You are on page 1of 36

30

B A B III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penerapan analisis faktor eksploratori yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak. 3.2.Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2009 s/d Februari 2010. 3.3.Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pekerja anak wanita yang berusia < 18 tahun yang berada di wilayah Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan, yang berjumlah 85 orang (BPS, 2008) dan terdapat jumlah sampel adalah 45 orang dengan cara sampling Accidential. Sampling Accidential adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008). 3.4. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan.

30

31

3.5.Defenisi Operasional 1. Umur anak adalah usia anak pada saat survey dilakukan dan dihitung dalam tahun menurut ulang tahunnya yang terakhir . a. 8-10 b. 11-13 c. 14-16 2. Pendidikan anak adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditamatkan dan memiliki surat tanda tamat belajar ( Ijazah). a. Tidak pernah sekolah/tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA 3. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh anak secara rutin dan terusmenerus di luar rumah dan menghasilkan uang yang berada di Kabupaten Asahan. 4. Hubungan sosial dengan lingkungan adalah suatu hubungan pekerja dengan atasan dan teman. 5. Waktu bekerja adalah waktu kegiatan yang akan dilakukan di perusahaan/ tempat kita bekerja dalam sehari. Adapun waktunya yaitu : pagi, siang, sore malam. 6. Fasilitas Pekerja adalah suatu mendapatkan apa yang didapatkan oleh pekerja pada tingkatan yang sama. Jika merasakan sakit di tempat kerja, mereka akan dibawa berobat dan pekerja anak juga memdapatkan

32

tunjungan, baik secara terbuka dan tutup, salah satu contoh tunjuangan hari raya. 7. Pengetahuan anak adalah semua pemahaman anak yang menyangkut tentang pelecehan seksual dalam berkerja. 8. Pendapatan adalah suatu upah hasil selama bekerja dalam satu bulan penuh. Adapun dikatagorikan antara lain : a. < Rp 500.000 b. > Rp 500.000 9. Pakaian adalah suatu alat penutup tubuh manusia atau seorang pekerja. Pakaian juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya pelecehan seksual. Adapun pakaian yang dipakai oleh pekerja seperti baju ketat, celana/rok pendek bahkan cuma memakai tank top. 10. Teknologi Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan proses yang menolong manusia menyampaikan masalahnya. Teknologi juga dapat merusak manusia, contohnya, penyalagunaan teknologi dengan mengakses informasi yang dapat membuat masyarakat menjadi jahat. Contohnya mengakses adegan pornografi dan pornoaksi. 11. Keluarga Keluarga merupakan suatu motivasi atau arahan kepada si pekerja anak dalam menjalani kehidupan.

33

12.

Kejiwaan Kejiwaan adalah sebuah gejala normal dimana seseorang yang mendapatkan preasure atau tekanan yang memungkinkan orang tersebut tidak mampu menahannya. Salah satu kejiwaan yang dialami korban, sering terjadi tekanan yang tidak diinginkannya yang hingga timbulnya amarah.

13.

Sikap Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.

14.

Postur Tubuh Postur tubuh adalah bentuk lekukan tubuh mulai dari atas kepala sampai ujung kaki. Postur tubuh merupakan salah satu faktornya, sebab postur tubuh yang ideal akan lebih mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Contohnya postur tubuh yang seksi.

15.

Imbalan Imbalan merupakan upah yang wajib terima atau berhak memperoleh bayaran karena telah melakukan pekerjaan yang sesuai. Adapun imbalan yang diperoleh pekerja anak tersebut tidak sesuai. Adapun cara untuk memperoleh imbalan tinggi dengan melakukan permintan, baik permintaan dengan cara paksaan atau kemauan sendiri.

34

16.

Ancaman Ancaman merupakan suatu faktor terjadinya pelecehan seksual. Apabila si pekerja anak tidak melakukan permintaan, akan diancam dengan dikeluarkan dari pekerjaan.

17.

Perlindungan Keluarga Perlinungan keluarga sangat dibutuhkan, dimana si pekerja anak tidak merasa takut atau bimbangan, apabila si pekrja melakukan hal yang tidak wajar.

18.

Kebudayaan Kebudayaan merupakn awal bentuk yang berkaitan dengan budi dan akal penelitian.

19.

Agama Agama adalah pedoman hidup atau penuntun hidup. Berdasarkan hasil wawancara, pekerja anak wanita yang banyak terkena pada agama muslim.

20.

Kebiasaan Pimpinan Kebiasaan pimpinan merupakan salah satu faktor terjadiya pelecehan seksual. Dimana kebiasaan pimpinan harus dilakukan, apabila tidak si pekerja anak wanita tersebut akan mendapat saksi. Salah satu kebiasaan pimpinan adalah egois atau mau menang sendiri.

35

3.6.Aspek Pengukuran Pada penelitian yang menggunakan analisis faktor, skala pengukuran dari masing-masing variabel haruslah berupa skala interval atau rasio. Untuk itu, setiap variabel (atribut) yang ditanya diberi nilai 0 (sangat tidak setuju) sampai 10 (sangat setuju) agar variabelnya dapat diukur dan diuji. Skala yang digunakan adalah skala penilaian grafik (graphic rating scale)

10 sangat setuju

Sangat tidak setuju

36

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Variabel Umur anak Pendidikan anak Pekerjaan Pakaian Pendapatan Hubungan sosial dengan lingkungannya Pengetahuan Waktu kerja Fasilitas pekerjaan Teknologi Keluarga Kejiwaan Sikap Postur tubuh Imbalan Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Skala Pengukuran Rasio Rasio Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval

3.7. Teknik Analisa Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer dengan program SPSS. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Adapun langkah dalam analisis faktor yaitu : 1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. Analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Alat seperti MSA atau Barletts Test dapat digunakan untuk keperluan ini.

37

2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Metode pencarian faktor yang digunakan adalah principal component analysis. 3. Faktor yang terbentuk, dapat menggambarkan perbedaan diantara faktorfaktor yanga ada. 4. Lakukan interpretasi terhadap faktor yang terbentuk.

38

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran Kota Kisaran Timur Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan propinsi Sumatera Utara. Batas-batas administrasi Kota Kisaran Timur adalah : 1. Sebelah Utara 2. Sebelah Selatan 3. Sebelah Timur 4. Sebelah Barat : Kecamatan Airjoman : Kecamatan Airbatu : Kecamatan Simpang empat : Kabupaten Simalungun

Jumlah penduduk Kota Kisaran pada tahun 2008 tercatat sebesar 67.485 jiwa. 4.2. Gambaran Responden Gambaran responden diperoleh berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009. Umur Anak Frekuensi Persen (%) 8- 10 tahun 11-13 tahun 14-16 tahun Jumlah 15 21 9 45 33.3 46.7 20.0 100.00

Dari tabel 4.1. umur responden terbanyak adalah 11-13 tahun yaitu 21 orang (46.7%) dan yang paling sedikit berumur 14-16 tahun yaitu 9 orang (20.0%).

38

39

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Anak Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2009 Pendidikan Anak Frekuensi Persen (%) Tidak tamat SD SD SMP SMA Jumlah 13 28 3 1 45 28.9 62.2 6.7 2.2 100.00

di

Dari tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa pendidikan responden terbanyak adalah tamat SD yaitu 28 orang (62.2%), dan yang paling sedikit adalah tamat SMA ada 1 orang (2.2%). 4.3. Uji Kelayakan Faktor Dalam penelitian ini, faktor pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di kecamatan kota kisaran timur dipengaruhi oleh 18 variabel yaitu pekerjaan, pendapatan, pakian, hubungan sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu kerja, fasilitas, teknologi, keluarga, kejiwaan, sikap postur tubuh, imbalan, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. Untuk itu perlu dilakukan uji kelayakan faktor dengan melihat nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) and Barletts Test. KMO adalah mengukur kecukupan sampling dan membandingkan besarnya koefisien korelasi terobservasi dengan besarnya koefisien korelasi antar pasangan variabel. Sedangkan Barletts Test digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel tak berkorelasi di dalam populasi. Nilai yang besar untuk uji statistic, berarti hipotesis nol harus ditolak. Dengan melihat

40

nilai KMO and Barletts Test di bawah 0.5, maka dapat diperoleh variable mana yang dapat dianalisis lebih lanjut atau tidak. Pada penelitian ini, uji kelayakan faktor dilakukan sebanyak 6 (enam kali) karena pada uji kelayakan yang kedelapan sudah tidak ada nilai KMO yang di bawah 0.5. 1. Uji kelayakan I, variabel imbalan meiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.254, maka variabel imbalan dikeluarkan dari 18 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 17 variabel. 2. Uji kelayakan II, variabel kejiwaan memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.371, maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari 17 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 16 variabel. 3. Uji kelayakan III, variabel keluarga memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.414, maka variabel keluarga dikeluarkan dari 16 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 15 variabel. 4. Uji kelayakan IV, variabel waktu memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.464, maka variabel waktu dikeluarkan dari 15 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 14 variabel. 5. Uji kelayakan V, variabel fasilitas memiliki nilai KMO terkecil di bawah 0.5 yaitu 0.460, maka variabel fasilitas dikeluarkan dari 14 variabel. Dan variabel berkurang 1 (satu) menjadi 13 variabel 6. Uji kelayakan IV, ternyata tidak ada variabel yang memiliki nilai KMO di bawah 0.5, maka 13 variabel tersebut dapat dilakukan proses analisis faktor lebih lanjut yaitu factoring, ekstraksi dan rotasi.

41

4.3.1. Uji Kelayakan I Pada uji kelayakan I angaka KMO and Barletts Test adalah 0.504 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Tabel 4.3. Nilai Anti Image Matrices I
variabel Peke rjaan .597 .719 .539 .529 .529 .458 .423 .617 .355 .378 .684 .672 .254 .427 .363 .488 .465 .547 pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas tekn olog i kelu arga keji waan sika p P.tu buh imba lan Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an aga ma K.pi mpin an

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Waktu Fasilitas Teknologi Keluarga Kejiwaan Sikap Postur tubuh Imbalan Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.3 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Ada 9 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah imbalan (0.254). Maka variabel imbalan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 17 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi,

42

keluarga, kejiwaan, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.3.2. Uji Kelayakan II Pada uji kelayakan II angaka KMO and Barletts Test adalah 0.554 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.4. Nilai Anti Image Matrices II
Variabel peke rjaan .590 .690 .548 .605 .701 .473 .400 .654 .391 .371 .656 .714 .578 .426 .504 .475 .540 pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wakt u fasil itas Tek nolo gi kelu arga keji waa n Sika p P.tu buh anca man P.ke luar ga kebu daya an aga ma K.pi mpin an

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Waktu Fasilitas Teknologi Keluarga Kejiwaan Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.4 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan II ada 6 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 16 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan,

43

pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, keluarga, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.3.3. Uji Kelayakan III Pada uji kelayakan III angaka KMO and Barletts Test adalah 0.618 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.5. Nilai Anti Image Matrices III
Variabel peke rjaan .574 .755 .644 .622 .755 .428 .441 .738 .414 .652 .760 .608 .528 .522 .595 .570 pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas tekn olog i kelu arga sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Waktu Fasilitas Teknologi Keluarga Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.5 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan III ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah keluarga (0.371). Maka variabel keluarga dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses

44

pengujian ulang. Dimana yang variabel tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, waktu, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.3.4. Uji Kelayakan IV Pada uji kelayakan IV angaka KMO and Barletts Test adalah 0.644 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.6. Nilai Anti Image Matrices IV
Variabel peke rjaan .558 .742 .651 .643 .780 .465 .474 .730 .634 .782 .595 .572 .524 .579 .752 Pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan wak tu Fasil itas Tek nolo gi sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an

keluarga,

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Waktu Fasilitas Teknologi Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.6 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan IV ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah waktu (0.465). Maka variabel keluarga

45

dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 14 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, fasilitas, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.3.3. Uji Kelayakan V Pada uji kelayakan V angaka KMO and Barletts Test adalah 0.679 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.7. Nilai Anti Image Matrices V
Variabel peke rjaan .711 .728 .662 .757 .779 .460 .727 .736 .776 .577 .598 .511 .588 .741 pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan Fasil itas tekn olog i sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Fasilitas Teknologi Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.7 terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan V ada 2 variabel yang mempinyai KMO di bawah 0.5, maka variabel yang memiliki nilai KMO terkecil akan dikeluarkan dari pemilihan variable. Variable yang mempunyai nilai KMO terkecil adalah fasilitas (0.460). Maka variabel keluarga

46

dikeluarkan sehingga variabel berkurang menjadi 15 variabel dan dilakukan proses pengujian ulang. Dimana variabel yang tinggal dan diproses adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.2.4. Uji Kelayakan VI Pada uji kelayakan IV angka KMO and Barletts Test adalah 0.689 dengan signifikan 0.000, maka variabel dan sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena meiliki angka KMO di atsa 0.5 dan angka sig<0.05. Table 4.8. Nilai Anti Image Matrices VI
Variabel Peke rjaan .709 .750 .656 .798 .768 .723 .739 .764 .580 .596 .521 .551 .748 pend apat an paka ian h.so sling peng etah uan Tek nolo gi Sika p P.tu buh Anc ama n P.ke luar ga kebu daya an Aga ma K.pi mpin an

Pekerjaan Pendapatan Pakaian h.sosial dgn lgkngan Pengetahuan Teknologi Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan

Pada tabel 4.8 terlihat sejumlah angka yang menbentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO sebuah variabel. Pada uji kelayakan VI, tidak ada variable yang mempunyai nilai KMO di bawah 0.5, sehingga semua variable (13 variabel) dapat dilakukan analisis faktor selanjutnya yaitu adalah pekerjaan, pendapatan, pakaian, hubungan sosial dengan lingkungan, pengetahuan,

47

teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. 4.4. Analisis Faktor ( Faktoring, Ekstraksi dan rotasi) Sebelumnya telah dilakukan tahapan awal analisis faktor, yaitu penyaringan terhadap sejumlah variable, sehingga variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Selanjutnya dilakukan proses analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variable yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. 4.4.1. Communalities Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dari persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi pada penelitian ini adalah metode Principal Component Analysis dengan ketentuan bahwa semakin besar communilities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk dan sebaliknya. Tabel 4.9. Tabel Communalities Variable Pekerjaan Pendapatan Pakaian Sos.linkungan Pengetahuan Teknologi Sikap Postur tubuh Ancaman Perlindungan Keluarga Kebudayaan Agama Kebiasaan pimpinan Ekstraksi 0.591 0.756 0.736 0.654 0.842 0.711 0.645 0.680 0.688 0.910 0.723 0.865 0.673

48

4.4.2. Total Variance Explained Menunjukkan bahwa dari 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis fakor, maka hanya 6 faktor yang terbentuk yang dapat dilihat karena berdasarkan kumulatif di faktor ke 6 sudah cukup yaitu sebesar 72.926% dari semua variabelnya. Jumlah angka eigenvalues adalah sama dengan jumlah varians ketigabelas variabel, dengan masing-masing variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 13 x 1 = 13. Tabel 4.10. Tabel Total Variance Explained Komponen Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 3.367 1.995 1.279 1.097 0.898 0.844 0.714 0.644 0.607 0.501 0.435 0.345 0.275 Angka eigenvalues % Varians Kumulatif 25.902 15.343 9.840 8.440 6.910 6.490 5.490 4.952 4.669 3.851 3.347 2.654 2.111 25.902 41.244 51.084 59.526 66.436 72.926 78.416 83.369 88.038 91.888 95.235 97.889 100.00

49

4.4.3. Scree Plot Jika tabel 4.9 menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot menunjukkan dengan grafik bahwa pada sumbu x (component number) faktor 6 sudah cukup sekitar 72.926% yang menjadi faktor. Hal ini menunjukkan bahwa enam faktor adalah paling bagus untuk meringkas kesepuluh variabel. Dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
Scree Plot
4,0 3,5 3,0 2,5 2,0

Eigenvalue

1,5 1,0 ,5 0,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Component Number

4.4.4. Component Matrix Tabel 4.15 menunjukkan distribusi kesepuluh variabel pada 6 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, factor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5 tau faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke factor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Teorinya terletak pada bentuk matriks korelasi di halaman 21.

50

Tabel 4.11. Component Matrix


VARIABLE 1 postur tubuh pendapatan kebudayaan pekerjaan pakaian teknologi kebiasaan pimpinan perlindungan keluarga agama sosial dan lingkungan sikap pengetahuan ancaman ,779 ,732 -,228 ,209 ,559 ,558 ,541 -,570 ,155 -,528 -,394 ,488 ,439 2 ,114 ,200 ,728 ,670 -,032 ,153 -,040 -,187 ,565 ,352 ,491 ,225 -,408 3 -,188 ,027 ,201 -,258 -,472 -,180 ,573 ,226 ,390 ,150 -,185 ,394 ,371 Factor 4 -,030 -,318 -,205 ,072 ,221 ,553 ,158 ,276 -,057 ,341 ,448 ,037 ,413 5 -,004 ,258 ,220 ,130 ,147 -,177 -,148 ,509 -,435 -,159 ,109 ,448 ,072 6 -,156 ,114 ,103 ,097 ,359 -,080 ,064 ,405 ,421 -,303 -,045 -,443 ,126

4.4.5. Rotated Component Matrix Berdasarkan Rotated Component Matrix yang memperlihatkan distribusi

variabel yang lebih jelas dan nyata dari keenam komponen. Terlihat bahwa nilai faktor (faktor loading) semakin tinggi sebelum di rotasi dan semakin rendah setelah di rotasi.

51

Tabel. 4.12.Rotated Component Matrix


VARIABEL 1 perlindungan keluarga Agama Pengetahuan Pakaian Ancaman sosial dan lingkungan kebiasaan pimpinan Sikap Teknologi Kebudayaan Pendapatan postur tubuh Pekerjaan -,102 ,015 ,020 ,799 ,148 -,255 -,011 ,229 ,603 -,073 ,348 ,460 ,504 2 ,157 ,032 -,009 -,283 -,150 ,758 -,162 ,689 ,227 ,202 -,553 -,282 ,171 3 ,049 ,156 ,232 ,091 ,777 -,086 ,691 -,255 ,389 -,416 ,027 ,140 -,312 Component 4 -,081 ,904 -,010 -,073 -,127 ,104 ,293 ,104 -,004 ,582 ,235 -,009 ,369 5 -,927 ,127 ,117 ,029 -,118 -,029 ,155 -,204 ,372 -,208 ,193 ,507 ,094 6 -,082 -,078 ,880 -,056 ,100 -,008 ,245 ,019 ,078 ,350 ,486 ,334 ,256

52

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis faktor diketahui bahwa dari 20 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur menjadi 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

5.1. Analisis Uji Kelayakan 5.1.1. Analisis Uji Kelayakan I a. Pada uji kelayakan I angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.504, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.3 Anti Image Matrices I terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 9 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.458), fasilitas (0.423), keluarga (0.355), kejiwaan (0.378), imbalan (0.254), ancaman (0.427), perlindungan keluarga (0.363), kebudayaan (0.488) dan agama (0.465).Dari ke 9

variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel imbalan (0.254). maka variabel imbalan dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 17 variabel.

52

53

5.1.2. Analisis Uji Kelayakan II a. Pada uji kelayakan II angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.554, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.4 Anti Image Matrices II terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 6 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.473), fasilitas (0.400), keluarga (0.391), kejiwaan (0.371), perlindungan keluarga (0.427) dan agama (0.475).Dari ke 6 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel kejiwaan (0.371). Maka variabel kejiwaan dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 16 variabel. 5.1.3. Analisis Uji Kelayakan III a. Pada uji kelayakan III angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.618, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. a. Pada tabel 4.5 Anti Image Matrices III terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 3 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.428), fasilitas (0.441) dan keluarga (0.414). Dari ke 3 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil

54

adalah variabel keluarga (0.414). Maka variabel keluarga dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 15 variabel. 5.1.4. Analisis Uji Kelayakan IV b. Pada uji kelayakan IV angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.644, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.6 Anti Image Matrices IV terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 2 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu waktu (0.465) dan fasilitas (0.474). Dari ke 2 variabel tersebut, variabel yang mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel waktu (0.465). Maka variabel waktu dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 14 variabel. 5.1.5. Analisis Uji Kelayakan V c. Pada uji kelayakan V angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling adequacy (MSA) adalah 0.679, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. c. Pada tabel 4.7 Anti Image Matrices V terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel. Ada 1 variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5 yaitu fasilitas (0.460). Dari variabel tersebut yang

55

mempunyai KMO MSA terkecil adalah variabel fasilitas (0.460). Maka variabel fasilitas dikeluarkan dari pemilihan variabel dan variabel yang tersisa menjadi 13 variabel. 5.1.6. Analisis Uji Kelayakan VI a. Pada uji kelayakan VI angka KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequacy (MSA) adalah 0.689, oleh karena angka KMO di atas 0.5, menunjukkan kecukupan sampling telah memadai maka kumpulan variabel dapat diproses lebih lanjut. b. Pada tabel 4.8 Anti Image Matrices VI terlihat sejumlah angka yang membentuk diagonal (dari kiri atas ke kanan bawah) yang menandakan besaran KMO variabel, dan tidak ada variabel yang mempunyai nilai KMO MSA di bawah 0.5. Maka ketigabelas variabel dapat dilakukan analisis faktor. 5.2. Analisis Faktor (Faktoring, Ekstraksi dan Rotasi) Analisis : 1. Communalities Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bias dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bias dijelaskan oleh faktor yang ada, lihat pada tabel 4.9 adalah sebagai berikut: a. Variabel pekerjaan, angkanya 0.591. Hal ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel pekerjaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. b. Variabel pendapatan, angkanya 0.756. Hal ini berarti sekitar 75.6% varians dari variabel pendapatan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

56

c. Variabel pakaian, angkanya 0.736. Hal ini berarti sekitar 73.6% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. d. Variabel hubungan sosial dengan lingkungannya, angkanya 0.654. Hal ini berarti sekitar 65.4% varians dari variabel hubungan sosial dengan lingkungannya dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. e. Variabel pengetahuan, angkanya 0.842. Hal ini berarti sekitar 84.2% varians dari variabel pengetahuan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. f. Variabel teknologi, angkanya 0.711. Hal ini berarti sekitar 71.1% varians dari variabel teknologi dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. g. Variabel sikap, angkanya 0.645. Hal ini berarti sekitar 64.5% varians dari variabel sikap dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. h. Variabel postur tubuh, angkanya 0.680. Hal ini berarti sekitar 68.0% varians dari variabel postur tubuh dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. i. Variabel ancaman, angkanya 0.688. Hal ini berarti sekitar 68.8% varians dari variabel ancaman dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. j. Variabel perlindungan keluarga, angkanya 0.910. Hal ini berarti sekitar 91.0% varians dari variabel perlindungan keluarga dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. k. Variabel kebudayaan, angkanya 0.723. Hal ini berarti sekitar 72.3% varians dari variabel kebudayaan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. l. Variabel agama, angkanya 0.865. Hal ini berarti sekitar 86.5% varians dari variabel pakaian dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.

57

m. Variabel kebiasaan pimpinan, angkanya 0.673. Hal ini berarti sekitar 67.3% varians dari variabel kebiasaan pimpinan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. 2. Total Varians Explained Ada 13 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu pekerjaan, pendapatan, pakaian, sosial dengan lingkungannya, pengetahuan, waktu, teknologi, sikap, postur tubuh, ancaman, perlindungan keluarga, kebudayaan, agama dan kebiasaan pimpinan. Enam faktor ini menggambarkan data dengan tujuan adalah untuk mengurangi jumlah faktor yang diperlukan untuk menjelaskan variasi dalam data. Memeriksa hasil jendela sesi baris dari % Varians atau eigenvalues plot. Proporsi variabilitas dijelaskan oleh tujuh faktor akhir adalah (0.719, 0.644, 0.607, 0.501, 0.435, 0.345 dan 0.275 masing-masing) dan mereka dapat dihilangkan sebagai penting. Enam faktor yang pertama bersama-sama mewakili 72.926%. 3. Scree Plot Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka Scree Plot (gambar 4.1) menunjukkan dengan grafik. Terlihat bahwa dari satu kedua faktor (garis dari sumbu Component Number =1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula dari angka 3 ke 4, 4 ke 5 dan 5 ke 6 garis juga masih menurun namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga perhatikan faktor 7 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa lima faktor adalah paling bagus untuk meringkas kelima belas variabel tersebut.

58

4. Component Matrix Tabel Component Matrix (Tabel 4.11) menunjukkan distribusi ketiga belas variabel pada enam faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel adalah faktor loading, yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2 faktor 3, faktor 4, faktor 5 dan faktor 6. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Pada variabel pengetahuan: Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 1 adalah +0.488 (lemah karena di bawah 0.5). Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan 0.225 (lemah karena di bawah 0.5). Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 3 adalah +0.394 (lemah karena di bawah 0.5). Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 4 adalah 0.037 (lemah karena di bawah 0.5). Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 5 adalah 0.448 (lemah karena di bawah 0.5). Nilai faktor loading antara variabel pengetahuan dengan faktor 6 adalah 0.443 (lemah karena di bawah 0.5) Oleh karena angka faktor loading terbesar ada pada Component nomor 2, maka variabel pengetahuan bias dimasukkan sebagai komponen faktor 2. dengan faktor 2 adalah

59

5. Rotated Component Matrix Pada tabel 4.12 Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotation Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata dimana faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Dimana faktor tertinggi pada perlindungan keluarga dan terendah pekerjanan. 5.3. Interpretasi Interpretasi didasarkan pada skala angka yang sebelumnya diberikan ke responden, yakni dari skala 1 sampai 10. Oleh karena angka bergerak dari negatif (angka 1 untuk sangat tidak setuju) ke positif (angka 10 untuk sangat setuju), secara logika semakin angka output mendekati 10, semakin responden berpresepsi setuju terhadap variabel tertentu. Sebaliknya, semakin kecil angka output, semakin responden berpresepsi tidak setuju. 1. Faktor 1 : terdiri dari variabel pekerjaan, pakaian dan teknologi. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita yang memberikan daya tarik untuk terjadinya pelecehan seksual ditempat kerja yang dikarenakan yaitu pakaian yang seksi pada pekerja anak wanita. Interpretasi Variabel Oleh karena korelasi pekerjaan, pakaian, teknologi adalah positif, semakin rendahnya pekerjaan, semakin seksinya pakaian dan semakin tingginya teknologi maka semakin mudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

60

Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan mulai dari majikannya sampai pekerjaan yang akan dilakukannya.

Pakaian yang dipakai oleh pekerja anak wanita harus diperhatikan karena dapat memicu untuk terjadinya pelecehan seksual.

Teknologi yang didapat oleh pekerja anak wanita di arahkan ke arah positif. Dimana teknologi mempunyai akses untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan lainnya.

2. Faktor 2 : terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadi pelecehan seksual karena pendapatan yang rendah serta sikap yang tidak disenangi oleh majikan yang mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel kejiwaan dan sikap mempunyai korelasi positif, semakin kurangnya kejiwaan pekerja anak wanita serta sikap semakin tidak sopan terhadap majikan yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual. Pendapatan terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena kejiwaan terganggu yang didapatkan oleh pekerja anak wanita.. Sikap yang diberikan harus diperhatikan karena dapat mengundang terjadinya pelecehan seksual dalam bekerja.

61

3. Faktor 3 : terdiri atas ancaman dan kebiasaan pimpinan. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena ancaman yang berat diberi oleh atasan ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel ancaman dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin berat ancaman terhadap pekerja anak wanita terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual. - Ancaman terhadap pelecehan seksual cukup fatal, karena dalam ancaman yang diberikan kepada pekerja anak wanita tersebut dapat memputuskan untuk tidak bekerja lagi. Kebiasaan pimpinan harus diperhatikan terhadap pekerja anak wanita, agar tidak mudahnya terjadi pelecehan seksual dalam bekerja. 4. Faktor 4 : terdiri atas kebudayaan dan agama. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena kebudayaan dan agama Interpretasi Variabel Oleh karena variabel kebudayaan dan agama mempunyai korelasi positif, kebudayaan semakin sering untuk pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita dan semakin tidak kuatnya agama bagi pekerja anak wanita yang terkena pelecehan seksual

62

Kebudayaan pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita harus diperhatikan karena kebudayaan bisa menjadi unsur utama terjadi pelecehan seksual didaerah kerja.

Agama yang perlu diperhatikan karena dapat memepermudah terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

5. Faktor 5 :terdiri dari postur tubuh dan perlindungan keluarga. Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena keluarga dan kebiasaan pimpinan diberi oleh atasan ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel keluarga dan kebiasaan pimpinan mempunyai korelasi positif, semakin tidak adanya kelurga dan semakin seringnya kebiasaan pimpinan terhadap pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual. Postur tubuh pekerja anak wanita sangat mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual, sehingga postur tubuh itu tidak perlu

dipermanpakan/dipertunjukkan Perlindungan keluarga harus diperhatikan karena tidak adanya perlindungan kepada pekerja anak wanita dari keluarga maka mempermudah untuk terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh atasan/majikan.

63

6. Faktor ini dinamakan faktor pengetahuan Hal ini berarti ada sekelompok pekerja anak wanita dalam terjadinya pelecehan seksual karena pengetahuan pekerja anak wanita ditempat kerja. Interpretasi Variabel Oleh karena variabel pengetahuan mempunyai korelasi positif, semakin rendah pengetahuan maka semakin mudahnya terjadinya pelcehan seksual Pengetahuan harus ditingkatkan didalam kerja, agar tidak mudah untuk dibodohi oleh atasan atau siapapun.

64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis faktor terhadap faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan 2009 maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Dari 18 variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, setelah dilakukan uji kelayakan faktor hanya 13 variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. 2. Dari 13 variabel yang terpilih, terbentuk 6 faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita yaitu faktor 1 dinamakan faktor daya tarik, faktor 2 dinamakan faktor tingkah laku, faktor 3 dinamakan faktor tantangan, faktor 4 dinamakan faktor adat-istiadat, faktor 5 dinamakan faktor pendorong dan faktor 6 dinamakan faktor pengetahuan. 3. Faktor 1 terdiri atas pekerjaan, pakaian, teknologi. 4. Faktor 2 terdiri atas pendapatan, sosial dengan lingkungannya dan sikap. 5. Faktor 3 terdiri atas ancaman, dan kebiasaan pimpinan. 6. Faktor 4 terdiri atas kebudayaan dan agama 7. Faktor 5 terdiri atas postur tubuh dan perlindungan keluarga. 8. Faktor 6 yaitu faktor pengetahuan terdiri atas pengetahuan.

64

65

6.2. Saran 1. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, diharapkan kepada Dinas Tenaga Kerja dapat memberikan tindakan prioritas terhadap pekerja anak wanita dibawa umur < 18 tahun di Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan. 2. Faktor daya tarik merupakan salah satu faktor yang mempengerahui pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita, maka pakaian dan postur tubuh oleh pekerja anak wanita di Kecamatan Kota Kisaran Timur dapat disesuaikan khususnya masalah pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. 3. Pekerjaan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita. Maka diharapkan Dinas Tenaga Kerja sering memantau kelapangan baik pekerja formal maupun pekerja informal dalam terjadinya pelecehan seksual terhadap pekerja anak wanita.

You might also like