dan keluarga 5. Memodifikasi pengobatan tradisional dengan cara : meminum obat anjuran perawat disamping obat tradisional. 6. Mendukung keluarga untuk minum obat anjuran perawat sesuai takaran.

2. Diagnosa keperawatan kedua ii. Gangguan nutrisi berhubungan dengan kepercayaan tentang nilai budaya terhadap makanan. Data obyektif : Pasien menghindari makan daging Data subyektif : Pasien mengatakan bahwa daging akan menyebabkan nyeri perut / sakit.

Tujuan : setelah diberi penjelasan dari perawat Klien mengerti pentingnya kebutuhan nutrisi untuk menjaga kesehatan tubuh Klien menerima dan memahami penjelasan perawat tentang pentingnya nutrisi yang terkandung disetiap makanan

Kriteria Hasil: Setelah 2x pertemuan, klien mengerti tentang pentingnya kebutuhan nutrisi bagi tubuh dank lien dapat mrngatur pola makan makanan sehat yang akan diterapkan pasien dalam kehidupan sehari-hari sesuai anjuran perawat. Rencana intervensi: 1. 2. Tingkatkan kesadaran klien tentang jenis atau tipe makanan yang dikonsumsi beri kesempatan klien untuk mengekspresikan anggapanya terkait dengan pantangan untuk tidak makan daging 3. jelaskan pentingnya nutrisi adekuat 4. negosiasikan klien tujuan masukan nutrisi untuk setiap kali makan 5. lakukan kerjasama dengan bagian diet untuk menggganti daging dengan protein hewani misalnya: ikan laut.

Tindakan keperawatan : 1. Meningkatkan kesadaran klien tentang jenis atau tipe makanan yang dikonsumsi 2. Memberi kesempatan klien untuk mengekspresikan anggapanya terkait dengan pantangan untuk tidak makan daging 3. Menjelaskan pentingnya nutrisi adekuat 4. Menegosiasikan klien tujuan masukan nutrisi untuk setiap kali makan 5. Melakukan kerjasama dengan bagian diet untuk menggganti daging dengan protein hewani misalnya: ikan laut

BAB 4 PENUTUP a. Kesimpulan 1. Proses keperawatan transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan transkultural, diagnose keperawatan transkultural, rencana tindakan keperawatan transkultural, tindakan keperawatan transkultural, dan evaluasi tindakan keperawatan transkultural 2. Prinsip Pengkajian keperawatan transkultural berpedoman pada komponen leiningers models dalam teori keperawatan transkultural 3. Dalam menegakkan diagnose keperawatan transkultural terlebih dahulu dianalisa berdasar klastering kebutuhan dasar yang dilanjutkan dengan berfikir kritis oleh perawat 4. Rencana tindakan keperawatan transkultural dikembangkan dan dimodifikasi dari berbagai standar rencana asuhan keperawatan.

You might also like