You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. I.2 Tujuan Tujuan Umum Setelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, serta mengaplikasikan definisi, epidemiologi, patomekanisme berdasarkan etiologi dan factor resiko, gejala atau gambaran klinis, pemeriksaan untuk diagnosis serta untuk mencari factor resiko, pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi, dan prognosis dari penyakit Hipertensi. Tujuan Khusus Setelah mempelajari tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu : a. Memahami dan menjelaskan epidemiologi hipertensi b. c. d. e. f. g. h. i. Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi Memahami dan menjelaskan epidemiologi hipertensi Memahami dan menjelaskan patomekanisme berdasarkan etiologi dan factor resiko hipertensi Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi Memahami dan menjelaskan pemeriksaan untuk diagnosis dan mencari factor resiko hipertensi Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi Memahami dan menjelaskan terapi untuk hipertensi Memahami dan menjelaskan komplikasi hipertensi 1

j. I.1 Identitas

Memahami dan menjelaskan prognosis hipertensi STATUS PASIEN

Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat Jam I.2 Anamnesis

: Ny. S : 48 tahun : Perempuan : Penjaga warung : Cilandak timur : 10.00 WIB

Hari/Tanggal Masuk : Senin, 15 Maret 2010

Autoanamnesa kepada pasien tanggal 15 Maret 2010, 10.00 WIB. Keluhan utama: Riwayat penyakit sekarang: Pusing sejak 4 hari Pusing sejak 4 hari. Yang dirasakan adalah sakit kepala. Sakit kepala dirasakan dibagian tengkuk kepala. Sakit kepala dirasakan setiap saat, bukan karena pindah tempat ke tempat yang lebih gelap ataupun pindah posisi dari jongkok berdiri. Keluhan demam, mual, muntah, maag, gangguan BAB dan BAK disangkal. Disangkal Riwayat psikososial Terkadang pasien suka mengkonsumsi makanan ikan asin. Selain itu, pasien suka mengkonsumsi bayam, kacang panjang, dan kangkung. Pasien tidak merokok dan jarang olahraga. Pasien tinggal serumah dengan suami dan anaknya. Keduanya adalah perokok. Riwayat pengobatan Saat pusing, pasien mengkonsumsi obat merek Paramex. Sembuh hanya sesaat, kemudian pusing kembali. 2 Riwayat penyakit dahulu Riwayat keluarga Pasien memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.

Disangkal I.3

Riwayat alergi

Pemeriksaan Fisik Umum : pasien tampak sakit ringan : compos mentis

Keadaan umum Tanda vital Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Faring Leher Tiroid Trakea Kelenjar limfe Thorax Inspeksi Palpasi Nadi Suhu Nafas

: 102 x/menit : 36,5 C : 20 x/menit

Tekanan darah: 150/100 mmHg TB BB IMT : 160 cm : 58 kg : 22,66 (normal)

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : deviasi (-), secret (-), udem (-) : normotia, simetris, sekret (-), serumen (-) : bibir basah, gigi geligi (baik) : tidak hiperemis

: Tidak dilakukan : Tidak dilakukan : Tidak dilakukan

: Pengembangan dinding dada simetris : Vokal fremitus tidak dilakukan 3

Perkusi Auskultasi Abdomen Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi

: Tidak dilakukan : Bunyi nafas normal, wheezing (-), stridor (-)

: Suppel, distensi abdomen (-), asites (-) : Bising Usus (+) : Tidak ada nyeri tekan, CVA (-) : Timpani

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), bekas luka (-) Tonus otot 5 5 DIAGNOSIS
1. Diagnosis : Hipertensi

5 5

PEMERIKSAAN PENUNJANG EKG

PENATALAKSANAAN Beta blocker Captopril Diuretik Hidroclorothiazide : 1 dd 12,5 mg : 1-2 dd 25-50 mg

BAB II TEORI II.1 Definisi Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Menurut The Seventh of The Joint national Committee on Prevention, detection, Wvaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan derajat 2. Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan TDS (mmHg) Darah Normal < 120 Prehipertensi 120 139 Hipertensi derajat 1 140 159 Hipertensi derajat 2 160

TDD (mmHg) dan atau atau atau < 80 80 90 90 99 100

Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi; mereka yang tekanan darahnya berkisar antara 130 139/80 89 mmHg dalam sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan mengalami penyakit kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah. Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik >140 mmHg merupakan factor resiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular daripada tekanan darah diastolic. Risiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg, meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari factor resiko lainnya

II.2 Epidemiologi Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolok maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat, dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh pasien hipertensi. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun ke 1999 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 31%, yang berarti terdapat 58 65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988 1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. II.3 Patomekanisme berdasarkan Etiologi (Penyebab) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis : 1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). 2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya

penyakit lain. a. Hipertensi Primer / Esensial (90%) adalah peningkatan curah jantung (volume sekuncup x frekuensi denyut jantung) dan peningkatan resistensi perifer total (TPR). II.4 Gejala Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah 6

tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

II.5 Pemeriksaan untuk Diagnosis Pemeriksaan Dasar Pengukuran tekanan darah yang sesuai standar dilakukan tidak hanya sekali, bila perlu dapat pada lebih sekali kunjungan. Syarat standar pengukuran tekanan darah : Diukur setelah pasien duduk dan istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang Cuff standar yaitu dengan balon 12 13 cm lebar dan panjang 35 cm, orang gemuk atau anak perlu alat yang sesuai dan dipasang setinggi jantung Tekanan sistolik = suara fase I dan tekanan diastolic = fase V Pengukuran pertama haarus pada kedua sisi lengan untuk menghindarkan kelainan pembuluh darah perifer 7

Harus diukur juga tekanan darah sewaktu berdiri pada manula, pasien DM, atau keadaan yang sering timbul hipotensi ortostatik

II.6 Pemeriksaan Mencari Faktor Resiko Faktor resiko penting untuk menentukan resiko hipertensi dan stratifikasi terhadap kejadian komplikasi kardiovaskular, yaitu : 1. Resiko untuk stratifikasi a. Derajat hipertensi b. Wanita > 65 tahun c. Laki-laki > 55 tahun d. Perokok e. Kolesterol total > 250 mg% (6,5 mmol/L) f. Diabetes mellitus g. Riwayat keluarga penyakit kardiovaskular lain 2. Resiko lain yang mempengaruhi prognosis a. Kolesterol HDL rendah b. Kolesterol LDL meningkat c. Mikroalbuminaria pada diabetes mellitus d. Toleransi glukosa terganggu e. Obesitas f. Tidak berolahraga (secondary lifestyle) g. Fibrinogen meningkat h. Kelompok resiko tinggi tertentu; sosioekonomi, ras, geografik 8

3. Kerusakan organ sasaran a. Hipertrofi ventrikel kiri b. Proteinuria / kreatinin 1,2 2,0 mg% c. Penyempitan a.retina local / umum d. Tanda aterosklerosis pada a.karotis, a.iliaka, aorta 4. Tanda klinis kelainan dengan penyakit a. Penyakit serebrovaskular Stroke iskemik Perdarahan serebral b. Penyakit jantung Infark miokard Angina pectoris Revaskularisasi koroner Gagal jantung kongestif c. Retinopati hipertensi lanjut Perdarahan atau eksudat Edema papil d. Penyakit ginjal Nefropati diabetic GGK (kreatinin > 2 mg %) e. Penyakit lain 9

Diseksi aneurisma Penyakit arteri (simtomatik)

II.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan rutin harus dilakukan seperti : Tes darah rutin Hemoglobin dan hematokrit Urinalisis terutama untuk deteksi adanya darah, protein, gula Kimia darah untuk kalium (serum), kreatinin (serum), gula darah puasa, total kolesterol Elektrokardiogram Ekokardiogram Radiologi: foto toraks Sesuai penyakit penyerta Kolesterol total serum, kolesterol HDL serum, LDL serum, kolesterol trigliserida serum (puasa) Asam urat serum Plasma rennin activity (PRA), aldosteron, katekolamin urin Ekokardiografi bila diduga KOS (kerusakan organ sasaran), seperti adanya LVH Ultrasonografi pembuluh darah besar (karotis dan femoral) Ultrasonografi ginjal bila diduga adanya kelainan ginjal Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak Funduskopi untuk mengetahui kerusakan pada mata 10

II.8 Terapi Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah : Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap factor resiko atau kondisi penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi. Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujian menurunkan tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko serta penyakit penyerta lainnya. Terapi nonfarmakologis terdiri dari : Menghentikan merokok Menurunkan berat badan berlebih Menurunkan konsumsi alcohol berlebih Latihan fisik Menurunkan asupan garam Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan JNC 7: Diuretika, terutama jenis Thiazie (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant) Beta Blocker (BB) Calcium Channel Blocker atau Calcium Anatagonist (CCB)

11

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1receptor antagonist / blocker (ARB)

Masing masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa factor, yaitu : Faktor sosio ekonomi Profil factor resiko kardiovaskular Ada tidaknya kerusakan organ target Ada tidaknya penyakit penyerta Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan resiko kardiovaskular Berdasarkan uji klinis, hamper seluruh pedoman penanganan hipertensi menyatakan bahwa keuntungan pengobatan antihipertensi adalah penurunan tekanan darah itu sendiri, terlepas dari jenis atau kelas obat antihipertensi yang digunakan. Tetapi terdapat pula buki bukti yang menyatakan bahwa kelas obat antihipertensi tertentu memiliki kelebihan untuk kelompok pasien tertentu. Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasar yang memerlukan pertimbangan khusus (Special Consederations), yaitu Kelompok Indikasi yang Memaksa (Compelling Indications), dan Keadaan Khusus lainnya (Special Situations). Indikasi yang memaksa meliputi : Gagal jantung Pasca infark miokardium

12

Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi Diabetes Penyakit ginjal kronis Pencegahan stroke berulang

Keadaan khusus lainnya meliputi : Populasi minoritas Obesitas dan sindrom metabolic Hipertrofi ventrikel kanan Penyakit arteri perifer Hipertensi pada usia lanjut Hipotensi postural Demensia Hipertensi pada perempuan Hipertensi pada anak dan dewasa muda Hipertensi urgensi dan emergensi

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan darah tinggi dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah belum mencapai 13

target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindarkan dengan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan bisaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang semakin bertambah. Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah : CCB dan BB CCB dan ACEI atau ARB CCB dan diuretika AB dan BB Kadang diperlukan tida atau empat kombinasi obat Indikasi dan Kontraindikasi (KI) Kelas kelas Utama Obat Antihipertensi menurut ESH
Kelas Obat Indikasi Gagal jantung kongestif, usia Diuretika (Thiazide) lanjut, isolated systolic hypertension Diuretika (Loop) Insufisiensi ginjal, gagal jantung kongestif Gagal jantung kongestif, pasca infark miokardium Angina pectoris, pasca infark -blocker miokardium, gagal jantung kongestif, kehamilan, takiaritmia Calcium (dihydopiridine) Antagonist Usia lanjut, isolated systolic hypertension, angina pectoris, penyakit pembuluh darah Gagal ginjal, hiperkalemia Penyakit pembuluh darah Gout Kehamilan KI Mutlak KI Tidak Mutlak

Diuretika (anti aldosteron)

Asma, obstruktif

penyakit menahun,

paru A-V

perifer, intoleransi glukosa, atlit atau pasien yang aktif secara fisik Takiaritmia, kongestif gagal jantung

block (derajat 2 atau 3)

14

perifer, aterosklerosis karotis, kehamilan Calcium Antagonist Angina pectoris, aterosklerosis karotis, takikardia supraventrikuler Gagal jantung kongestif, disfungsi ventrikel kiri, pasca Penghambat ACE infark miokardium, nondiabetic nefropati, nefropati DM tipe 1, proteinuria Nefropati DM tipe 2, Angiotensin II receptor mikroalbuminaria diabetic, proteinuria, hipertrofi ventrikel kiri, batuk karena ACEI Blocker Hyperplasia prostat (BPH), hiperlipidemia Hipotensi ortostatik Gagal jantung kongestif Kehamilan, hiperkalemia, Kehamilan, hiperkalemia, A-V block (derajat 2 atau 3), gagal jantung kongestif

(verapamil, diltiazem)

stenosis arteri renalis bilateral

antagonist (ATI-blocker)

stenosis arteri renalis bilateral

Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7


Klasifikasi Tekanan darah TDS (mmHg) TDD (mmHg) Perbaikan Pola Hidup Terapi Obat Awal tanpa Indikasi Memaksa Normal Prehipertensi < 120 120 139 dan < 80 atau 80 89 Dianjurkan Ya Tidak indikasi obat Obat-obatan untuk indikasi yang memaksa Hipertensi derajat 1 140 159 atau 90 99 Ya Diuretika jenis Thiazide untuk sebagian besar kasus, dapat dipertimbangkan ACEI, ARB, BB, CCB, atau Obat-obatan untuk indikasi yang memaksa obat antihipertensi lain (diuretika, ACEI, ARB, BB, CCB) sesuai kebutuhan Terapi Obat awal dengan Indikasi Memaksa

15

kombinasi Hipertensi derajat 2 160 atau 100 ya Kombinasi 2 obat untuk sebagian besar kasus umumnya diuretika jenis Thiazide dan ACEI atau ARB atau BB atau CCB

II.9 Komplikasi Aterosklerosis Penyakit jantung koroner Penyakit arteri perifer atau penyakit oklusi arteri perifer Aneurisma Gagal Jantung Stroke Edema paru Gagal ginjal Kebutaan (pecahnya pembuluh darah pada mata) Sindrom metabolic

16

II.10 Prognosis Hipertensi dapat dikendalikan dengan baik dengan pengobatan yang tepat. Terapi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan obat-obatan antihipertensi biasanya dapat menjaga tekanan darah pada tingkat yang tidak akan menyebabkan kerusakan pada jantung atau organ lain. Kunci untuk menghindari komplikasi serius dari hipertensi adalah untuk mendeteksi dan mengobati sebelum kerusakan terjadi.

BAB III PEMBAHASAN Setelah mempelajari dan menyesuaikan dengan laporan kasus yang ada, kasus ini didiagnosa sebagai hipertensi derajat 1 sesuai dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang didapat. Adapun hasil anamnesa dan pemeriksaan fisis yang didapat, yaitu: Sakit kepala Riwayat hipertensi sebelumnya Suka mengkonsumsi ikan asin Tekanan darah: 150/100mmHg Nadi: 102 x/menit

Namun, hal ini perlu ditunjang oleh beberapa pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah telah terjadi kelainan pada jantung: 17

EKG Foto polos thorax Captopril Hidroclorothiazide : 1-2 dd 25-50 mg : 1 dd 12,5 mg

Terapi yang diberikan pada pasien ini :

Kombinasi beta blocker dan diuretik ini diberikan sebagai lini pertama, karena menurut penelitian yang ada kombinasi obat ini dapat menurunkan tingkat mortalitas pada pasien hipertensi.

BAB IV PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN

Walaupun hipertensi masih banyak terjadi di kalangan masyarakat, namun masih bisa diobati dan dikendalikan. Hipertensi dapat diobati dengan berbagai jenis obat antihipertensi yang sesuai dengan keadaan penderita serta dapat dikendalikan melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. IV.2 SARAN

Jangan anggap remeh penyakit hipertensi karena terdapat banyak komplikasi yang bisa ditimbulkan di kemudian hari. Hipertensi dapat disembuhkan jika pengobatan dimulai sejak awal

18

munculnya keluhan. Sehingga diharapkan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit ini bisa menurun.

DAFTAR PUSTAKA

1 2 3 4 5 6

Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed. IV. Jakarta: FKUI. 2006. Silvia A. Price, Lorraince M. Wilson. Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2003. Hughes AD, Schachter M. Hipertensi dan pembuluh darah. Br Med Bull 1994;50:356-70. Br Med Bull 1994; 50:356-70. Gareth Beevers "Para patofisiologi hipertensi". British Medical Journal. FindArticles.com. Ganiswarna, S. G. (2003). Famakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FK-UI. Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2003). Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efekefek Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 19

20

You might also like