You are on page 1of 32

Keperawatan Intraoperatif

By : Hudzaifah Al Fatih, S.Kep.,Ners

Fungsi Keperawatan Intraoperatif


1. Perawat Sirkulasi (circulating nurse) Tanggung jawab : memastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban dan pencahayaan, menjaga peralatan tetap

berfungsi, ketersediaan perbekalan material,


memantau praktik aseptis, dan memantau pasien sepanjang prosedur untuk

memastikan keselamatan pasien

Fungsi Keperawatan Intraoperatif

2. Perawat Scrub (scrub nurse)

Tanggung jawab : mengatur meja steril,


menyiapkan alat jahitan, asisten dr bedah selama prosedur, mengawasi selama pasien dianestesi dan luka dibuka, memastikan peralatan dan material di cek saat insisi di tutup

Prinsip Kesehatan dan Baju Operasi


Baju. Gunakan baju operasi yang disediakan institusi, ganti diruang pakaian sebelum dan saat meninggalkan ruang operasi (tidak boleh dipakai di luar ruang operasi). Bagian pergelangan kaki celana harus bermanset tertutup. Pakaian dan tali pinggang masukan ke dalam celana

.Prinsip Kesehatan dan Baju Operasi

Masker. Selalu dipakai diruang operasi dan tidak dipakai diluar bagian bedah. Tidak boleh menggantung di leher, saat melepas, hanya talinya saja yang dipegang Tutup kepala. Harus secara menyeluruh menutupi rambut Sepatu. Sebaiknya nyaman dan menyangga

.Prinsip Kesehatan dan Baju Operasi

Bahaya kesehatan. Untuk mencegah

infeksi melalui pemajanan okupasi, di


gunakan : sarung tangan ganda, google

(kaca mata pelindung), sepatu boot


karet, apron kedap air.

Protokol Asepsis Perioperatif


1. Praoperatif. Semua material bedah (instrumen, jarum, pakaian, sarung tangan, larutan) yang mungkin kontak dengan luka harus disterilkan. Ahli bedah, asisten bedah, perawat scrub tangan dan lengan Kulit pasien dibersihkan dengan agen anti septik. Bagian tubuh lain tutup dengan kain steril

Protokol Asepsis Perioperatif

2. Intraoperatif Selama pembedahan hanya menyentuh benda2 yang telah di steril 3. Pascaoperatif Luka dilindungi dengan balutan steril. Membersihkan dan merawat luka dengan teknik aseptik.

Peraturan dasar asepsis bedah


Umum
Permukaan atau benda steril yang kontak dengan benda lain yang steril steril Jika ada keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area anggap tidak steril Apapun yang steril untuk 1 pasien gunakan hanya pd pasien tersebut

Peraturan dasar asepsis bedah

Personel
Jika personel yang scrub meninggalkan ruang operasi status sterilnya hilang Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub yang dianggap steril bagian depan pinggang sampai daerah bahu, lengan bawah dan sarung tangan tangan yang mengenakan sarung tangan harus ada di depan antara bahu dan garis pinggang Perawat instrumentasi dan personel yang tidak scrub berada pada jarak aman

Peraturan dasar asepsis bedah

Penutup/Draping
Selama menutup meja atau pasien posisikan dari depan ke belakang Hanya bagian atas meja atau pasien yang ditutupi dianggap steril, yang menggantung di pinggir meja dianggap tidak steril Penutup steril tetap dijaga posisinya dengan penjepit atau perekat Robekan atau bolongan pada penutup steril tidak steril

Peraturan dasar asepsis bedah

Peralatan steril
Pak peralatan dibungkus sedemikian rupa supaya mudah dibuka Peralatan steril, termasuk larutan disorongkan ke bidang steril atau diberikan ke orang yang ber scrub Tepian pembungkus peralatan dan bagian bibir botol terluar dianggap tidak steril

Posisi Pasien di Meja Operasi


Dorsal rekumben. Digunakan kebanyakan untuk bedah abdomen, kecuali bedah kandung empedu dan pelvis Trendelenburg. Pembedahan abdomen bawah dan pelvis Litotomi. Hampir semua bedah perineal, rektal dan vaginal Untuk bedah ginjal. Pasien dibaringakan miring dalam posisi sims Pembedahan pada leher. Terlentang, leher ekstensi, dan kepala serta dada ditinggikan

I.

Proses Keperawatan Dalam Fase Intraoperatif PENGKAJIAN Identifikasi pasien Validasi data Cek ada tidaknya (inform consent, cat. Riw. Kesehatan dan pem. Fisik, hasil pem. diagnostik, ceklis praoperatif) Lengkapi pengkajian praoperatif segera - status fisiologis : tingkat kesadaran - status psikososial : ansietas, masalah komunikasi verbal, mekanisme koping - Status fisik : tempat operasi, kondisi kulit, pencukuran

Proses Keperawatan Dalam Fase Intraoperatif II. Perencanaan Interpretasi variabel umum dan gabungkan ke rencana asuhan
Usia, jenis kelamin, prosedur bedah, jenis anestesia Ketersediaan alat Kebutuhan medikasi, komponen darah Kesiapan ruangan

Identifikasi aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien


Fisik (suhu; kontaminan potensial debu, darah, tumpahan di lantai; hilir mudik yang tidak perlu) Psikososial (kebisingan, rasa diabaikan, percakapan yang tidak perlu)

Proses Keperawatan Dalam Fase Intraoperatif III. Intervensi Berikan askep berdasarkan prioritas kebutuhan pasien (atur&jaga peralatan agar berfungsi; bantu saat pemasangan infus, kateter, CVP; posisikan pasien dengan tepat; ikuti tahapan prosedur bedah; ikuti protap yang ada; komunikasikan situasi yang merugikan; gunakan peralatan secara bijaksana) Bertindak sebagai advokat pasien (berikan privasi, jaga kerahasiaan, berikan keselamatan dan kenyamanan fisik)

Informasikan pasien mengenai pengalaman intraoperatif jelaskan stimulasi sensori yang akan dialami, tenangkan pasien bahwa anda akan hadir di ruang operasi Koordinasikan aktivitas personel lain yang terlibat dalam perawatan pasien Operasikan dan atasi semua masalah peralatan diruang operasi Ikut dalam konferensi perawatan pasien Dokumentasikan semua observasi dan tindakan Komunikasikan baik verbal dan tertulis dengan staf RR dan perawat ruangan mengenai status pasien

Proses Keperawatan Dalam Fase Intraoperatif IV. Evaluasi Evaluasi kondisi pasien sebelum keluar dari ruang operasi (status respiratori, kondisi kulit, fungsi selang invasif, balutan) Identifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan mengatasinya Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan Laporkan dan dokumentasikan perilaku dan masalah yang merugikan Menunjukkan pemahaman tentang prinsip asepsis dan praktik keperawatan teknis

Proses Keperawatan Dalam Fase Intraoperatif IV. Evaluasi Evaluasi kondisi pasien sebelum keluar dari ruang operasi (status respiratori, kondisi kulit, fungsi selang invasif, balutan) Identifikasi praktik perawatan pasien yang tidak aman dan mengatasinya Ikut serta dalam mengevaluasi keamanan lingkungan Laporkan dan dokumentasikan perilaku dan masalah yang merugikan Menunjukkan pemahaman tentang prinsip asepsis dan praktik keperawatan teknis

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN PASCAOPERATIF

Area pengkajian Pernapasan : Kemampuan bernapas dengan dalam dan batuk Upaya bernapas terbatas (dispneu) Tidak ada upaya spontan Sirkulasi : tekanan arteri sistolik > 80% dari tingkat praanestetik 50% - 80% dari tingkat praanestetik < 50% dari tingkat praanestetik Tingkat kesadaran Respon secara verbal thd pertanyaan/terorientasi thd tempat Terbangun ketika dipanggil namanya Tidak memberikan respon terhadap perintah Warna Warna dan penampilan kulit normal Warna kulit berubah Sianosis jelas Aktivitas otot : bergerak scr spontan / atas perintah Kemampuan menggerakkan semua ekstremitas Kemampuan menggerakkan 2 ekstremitas Tidak mampu untuk mengontrol semua ekstremitas

Poin 2 1 0

Saat penerimaan

1jm

2jm

3 jm

2 1 0
2 1 0 2 1 0 2 1 0

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


I. PENGKAJIAN
Respirasi : kepatenan jalan napas, kedalaman, frekuensi, sifat&bunyi napas Sirkulasi : TTV, kondisi kulit Neurologi : tingkat respon Drainase : adanya drainase&kondisi balutan Kenyamanan : tipe nyeri&lokasi, mual/muntah

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


Psikologi : kebut. istirahat tidur, ggn oleh kebisingan Keselamatan : kebut. akan pagar tempat tidur, drainase selang lancar, IV line terbebat dengan baik

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


II. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif b/d efek depresan dari medikasi dan agen anastetik Nyeri Risiko terhadap perubahan suhu tubuh : hipotermia Risiko terhadap cedera b/d status pasca anestesia Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


Perubahan eliminasi urinarius b/d penurunan aktivitas, efek medikasi, dan penurunan masukan cairan Konstipasi b/d penurunan motilitas lambung dan usus Gangguan mobilitas fisik b/d efek depresan anestesia, penurunan intoleransi aktivitas, dan pembatasan aktivitas yang diresepkan Ansietas tentang diagnosis pascaoperatif, kemungkinan perubahan gaya hidup, dan perubahan dalam konsep diri

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


Masalah Kolaboratif/Potensial komplikasi
Perubahan perfusi jaringan sekunder terhadap hipovolemia, pengumpulan darah perifer, dan vasokonstriksi Risiko kekurangan volume cairan Kerusakan integritas kulit b/d tempat insisi bedah dan drainase Risiko infeksi b/d kerentanan terhadap infeksi m.o

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


III. Perencanaan Tujuan : Fungsi pernapasan optimal, reda dari nyeri dan ketidaknyamanan postop, pemeliharaan suhu tubuh normal, bebas dari cedera, pemeliharaan keseimbangan nutrisi, kembalinya fungsi perkemihan normal, pola eliminasi usus normal, pemulihan mobilitas, reduksi ansietas dan tidak adanya komplikasi

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


IV. Intervensi Keperawatan Memastikan fungsi pernapasan yang optimal Meningkatkan ekspansi paru Meredakan nyeri Menghilangkan kegelisahan Menghilangkan mual muntah Mempertahankan suhu tubuh normal Menghindari cedera

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


Mempertahankan status nutrisi normal Meningkatkan fungsi urinarius normal Meningkatkan eliminasi usus Memulihkan mobilitas Mengurangi ansietas

Proses Keperawatan Pasien Pascaoperatif


Intervensi Kolaboratif Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat Pencegahan infeksi Mempertahankan volume cairan adekuat

Komplikasi Pascaoperatif
Syok TVP (Trombosis Vena Profunda) Embolisme pulmonal Retensi urine

TERIMA KASIH. WASSALAM..


QUI SCRIBIT, BIS LEGIT (barang siapa menulis, ia membaca dua kali)

You might also like