You are on page 1of 121

DALAM MENENTUKAN SUATU PILIHAN Dalam kehidupan sehari-hari dalam menentukan pilihan yang berkaitan dengan uang kita

harus menyeimbangkan antara : Kebutuhan Preferensi / Keinginan Ketersediaan Sumber daya Keputusan seseorang untuk memilih sumber daya inilah yang melahirkan fungsi permintaan. Dalam ekonomi konvensional konsumen diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan konsumsinya.
1 Utility secara bahasa berarti : berguna,

Jika menggunakan teori konvensional, konsumen diasumsikan selalu menginginkan tingkat kepuasan yang tertinggi. Konsumen akan memilih mengonsumsi barang A atau B tergantung pada tingkat kepuasan antara kedua barang tersebut, tapi juga tergantung dana atau anggaran yang dimiliki. penting Dari hal diatas terdapat 2 hal yang untuk kita kritisi : 1. Tujuan Konsumen adalah mencari kepuasan tertinggi, penentuan barang atau jasa untuk dikonsumsi didasarkan pada kriteria kepuasan. 2. Batasan Konsumsi hanyalah kemampuan anggaran. Sepanjang terdapat anggaran2

KONSUMSI YANG ISLAMI


Konsumsi yang islami selalu berpedoman pada ajaran islam. Diantara ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misalnya perlu memerhatikan orang lain. Dalam Hadits disampaikan bahwa setiap Muslim wajib membagi makanan yang dimasaknya kepada tetangganya yang merasakan bau dari makanan tersebut, dan selanjutnya diharamkan bagi seorang Muslim hidup dalam keadaan serba berlebihan sementara ada tetangganya yang kelaparan. Hal lain tujuan Konsumsi adalah dimana seorang muslim akan lebih3

MASHLAHAH DALAM KONSUMSI


Dalam Ajaran Islam bahwa setiap pelaku Ekonomi selalu ingin meningkatkan mashlahah yang diperolehnya. Keyakinan bahwa ada kehidupan dan pembalasan yang adil diakhirat serta informasi yang berasal dari Allah SWT adalah sempurna akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan konsumsi. Kandungan Mashlahah terdiri dari Manfaat dan Berkah.
4

KEBUTUHAN & KEINGINAN


Kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang atau jasa bisa muncul karena faktor kebutuhan ataupun faktor keinginan. Kebutuhan : hal ini terkait dengan segala sesuatu yang harus dipenuhi agar suatu barang berfungsi dengan sempurna. Keinginan : terkait dengan hasrat atau harapan seseorang yang jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan fungsi manusia ataupun 5 suatu barang.

MASHLAHAH & KEPUASAN


Contoh : 2 orang sama-sama makan daging Sapi, yang 1 daging sapi yg tidak halal, sedang yang 1 daging sapinya halal (disembelih dengan cara sesuai syariat). Hal ini mengingat bahwa mashlahah tidak saja berisi manfaat dari barang yang dikonsumsi saja, namun juga terdiri berkah yang terkandung dalam barang tersebut. Kepuasan : suatu akibat dari terpenuhinya suatu keinginan.

PENENTUAN MASHLAHAH BAGI KONSUMEN Besarnya berkah yang diperoleh berkaitan langsung dengan frekuensi kegiatan konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang bermashlahah, maka semakin besar pula berkah yang akan diterima oleh pelaku konsumsi. Dalam Al Quran
7

Dalam Al Quran Surat Al Zalzalah Ayat 7 dan 8 diterangkan :


Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (Ayat 7). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (Ayat 8).
8

PENGUKURAN MASHLAHAH KONSUMEN


KONSUMSI DIBEDAKAN MENJADI 2 YAITU : Konsumsi yang ditujukan untuk ibadah. Konsumsi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan / keinginan manusia semata. Besarnya berkah yang diterima berkaitan dengan besarnya pahala dan mashlahah yang ditimbulkan. Dalam Hadits Nabi menyebutkan9

MANFAAT YANG DIPEROLEH KONSUMEN DALAM MEMBELI SUATU BARANG / JASA

Manfaat Material Manfaat fisik dan psikis Manfaat intelektual Manfaat terhadap lingkungan Manfaat Jangka Panjang
10

Kegiatan konsumsi terhadap barang / jasa yang halal dan bermanfaat (thoyyib) Akan Memberikan berkah bagi konsumen. Berkah ini akan hadir jika seluruh hal berikut ini dilakukan dalam konsumsi : Barang / Jasa yang dikonsumsi bukan merupakan barang Haram. Tidak berlebih-lebihan dalam jumlah konsumsi. Diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah.
11

Karakteristik Kebutuhan & Keinginan


Karakteristik Sumber Hasil Ukuran Sifat Tuntunan Islam Keinginan Hasrat (nafsu) manusia Kepuasan Preferensi atau selera Subjektif Dibatasi/ dikendalikan Kebutuhan Fitrah manusia Manfaat & Berkah Fungsi Objektif Dipenuhi

KEBERADAAN MASLAHAH DALAM KONSUMSI


Kebutuhan Materi Kebutuhan Sosial Kebutuhan Fisik/psikis Kebutuhan intelektual Kehalalan produk

Kebutuhan Generasi yang akan datang

Niat ibadah/kebaikan

Pemenuhan Kebutuhan Manfaat (duniawi) Maslahah Madharat Hal yang sia-sia Hal yang merugikan Pemenuhan keinginan Berkah

FORMULASI MASLAHAH
M=F+B M = Maslahah F = Manfaat B = Berkah B = (F) (P), P = p B = Fip M = F + F ip sehingga M = F(1+ ip)

Maslahah dari Belanja di Jalan Allah


Frekuensi Kegiatan (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 Pahala per unit (2) 700 700 700 700 700 700 700 700 Maslahah = Berkah (1x2) 700 1400 2100 2800 3500 4200 4900 5600

Maslahah dari Belanja di Jalan Allah


Frek Kegiatan 1 Manfaat F Pahala Per unit Total Pahala 27 Berkah Maslahah

2 3 4 5 6 7 8

10 18 24 28 30 32 32 30

27 27 27 27 27 27 27 27

54 81 108 135 162 189 216

270 972 1944 3024 4050 5184 6048 6480

280 990 1968 3052 4080 5216 6080 6510

Maslahah dari membeli es krim yang halal dengan niat ibadah


Frek Kegiatan 1 Manfaat F Pahala Per unit Total Pahala 1 Berkah Maslahah

2 3 4 5 6 7 8

40 75 105 130 148 163 163 150

1 1 1 1 1 1 1 1

2 3 4 5 6 7 8

40 150 315 520 740 978 1141 1200

80 225 420 650 888 1141 1304 1350

Maslahah dari membeli es krim yang halal tanpa niat ibadah


Frek Kegiatan 1 Manfaat F Pahala Per unit Total Pahala 0 Berkah Maslahah

2 3 4 5 6 7 8

40 75 105 130 148 163 163 150

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

40 75 105 130 148 163 163 150

Maslahah dari membeli es krim yang halal tanpa niat ibadah


Frek Kegiatan 1 Manfaat F Pahala Per unit Total Pahala -1 Berkah Maslahah

2 3 4 5 6 7 8

14 26 36 44 48 50 50 47

-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1

-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8

-14 -52 -108 -176 -240 -300 -350 -376

0 -26 -72 -132 -192 -250 -300 -329

HUKUM PENURUNAN UTILITAS MARGINAL Frekuensi Konsumsi(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Kepuasan Total utility(2) 10 18 24 28 30 32 32 30 Utilitas Marginal (MU) (3) 8 6 4 2 2 0 -2

Maslahah dari Ibadah Mahdhah


Frek Kegiatan (1) 1 Pahala (2) Maslahah (1x2) Marginal Maslahah

2 3 4 5 6 7 8

700 700 700 700 700 700 700 700

700 1400 2100 2800 3500 4200 4900 5600

700 700 700 700 700 700 700 700

Maslahah Marginal dan Kegiatan Muamalah Halal


Frek Kegiatan 1 Manfaat Fisik Pahala Per unit Total Pahala (ip) 27 Maslahah F=(1+ip) Maslahah Marginal (MM)

2 3 4 5 6 7 8

10 18 24 28 30 32 32 30

27 27 27 27 27 27 27 27

54 81 108 135 162 189 216

280 990 1968 3052 4080 5216 6080 6510

710 978 1084 1028 1136 864 430

Perbandingan Mashlahah Marginal antara Kondisi yang Peduli dan Tidak Peduli Mashlahah
Frek Kegiatan 1 Manfaat Fisik/psikis Marginal Maslahah Tak Peduli Maslahah Marginal Peduli

2 3 4 5 6 7 8

10 18 24 28 30 32 32 30

8 6 4 2 2 0 -2

710 978 1084 1028 1136 864 430

Preferensi terhadap Mashlahah


M = F(1+ip) dimana = koefisien perhatian yang nilainya adalah 0 dan 1 Jika = 0, maka M = F M = F(1+ip) dimana = koefisien preferensi yang menunjukkan preferensi seorang konsumen terhadap mashlahah yang ada. Nilai y berada kiaran 0 dan 2, jika konsumen menyukai maslahah maka nilai y adalah satu atau lebih, jika tidak suka

Mashlahah Konsumsi Halal dari Konsumen yang Kurang Menyukai Maslahah ( = 1, = 0,5) Frek Manfaat Kegiatan Fisik Pahala Per unit Total Pahala (ip) (1+ip) Maslahah F=(1+ip) Maslahah Marginal (MM)

10 18 24 28 30 32 32 30

27 27 27 27 27 27 27 27

27

5 7 9 10 12 13 14 15

53 133 217 292 350 409 441 442

81 84 75 58 59 33 1

2 3 4 5 6 7 8

54 81 108 135 162 189 216

Mashlahah Konsumsi Halal dari Konsumen yang Kurang Menyukai Maslahah ( = 1, = 1,5) Frek Manfaat Kegiatan Fisik Pahala Per unit Total Pahala (ip) (1+ip) Maslahah F=(1+ip) Maslahah Marginal (MM)

2 3 4 5 6 7 8

10 18 24 28 30 32 32 30

27 27 27 27 27 27 27 27

27

54 81 108 135 162 189 216

148 408 743 1138 1586 2081 2619 3197

1482 7342 17821 31864 47581 66593 83807 95898

5860 10479 14043 15717 19013 17214 12091

Perbandingan Mashlahah Marginal diantara berbagai Preferensi Terhadap mashlahah


Frek Kegiatan Mashlahah Marginal =0 Mashlahah Marginal = 0,5 Mashlahah Marginal =1 Mashlahah Marginal = 1,5

2 3 4 5 6 7 8

8 6 4 2 2 0 -2

81 84 75 58 59 33 1

710 978 1084 1028 1136 864 430

5860 10479 14043 15717 19013 17214 12091

ABU YUSUF (113-182 H)


Ahli fiqih pertama yang memfokuskan pada permasalahan ekonomi (tanggung jawab ekonomi penguasa thd kebutuhan masyarakat, keadilan, pemerataan pajak serta kewajiban penguasa untuk menghargai uang publik sebagai amanah yang harus digunakan sebaik-baiknya) Membahas kemampuan untuk membayar pajak dan kenyamanan dalam membayar pajak. Menunjukkan keunggulan sistem pajak proporsional (muqasamah) menggantikan sistem pajak tetap (misahah/wazilah) pada tanah Menekankan pentingnya pengawasan pada petugas pengumpul pajak untuk mencegah korupsi Menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk mendukung produktivitas dalam meningkatkan pendapatan negara

Membagi penerimaan negara : Ghanimah, adaqah , harta fay (jizyah, usyur dan kharaj) Ghanimah: segala sesuatu yang dikuasai oleh kaum muslim dari harta orang kafir melalui peperangan (pemasukan negara), bila pertempuran melawan musuh maka dibagikan sesuai QS: al-anal ayat 41. (20% Allah dan Rasul-Nya, orang miskin, sisanya saham bagi mereka yang ikut peperangan Zakat: zakat pertanian sebesar usyr 10%/ 5% (tergantung tanah dan irigasi), hasil produksi agrikultur akan dikenakan zakat bila telah mencapai nishab 623 kg. Zakat hasil mineral dan barang tambang seperti ghanimah : 20% dari total produksi

Harta Fay : segala sesuatu yang dikuasai kaum muslim dari harta orang kafir tanpa peperangan, termasuk kharaj tanah tsb, jizyah perorangan dan usyr dari perdagangan. Jizyah: pajak yang ditarik dari penduduk non muslim di negara muslim sebagai biaya perlindungan mereka Usyr (bea cukai): hak kaum muslimin yang diambil dari harta perdagangan ahl jimmah dan penduduk darul harbi yang melewati perbatasan negara Islam (dibayar uang cash atau barang). Muslim: zakat perdagangan 2,5% dari total barang, ahl jimmah 5%, kafir Harbi 10%. Syarat : barang yang dibawa memang diperdagangkan, nilai barang yang dibawa tidak kurang dari 200 dirham

Kharaj : pajak tanah yang dipungut dari non muslim. Ada 2 metode penarikan: 1. Misahah: metode perhitungan kharaj yang didasarkan pada pengukuran tanah tanpa memperhitungkan tingkat kesuburan tanah, sistem irigasi dan jenis tanaman 2. Muqasamah : para petani dikenakan pajak dengan menggunakan rasio tertentu dari total produksi dari mereka hasilkan (sesuai jenis tanaman, sistem irigasi dan jenis tanah pertanian). 1) 40% dari produksi yang diirigasi oleh hujan alami 2) 30% dari produksi yang diirigasi oleh hujan buatan 3) dari produksi panen musim panas Keuntungan Muqasamah : 1. Peningkatan pendapatan bait al-mal

Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf


Harga

D = Q = f (P)

P1 P2

Q1

Q2

Jumlah

Mekanisme Pasar Menurut Abu Yusuf


Harga

P3 P4

Q4

Q3

Jumlah

Hukum permintaan: Bila harga naik jumlah permintaan turun / sebaliknya Abu Yusuf : Kadang-kadang makanan berlimpah tetapi tetap mahal dan kadang2 makanan sangat sedikit tetapi murah. Menyangkal hubungan terbalik antara supply dan harga, harga tidak tergantung permintaan saja, tetapi juga bergantung pada penawaran, sehingga peningkatan/penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan peningkatan/penurunan permintaan & oenawaran Hukum Penawaran: Bila P naik, maka jumlah yang ditawarkan naik Abu Yusuf : Ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi (jumlah uang yang beredar, penimbunan barang, pergeseran permintaan

Abu Bakar ash-Shiddiq


Menekankan pengumpulan zakat dan dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan dalam baitul mal dan didistribusikan kepada kaum muslimin sampai habis Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan, sebagian diberikan kepada kaum muslimin dan sebagian tetap menjadi tanggungan negara Menerapkan prinsip kesamarataan dengan memberikan jumlah yang sama kepada semua sahabat Rasulullah Saw, hamba dengan orang merdeka, pria dan wanita

Umar ibn al-Khattab


Pendirian lembaga Baitul Mal secara reguler dan permanen (Madinah) Para eksekutif tidak boleh turut campur dalam mengelola harta Baitul Mal. Membentuk sistem diwan Menerapkan prinsip keutamaan dalam mendistribusikan harta Baitul mal Mendirikan beberapa departemen: pelayanan militer, kehakiman & eksekutif, pendidikan & pengembangan islam, jaminan sosial

Mengklasifikasi pendapatan negara menjadi empat bagian: pendapatan zakat dan ushr (pajak tanah), pendapatan khums dan sedekah untuk fakir miskin, pendapatan kharaj, fai, jizyah, ushr (pajak perdagangan) dan sewa tanah untuk membayar dana pensiun, biaya opresional dan kebutuhan militer, pendapatan lain-lain untuk membayar pekerja, anak2 terlantar dan dana sosial lainnya. Kebijakan ekonomi lainnya: 1. Kepemilikan tanah (tanah tetap pada pemilik dengan syarat membayar kharaj dan jizyah) 2. Zakat, Menetapkan kuda, karet dan madu sebagai obyek zakat karena pada masanya lazim diperdagangkan 3. Ushr : pajak pada pedagang yang memasuki wilayah Islam (2,5% muslim, 5% kafir dzimmi, 10% kafir harbi) 4. Mata uang: awal, satu mitsqal / 20 qirat/ 100 grain barley diubah menjadi dirham perak seberat 14 qirat atau 70 grain barley rasio satu dirham dengan satu mitsqal adalah tujuh per sepuluh

Utsman ibn Affan


Membagikan bantuan dan santunan dengan menerapkan prinsip keutamaan Mendelegasikan kewenangan menaksir harta yang dizakati kepada para pemiliknya masing-masing Kebijakan membagikan tanah2 negara kepada individu2 untuk reklamasi dan kontribusi baitul mal (negara memperoleh 50 juta dirham)

Ali bin Abi thalib


Menetapkan pajak terhadap hasil hutan dan sayuran Membenahi sistem administrasi Baitul mal Pendistribusian menerapkan prinsip pemerataan Seluruh pendapatan baitul mal didistribusikan pada kaum muslimin Pencetakan mata uang koin atas nama negara Islam

Aturan keseluruhan yang menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi semua unit ekonomi yang ada dalam suatu masyarakat atas dasar prinsip-prinsip tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Ilmu ekonomi: ilmu yang berhubungan dengan penjelasan terperinci perihal kehidupan ekonomi, peristiwa2nya, fenomena2 lahiriahnya, serta hubungan antara peristiwa2 dan fenomena2 tsb dengan sebab2 dan faktor2 umum yang mempengaruhinya Ilmu ekonomi Islam: suatu kajian yang senantiasa memperhatikan rambu-rambu metodologi ilmiah, sehingga dalam proses perkembangannya senantiasa mengakomodasikan berbagai aspek dan variabel dalam analisis ekonomi. Sistem ekonomi Islam: suatu keharusan dalam kehidupan seorang muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam aktivitas ekonomi
1.Sistem nilai yang melandasi segala kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh setia unit ekonomi. 2.Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai. 3.Adanya patokan yang menyeluruh yang mengatur operasi unit-unit yang ada.

SISTEM EKONOMI

Pengertian ekonomi sebagai suatu sistem:

KEGAGALAN SISTEM EKONOMI


10 Kegagalan sistem ekonomi 1. Merkantilis (ekonomi kolonialisme) 2. Ekonomi Klasik /Neo Klasik (pendekatan sisi penawaran dengan perdagangan internasional yang bebas, dilengkapi pendekatan sisi permintaan (neo klasik), sehingga menyebabkan perang tarif dan quota 3. Kapitalis (mengandalkan investasi pemilikan faktor produksi lainnya oleh swasta, distribusi & tingkat kemakmuran diserahkan individu & swasta dlm perdagangan bebas 4. Sosialis di Eropa barat dan Eropa timur (pemogokan serikat pekerja atas tuntutan bebas tekanan dari perusahaan & Pemerintah

Lanjutan..
5.Komunis (Revolusi Rusia tahun 1917), menjadi sosialis demokrat (alexander kerensky), ganti sosialis diktator oleh Lenin, Step backward in order to take two steps a head: memperluas lembaga perbankan, moadal asing dapat masuk, tenaga ahli teknologi luar diminta menangani industri berat, sektor pertanian diusahakan swasta. Komunis Cina (bertahan 1958), pemberian otonomi industri lokal & kolektifisme pertanian di daerah, sehingga menjadi ekonomi terbuka yang kapitalis Komunis Yugoslavia (campuran sosialis demokrat dan komunis soviet) desentralisasi & otonomi luas, namun pecah menjadi Bosnia & Serbia

Lanjutan
6.Sistem Ekonomi Berencana di Dunia Ketiga. Dipakai negara2 berkembang: India, Pakistan, Mesir, Mexico dan Indonesia (1960-1966), melalui pengembangan industri berat, banyak proyek macet kurangnya dana domestik, inflasi kronis, banyak pengangguran 7.Monetary Orde (permasalahan ekonomi dapat diselesaikan lewat kebijakan moneter): penyimpangan fungsi lembaga perbankan dan keuangan, tidak berfungsinya uang sebagai alat tukar (mata dagangan), Kebijakan anggaran negara devisit tidak dapat memperbesar kesempatan kerja/menekan pengangguran 8.Orde strukturalis: pembangunan ekonomi dengan perubahan kegiatan struktur sektoral, hasil akhir: makin meluasnya sektor informal yang tidak sehat & pengangguran secara struktural

Lanjutan..
9.Sistem Ekonomi Campuran (sub sistem kapitalis, sub sistem sosialis, sub sistem negara setempat). Dampak: muncul kelompok kapitalis birokrat/sosialis birokrat, inefisiensi/high cost economy dan semakin merosotnya kesejahteraan masyarakat gol. Menengah kebawah. 10.Post Industrial State Economy (setelah revolusi industri: kemajuan bidang teknologi dibayar dengan kerusakan sumber daya alam, manusia dan lingkungan hidup

KRITIK ILMU EKONOMI KONVENSIONAL


Berbicara pada dataran positif (positive economics) dengan alasan menjaga objektivitas ilmu pengetahuan. (ilmu ekonomi independen terhadap norma/nilai) Teori, model, kebijakan dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan berbasis nilai materialisme Tradisi pemikiran neoklasik (mainstream) menempatkan filsafat individualisme, merkantilisme, dan utililitarianisme sebagai dasar teori dan model ekonominya

EKONOMI ISLAM
Ilmu dan aplikasi petunjuk & aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumberdaya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan Masyarakat (Hasanuzzaman,1984). Ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam (Mannan, 1986). Suatu upaya sistematik untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku manusia yang berkaitan dengan masalah itu dari perspektif Islam (Ahmad, 1992). Tanggapan pemikiran muslim terhadap tantangan ekonomi pada jamannya, yang dibantu oleh Al-Quran dan Sunnah disertai dengan argumentasi dan pengalaman empirik (Siddiqie, 1992). Suatu upaya memusatkann perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumberdaya di bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi (Khan, 1994)

Lanjutan
Ekonomi islam: Cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka yang sejalan dengan syariah Islam tanpa membatasi kreativitas individu ataupun menciptakan suatu ketidakseimbangan ekonomi makro atau ekologis (Chapra, 1996) Ekonomi Islam: sebuah doktrin (bukan ilmu pengetahuan), cara yang direkomendasikan Islam dalam mengejar kehidupan ekonomi, bukan merupakan suatu penafsiran yang dengannya Islam menjelaskan peristiwa2 yang terjadi dalam kehidupan ekonomi dan hukum2 yang berlaku didalamnya. Ekonomi Islam: Ilmu ekonomi yang diturunkan dari ajaran Al Quran dan Sunnah (Metwally,1995) Ekonomi Islam: implementasi sistem etika Islam dalam kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk pengembangan moral masyarakat.

Lanjutan.
Ekonomi Islam: representasi perilaku ekonomi umat muslim untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh (analisis ekonomi 3 aspek: norma & nilai2 dasar Islam, batasan ekonomi & status hukum, aplikasi & analisis sejarah (Naqvi, 1994). Ekonomi Islam: pendekatan historis, empiris / teoritis untuk mewujudkan kesejahteraan manusia, yaitu falah, yang bermaknakan kelangsungan hidup, kemandirian, dan kekuatan untuk hidup. Ilmu ekonomi Islam: suatu kajian yang senantiasa memperhatikan rambu-rambu metodologi ilmiah, sehingga dalam proses perkembangannya senantiasa mengakomodasikan berbagai aspek dan variabel dalam analisis ekonomi. Sistem ekonomi Islam: suatu keharusan dalam kehidupan seorang muslim dalam upaya untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam aktivitas ekonomi

KESIMPULAN
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al Quran dan Sunnah

Perbedaan Sistem Ekonomi Islam dan Konvensional


Sumber (Epistemology), Ekonomi Islam bersumber pada Al Quran & As-Sunnah (QS. Yasin ayat 34-35, 72-73, an-Nahl ayat 5-8,14,80), al Baqarah ayat 30, 275. ekonomi konvensional tidak bersumber wahyu. Tujuan Kehidupan, Ekonomi Islam pada konsep al-falah di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional untuk kepuasan di dunia saja. Konsep harta sebagai wasilah, Ekonomi Islam harta sekadar wasilah bagi mewujudkan perintah Allah SWT (QS. Al anaam ayat 162), ekonomi konvensional meletakkan tujuan keduniaan sebagai tujuan yang tidak mempunyai kaitan dengan Tuhan dan akhirat sama sekali, memuaskan kehendak materiil semata, mengutamakan kepentingan individu diatas kepentingan golongan serta survival of the fittest

Karakteristik Ekonomi Islam


Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan Khalifah atas harta (Qs al Baqarah ayat 284, QS. Al Maaidah ayat 17, QS. AlHadiid ayat 7. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan Moral (QS.at-Taubah ayat 34) Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan (QS. Al Qashash ayat 77) Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum (QS. Al-Hasyr ayat 7,QS al Maauun ayat 1-3, al-Maarij ayat 24-25) Kebebasan individu dijamin dalam Islam (QS. Al baqarah ayat 188 dan 275, an-nisaa ayat 29, al-mulk ayat 15) Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian Bimbingan konsumsi (QS al-araaf ayat 31, QS. Al Israa ayat 16) Petunjuk Investasi Zakat Larangan Riba

Ekonomi Islam VS Ekonomi kapitalis & sosialis


Dialektika nilai-nilai spiritualisme dan materialisme Kebebasan berekonomi Dualisme kepemilikan Menjaga kemaslahatan individu dan bersama

SISTEM EKONOMI MASA NABI MUHAMMAD SAW

Perekonomian Arab Pra Islam


Perniagaan sebagai mata pencaharian (syirkah maupun mudharabah) Sudah mengenal uang sebagai alat pembayaran yang dapat dipercaya (dinar dan dirham) Mempergunakan alat pembayaran kredit, namun volumenya masih sedikit Masih menerapkan sistem ribawi

Sistem Ribawi
Seseorang menjual sesuatu kepada orang lain,pembayarannya akan dilakukan pada suatu tanggal yang disepakati bersama, bila pembeli tidak membayar tepat waktu, tenggang waktu diberikan dengan syarat membayar dengan jumlah yang lebih besar daripada harga awal Seseorang meminjamkan sejumlah uang selama jangka waktu tertentu dengan syarat pada saat jatuh tempo, peminjam membayar pokok modal bersama dengan suatu jumlah tetap riba/tambahan Antara peminjam dengan pemberi pinjaman melakukan kesepakatan terhadap suatu tingkat riba selama jangka waktu tertentu, apabila jatuh tempo dan belum bisa membayar, peminjam diharuskan membayar suatu tingkat kenaikan riba tertentu sebagai kompensasi tambahan tenggang waktu pembayaran.

QS. Ar Ruum: 39
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). QS. An-Nisaa: 160-161 160. Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, 161. Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta

QS. Ali Imran :130 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. [228] yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya Haram, walaupun tidak berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.

QS. Al-Baqarah: 278-279 278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)

Muhammad Sebagai Pedagang dan pribadi Mulai berdagang pada taraf kecil

kota Mekah Menggunakan modal orang lain yang berasal dari para janda kaya dan anak yatim yang tidak mampu menjalankan modalnya sendiri (upah/bagi hasil) Menikah dengan khadijah binti Khuwailid, menjadi manajer dan mitra bagi isterinya. Perdagangan mencakup: Yaman, Bahrain, Irak dan Syiria Urusan dagang melalui agen-agennya Kadang2 mengambil pinjaman berdasar gadai, membeli barang tunai, dan dengan pinjaman

di

Muhammad Saw sebagai Kepala Negara


Hijrah dari Makkah ke Madinah, tanpa diwarisi sumber keuangan yang dapat dimobilisasi dalam waktu dekat

1. Membangun Masjid sebagai Islamic Centre 2. Menjalin ukhuwah islamiyah antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar 3. Menjalin kedamaian dalam negara 4. Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya 5. Membuat konstitusi negara 6. Menyusun sistem pertahanan negara 7. Meletakkan dasar-dasar keuangan negara

Sistem Ekonomi & Keuangan Negara sesuai Al Quran


Allah Swt adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh alam semesta Manusia hanyalah khalifah Allah swt di muka bumi, bukan pemilik sebenarnya Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah Swt, Manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas sebagaian kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba, harus dihilangkan Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-orang miskin

Bait al- mal


Konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke 7, semua hasil penghimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara
1. Kharaj, pajak atas tanah berdasarkan tingkat produktivitas tanah (kesuburan tanah, jenis tanaman, jenis irigasi) 2. Zakat, dalam uang tunai, hasil peternakan, dan hasil pertanian 3. Khums, pajak proporsional 20% (Syiah: semua pendapatan, Sunni: hasil rampasan perang, barang temuan, tambang) 4. Jizyah: pajak yang dibebankan kepada orang2 non-muslim sebagai pengganti layanan sosial-ekonomi & jaminan perlindungan keamanan dari negara islam 5. Kaffarah dan harta waris dari orang yang tidak memiliki ahli waris

PENGGUNAAN BAIT AL MAL

1. Penyebaran Islam (berdampak pada kenaikan aggregate demand dan aggregate supply karena penggunaan sumber daya alam akan semakin maksimal) 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat, MPC tetap, namun MPS meninghkat karena Rasulullah mendorong umatnya untuk investasi, dalam jangka panjang meningkatkan pendapatan nasional secara keseluruhan 3. Pendidikan dan kebudayaan 4. Pengembangan ilmu pengetahuan 5. Pembangunan infrastruktur 6. Pembangunan armada perang dan keamanan 7. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial

KEBIJAKAN FISKAL

1. Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja (akad muzaraah, musaqat dan mudharabah) 2. Kebijakan pajak (kharaj, khums, zakat) menyebabkan kestabilan harga dan mengurangi tingkat inflasi 3. Anggaran, APBN dilakukan secara cermat, efektif dan efisien, sehingga jarang terjadi defisit anggaran 4. Kebijakan fiskal khusus untuk pengeluaran negara ( meminta bantuan kaum muslimin untuk memenuhi kebutuhan pasukan muslim, meminjam peralatan kaum non muslim secara cuma2 kalau rusak diganti, meminjam uang dari orang2 tertentu diberikan kepada muallaf serta menerapkan kebijakan insentif untuk menjaga pengeluaran dan meningkatkan partisipasi kerja dan produksi kaum muslimin.

KEBIJAKAN MONETER
1. Mata uang yang digunakan Dinar dan dirham (dinar: 10x dirham) 2. Besarnya volume impor dinar dan dirham, serta barang 2 komoditas bergantung volume komoditas yang diekspor ke dua negara tersebut dan wilayah2 lain. Uang akan diimpor bila permintaan uang mengalami penurunan. Uang tidak dipenuhi dari keuangan negara, tetapi juga hasil perdagangan luar negeri 3. Tidak ada tarif dan bea masuk pada barang impor, uang dimpor dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan internal 4. Nilai emas dan perak pada kepingan dinar dan dirham sama dengan nilai nominal (face value) uangnya, sehingga keduanya dapat dibuat perhiasan / ornamen. Periode awal Islam: money supply terhadap pendapatan sangat elastis. 5. Motif permintaan uang: permintaan transaksi (transaction demand) dan permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary demand)

Stabilitas nilai uang: percepatan peredaran uang Larangan terhadap kanz cenderung mencegah dinar dan dirham keluar dari perputaran 2. Larangan praktek bunga uang mencegah tertahannya uang di tangan pemilik modal 3. Mendorong masyarakat untuk mengadakan akad kerjasama dan mendesak mereka untuk memberikan qard al-hasan 4. Penghapusan struktur pasar monopoli dari kaum Quraisy meningkatkan efisiensi pertukaran dan membawa perekonomian kepada distribusi pendapatan yang lebih baik

MEKANISME PASAR DALAM PERSPEKTIF SEJARAH ISLAM


Rasulullah bersabda Allah adalah Dzat yang menentukan dan mengatur harga, penahan, pencurah serta penentu rezeki. Aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta. (HR. Tirmidzi) Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya sejak Rasulullah Saw sebelum Adam Smith (1776, Laissez Faire) An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations & Keynes The General Theory of Employment, Interest and Money, dimana setiap pelaku dalam perekonomian diasumsikan bertindak rasional dan ekonomis

Keadilan Rasulullah dalam Mekanisme Pasar


Melarang tallaqi rukban, menyongsong kalifah di luar kota, sehingga pedagang tadi mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan khalifah yang tidak tahu situasi pasar Mengurangi timbangan dilarang, karena itu berarti barang dijual dengan harga sama tetapi jumlah lebih sedikit Menyembunyikan cacat barang dilarang, karena itu berarti penjual mendapat harga baik dari barang yang buruk Menimbun barang dilarang, menjual barang lebih sedikit agar mendapatkan harga yang lebih tinggi dan mengambil keuntungan diatas keuntungan normal

32. Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. 33. Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang. 34. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

38. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orangorang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung. [1171] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang

Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacammacam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-

26. Dan berikanlah kepada keluargakeluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. QS. Al Israa

KONSEP EKONOMI ISLAM MENURUT IBNU TAIMIYAH 661- 728 H


Nama lengkapnya Taqi al Din Ahmad bin Abd. AlHakim bin Abd. Salam bin taimiyah. Lahir di harran 22 januari 1263 M. Dia adalah seorang pembaharu atau reformis,gerakan reformisnya antara lain ;pertama,Melakukan reformasi terhada pratik yang tidak islami.Kedua, Kembali ke ajaran islam yang murni. Ketiga Berbuat untuk kebaikan publik melalui intervensi pemerintah dalam kehidupan ekonomi,mendorong keadilan dan keamanan publik. Dalam perkembangannya ibnu taimiyah membagi beberapa tahap atau bagian dalam hal mengelola atau tentang reformasinnya

A. Mekanisme Pasar
Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran. Mekanisme pasar adl proses penentuan harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Ibnu Taimiyah juga memiliki pandangan pasar bebas yaitu Naik turunya harga tak selalu berkaitan dgn penguasaan (Zulm) yang dilakukan seseorang. Jika kebutuhan barang meningkat barang sedikit tentunya harga akan naik,begitu juga bila barang melimpah tapi permintaan menurun harga juga akan turun.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA KARENA PERMINTAAN


7 Faktor 1. Suatu barang akan lebih dibutuhkan pada saat barang langka daripada pada saat barang melimpah. 2. Suatu barang bila dibutuhkan banyak orang maka harganya akan naik daripada yang jarang dibutuhkan. 3. Harga barang juga dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dan kuat,maka hargapun akan bergerak naik. 4. Harga barang juga dipengaruhi oleh siapa yang meminta,bila orang kaya dan tepat membayar hutang maka akan menerima dgn harga rendah.

Lanjutan..
5.Harga juga dipengaruhi oleh alat pembayaran yaitu jika mengunakan yg umum dipakai maka harga akan rendak ketimbang yg jarang dipakai. 6.Kontrak maksudnya adalah adanya timbal balik kepemilikan oleh kedua belah pihak yg melakukan transaksi. 7.Ini juga berlaku bagi yg injam atau menyewanya.

B. Mekanisme Harga
Mekanisme harga adl proses atas dasar gaya tarik manarik antara konsumen dan produsen baik dari pasar barang ataupun dari faktor faktor produksi. * Menurut Ibnu taimiyah harga harus adil maksudnya: Nilai harga dimana orang-orang menjual barangnya yang diterima secara umum sebagai hal yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis lainnya ditempat dan waktu tertentu. Harga dibedakan menjadi 2 : - Kompensasi adil ( iwad al-mitsl) ;nilai harga yang setara dari sebuah benda menurut adat kebiasaan,tiada tambahan atau pengurangan

- Harga yang setara/adil ( Tsaman al-mitsl) : Nilai harga dimana orang menjual barangnya dapat diterima secara umum sbg hal yg sepadan dgn barang yang dijual itu ataupun barang-barang yg sejenis ditempat dan waktu tertentu. Konsep keadilan menurut Ibnu Taimiyah adl sama dengan la dhahar yakni tidak melukai dan merugikan orang lain. Konsep ini muncul ketika ada masalah moral dan kewajiban hukum contoh kasus :
Ketika seseorang bertanggungjawab menyebabkan terluka atau rusaknya orang lain ,hak milik,keperawanan dan keuntungan. Aketika seseorang mempunyai kewajiban membayar kembali atau profit yg setara atau ganti rugi atas terlukanya sebagian tubuh. Ketika seseorang telah dipertanyakan telah membuat kontrak tidak sah atau kontrak sah pada peristiwa yang menyimpang dalam kehidupan atau hak milik

C. REGULASI HARGA
Regulasi harga adalah pengaturan terhadap harga barang yang dilakukan pemerintah. Regulasi ini bertujuan untuk memelihara kejujuran dan kemengkinan penduduk bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Regulasi harga sangat mempermudah usaha mikro dalam menghadapi manipulasi pasar yang umumnya dilakukan

Dari Anas bin malik ra beliau berkata : Harga barang-barang pernah mahal pada masa Rasulallah Saw. Lalu orang orang berkata : Ya Rasulallah, harga-harga menjadi mahal ,tetapkanlah standar harga untuk kami,lalu Rasulallah bersabda : sesungguhnya Allahlah yang menetapkan harga ,yang menahan dan membagikan rizqi,dan sesungguhnya saya mengharapkan agar saya dapat berjumpa dengan Allah SWT dalam keadaan tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karana kezaliman dalam pertumpahan darah dan harta (diriwayatkan oleh perawi yang lima kecuali an-nasai (ahmad,abu daud,tirmidzi,dan ibnu majah).

Menurut Ibnu Taimiyah, hadits tersebut mengungkapkan bahwa Rasulallah Saw tidak mau ikut campur dalam masalah regulasi harga. Kenaikan harga dipicu kondisi objektif pasar Madinah bukan karena kecurangan yang dilakukan seseorang untuk meraih keuntungan belaka melainkan pada waktu itu pasar Madinah kekurangan suplay impor karena menurunnya produksi.

D. HAK MILIK
Dalam Islam : Allah SWT adalah pemilik yang sesungguhnya dan mutlak atas alam semesta. Menurut Ibnu Taimiyah : Hak milik adl sebuah kekuatan yg didasari atas syariah untuk mengunakan sebuah obyek,tetapi kekuatan itu bervariasi dalam bentuk dan jenisnya.

1. Hak milik Individu Setiap individu memiliki hak yang untuk menikmati hak miliknya,menggunakannya secara produktif,memindahkannya dan melindunginya dari kemubaziran. 2. Hak Milik Sosial atau Kolektif Hak milik sosial berbentuk macam-macam. Misalnya ; alam semesta, air, rumput ,api, angin. 3. Hak Milik Negara Negara membutuhkan hak milik untuk memperoleh pendapatan,sumber pengahasilan dan kekuasaan untuk melaksanakan kewajibannya,seperti untuk menyelenggarakan pendidikan,regenerasi moral,memelihara keadilan,hukum dan secara umum melindungi seleruh kepentingan penduduk.

E. Peranan Pemerintah Dalam Kebijakan Ekonomi


Menurut Ibnu Taimiyah bahwa pemerintah sangat dibutuhkan karena bisa mengajak penduduknya untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran. Negara berhak melakukan intervensi terhadap hak individual untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar.

1. Mehilangkan kemiskinan 2. Kebijakan moneter 3. Perencanaan ekonomi.

PERMINTAAN DALAM ISLAM


Hukum Permintaan: Kuantitas barang dan jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Asumsi: Pendapatan Harga barang-barang lain yang terkait Selera (Ceteris Paribus)

Harga MQ Cola/Botol

Santri I Q1 4 3 2 1 0

Santri 2 Santri 3 Q2 4 3 2 2 2 Q3 12 10 8 5 3

Jumlah Qm 20 16 12 8 5

P 500 750 1000 1250 1500

Permintaan

25

D = Q = f (P)
20 15 10

500

750

1000

1250

Harga

Permintaan A A 20 15 10

25

D = Q = f (P)

500

750

1000

1250

Harga

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Pendapatan Harga barang-barang lain yang terkait dengan barang yang sedang dianalisis Selera Jumlah Penduduk

Teori Permintaan Islami


Setiap keputusan manusia tidak terlepas dengan nilai nilai moral dan agama ( Al Quran) Memasukkan nilai moral: kesederhanaan, tidak boros (QS. AlIsraa: 26-27 ), keadilan, sikap mendahulukan orang lain, tidak pelit (bukhl)

Paradigma konsumsi islami


Islam mengakui ketrampilan dan kemampuan setiap individu berbeda (kemampuan,kesempatan, kegigihan), sehingga tangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah Islam mewajibkan zakat dan diberikan pada yang berhak menerima zakat (QS. Ar Ruum:38)

Konsumsi tidak boleh berlebihlebihan (QS. Al-Anaam:141) Mengkonsumsi yang halal dan Thayyib (QS. Al Baqarah:75)

HUKUM PENAWARAN
Kuantitas barang atau jasa yang orang bersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode waktu tertentu. Semakin tinggi harga suatu barang, semakin besar jumlah penawaran barang tsb, Semakin rendah harga suatu barang, semakin rendahjumlah penawaran barang tsb.

Harga

P3 P4

Q4

Q3

Jumlah Penawaran

Harga

P3 P4

Q4

Q3

Jumlah Penawaran

Faktor-Faktor yang menentukan Penawaran suatu barang


Biaya (biaya tenaga kerja, bahan baku, biaya sewa mesin, biaya administrasi dan umum) dan teknologi (Otomatosasi produksi, penggunaan robot dan komputer dll) Jumlah penjual Dugaan tentang masa depan (perubahan barang) Kondisi alam

Teori Penawaran Islami


Sejarah penciptaan bumi dan manusia (QS. Ibrahim:32-34) (QS. Luqman: 20),(QS. Al-Jaatsiyah:13) Manusia dilarang membuat kerusakan dimuka bumi (produksi islami) Produksi islami mengharamkan hasil produk manufaktur yang menimbulkan kerusakan (kesehatan, moral,). Etika dan moral membatasi kegiatan produksi, sehingga berpengaruh terhadap fungsi penwaran barang dan jasa.

Qd=700 100P Qs=-100 + 100P Harga

Kuantitas

MERKANTILIS
Merkantilis : menghasilkan ekonomi kolonialisme (IMF/World Bank / GATT / NAFTA / WTO / Militari Collosus), Pengkritik: J.W Smith (Economic Democracy), Susan George ( A Fate Worse Than Debt & Republik Pasar bebas), John Perkins (Economic hitman)
Heru Sulistyo,SE,MSi

KLASIK & NEOKLASIK


Klasik dan neoklasik : menekankan pendekatan pada sisi penawaran (Supply side economics) & perdagangan internasional yang bebas, serta pendekatan sisi permintaan (akibatnya: perang tarif dan kuota) Pendukung: Adam Smith (An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations 1776) menghasilkan aliran Kaum Smithian & (The Theory of Moral Sentiments 1759), JM Keynes
Heru Sulistyo,SE,MSi

Lanjutan: Ciri 2
Kebutuhan manusia tidak terbatas Sumber2 ekonomi relatif terbatas Pemenuhan maksimal kebutuhan individual yang relatif tidak terbatas Memunculkan homo economicus (p 4) Division of labour Self interested behaviour dalam pasar selft regulating / correcting, natural liberty, adanya an invisible hand dan menentang interventionism Melahirkan paham fundamentalisme pasar (market fundamentalism), free perfect competition, free perfect market)
Heru Sulistyo,SE,MSi

Lanjutan: Pengkritik
Pengkritik aliran klasik dan neoklasik (aliran moral ekonomi): Joan Robinson (Economic Philosophy), Gunnar Myrdal, Kaldor, Dudley Seers, Amartya Sen (On ethics Economic), Leah Greenfeld, Umer Chapra (The future of economics), Thurow & Heilbroner (Economics Explained), Galbraith (the culture of contentment), Hans singer, Paul baran, Jan Tinbergen, Irma adelman, Stiglitz, Kaushik Basu, Konsep Moral Ekonomi: Keadilan (justice), peduli persamaan, dan pemerataan (equality & equity), kemanusiaan (humanity), menghormati nilai2 agama (religious value), kepentingan bersama (social welfare) dan kepentingan individu (the pursuit of happiness, compassion)
Heru Sulistyo,SE,MSi

KAPITALIS
Mengandalkan investasi & pemilikan faktor produksi, distribusi, perkembangan tingkat kemakmuran diserahkan oleh swasta (Amerika: 200.420 unit perush di dikuasai perush raksasa (102 unit)

Heru Sulistyo,SE,MSi

Sosialis (Ekonomi Pasar Sosialis)


Di Eropa barat di Inggris (sosialis demokrat) & eropa timur di Polandia tidak mampu mempertahankan stabilitas ekonomi karena sering timbul pemogokan serikat pekerja karena tuntutan gaji, kebebasan terhadap tekanan perusahaan / pemerintah Di Jerman : Ekonomi pasar sosialis ( 50 tahun): Melaksanakan kesejahteraan ekonomi setinggi mungkin, melindungi efisiensi ekonomi dan keadilan sosial dari tatanan moneter & melindungi kestabilan harga, menjamin kemanan sosial, keadilan sosial dan kemajuan sosial (perlindungan keluarga, distribusi tingkat penghasilan & kesejahteraan yang adil
Heru Sulistyo,SE,MSi

Komunis
Revolusi Rusia 1917, diganti Sosialis demokrat (Alexander Kerensky), diganti lagi sistem sosialis diktator (Lenin), beralih ke kapitalis: Step backward in order to take two staps ahead Komunis Cina terpusat hingga 1958 (Great Leap Forward diperkenalkan), beralih ke sistem desentralisasi & pemberian otonomi terhadap industri lokal & pertanian Komunis di Yugoslavia (campuran sosialis demokrat & komunis soviet & mempertahankan hub bebas dengan Ameika Dan Eropa)

Heru Sulistyo,SE,MSi

Sistem Ekonomi Berencana di Dunia Ketiga


Banyak dipakai oleh negara2 berkembang (1960 1970) : India, Pakistan, Mesir, Meksiko dan Indonesia melalui cara heavy industries take for frontal attack of economic stagnation yang berdampak pada inflasi yang kronis dan pengangguran yang tinggi
Heru Sulistyo,SE,MSi

Monetary Orde
Permasalahan ekonomi dipecahkan melalui kebijaksanaan moneter, namun sistem ini gagal karena terjadi penyimpangan fungsi lembaga perbankan dan keuangan serta uang sebagai alat tukar tidak dapat berfungsi penuh Bank pencipta kredit, keuntungannya banyak diperoleh dari perdagangan mata uang dan kertas berharga lainnya. Uang sebagai alat tukar telah menjadi mata dagangan Akibatnya terjadi kekacauan sistem moneter : peredaran jumlah uang di masyarakat & munculnya spekulasi di lembaga perbankan

Heru Sulistyo,SE,MSi

Orde Strukturalis

Sistem Ekonomi Perubahan kegiatan Campuran


struktur sektoral, namun justru makin meluasnya sektor informal yang tidak sehat dan pengangguran secara struktural Campuran sub sistem kapitalis, sosialis dan sub sistem negara setempat, hasilnya : inefisiensi, merosotnya kesejahteraan masyarakat golongan menengah Heru Sulistyo,SE,MSi kebawah

Sistem Ekonomi Islam


Penerapan ilmu ekonomi dalam praktek seharihari bagi individu, keluarga, kelompok amsyarakat maupun pemerintah dalam rangka mengorganisir faktor produksi, distribusi dan pemanfaatan barang & jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan & perundang-undangan islam (Sunnatullah) Sumber sistem ekonomi Islam: Al Quran, Al Hadists, Suri tauladan perilaku tindak ekonomi dalam zaman khalifah Asumsi dasar: Syariah Islam Prinsip Ekonomi Islam: asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam Motif ekonomi: mencari keberuntungan didunia & diakherat
Heru Sulistyo,SE,MSi

20. Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. 13. Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. QS. Lukman dan jatsiyah

Ekonomi Islam
Ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumber daya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Alquran dan Sunnah

KELANGSUNGAN HIDUP

KEBEBASAN BERKEINGINAN

KEKUATAN DAN HARGA DIRI

FALAH

TUJUAN HIDUP

MASHLAHAH

ASPEK MIKRO
Kelangsungan hidup Ekonomi: kepemilikan Faktor produksi Kelangsungan hidup Biologis, kesehatan , Keturunan dsb Kelangsungan hidup sosial: persaudaraan & Hubungan sosial

Kelangsungan hidup politik Kebebasan dalam Partisipasi politik

UNSUR FALAH KELANGSUNGAN HIDUP


Kebersamaan sosial, Ketiadaan konflik antar kelompok

Pengelolaan sumber daya Alam & kesempatan berusaha Keseimbangan ekologi dan lingkungan

Jatidiri dan kemandirian

ASPEK MAKRO

ASPEK MIKRO

Terbebas kemsikinan

Kemandirian hidup

UNSUR FALAH KEBEBASAN BERKEINGINAN

Penyediaan sumber daya Untuk seluruh penduduk

Penyediaan sumber daya Untuk generasi yang akan datang

ASPEK MAKRO

ASPEK MIKRO
Kemerdekaan, perlindungan Terhadap hidup dan kemorhatan

Harga Diri

UNSUR FALAH KEKUATAN & HARGA DIRI

Kekuatan ekonomi & Kebebasan dari utang

Kekuatan militer

ASPEK MAKRO

KESEJAHTERAAN HOLISTIK

KESEJAHTERAAN MENURUT ISLAM

KESEJAHTERAAN DI DUNIA DAN DI AKHIRAT

Permasalahan Dasar Ekonomi

Konflik antarberbagai Tujuan hidup

Ketidakmerataan Distribusi sumber daya

Keterbatasan Manusia

Permasalahan Ekonomi: Kelangkaan relatif

Cakupan Ekonomi Islam: 1. KOnsumsi: komoditas apa yang diperlukan untuk mewujudkan maslahah 2. Produksi: Bagaimana komoditas dihasilkan agar maslahah dapat terwujud 3. Distribusi: bagaimana sumber daya dan komoditas didistribusikan sehingga Mencapai maslahah

Akar Masalah: 1. Distribusi sumber daya tidak merata 2. Keterbatasan manusia 3. Konflik antar tujuan hidup

Masalah Ekonomi Kelangkaan relatif sumber daya

Cakupan Ekonomi: 1. Konsumsi 2. Produksi 3. Distribusi

Nilai-nilai ekonomi Islam Prinsip-prinsip ekonomi Islam

Homo Islamicus: Individu berorientasi Falah

Homo Economicus: Individu berorientasi material

Perekonomian Islam

Perekonomian Konvensional

Perekonomian Islam Ushul Figh & Qawaid

Akidah

Syariah

Akhlaq Fiqh Muamalah

Sejarah Islam

-Nilai Ekonomi Islam -Prinsip Ekonomi Islam KOnsumsi Metode Deduksi Produksi Distribusi

Syariah

Syariah

Syariah

Makro Ekonomi

KONSEP RASIONALITAS ISLAMl


Setiap pelaku ekonomi bertujuan mendapatkan mashlahah Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk tidak melakukan kemubaziran Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk meminimumkan risiko Setiap pelaku ekonomi dihadapkan pada situasi ketidakpastian Setiap pelaku berusaha melengkapi informasi dalam upaya meminimumkan resiko

You might also like