You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan

karunia yang diberikan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai polietilena sebagai salah satu tugas pada mata Kuliah Proses Industri Kimia. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah proses industri kimia. Selain itu untuk mengetahui polietilena secara lebih mendalam ditinjau dari proses pembuatan, tinajauan thermodinamika, tinjauan kinetika sehingga akhirnya diketahui kondisi operasi yang tepat untuk menghasilkan konversi yang maksimal. Polietilena adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan manusia sehari hari. Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen pengampu mata kuliah Proses Industri Kimia, Bapak Ir. Slamet Priyanto yang telah membimbing dalam penyusunan makalah; 2. Kawan kawan mahasiswa teknik kimia Universitas Diponegoro 3. Berbagai pihak yang telah membantu yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu. Dalam penyusunan makalah ini penyusun percaya bahwa tidak ada yang sempuna sehingga seiring berkembangnya teknologi, segala referensi mengenai perkembangan industri polietilena akan semakin berkembang. Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak khususnya mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang. Semarang, Oktober 2012 Penyusun

DAFTAR ISI Kata Pengantar..........................................................................................1 Daftar Isi...................................................................................................2 Daftar Tabel..............................................................................................3 Daftar Ganbar...........................................................................................4 BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................5 1.1 Latar Belakang....................................................................................5 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5 1.3 Manfaat...............................................................................................5 BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................6 2.1 Pengertian Polietilen...........................................................................6 2.2 Struktur Molekul.................................................................................7 2.3 Karakteristik Polietilena.....................................................................8 2.4 Reaksi Pembentukan...........................................................................9 2.5 Tinjauan Termodinamika..................................................................10 2.6 Tinjauan Kinetika.............................................................................13 2.7 Suhu Optimum dan Konversi Maksimum........................................14 2.8 Jenis-Jenis Operasi Produksi Polietilena..........................................18 2.9 Reaktor yang Digunakan..................................................................16 2.10 Produsen Polietilena di Indonesia...................................................19 2.11 Peluang Didirikan Pabrik Polietilena..............................................21 2.12 Hal-Hal yang Perlu di Perhatikan saat Membangun Pabrik ...23 2.13 Manfaat Polietilena.........................................................................26 BAB 3 PENUTUP.................................................................................27 3.1 Kesimpulan.......................................................................................27 3.2 Saran.................................................................................................27

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Suhu vs Konversi Termodinamika .12 Tabel 2. Tabel Suhu vs Konversi Kinetika 14 Tabel 3. Tabel Suhu vs Konversi............................................................15 Tabel 4. Kebutuhan Polietilena di Indonesia..........................................21 Tabel 5. Data Impor Polietilena di Indonesi...........................................21 Tabel 6. Daftar Produsen Etilena di Indonesia.......................................24 Tabel 7. Harga Bahan Baku Polietilena..................................................24

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Konsumsi Plastik Menurut Produk.........................................6 Gambar 2. Rumus Bangun Polietilena......................................................7 Gambar 3. Grafik Suhu vs Konversi Termodinamika............................12 Gambar 4. Grafik Suhu vs Konversi Kinetika........................................14 Gambar 5. Grafik Suhu vs Konversi.......................................................15 Gambar 6. Proses Produksi Polietilen dengan Fluidized Bed Reactor...20 Gambar 7. Permintaan Bahan Baku Utama Plastik................................22 Gambar 8. Permintaan Bahan Baku Utama Plastik................................23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polietilena atau yang lebih dikenal plastik adalah produk yang digunakan hampir dalam semua bidang. Baik dalam rumah tangga sampai industri, pasti terdapat produk polietilena atau plastik baik itu dalam bentuk tandon air, pipa peralon, maupun tempat makan (tupperware). Selain itu, bila kita menyelidiki kebutuhan plastik tiap tahunnya terus meningkat. Hal itu wajar, mengingat gaya hidup manusia jaman sekarang yang banyak menggunakan plastik dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun di Indonesia industri polietilena belum mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk memenuhi permintaan pasar dilakukan kebijakan impor polietilena dari luar negeri. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas di makalah ini antara lain: Apa pengertian polietilena dan bagaimana struktur molekulnya? Bagaimana karakteristik polietilena? Bagaimana reaksi pembentukan polietilena ditinjau dari termodinamika dan kinetika? Bagaimana operasi produksi polietilena dan reaktor apa yang digunakan? Siapa produsen polietilena di Indonesia dan bagaimana peluang didirikan pabrik polietilena? Apa manfaat polietilena?

1.3 Tujuan Tujuan makalah ini adalah mengkaji Polietilena lebih dalam, proses pembentukannya dan kegunaannya baik untuk kebutuhan umum maupun industri. Juga untuk mengetahui peluang berdirinya pabrik Polietilena di Indonesia berikut peluang pasarnya.

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dewasa ini, hampir semua bahan utama benda yang ada di lingkungan sekitar kita terbuat dari plastik disamping besi, kayu, dan kertas. Penggunaan plastik ini dikarenakan sifatnya yang ringan, praktis, tahan lama dan tahan air. Konsumsi berbagai macam produk plastik per kapita di Indonesia berkisar antara 10 kg/kapita/tahun.

Gambar 1. Konsumsi Plastik Menurut Produk

(Mandiri, Industry Update Vol 12, 15 Juni 2012) Untuk mencukupi permintaan suplai plastik, dibutuhkan bahan baku plastik itu sendiri, yaitu polietilena. Polietilena adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer dan bahan tersebut bersifat termoplastik. Dalam industri polietilena banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kontainer, kawat atau kabel, botol, pipa, film, semikonduktor serta, produk-produk lainnya yang terbuat dari plastik.

(http://etd.eprints.ums.ac.id/16672/) Polietilena ada bermacam-macam jenis, antara lain : Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight Polyethylene) (UHMWPE), Polietilena berdensitas tinggi (High density Polyethylene) (HDPE), Polietilena ''cross-linked'' (Cross-linked berdensitas rendah (Low Polyethylene) density (PEX atau XLPE), Polietilena linier berdensitas menengah (Medium density Polyethylene) (MDPE), Polietilena Polyethylene) (LDPE), Polietilena berdensitas rendah (Linear low density Polyethylene) (LLDPE), dan Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density Polyethylene) (VLDPE) (http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena) 2.2 Struktur Molekul Polietilena merupakan hasil polimerisasi dari etena (C2H4), sehingga rumus molekulnya (C2H4)n.

Gambar 2. Rumus Bangun Polietilena

(http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene) Berdasarkan densitas dan berat molekul penyusunnya, polietilena memiliki tiga produk, yaitu :
1. Low Density Polyethylene (LDPE)

Densitas Berat molekul Densitas Berat molekul


3.

: 0,912 0,925 gr/cm3 : 10.000 15.000 gr/mol : 0,925 0,94 gr/cm3 : 15.000 35.000 gr/mol

2. Medium Density Polyethylene (MDPE)

High Density Polyethylene (HDPE)

Densitas Berat molekul

: 0,94 0,965 gr/cm3 : 35.000 100.000 gr/mol (http://etd.eprints.ums.ac.id/16637/2/BAB_I.pdf)

2.3 Karakteristik Polietilena

Polietilena memiliki sifat sifat yang dapat dibedakan dengan sifat sifat polimer lainnya. Sifat sifat tersebut antara lain sifat fisika dan kimia. Berikut adalah sifat sifat fisika dari polietilena. Fase Warna Titik lebur kristal Koefisien fraksi Kristalinitas Kekuatan tarik Konduktivitas termal lain :
1. Tidak larut dalam pelarut apa pun pada suhu kamar tetapi mengendap oleh

: Padat : Putih : 109 183 C : 0,06 0,3 : 55 85% : 1250 4100 psi : 2,3 3,4 Btu in/hr ft2

Selain sifat fisika yang telah dijabarkan, beberapa sifat kimia polietilena antara

hidrokarbon dan karbon tetraklorida


2. Tahan terhadap asam dan basa 3. Dapat dirusak oleh asam sulfat pekat 4. Tidak tahan terhadap cahaya dan oksigen 5. Bila dipanasi secara kuat akan membentuk cross link yang diikuti dengan

pembelahan ikatan secara acak pada suhu lebih tinggi, tetapi dipolimerisasi tidak terjadi
6. Larutan dari suspense polietilena dengan karbon tetraklorida pada suhu sekitar

60 C dapat direaksikan dengan Cl membentuk produk lunak dan kenyal. Pemasukan atom Cl secara acak ke dalam rantai dapat menghancurkan kekristalan polietilena
7. Polietilena termoplastik dapat diubah menjadi elastomer tervulkanisir yang

mengandung sekitar 30% Cl dan 1,5% belerang melalui pengklorosulfonan.

Vulkanisir pada umumnya dilakukan melalui pemanasan dengan oksida logam tertentu. Hasil akhir berupa hipalon yang tahan terhadap bahan kimia dan cuaca (Kirk Othmer, et al,1968) 2.4 Reaksi Pembentukan Pada umumnya, semua polimer dibentuk dari proses polimerisasi. Begitu pula dengan Polietilena, Polietilena dibentuk dari proses polimerisasi etena. Berikut adalah proses pembentukan Polietilena. Reaksi polimer adisi adalah reaksi yang sering dilakukan dalam pembentukan Polietilena. Reaksi ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. 1. Inisiasi Untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:

2.

Propagasi Dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi.

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal CC pada polimer polietilena.

3.

Terminasi Terminasi dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 + R CH2 CH2-R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi (CH2)n-R R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R R-(CH 2)n-CH2 + CH2-

2.5 Tinjauan Termodinamika Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis, maka perlu pembuktian dengan menggunakan H energy ikat C2H4 + H2 (C2H4)n Energy ikat C-H : 415 kJ/mol C=C: 611 kJ/mol H-H: 436 kJ/mol H = energy ikat reaktan energy ikat produk = {[611 + (4x415) + 436] [611 +(4x415)]n} = 2707 (2271)n Karena polietilen merupakan polimer maka n>1. Bila n=2 maka nilai H= -1838 kJ/mol. Nilai H negative sehingga eksotermis. Sehingga untuk nilai n>1 berapapun itu, nilai H akan selalu negative.

10

Reaksi bersifat dapat balik (reversibel) atau searah (irreversibel) dapat ditentukan secara termodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Vant Hoff = Dengan, = -RT ln K Dimana : = Energi Gibbs produk energy Gibbs reaktan K T = Konstanta kesetimbangan reaksi = Suhu (Levenspiel, 1957) Sehingga, =

Jika H merupakan perubahan enthalpy standar (panas reaksi) dan dapat diasumsikan konstan terhadap suhu, maka persamaan dapat diintegralkan menjadi : ln ) data data energi Gibbs (Gibbs heat of formation) Gof C2H4 Gof H2 Gof C2H2 = 68, 2 kJ/mol = 0 kJ/mol = 209,2 kJ/mol G = - RT ln K (Levenspiel, 1957) - 141 kJ/mol = - (8,314) (298) ln K 2477,572 = ln K K = 1,057 Berdasarkan perhitungan, nilai K diatas 1, maka reaksi polimerisasi etilen merupakan reaksi searah (irreversible). Setelah mendapatkan nilai konstanta kesetimbangan (K), maka kita dapat mencari konversi dengan rumus di bawah ini : =( -

11

(Levenspiel, 1957) Didapatkan data sebagai berikut Tabel 1. Tabel suhu vs konversi termodinamika Suhu (K) 97 127 157 187 217 247 277 307 337 367 397 427 457 Konversi Termodinamika 0.562 0.5406 0.526 0.522 0.519 0.517 0.515 0.5139 0.5127 0.5116 0.5107 0.51 0.5093

Dari data diatas didapat hubungan suhu vs konversi termodinamika

Gambar 3. Grafik suhu vs konversi termodinamika

12

2.6 Tinjauan Kinetika Ditinjau dari kinetika reaksinya, kecepatan reaksi pembentukan polietilena akan semakin besar dengan kenaikan suhu. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan Arhenius : k = A e Ea/RT Dengan : k A Ea R T = konstanta kecepatan reaksi = factor frekuensi tumbukan = energy aktivasi = konstanta = suhu (Levenspiel, 1957) Dari persamaan di atas, harga A, Ea, R adalah tetap, sehingga harga k hanya dipengaruhi oleh suhu, dengan kenaikan suhu maka kecepatan reaksi akan semakin besar, pembentukan polietilena juga makin cepat. Berdasarkan pada refferensi nilai k pada pembentukan polietilena adalah: k=16,1664 x e-3980/1.987T (Problems at Unit 700 Polyethylene Production, 1999,p.805) Setelah mendapatkan nilai konstanta kecepatan reaksi (k), maka kita dapat mencari konversi dengan rumus di bawah ini : -ln (1- Xa)= kt (Levenspiel, 1957) Didapatkan data sebagai berikut Tabel 2. Tabel suhu vs konversi kinetika Suhu (K) 97 127 157 187 217 247 277 Konversi Kinetika 0.0001 0.00015 0.00298 0.02204 0.09334 0.2597 0.515

13

307 337 367 397 427 457

0.77 0.9273 0.986 0.9984 0.99989 0.9999

Dari data diatas didapat hubungan suhu vs konversi termodinamika

Gambar 4. Grafik suhu vs konversi kinetika 2.7 Suhu Optimum dan Konversi Maksimum
Tabel 3. Tabel Suhu vs Konversi

Suhu (K) 97 127 157 187 217 247 277 307

Konversi Termodinamika 0.562 0.5406 0.526 0.522 0.519 0.517 0.515 0.5139

Konversi Kinetika 0.0001 0.00015 0.00298 0.02204 0.09334 0.2597 0.515 0.77

14

337 367 397 427 457 :

0.5127 0.5116 0.5107 0.51 0.5093

0.9273 0.986 0.9984 0.99989 0.9999

Gambar 5. Grafik Suhu vs Konversi

Dari hasil perhitungan yang ditinjau dari tinjauan thermodinamika dan kinetika diperoleh titik suhu optimum, yaitu pada suhu 277 K atau 40C dengan konversi 51,5%. Jika konversi optimum hasil perhitungan dibandingkan dengan konversi optimum pada pabrik Industri Polyethylene yang sedang komersial saat ini, terjadi penyimpangan sekitar 47%. Untuk meningkatkan konversi dari 51,5% menjadi 97% digunakan katalis dan dilakukan recycle berulang-ulang pada produk sampingnya supaya didapatkan produk utama dalam jumlah yang maksimal. Diambil masing-masing 3 titik yaitu pada suhu 247 K, 277 K, dan 307 K:

Konversi Termodinamika

Dimana Xa = Konversi Termodinamika

15

= Konstanta kesetimbangan (Levenspiel, 1957)

Suhu: 247 K G= -RT ln K -141= -8,314 (247) ln K ln K= -141/ (-8,314). (247) ln K= 0,0687 K= 1,071 Xa= K/( K+1) =1,071/ (1,071+1) =0,517 Suhu: 277 K G= -RT ln K -141= -8,314 (277) ln K ln K= -141/ (-8,314). (277) ln K= 0,0612 K= 1,063 Xa= K/( K+1) =1,063/ (1,063+1) =0,515 Suhu: 307 K G= -RT ln K -141= -8,314 (307) ln K ln K= -141/ (-8,314). (307) ln K= 0,0552 K= 1,063 Xa= K/( K+1) =1,063/ (1,063+1) =0,515

16

Konversi Kinetika -ln (1- Xa)= kt (Levenspiel, 1957) Suhu 247 K k = =16,1664 =0,0050109 -ln (1- Xa)= kt -ln (1-Xa)= 0,0050109 (60) 1-Xa = 0,740 Xa = 0,260 Suhu 277 K k = =16,1664 =0,01206 -ln (1- Xa)= kt -ln (1-Xa)= 0,01206 (60) 1-Xa = 0,485 Xa = 0,515 Suhu 307 K k = =16,1664 =0,0245 -ln (1- Xa)= kt

17

-ln (1-Xa)= 0,0245 (60) 1-Xa = 0,2299 Xa = 0,770 2.8 Jenis Jenis Operasi Produksi Polietilena Dalam dunia industri, produksi polietilena telah dikembangkan berbagai macam cara, tergantung pada fase reaksi, penggunaan katalis, jenis reaktor serta kondisi operasinya. Berbagai macam jenis produksi polietilena tersebut antara lain :
A. Solution process (proses cair)

Merupakan proses produksi polietilena dalam fase cair. Bahan baku etena dilarutkan dalam suatu diluent (misalnya sikloheksana) dan dipompa ke reaktor CSTR pada tekanan 10 MPa, reaksi yang terjadi bersifat adiabatis dengan suhu 200 300 C. Umpan mengandung 25% berat dan 95% dikonversikan menjadi polietilena. Setelah keluar dari reaktor, larutan polietilena ditreatment dengan deactivating agent dan dilewatkan bed alumina untuk mengabsorbsi katalis yang masih ada dalam polietilena.
B. Gas process (proses gas)

Merupakan proses produksi polietilena dalam fase gas, menggunakan reaktor fluidized bed dengan tekanan tinggi sehingga biaya operasi lebih rendah. Katalis yang digunakan adalah katalis Ziegler-Natta, TiCl4 dan (C3H5)3Al. Gas etilen diumpankan ke dalam reaktor dan ditambahkan katalis secara terpisah. Reaksi terjadi pada tekanan 21 atm dan suhu 80 100 C tergantung pada densitas produk yang diinginkan. Granular polietilena hasil reaksi ditampung dalam suatu discharge system. Sedangkan etilena yang tidak bereaksi didaur ulang. Polietilena dicuci dengan gas nitrogen atau gas inert lain. Polietilena dari hasil proses gas ini memiliki densitas antara 0,89 0,97 g/cm3. (Kirk Othmer, et al, 1998)
C. Slurry process (suspensi)

Produksi polietilena dalam fase suspensi ini menggunakan diluent hidrokarbon menggunakan katalis Ziegler dan katalis Philips. Pada dasarnya proses produksi ini dibagi menjadi dua proses, yaitu : a. Autoclave process

18

Merupakan proses produksi polietilena dengan tekanan 0,5 1,0 MPa dalam reaktor CSTR pada suhu 80 90 C. Diluent yang digunakan adalah hidrokarbon dengan titik didih rendah seperti heksana. Katalis dicampurkan ke dalam diluent pada tangki pencampur katalis sebelum diumpankan ke dalam reaktor. Reaksi dipercepat dengan memisahkan diluent yang akan direcycle ke reaktor. Polimer yang terbentuk dikeringkan dalam fluidized bed dryer dengan nitrogen secara kontinyu. b. Loop reactor process Merupakan produksi polietilen dalam reaktor loop dengan suhu 85 C dan tekanan 35 atm. Diluent yang digunakan adalah isobutana. Katalis diumpankan ke dalam reaktor bersama diluent dari tangki slurry katalis. Setelah keluar dari reaktor, isobutana diuapkan dalam flash tank, dikondensasikan dan direcycle. D. ICI Merupakan produksi polietilen bertekanan tinggi dengan oksigen sebagai katalisnya. Reaktor yang digunakan dapat berupa autoclave atau jacketed tube / tubular. Polimerisasi ini merupakan jenis polimerisasi radikal bebas. Etilena dengan kemurnian 99,95% dimasukan ke dalam reaktor dengan suhu 70 C dan tekanan 15 atm. (http://etd.eprints.ums.ac.id/16672/2/Bab_I.pdf)

2.9 Reaktor yang Digunakan

Dari penjelasan di atas, reaktor yang baik digunakan untuk produksi polietilena adalah Fluidized Bed Reactor. Hal ini dikarenakan reaktor ini dapat digunakan untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini menggunakan fluida yang dialirkan melalui katalis padatan sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat dianalogikan sebagai fluida juga. Kelebihan lain dari penggunaan fluidized bed reaktor adalah :
a.

Reaktor mempunyai kemampuan untuk memproses fluida dalam jumlah yang besar,

b. Pengendalian temperatur lebih baik,

19

c.

Pencampuran (mixing) yang bagus untuk katalis dan reaktan, dikontrol,

d. Operasi bekerja optimal pada suhu 70 C dan tekanan 15 atm sehingga mudah

e.

Konversi yang dihasilkan di atas 97% overall, yang digunakan sebagai komoner dapat direcycle sehingga menghemat biaya,

f.Isobutana

g.

Tidak ada produk samping pada polimerisasi. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah:

a.

Partikel mengalami keausan yang dapat menyebakan mengecilnya ukuran partikel yang berada di dalam reaktor dan ikut mengalir bersama aliran gas sehingga perlu digunakan alat cyclone separators dan aliran listrik yang disambungkan pada garis antara reaktor dan generator.

b. Adanya peningkatan keabrasivan dimana penyebabnya adalah partikel padat

di dalam proses cracking pada fluidized bed c. Tidak mempunyai fleksibilitas terhadap perubahan panas.

Gambar 6. Proses Produksi Polietilen dengan Fluidized Bed Reactor

20

2.10

Produsen Polietilena di Indonesia Di Indonesia hanya ada dua pabrik utama yang memproduksi polietilena, yaitu

PT Chandra Asri Petrochemical Centre (CAPC) dan PT Titan Petrokimia Nusantara (TPN). CAPC tidak hanya memproduksi polietilena saja, tetapi juga memproduksi bahan baku polietilena, yaitu etena. Sementara TPN hanya memproduksi LDPE dan HDPE. Kapasitas produksi polietilena dari PT CAPC dan PT TPN tiap tahunnya adalah 300.000 ton dan 450.000 ton. 2.11 Peluang Didirikan Pabrik Polietilena Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kebutuhan produk polietilena dari tahun 2001 hingga tahun 2006 terus menerus meningkat. Sementara itu, produksi polietilena dalam negeri masih kurang untuk memenuhi kebutuhan polietilena sehingga pemerintah Indonesia masih mengimpor polietilena. Berikut adalah tabel kebutuhan polietilena dalam negeri dan jumlah impor polietilena dari tahun 2001 sampai 2006.
Tabel 4. Kebutuhan Polietilena di Indonesia

Tahun Kebutuhan Polietilena (ton) 2001 25.865.490,63 2002 26.957.001,10 2003 29.955.898,57 2004 29.338.478,50 2005 27.166.482,50 2006 29.988.974,64 (Sumber: inaplas)
Tabel 5. Data Impor Polietilena di Indonesia

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Jumlah (ton) 52.080,230 61.606,361 68.936,417 83.892,995 77.485,500 84.251,296 (Sumber: inaplas)

21

Berdasarkan data dari Inaplas, kebutuhan polietilena di Indonesia masih cukup besar, mengingat selama periode tahun 2005 2011 permintaan polietilen tumbuh rata-rata sebesar 6,8% per tahun.

Gambar 7. Permintaan Bahan Baku Utama Plastik

Mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono, memperkirakan permintaan bahan baku plastik bakal tumbuh antara 5% - 10% di kuartal ketiga tahun ini. Artinya, permintaan Polietilena diproyeksi bakal mencapai 315.000 ton - 330.000 ton di periode tersebut. Inaplas memprediksi konsumsi plastik nasional akan tumbuh 7% tahun ini. Sehingga konsumsi plastik 2012 akan mencapai 3 juta ton. Tahun lalu, konsumsi plastik masih 2,8 juta ton. Fajar Budiono menyatakan bahwa permintaan plastik hilir yang tumbuh otomatis membuat permintaan bahan baku menjadi lebih besar. Berdasarkan data-data tersebut dan kemungkinan bertambahnya permintaan produk polietilena tiap tahunnya, maka peluang untuk mendirikan pabrik polietilena di Indonesia sangat besar. 2.12 Hal-Hal yang Perlu di Perhatikan saat Membangun Pabrik Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas pabrik yang akan didirikan, yaitu :

22

1. Perkiraan kebutuhan pasar dalam negeri. Sementara ini kekurangan kebutuhan polietilena untuk industri di Indonesia masih diimpor dari Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika. Sedangkan produksi polietilen dalam negeri yang disuplai oleh PT Chandra Asri Petrochemical Centre (CAPC) dan PT Titan Petrokimia Nusantara (TPN) kurang mencukupi.

Gambar 8 Produksi Polietilena di Indonesia

Semakin menigkatnya kebutuhan polietilena sebagai bahan baku industri plastik di Indonesia, dengan pertumbuhan kebutuhan rata rata 3-4 % per tahun (Sumber : Inaplas). Sedangkan sampai saat ini produksi polietilena di Indonesia hanya berkapasitas 750.000 ton/tahun. Oleh karena itu harus direncanakan produksi Polietilen dengan kapasitas besar yang mampu menutupi kekurangan di dalam negeri dan mampu mengekspor ke Negara-negara lain. 2. Ketersediaan Bahan Baku. Bahan baku polietilen adalah etilena, diperoleh dari PT Chandra Asri yang merupakan produsen pengolahan Etilen terbesar Indonesia dengan kapasitas 550.000 ton/tahun, yang berada di daerah Serang Banten. Tabel 6 Produsen Etilena di Indonesia N Nama Perusahaan Kapasita

23

s (ton/tahu n) 250.000 500.000 375.000 550.000

1. 2.

PT. Salim group, Pulau Bintan, Riau PT. Pertamina/Mitsui/Marubeni/Toyo Menka

Cilacap 3. PT. Shell/Mitsubishi Corp/C Itoh, Cilacap 4. PT. Chandra Asri, Serang Jawa Barat (Sumber : http://www.icis.com , 2011)

Dengan demikian ketersediaan bahan baku tidak menjadi masalah karena cukup tersedia dan mudah diperoleh. 3. Harga Bahan Baku Tabel 7 Harga bahan baku dan produk No 1 2 Bahan Kimia Bahan Baku Etilen (C2H4) Produk Polietilena (Sumber : 0,585 1,676 http://www.cmaiglobal.com, 2009) Harga, US$/kg

http://chemguide.asia dan

4. Penentuan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu pabrik sehingga diperlukan pertimbangan yang matang. Hal ini dikarenakan lokasi pabrik sangat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan, penentuan kelangsungan produksi dan eksistensinya di masa datang serta meminimalisasi biaya produksi dan distribusi. Adapun lokasi pendirian pabrik Polietilena direncanakan di Kawasan Industri Serang Balaraja Timur Kabupaten Serang Provinsi Banten dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Ketersediaan bahan baku

24

Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik sehingga penyediaan bahan baku sangat diprioritaskan. Lokasi pabrik di Serang ini cukup tepat mengingat sumber bahan baku Etilena diperoleh dari PT Chandra Asri. Dengan lokasi pabrik yang dekat bahan baku dapat juga mengurangi biaya transportasi. 2. Pemasaran Daerah ini berdekatan dengan Jakarta, Bogor, dan Tangerang yang merupakan daerah yang potensial sebagai daerah pemasaran. Selain itu Serang Banten berada di kawasan industri yang padat dengan industri industri kimia baik menengah maupun besar, yang merupakan pasar potensial untuk pemasaran Polietilena. 3. Sistem transpotasi Sistem transportasi di daerah ini, meliputi jalan raya, kereta api, bandara dan pelabuhan, relatif mudah dan sudah tersedia bagi kepentingan umum sehingga juga memudahkan distribusi produk. 4. Sarana pendukung utilitas Fasilitas pendukung berupa air, listrik dan bahan bakar tersedia cukup memadai karena merupakan kawasan industri. 5. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja baik baik yang berpendidikan tinggi, menengah maupun tenaga kerja terampil tersedia dalam jumlah yang cukup.
6. Stabilitas kondisi daerah

Di daerah Serang Banten masih tersedia lahan yang cukup luas, dengan fasilitas penunjang seperti listrik, air, dan bahan bakar yang cukup baik. Kondisi daerah cukup stabil dan keadaan iklimnya normal. Bencana alam seperti banjir dan gempa bumi jarang sekali terjadi. Hal ini sangat menunjang operasional pabrik agar dapat berjalan dengan lancar. 2.12 Manfaat Polietilena Polietilena bermanfaat sebagai bahan dasar pembuatan plastik. Karena jenis polietilena sangat banyak, maka dapat dihasilkan berbagai macam produk plastik, contohnya LDPE dapat dimanfaatkan menjadi botol kemasan air mineral, MDPE

25

dapat dibuat menjadi Tupperware, dan HDPE dapat dimanfatkan menjadi pipa-pipa pada pabrik. Selain itu polietilena berdensitas tinggi dapat dibuat menjadi tandontandon untuk menyimpan bahan kimia. Tandon-tandon polietilena memiliki beberapa kelebihan misalnya, tahan sinar UV, tahan cuaca ekstrim, dan installasi yang mudah.

BAB 3 PENUTUP V.I Kesimpulan


1. Polietilena adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer dan

bahan tersebut bersifat termoplastik. Dalam industri polietilena banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kontainer, kawat atau kabel, botol, pipa, film, semikonduktor serta, produk-produk lainnya yang terbuat dari plastik
2. Polietilena merupakan hasil polimerisasi dari etena (C2H4), sehingga rumus

molekulnya (C2H4)n.

26

3. Masih ada peluang didirikannya pabrik Polietilena di Indonesia. Karena di

Indonesia banyak Industri yang menggunakan bahan baku Polietilena


4. Kegunaan Polietilena adalah sebagai bahan baku dalam industry plastik 5. Dalam mendirikan pabrik Polietilena harus direncanakan kapasitas rancangan

berdasarkan perkiraan pasar dalam negeri juga bahan baku yang tersedia, dan lokasi pabrik. V.2 Saran
1. Untuk produsen supaya melakukan penambahan kapasitas produksi Polietilena

karena kebutuhan dalam negeri masih belum tercukupi dengan kapasitas produksi sekarang 2. Untuk konsumen produk Polietilena supaya lebih memperhatikan kode produksi, karena polietilena dibagi menjadi 5 yaitu: PET, HDPE, MDPE, LDPE, dan LLDPE
3. Untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi supaya dapat membuat penelitian

tentang Polietilena ramah lingkungan dan dapat diaplikasikan dalam produksi Polietilena.

DAFTAR PUSTAKA Elisabet, Carolina. 2012. Industry Update. Vol 22. 15 Juni 2012. PT Bank Mandiri Persero, Tbk. http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/polietilen.html http://damzone89.wordpress.com/2011/06/14/teknologi-lldpe-linear-low-densitypolyethylene/ http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene http://etd.eprints.ums.ac.id/15388/4/Bab_1_Teguh.pdf http://etd.eprints.ums.ac.id/16672/

27

http://etd.eprints.ums.ac.id/3452/1/D500040009.pdf http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-polimer/klasifikasi-polimer/polimerberdasarkan-reaksi-pembentukannya/ http://www.datacon.co.id/Plastik-2010PE.html http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/faktor-faktor-yangmempengaruhi-kecepatan-reaksi-3/

28

You might also like