You are on page 1of 11

Konsep Komunikasi Profetik1

Komunikasi Profetik Oleh : Muchammad Mundlofar (09.31.00146) Pendahuluan Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator kepada orang lain yang di ajak bicara (komunikan). Dalam penyampaian tersebut membutuhkan media atau alat untuk memahamkan komunikan agar pesan diterima dengan baik sehingga menimbulkan feedback. Media yang digunakan berbeda beda mulai dari bahasa tubuh, alat peraga sampai sekarang muncul beberapa media yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seharihari yaitu televisi, radio, internet dan lain sebagainya. Perjalanan komunikasi sebagai salah satu bidang keilmuan mengalami proses yang panjang. Sudah menjadi wacana umum bahwa komunikasi awalnya digunakan sebagai alat propaganda politik dalam perebutan kekuasaan negara (praktik retorika advokatif). Ini terjadi pada zaman yunani kuno setelah itu bergeser menjadi alat pembelaan publik, kemudian komunikasi menjadi cabang keilmuan dan berkembang sampai sekarang. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh hasrat pemenuhan informasi baik itu sosial budaya, ekonomi dan politik. Sehingga inti dari informasi tersebut yaitu menuju tatanan information society. Pada proses selanjutnya komunikasi mengalami kemajuan yang signifikan massa. yaitu Dengan komunikasi itu dimaknai bisa tidak hanya sebagai yang komunikasi tatap muka saja akan tetapi sudah beralih pada media komunikasi dipahami ilmu mengandung unsur interdisiplin berbagai jenis keilmuan.

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik2

Ditinjau dari islam, ilmu komunikasi mendapat kontribusi. Sumbangan tersebut banyak ilmuan tidak menyadari. Terbukti pada zaman nabi muhammad ketika masa penulisan al quran. Ini menjadi awal kontribusi islam dalam percetakan. Dan Al Quran juga ada banyak kontribusi lain terhadap konsep ilmu komunikasi yang ilmuan belum meneliti dan menggali lebih dalam diantaranya komunikasi verbal (Al Baqarah : 31), informasi (Yunus : 4), gosip/kabar bohong ( An Nur 11), Debat (Al Mukmin : 4). Historis juga menjelaskan bahwa dunia islam mengalami perkembangan dalam media massa. Berawal dari masuknya mesin cetak di negara islam yaitu mesir, turki, dan iran pada abad ke 17. Namun penyebaran tentang islam belum maksimal karena dipengarui oleh faktor politik dari barat selain itu juga ekonomi negara islam rendah sehingga produksi lewat media massa lambat. Kemudian pada abad ke-20 komunikasi di dunia islam mengalami perubahan besar dengan mengembangkan penyiaran radio. Kemudian memaksimalkan radio sebagai alat interaksi nasional, penyebaran berita dan informasi pemerintah, serta propaganda negara dan ideologi. Pada tahun 1950 baru muncul televisi di dunia islam, ini menjadi alat ampuh kedua untuk informasi, pendidikan, dan hiburan. Sehingga sarana komunikasi di tambah di berbagai tempat. Misalnya misi dakwah masjid, ketika diadakan kegiatan khotbah atau peristiwa agama sudah mengalami perubahan dengan menggunakan televisi dan radio. Walaupun beranekaragam kriteria moral dan etika islam berpengaruh besar pada isi, produksi, dan distribusi dalam komunkasi modern. Namun yang menjadikan penghambat yaitu kurangnya sumberdaya ekonomi dan penanaman modal secara menyeluruh.
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik3

Setelah kita mengetahui sejarah singkat komunikasi, kita juga harus mengetahui bagaimana koneksitas antara ilmu , agama, dan media. Karena adanya pandangan fakta yang dikotomis yang memisahkan realitas agama dengan realitas akademik. Dan bagaimana caranya untuk mengkoneksikan dikotomis tersebut sehingga mencapai komunikasi profetik. Karena media sekarang industri media begitu ambisius mengabdi pasar pengiklan, tanpa peduli pada pesan nilai-nilai profetik humanisasi, liberasi dan transendensi yang sejatinya dipegang taguh media untuk perkembangan industri media yang lebih bernilai positif dan etis. Dalam konteks inilah, Iswandi Syahputra (seorang mantan praktisi media) mengolah perenungan dan pengalamannya dan berupaya pendekatan mengajukan gagasan yang baru tentang konsep dan komunikasi memanusiakan manusia

(humanisasi), membebaskan (liberasi) dan selalu berorientasi pada Tuhan (transendensi). Inilah suatu kajian baru tentang komunikasi profetik, komunikasi kenabian yang memberi porsi penting pada nilai dan etika. Dalam hal ini, profetik merupakan kesadaran sosiologis para nabi dalam sejarah untuk mengangkat derajat kemanusiaan dan membawa manusia beriman pada Allah. Pembahasan Integrasi - interkoneksitas keilmuan Dalam dunia akademis ada wacana yang umum yaitu tentang penggabungan antara agama dan ilmu. Ada perbedaan pandangan ketika ilmuan memandang devinisi agama. Sejarah mencatat bahwa agama tidak bisa di olah dengan rasio manusia, ada juga yang berpendapat bahwa agama itu sumber kebenaran. Ini
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik4

menjadikan perdebatan sekaligus wacana yang sudah berpuluhpuluh tahun. Maka dari itu saatnya para ilmuan muslim untuk mengakhiri perdebatan tersebut dengan mencari metodologi yang tepat untuk memadukan dua kutub keilmuan. Ini sudah dilakukan di indonesia akademisi. Pendekatan keilmuan baru yang terpadu, memadukan wahyu tuhan dengan temuan pemikiran manusia. Yang menjadi pijakan yaitu ketauhidan manusia dan selanjutnya di integrasikan dengan obyek, sumber, dan metode ilmu. Ini berkembang di universitas dengan ditandai peralihan IAIN menjadi UIN. Namun metode integrasi ilmu dan agama yang dikembangkan sejumlah UIN, tidak murni sebagai kerakan ilmiah-akademik, tetapi sebuah gerakan ilmiah akademik yang didorong oleh unsur-unsur sekularisasi pendidikan agama atau bahkan komersialisasi pendidikan. Dari beberapa IAIN beralih menjadi UIN, diantaranya yang telah berhasil menelurkan metode integrasi ilmu dan agama. Sebagai contoh, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menawarkan konsep jaring laba-laba. Dalam konsep pendekatan tersebut terdapat tiga dimensi keilmuan yang mulai diperkenalkan yaitu hadlarah an-nash(budaya teks) ,hadarah al-Ilm (sosial, Humaniora, sains, dan teknologi), hadlarah al-Falsafah(budaya etika dan emansipatoris). Ketiga dimensi tersebut tidak bisa berdiri sendiri berarti saling membutuhkan. Sehingga menemukan titik temu antara ilmu keislaman dan ilmu alam. Relasi Agama dan Media Untuk mengkaji secara mendalam hubungan antara agama dan media, Hoover (1997) menyebut tiga pola relasi antara agama,
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

dan

mendapat

respon

dalam

berbagai

kalangan

Konsep Komunikasi Profetik5

media, dan budaya yaitu rellies, ritual, dan resistence. Rellies merupakan suatu keadaan keagamaan yang terkait dengan sejarah, doktrin,intuisi atau praktek terstruktur (shalat, haji, puasa, dll). Sajian doktrin agama oleh media dalam perspektif sejarah merupakan cara yang paling sehatuntuk memberikan pemahaman kontekstual mengenai latar belakang dan situasi sosial yang melingkupi proses produksi suatu teks keagamaan. Ritual adalah pengalaman rohani yang lebih implisit namun dianalisis secara mendalam. Media memainkan religius dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam televisi tayangannya bersifat agamis dengan memarankan peran seorang kiai, ustad dan sebagainya. Resistance, audien diberi keleluasaan dalam mengonstruksi sendiri teks media

Integrasi Teori Kritis Teoantroposentris Secara historis, teori kritis memberi pengaruh dalam perkembangan studi komunikasi, secara khusus media masa yang digunakan untuk menjustifikasi atau mendukung status quo dengan mengorbankan rakyat, dan ini berakar dari teori neo-marxis yang lebih menekankan kontrol budaya atau superstruktur seperti media massa sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk menindas rakyat. Dengan komunikasi, televisi merambahnya yang teori kritis, masuk dalam maka studi praktik kekuatan konsepnya media dehumanisasi, yang

ketidakadilan menjanjikan untuk terealisasi. Terlebih misalnya sebagai massa memiliki mengonstruksi realitas sosial. Namun praktiknya televisi menjadi representasi dari realitas dan bahkan produksi citra yang menutupi
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik6

realitas sesungguhnya. Ini yang menjadikan teoritikus komunikasi mulai mendevinisikan komunikasi secara luas yaitu proses kebudayaan yang tertanam dalam kehidupan sehari hari, yang menginformasikan bagaimana cara menerima, memahami dan mengkonstruksi suatu pesan tentang realitas serta dunia. Pada saat inilah etika profetik digunakan untuk mengembangkan teori kritis karena area studi komunikasi sangat luas dan diharapkan dapat menutupi kelemahan dan kekurangan dalam studi bidang lainnya. Metode teoantroposentris ini membantu untuk menemukan relasi keilmuan dallam bingkai integrasi-interkoneksi antara teori kritis dan spiritn etis keilmuan islam yang bersumber dari kekuatan rasio dan wahyu. Pola relasi keilmuan tersebut dalam studi komunikasi dapat berupa reinterpretasi teoritis, rekonstruksi teoritis, konfirmasi teoritis, atau bahkan kontekstualisasi teoritis. Dalam metode keilmuan teoantroposentris mengusung spirit kritis dan membebaskan yang transenden Konsep Komunikasi Profetik Keilmuan profetik berawal dari berdebatan antara ilmuan tentang pengertian atau teologi. Teologi menjadi pondasi dalam pengembangan keilmuan profetik sehingga muncul istilah teologi transformatif pembebasan. Dalam teologi pembebasan berusaha menggabungkan teologi konvensional (ilmu kalam atau tauhid) dengan teologi modern (refleksi empiris). Pada prinsipnya teologi pembebasan merupakan refleksi keagamaan atau umat beragama terhadap berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Inti daripada itu agama atau teologi ikut berperan aktif dalam perenungan persoalan masyarakat yang terjadi.

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik7

Berawal dari pertanyaan apakah islam menolak segala bentuk perubahan dan transformasi sosial. Kemudian islam menyapa dalam hadis aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak manusia dari sini kita memahami bahwa islam mendorong adanya perubahan akhlak manusia yang sebelumnya tidak memanusiakan manusia, tidak membebaskan, dan tidak berperspektif transenden. Istilah profetik dimunculkan dengan mengacu pada peristiwa isra Miraj Nabi Muhammad SAW yang tidak tergoda dengan manisnya manusia perjumpaan dengan Allah. tugasnya dengan untuk menyerukan Nabi muhammad tetap ke dalam dan komunitas transformasi menjalankan kembali

kebenaran

transenden. Dengan itu, kata profetik merupakan kesadaran sosiologis para nabi dalam sejarah untuk mengangkat derajat kemanusiaan, membebaskan manusia dan membawa manusia beriman kepada Allah. Mengutip istilah kuntowijoyo, transformasi menuju transendensi. Untuk merealisaikannya kuntowijoyo berdasar pada cita-cita humanisasi, liberasi, dan transendensi. Tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia yang telah mengalami dehumanisasi, dalam praktik komunikasi masyarakat industrialis telah menjadikan masyarakat abtrak tanpa wajah kemanusiaan. Dengan itu hakikant kemanusiaan akan hilang. Liberasi mempunyai tujuan membebaskan manusia dari kekejaman kemiskinan truktural, keangkuhan teknologi, dan pemerasan. Karena masyarakat harus dibebaskan dari belenggu struktur sosial yang tidak adil dan tidak memihak rakyat yang lemah. Kebebasan yang diusung oleh konsep komunikasi ini berbeda dengan kebebasan dari faham liberalisme , yang tidak
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik8

bertanggung jawab atas norma sosial. Faham liberalisme ini hanya menuntut kebebasan diri. Sedangkan liberasi dalam komunikasi profetik inngin memberi kpreksi etis terhadap teori liberitarian. Tujuan transendensi yaitu dengan membersihkan diri dengan mengingat kembali dimensi transendental yang telah menjadi bagian dari fitrah kemanusiaan. Dengan harapan proses humanisasi dan liberasi dapat menjadi manifestasi keimanan kepada tuhan. Karean tuhan memerintahkan manusia untuk adil. Proses humanisasi, unsur liberasi, dalam dan transendensi profetik dalam yaitu komunikasi Ketiga pokok komunikasi humanisasi, liberasi, dan transendensi harus ditempatkan menyatu menjadi ruh setiap bentuk perubahan termasuk dalam teknologi industri agar tidak menimbulkan kekajaman bagi peradaban baru. Realita sekarang banyak tayangan media massa yang tidak melakukan humanisasi, akan tetapi sebaliknya merusak harkat kemanusiaan. Industri media massa sekarang lebih dominan pengabdian dirinya pada pasar pengiklanan, bikan pada nilai-nilai profetik humanisasi, liberasi, dan transendensi. Walapun ada, sedikit yang menekankan pentingnya kejujuran, saling membantu dalam kehidupan sosial. Itupun, pasar pengiklanan ayang lebih domunan. Karena iklanlah yang menentukan tayangan tersebut diteruskan atau tidak. Seperti tayangan mistik, tayangan tersebut dilakasanakan di kawasan yang terkenal angker yaitu dikawasan elit pondok indah jakarta. Tayangan tersebut mampu menarik perhatian banyak orang dengan memperlihatkan makhluk ghoib.

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik9

Secara

kemanusiaan,

tayangan

tersebut

manusia

ditempatkan dibawah kontrol alam ghoib, sehingga menimbulkan berbagai kecemasan, ketakutan, sementara dalam liberasinya telah menebalkan pandangan manusia yang hidup dalam mistik dan mitos, juga tidak memberi kesan apapun pada aspek transenden. Kendati menghadirkan para normal atau ulama, semua itu hanya aksesoris yang mengabdikan diri pada industri media. Dengan itu komunikasi profetik mengambil solusi dengan memberikan pemahaman tentang persepsi kesadaran seseorang dalam penerimaan pesan. Persepsi kesadaran yang dimaksud yaitu suasana psikologi termasu asumsi yang didsarkan pada pengalaman masa lalu, harapan, motivasi, suasan hati, dan sikap yang harus ada sebelum masuk pada pemahaman komunikasi profetik. Pengalam nabi Muhammad dijadikan konteks masa lau untuk diambil nilainya pada konteks saat ini, harapannya meperbudak memberikan pencerahan terhadap manusia yang persepsi kolektif kita Komunikasi dalam Alquran Alquran memiliki banyak konsep tentang komunikasi, karena dengan perkembangan zaman komuninikasi menjadi modern, dan alquran yang bersifat dinamis juga mempunyai nilai-nilai dalam berkomunikasi. Teks tidak akan bermakna apapun jika tidak diletakkan dalam konteksnya. Banyak teks yng secara eksplisit mengatur etika komunikasi. Sejumlah ayat suci Al Quran terkait dengan etika komunikasi yaitu a. Qaulan syadida (QS. An Nisa : 9) b. Qaulan Baligha( QS. an-Nisa: 63)
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

manusia. Maka dari itu membangun kesadaran bersama menjadi

yang

Konsep Komunikasi Profetik10

c. Qaulan Maysuura ( QS. Al-Isra: 28 ) d. Qaulan Layina ( QS. Thaha: 44) e. Qaulan Karima ( QS. Al-Isra: 23) f. Qaulan Marufa (QS. An- Nisa: 5) Namun demikian, dalam tradisi peradaban islam komunikasi sebagai ilmu tetap terbelakan, karena ajaran agama yang termuat dalam teks /nash kehilanga konteks keilmuannya. Teks agama terpisah dari realitas yang menyelimuti. Maka dari itu dibutuhkan kontekstualisasi nilai al Quran dalam konstruksi yang dinamis. Dan ini dapat termaktup dalam konsep amar maruf nahi munkar. yang menekankan dialektika, dinamika, dan reinterpretasi serta redifinisi yang terus menrus. Makna maruf dipahami dengan kebiasaan/adat istiadat masyarakat. Dengan itu perintah maruf selalu berkembang artinya nilainya tetap akan tetapi prakteknya bisa berubh-ubah. Sedangakan mungkar bermakna sesuatu yang dibenci, tidak disenangi atau ditolak oleh masyarakat. Dengan demikian, munkar merupakan suatu perbuatan yang tidak dapt diterima oleh masyarakat.Selain nilai-nilai diatas al quran juga berbicara berbagai macam nilai-nilai lain yang belum di temukan. Penutup Melihat berbagai persoalan yang melanda di dunia sekarang khususnya kegelisahan terhadap tayangan media massa yang tidak memanusiakan manusia konsep komunikasi profetik menjadikan pemahan baru untuk dijadikan pedoman dalam menghadapi permasalahan. Komunikasi profetik merupakan komunikasi yang menanamkan atau mempraktekkan nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi.dan akhirnya resuman ini semoga bermanfaat
Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

Konsep Komunikasi Profetik11

bagi msyarakat luas khususnya menjadikan pemahaman dan renungan pribadi terhadap menanggapi persoalan media massa sekarang.

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam STAI Mathaliul Falah

You might also like