You are on page 1of 15

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-50 TAHUN DALAM MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI KECAMATAN PADANG HILIR TEBING TINGGI

TAHUN 2010
Abstrak Berdasarkan jumlah penduduk dan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia pada tahun 2005, sekitar 26 % dari penduduk wanita Indonesia akan mencapai usia menopouse Tentunya, sekian tahun kemudian jumlah tersebut semakin bertambah. Hal ini ditunjang dari kondisi kesadaran menjaga kesehatan yang semakin baik hingga angka harapan hidup semakin meningkat. Menurut Batasan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit atau kelemahan. Agar kehidupan maturitas berlangsung dalam kehidupan akan kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga kesehatan. Disamping menjaga kesehatan kita juga perlu mengadakan persiapan terhadap datangnya masa klimakterium atau menopause. Penelitian ini telah membuktikan bahwa wanita pada wanita usia 44 tahun banyak menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih sebentar waktunya di banding biasanya. Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ke tidak teraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Kata kunci : Pengetahuan, Menopause, Pendidikan

A. PENDAHULUAN Menurut Batasan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan benar-benar sehat, fisik mental dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit atau kelemahan. berlangsung Agar dalam kehidupan maturitas akan

patah

tulang

khususnya

wanita

pasca

menopause (Wirawan dkk, 2004). Penelitian telah membuktikan bahwa wanita pada wanita usia 44 tahun banyak menstruasi nya menjadi lebih sedikit atau lebih sebentar waktunya di banding biasanya. Kenyataannya, hanya sekitar 10 % wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa

kehidupan

kebahagiaan dan kesejahteraan, maka perlu adanya kesiapan sejak dini unuk menjaga kesehatan. Disamping menjaga kesehatan kita juga perlu mengadakan persiapan

disertai ke tidak teraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya

(http://id.wikipedia.org/wiki.menopause). Seperti remaja yang gelisah ketika menunggu masa menstruasi nya datang, wanita dewasapun mengalami masa

terhadap datangnya masa klimakterium atau menopause (Depkes RI 1993). Menurut Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis (Perosi) satu atau tiga wanita dan satu dari lima pria di Dunia terkena Osteoporosis penderita Osteoporosis

penantian tersebut. Biasanya masa gelisah ini terjadi menjelang usia 50 tahunan. Bedanya, yang diamati para wanita ini justru masa berhentinya siklus haid mereka atau yang lebih dikenal dengan menopause ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali (Kuntjoro, 2002).

kebanyakan adalah kaum wanita, terkait dengan proses hormonal. Di Amerika Serikat pada 1998 tercatat 28 juta penderita kasus

Melihat

perkembangan

jumlah

Menopause

adalah

berhentinya

penduduk di Indonesia, pada tahun 2005 penduduk Indonesia telah berjumlah 218,1 juta dan 108,5 juta diantaranya adalah wanita, termasuk 6,2 juta orang wanita berusia 4550 tahun.

fungsi reproduksi dengan ditandai oleh berakhirnya mentruasi umur sekitar 50 tahun (Manuaba, 2001). Menopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita usia 40 tahun. Biasanya ketika

(http://www.depkes.go.id ) Pada Kecamatan Padang Hilir

mendekati masa menopause, dan banyaknya darah yang keluar pada siklus mentruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasa ( Anonimous, 2004). Menopause adalah keadaan pada seseorang wanita yang mengalami penurunan fungsi indung telur, yang berakibat

Tebing Tinggi, di dapat jumlah wanita lanjut usia sebanyak 117 Orang dan diantaranya ada 69 wanita berusia 44 tahun sampai 50 tahun yang menjelang menopause. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana gambaran pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa Menopouse di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Menopause Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti men atau pauseis adalah akta yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan

menurunnya

produksi

hormon estrogen.

Keadaan ini antara lain mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya ( mati haid), umur menopause pada wanita

Indonesia sekitar 50 tahun pada tahun 2000, dan semula 46 tahun pada tahun 1980 ( Depkes RI, 2001). Tanda dan Gejala Menopause 1. Beberapa gejala yang menunjukkan wanita menuju menopause yaitu : a. Gangguan haid (siklus menjadi lebih panjang atau lebih pendek, darah lebih menjadi sedikit atau lebih banyak). b. Rasa panas atau gerak di daerah dada, leher, muka, kadang-kadang berkeringat sampai ke pori tubuh.

berhentinya haid menurut kepustakaan 17 dan 18 menopause dianggap suatu bencana dan malapetaka sedangkan post menopause dianggap tidak berguna lagi dan tidak menarik lagi (Kasdu, 2002).

c. Berkeringat malam, gangguan tidur atau sulit tidur d. Rasa cepat lelah e. Kulit merasa gatal f. Berat badan bertambah

perempuan pada masa Menopause. Yang dapat disimpulakan adalah alaupun

perempuan mengalami perubahan akibat datangnya Menopause, kondisi ini tidak membuat perempuan menjadi kehilangan akal sehatnya dan menjadi perempuan dan yang tidak bahagia (Wirawan dkk, 2004). Kebutuhan Gizi Masa Menopause Menopause dipandang dari sudut gizi

g. Vagina kering atau sulit bersenggama h. Gangguan emosi, menjadi pemarah,

adalah

saat

tengah

terjadi

ketidak

pencemas, pelupa dan lekas panik 2. Gejala lain pada masa menjelang menopause (sindroma) menjelang menopause menurut yatim (2001) adalah: a. Perubahan emosional b. Perubahan dalam perilaku c. Gangguan dalam gangguan d. Gejala-gejala pada syaraf vegetasif e. Perubahan dalam kebiasaan makan f. Perubahan dalam kebiasaan makan

seimbangan gizi, terutama yang menonjol adalah akibat berkurangnya mineral kalsium sebanyak 750 ditambah 375 mg setiap hari UI Vitamin D dengan dapat

menyediakan kasium tubuh secara memadai tak kurang 3 tahun selain vitamin D ada baiknya dikonsumsi juga secara cukup Phosfor yang dianjurkan sekitar 500 mg per hari untuk keseimbangan kalsium dan tulang. Contoh makanan yang kaya phosphor adalah beras giling jagung tempe kedelai murni, daging ayam dan lain-lain. Sedangkan

g. Perubahan dalam keseimbangan air dan mineral Perubahan Psikologis Ketika memasuki menopause dialami oleh perempuan, maka perempuan itu juga akan mengalami berbagai perubahan fisik dan fsikologis. Perubahan-perubahan ini diasumsikan dan mempengaruhi kesehatan mental perempuan pada masa menopause. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah tidak ada hubungannya antara pengaruh menopause dengan kesehatan mental

makanan sumber kalsium adalah susu, keju, roti tawar, umbi-umbian, sayuran hijau dan ikan (mengandung antara 40-100 mg),

kacang-kacangan, telur, dagingan bubur, gandum (mengandung antara 10-40 mg) (Khamil, 2003). Proses Terjadinya Menopause (Depkes RI 1993) Menopause terjadi karena habisnya volikel (sel telur) pada indung, jumlah sel

telur ketika seseorang dilahirkan adalah lebih kurang 733.000 dan jumlah ini terus akan

Pemenuhan gizi yang memadai sangat membantu dalam

berkurang selama masa kanak-kanak dan masa reproduksi. Pada usia 39 40 tahun jumlah turun kira-kira 10.900. Pada setiap siklus haid sebanyak 10-15 sel telur akan dipersiapkan untuk

menghambat berbagi dampak negatif terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering serta berbagai penyakit lain. Memenuhi kebutuhan gizi perhari

dengan asupan zat-zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. 2. Menghindari stress Usahakan untuk membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari tekanan pikiran. yang Hal dapat ini membebani untuk

berkembang, tetapi pada umumnya hanya satu folikel yang akan berkembang pesat mengalami ovuluasi (pelepasan sel telur dari folikel indung telur sisinya dan juga sebagian besar sel telur dari folikel indung telur. Sisanya sebagian besar sel telur akan mengalami pengisutan demikian hambatan dan proses perkembangan, Dengan folikel

penting

penyerapan. pemusnahan

mengatasi dampak psikologi akibat menopause. Wanita yang memasuki menopause sering menimbulkan

berlangsung cepat. Semakin folikel yang berkembang pembentukan progesterone. Pada umumnya menopause terjadi antara 45-50 tahun. Menopause dapat menjadi lebih dini akibat beberapa penyakit, antara lain anemia (kekurangan sel darah merah) dan tuberkolosis. Selain itu menopause dapat terjadi secara buatan dan sebagian akibat kedua semakin hormone berkurang estrogen dan

tekanan psikologi, jika tekanan ini tidak diatasi stress akan yang berkembang berdampak

menjadi

buruk pada seseorang wanita. 3. Menghentikan merokok dan minumminum beralkohol Wanita perokok akan lebih mudah memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok, dan asap nikotin dapat membuat kulit wajah menjadi kering dan kusam. Merokok juga dapat merusak kesehatan seseorang dan juga dapat merusak kecantikan wanita.

pembedahan

pengangkatan

ovarium atau pengobatan dengan radiasi. Kesiapan seorang Ibu dalam menghadapi Menopause menurut Kasdu (2002) adalah: 1. Mengkonsumsi makanan bergizi

4. Olah raga secara teratur Selain menguatkan tulang olah raga juga sudah terbukti bisa mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis kangker tertentu dan juga dapat mengusir stress. Jenis olahraga yang menggunakan beban tubuh untuk bergerak seperti : jalan kaki, jogging, bersepeda, naik tangga dan lompat tali. 5. Berkonsultasi dengan dokter Meskipun masa menopause

a. Gejala ini sering timbul pada malam hari, sehingga menyebabkan terbangu dari tidur, gejala timbul hanya dalam hitungan menit, tetapi kadang-kadang dapat sampai 1 jam. b. Gangguan psikologi , penurunan hormon estrogen pada wanita juga dapat mengakibatkan berupa

gangguan depresi,

psikologis mudah

tersinggung,

mudah marah, kurang percaya diri, sukar berkonsentrasi,

merupakan peristiwa nolma yang akan terjadi pada setiap wanita, dan jika seorang wanita memiliki beberapa

perubahan prilaku, menurunya daya ingat dan kehilangan gairah seksual. c. Kelainan kulit, rambut dan gigi dan keluhan sendi atau tulang kehilangan jaringan penunjang atau golongan pada wanita menopause akan mengakibatkan kulit menjadi tipis, kering dan keriput, rambut tipis terarah, bibir menjadi pecah-pecah dan rasa sakit serta ngilu pada daerah persendian. d. Gangguan mata Mata terasa kering dan

penyakit atau riwayat kesehatan, bahkan gaya hidup yang memungkinkan

munculnya masalah pada menopause, dengan berkomunikasi dengan dokter akan mendapat informasi yang benar untuk mengetahui masalah akibat

menopause. Masalah Akibat Menopause Menopause tidak terjadi secara tiba-tiba menopause merupakan suatu proses yang terjadi secara berangsur-angsur masa transisi atau sebelum mati haid sampai sudah mati disebut dengan masa klimakterium. Bila telah terjadi menopause maka ovarium sudah tidak menghasilkan estrogen dan progesterone lagi (Depkes RI, 2001). 1. Gejala-gejala akut (jangka pendek)

kadang-kadang terasa gatal karena reproduksi air mata berkurang e. Gangguan saluran kemih dan alat kelamin Wanita menopause antara lain sering tidak dapat menahan kencing dan mudah menderita infeksi saluran

kencing, vagina terasa gatal, kering, mudah luka, keputihan, nyeri pada senggama senggama 2. Pada jangka pajang Yang dapat terjadi akibat berkurangnya hormon estrogen ini adalah : a. Osteoporosis Osteoporosis adalah dan pendarahan paska

tidur, gelisah, depresi sampai kepada kepikunan tipe Alzheimer. Penyakit kepikunan ini terjadi bila kekurangan estrogen berlangsung cukup lama dan berat yang diperoleh faktor kotoran serta proses ketuaan.

Pencegahan Terhadap Menopause Upaya pencegahan masalah adalah: 1. Pemeriksaan alat kelamin Pemeriksaan alat menopause yang

Masalah terhadap dilakukan

berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar darah, umumnya osteoporosis terjadi pada tulang yang berongga, yaitu tulang belakang, leher, paha, panggul dan lengan bawah. Osteoporosis dapat dipercepat oleh kekurangan kalsium. b. Penyakit tulang koroner Kadar oksigen yang cukup, mampu penyakit melindungi jantung wanita dari

kelamin

wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada, misalnya lecet atau keputihan. 2. Perubahan Payudara Ketidak seimbangan hormon yang terjadi akibat penurunan kadar hormon menimbulkan tumor payudara. 3. Penggunaan bahan Unsur fito-estrogen dalam jumlah yang cukup yaitu kedelai (tahu, tempe dan kecap), papaya dan semanggi merah. 4. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium estrogen, pembesaran dapat atau

koroner,

berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar kolestrol baik

(HDL, Lowa Densiti Liproprotein) yang meningkat kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. c. Kepikunan (Demensia tipe Alzheimer) Kekurangan hormon estrogen juga mempengaruhi susunan syaraf pusat, estrogen otak, penurunan hormon kesulitan ingatan

menyebabkan kehilangan

berkonsentrasi,

akan peristiwa jangka pendek, sukar

Makanan yang mengandung kalsium antara lain susu, keju, teri, umbi-umbian, sayur hijaudan ikan. 5. Menghindari makanan yang

dengan

istilah

knowledge. suatu

Defenisi dari

pengetahuan

adalah

sistem

berbagai pngetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman

mengandung banyak lemak, kopi dan alcohol Dengan rejimen ini, sebagai wanita akan mengalami kekambuhan gejala selama berhari-hari tampa terapi estrogen. Pada pasien-pasien demikian estrogen dapat diberikan setiap hari, jika progestin menyebabkan sedatif atau efek tak diinginkan lainya, maka dosis dapat dikurangi menjadi 2,5-5 mg selama 10 hari terakhir dari siklus dengan sedikit peningkatan endometrium. resiko hyperplasia ini

tertentu dan disusun dengan metode tertentu sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu hingga menjadi suatu keseluruhan (kesatuan) yang bagian-bagiannya saling berhubungan satu dengan yang lain, dan dapat dipengaruhi untuk menerangkan atau

menginterfrestasikan gejala-gejala tertentu dalam bidang tertentu. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), Bloom pengetahuan dalam yang

dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkat yaitu : a. Tingkat tahu (know), bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar apa yang telah diketahui. b. Memahami memahami (comprehensision), suatu kemampuan benar dan tentang dapat

Rejimen-rejimen

biasanya di ikuti perdarahan pada akhir dari tiap siklus (Francis.S, 2002). Konsep Pengetahuan Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

menjelaskan secara objek yang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indera c.

diketahui

menguraikan materi tersebut secara benar. Tingkat penerapan (application), bila telah ada kemampuan untuk

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Menurut (Ahmad, 2001) d.

menggunakan apa yang telah dipelajari dari suatu situasi ke situasi lain. Tingkat analisis (analisi), bila

pengetahuan dalam bahasa asing kita kenal

kemampuan lebih meningkat, ia telah

mampu untuk menerangkan bagianbagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan menganalisis satu dari yang lainnya. e. Tingkat sintesis (syntesis), bila sudah mampu untuk menyusun kembali

dimanfaatkan

untuk

keperluan

pembelajaran (Sudrajat, 1997). 1. Menurut Notoadmodjo (1997), yang

dimaksudkan dengan media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan karena saluran disebut alat-alat (channel) media tersebut untuk

bentuk semula maupun ke bentuk lain. f. Tingkat evaluasi (evaluation),

pendidikan merupakan

merupakan tingkat pengetahuan yang tertinggi telah ada kemampuan untuk mengetahui secara menyeluruh semua bahan yang dipelajari. Faktor-faktor pengetahuan Adapun faktor yang mempengaruhi yang mempengaruhi

menyampaikan kesehatan, karena alat-alat yang digunakan untuk memudahkan

penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat berdasarkan fungsinya

sebagai penyalur pesan kesehatan. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan deskriptif penelitian dengan yang bersifat

pengetahuan antara lain : a. Pendidikan Pendidikan seseorang akan

pendekaran

Crosssectional yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan pengetahuan ibu usia 45 50 tahun tentang masa Menopouse. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi yang dilaksanakan pada bulan 25 Agustus s/d 4 September tahun 2010. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibuibu usia 45 50 tahun sebanyak 69 orang.

mempengaruhi pengetahuan tentang ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause karena semakin tingginya pendidikan maka semakin tinggi juga pengetahuan yang didapat atau yang diperoleh pendidikan seseorang. yang Sebaliknya maka

rendah

pengetahuan yang didapat juga kurang (Noor Azhar, 2007). b. Sumber informasi Media informasi atau sumber

Sampel Pengambilan sampel penelitian ini adalah menggunakan tehnik total sampling yaitu

informasi adalah media pembelajaran, teknologi pembawa pesan yang dapat

pengambilan sampel secara keseluruhan total pada ibu usia 45-50 tahun di Kecamatan C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan

Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 berjumlah 69 orang.

Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause Tabel . 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 NO 1 2 3 Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah Sumber : data primer diolah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penegetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam mengahadapi menopause berada pada kategori rendah yaitu 29 (42 %). Frekuensi 18 22 29 69 Persentase (%) 26,1 31,9 42 100

Tabel .2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di Tinjau dari Pendidikan di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 NO 1 2 3 Kategori Tinggi Menengah Dasar Jumlah Sumber : data primer diolah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pendidikan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause berada pada kategori Dasar yaitu 45 (65,22 %). Frekuensi 9 15 45 69 Persentase (%) 13,04 21,74 65,22 100

Tabel .3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Usia 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause di Tinjau dari sumber informasi di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 NO Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 Tinggi 20 28,99

2 3

Sedang Rendah
Jumlah

15 34
69

21,73 49,28
100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sumber informasi ibu usia 4550 tahun dalam menghadapi menopause

berada pada kategori rendah yaitu 34 (49,28 %).

Tabel .4 Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 Pendidikan Pengetahuan F Tinggi Sedang Rendah Total 9 5 4 Tinggi % 55,56 44,44 100 Menengah F 4 5 6 15 % 26.67 33,33 40 100 F 9 13 23 45 Dasar % 20 28,89 51,11 100 F 18 22 29 69 Total % 26,1 31,9 42 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause di tinjau dari pendidikan adalah : pengetahuan tinggi berada pada katagori pendidikan tinggi yaitu 5 (55,56 %), pengetahuan

sedang berada pada katagori pendidikan rendah yaitu 6 (40 %) dan pengetahuan rendah berada pada kategori pendidikan dasar yaitu 23 (51,11 %).

Tabel .5 Distribusi Frekwensi Pengetahuan Ibu 45-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause berdasarkan Sumber Informasi Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010 Sumber Informasi Pengetahuan Tinggi Menengah Dasar Total

F Tinggi Sedang Rendah Total 7 7 6 20

% 35 35 30 100

F 6 5 4 15

% 40 33,33 26,67 100

F 5 10 19 34

% 14,70 29,41 55,89 100

F 18 22 29 69

% 26,1 31,9 42 100

Sumber : data primer diolah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause di tinjau dari sumber informasi adalah penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu : indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

pengetahuan tinggi berada pada kategori sumber invormasi tinggi yaitu 7 (35 %), pengetahuan sedang berada pada kategori sumber informasi tinggi yaitu 6 (40 %) dan pengetahuan rendah berada pada kategori sumber informasi rendah yaitu 19 (55,89 %). Pembahasan Dari hasil penelitian yang didapatkan penelitian di lapangan terhadap 69 orang responden yang merupakan sampel, maka diperoleh data mengenai gambaran pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi sebagai berikut : 1. Pengetahuan Dari tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu usia 45-50 tahun diwilayah kerja Puskesmas Bandar Baru berada pada kategori Rendah yaitu 29 (42 %). Menurut Notoatmodjo (2003),

diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Hidayat (2005), pengetahuan adalah proses belajar menggunakan pancaindera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan. 2. Pendidikan Dari tabel 3 menunjukkan bahwa pendidikan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause diwilayah kerja

Puskesmas Kayu Laot berada pada kategori dasar yaitu 45 (65,22 %) dan berdasarkan tabel 5 menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu 45-50 tahun dalam menghadapi menopause. Pendidikan kualitas dapat mencerminkan semakin tinggi

seseorang,

pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pendidikan seseorang semakin baik sumber daya manusianya (Sudjarno, 2000).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu semakin baik pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi

jelas maka pendidikan tidak akan terjadi. Melalui proses pendidikan maka akan

bertambah pengalaman bagi seseorang untuk perubahan tingkah laku dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Pendidikan manusia untuk merupakan berbuat dan penuntun mengisi

menopause. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Slameto (1998) meyebutkan pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk kepada

menympaikan

pesan

kesehatan

kehidupanna yang dapat meningkat kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin

masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh wawasan tentang informasi kesehatan. membantu Pendidikan individu kesehatan untuk dapat

tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi dan makin bagus pengetahuan yang dimilikinya 2005). Menurut Soemanto (2006) banyak penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dapat meningkatkan inteligensi atau (Hidayat,

mencapai

kesehatan yang optimal. Melalui proses pendidikan dapat mencapai suatu tujuan sesuai dengan kualifikasi tingkat kekhususan. Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku. Pendidikan mempengaruhi seseorang pengetahuan akan tentang

pengetahuan, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi tingkat inteligensi seseorang. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hidayat dan dimana seseorang, semakin semakin tinggin tinggi penulis

pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause karena

semakin tingginya pendidikan maka semakin tinggi juga pengetahuan yang didapat atau diperoleh seseorang. Sebaliknya pendidikan yang rendah maka pengetahuan yang didapat juga kurang (Noor Azhar, 2007). Sedangkan menurut Azwar (1996), menyebutkan bahwa pendidikan adalah

Soemanto pendidikan

pengetahuannya.

Sehinggga

berasumsi bahwa tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi pengetahuan ibu,

sehingga dengan adanya pendidikan yang tinggi maka akan baik pula pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi

perubahan sikap dan tingkah laku serta penambahan ilmu pengetahuan, pendidikan akan berhasil dengan baik bila disertai dengan tujuan, bila tidak ada tujuan yang

menopause. 3. Sumber informasi

Dari tabel 4 menunjukkan bahwa sumber informasi ibu usia 45-50 tahun

berupa televise, radio, video dan film strip. c. Media papan (biliboard), dimana media inidipasang ditempat umum yang dapat didisi dengan pesan dan informasi

dalam menghadapi menopause berada pada kategori rendah yaitu 34 (49,28 %) dan bedasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa adanya hubungan sumber informasi dengan pengetahuan ibu 45-50 tahun dalam

kesehatan. Media ini biasa ditempel di kendaraan umum ataupun ditempat yang strategis. Informasi adalah penerangan,

menghadapi menopause. Media informasi atau sumber informasi adalah media pembelajaran, teknologi

keterangan, pemberitahuan kabar atau berita tentang sesuatu media atau alat (sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televise, poster dan spanduk. Media

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Sudrajat, 1997). Menurut Notoadmodjo (1997), yang dimaksudkan dengan media pendidikan

komunikasi adalah media yang digunakan pembaca sesuatu untuk atau mendapatkan tentang informasi

kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan saluran

hal

pengetahuan

berkaitan dengan penyediaan informasi bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, informasi yang diperoleh harus berkualitas. Kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu : Akurat bebas dari kesalahan tidak bisa atau menyesatkan, tepat waktu informasi yang disampaikan informasi tidak memiliki terlambat, manfaat relevan bagi

(channel) untuk menyampaikan kesehatan, karena alat-alat yang digunakan penerimaan masyarakat untuk

memudahkan kesehatan bagi

pesan-pesan berdasarkan

fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, media juga dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Media cetak, dimana media ini sebagai alat untuk menyampaikan pesan seperti booklet, leaflet, flip chart, rubric, poster dan foto. b. Media elektronik, dimana media ini sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan ataupun informasi kesehatan

pemakaiannya (Tugiman, 1996). Dengan menyatakan demikian penulis dapat

bahwa

makin

cukupnya

informasi yang diperoleh responden maka makin baik pula pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi Tahun 2010.

D. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause berada pada kategori rendah yaitu 29 (42 %). 2. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing 2.

kesehatan agar didapat masukan dan wawasan mengenai menopause,

sehingga masa menopause dapatditerima dengan baik dan perlu adanya kerjasama yang baik dengan tiem kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi menopause. kepada tenaga kesehatan khususnya yang ada di Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi, serta bidan desa yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Kayu Laot agar atau selalu konsling memberi secara

penyuluhan

Tinggi berdasarkan Pendidikan, paling dominan pada pendidikan dasar

menyeluruh dan berkesinambungan dalam menghadapi menopause. DAFTAR PUSTAKA

dengan pengetahuan rendah sebanyak 23 responden (51,11 %). 3. Pengetahuan ibu usia 45-50 tahun dalam menghadapi masa menopause di Kecamatan Padang Hilir Tebing

Tinggi berdasarkan Sumber Informasi, paling dominan pada Sumber

Informasi rendah dengan pengetahuan rendah sebanyak 19 responden (55,89 %). Saran 1. bagi ibu-ibu dengan usia agar lebih aktif dalam menopause kegiatan

Azwar, S, 1996. Pengabtar administrasi Kesehatan. Bina Rupa Aksara. Jakarta Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan Gangguan System Reproduksi. Pusat Pendidikan Kesehatan.Jakarta. . 2001. Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut. Pusat Pendidikan Kesehatan.Jakarta Efendi. 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta. Green,S,F. 2000. Endokrinologi. EGC. Jakarta.

Hidayat.

2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika. Jakarta. Kasdu. 2002. Dini Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Puspa Suara. Jakarta. Manuaba,I,B. 2001. Kapita Selekta Penata Laksanaan Rukn Obstetri Ginekologi dan KB. EGC. Jakarta. Noatmodjo. 1997. Pengantar Ilmu Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta . 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. . 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto,

J,S. 1998. Kesehatan Lingkungan. Universitas Gajah Mada. Bandung. Sudjarno. 2000. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Tugiman,H. 1996. Pengantar Audit Sistem Informasi. Kanius. Jakarta Yatim, Faisal. 2001. Hal Tidak Wajar dan Menopause. Pustaka Populer Obat. Jakarta. http://www.depkes.go.id. Sensus Penduduk Aceh Nias. http://id.wikipedia.org/wiki.menopause http://www.google.com.Wirawandanning wati.Hubungan antara Perubahan Fisik dan Pengaruh Psikologi dengan Kesehatan Mental Perempuan. 2004

You might also like