You are on page 1of 14

Tugas Dosen

: STATISTIKA (MEREVIEW TESIS) : Prof. DR. Suradi Tahmir, M.S.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN STRATEGI POLYA PADA SISWA KELAS XI IPA-3 SMAN 1 MAMUJU

Direview Dari TESIS SUDIRMAN oleh MUH. NASHIR TAKBIR 11B08079

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN STRATEGI POLYA PADA SISWA KELAS XI IPA-3 SMAN 1 MAMUJU
Oleh

SUDIRMAN Program Studi Pendidikan Matematika PPs UNM 2010 A. Latar Belakang a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, b. Kebijakan Pemerintah : Permendiknas No. 22 tahun 2006, Permendiknas No. 23 tahun 2006, dan Permendiknas No. 24 tahun 2006 c. Kondisi SMAN 1 Mamuju dalam hal kemampuan siswa memecahkan masalah matematika yang rendah. B. Rumusan Masalah Apakah melalui penerapan pendekatan meningkat? problem posing kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Mamuju dapat

C. Tujuan Penelitian Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika problem posing pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mamuju dengan pendekatan

D. Batasan Masalah a. Kemampuan pemecahan masalah matematika b. Problem posing c. Aktivitas siswa d. Hasil belajar

E. Tinjauan Pustaka Bell 1978 (dalam Upu, 2003:29) mengemukakan bahwa suatu situasi dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi tersebut,

mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak dengan segera dapat menemukan pemecahannya. Polya (dalam Upu, 2003:31) mengemukakan dua macam masalah, yaitu: (1) masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret termasuk teka-teki, (2) masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah (tidak kedua-duanya). Pemecahan masalah (Problem Solving) adalah (1)proses penerimaan masalah sbg tantangan untuk menyelesaikannya. (2) proses menerima masalah sbg usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tdk dengan segera dapat dicapai. Rekomendasi NCTM (2000:52) tentang pemecahan masalah mengandung tiga pengertian yaitu: (1) pemecahan masalah sbg tujuan (goal), pemecahan masalah sebagai proses (process), (3) pemecahan masalah sbg keterampilan (basic skill).

F. Problem Posing Matematika Silver (1996), mengemukakan tiga pengertian problem posing, yaitu: (1), problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit (problem posing sebagai salah satu langkah problem solving) (2) Problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan denga syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan dalam rangka mencari alternatif pemecahan lain (sama dengan mengkaji kembali langkah problem solving yang telah dilakukan), (3) problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan.

G. Peta Konsep

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS

FUNGSI KOMPOSISI
Syarat dua fungsi dpt dibentuk dari fungsi komposisi Aturan komposisi fungsi dari beberapa fungsi
H. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian (PTK) b. Lokasi Penelitian (SMAN 1 Mamuju)

FUNGSI INVERS
Syarat dua fungsi memiliki fungsi invers Rumus Fungsi Invers dari suatu fungsi komposisi

Nilai fungsi komposisi dari pembentuknya

Sifat-sifat fungsi komposisi

c. Subjek Penelitian (Siswa kelas XI IPA-3 yang terdiri atas 11 Laki-laki dan 20 Perempuan) I. Instrumen Penelitian a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran b. Aktivitas siswa c. Angket respons siswa d. Tes hasil belajar J. Teknik Analisis Data a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran b. Aktivitas siswa c. Angket respons siswa d. Tes hasill belajar K. Indikator Keberhasilan

a. Kemampuan pemecahan masalah matematika (KKM>=61 dan Ketuntasan Klasikal >=85%) b. Aktivitas siswa efektif c. Respons positif siswa L. Hasil Penelitian a. Validasi Instrumen Penelitian Tabel 1. RANGKUMAN HASIL VALIDASI INSTRUMEN NO. 1. 2. 3. 4. INSTRUMEN LPP LAS THB ARS RERATA 3,80 3,97 3,70 3,97 KATEGORI SV SV SV SV

Kesimpulan : pada umumnya instrumen penelitian telah memenuhi criteria kevalidan

Nilai Statistik Variabel Memahami Subjek penelitian Skor ideal Rata-rata Standar deviasi Skor maksimum Skor minimum Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang Tuntas Tabel 2. Statistik skor kemampuan pemecahan masalah matematika menurut Polya pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Mamuju SIKLUS I SKOR KATEGORI Frek 0 - 39 40 - 59 60 - 74 75 - 90 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi 1 2 8 17 Persentase 3,23% 6,45% 25,80% 54,84% Frek 0 1 9 18 Persentase 0% 3,23% 29,03% 58,06% SIKLUS II tidak 2 4 3 19 31 100 75,81 14,77 Merencanakan 31 100 76,01 13,02 Melaksanakan 31 100 76,81 10,85 Mengecek 31 100 58,06 18,06

100

100

100

100

38

50

50

25

29

27

28

12

91 - 100

Sangat tinggi

9,68%

9,68%

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan siswa memahami masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan siswa melaksanakan perencanaan masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan siswa mengecek kembali proses dan hasil perencanaan pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 7. Deskripsi ketuntasan belajar matematika kemampuan siswa memahami masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 8. Deskripsi ketuntasan belajar matematika kemampuan merencanakan pemecahan masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 9. Deskripsi ketuntasan belajar matematika kemampuan siswa melaksanakan perencanaan masalah matematika pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Tabel 10. Deskripsi ketuntasan belajar matematika kemampuan siswa mengecek kembali proses dan hasil perencanaan pada siklus I dan siklus II siswa kelas XI IPA-3 SMAN 1 Mamuju

Hasil analisis pengelolaan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing Siklus I

Hasil analisis pengelolaan pembelajaran matematika dengan pendekatan problem posing Siklus II

Tabel 11. Statistik skor hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Mamuju pada Siklus I dan Siklus II DATA RESPONS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

M. Pembahasan Hasil Penelitian a. Kemampuan pemecahan masalah matematika menurut Polya 1) Kemampuan siswa memahami masalah matematika

Pada pertemuan pertama, terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum memahami masalah matematika, yaitu sekitar 33,26% (sangat rendah).

Pada pertemuan selanjutnya terjadi peningkatan yaitu 85,48%(tinggi). 2) Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah matematika Pada pertemuan pertama, terlihat bahwa siswa yang belum mampu merencanakan pemecahan masalah matematika, yaitu sekitar 54,84%

(rendah). Sedangkan pada pertemuan selanjutnya terjadi peningkatan yaitu 82,26% (tinggi). 3) Kemampuan siswa melaksanakan rencana penyelesaian Pada pertemuan pertama siklus I, hanya sekitar 57,26%. Tetapi pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan keempat mengalami peningkatan, yaitu sekitar 83,06% 4) Kemampuan siswa mengecek kembali proses dan hasil penyelesaian

Pada pertemuan terakhir siklus II siswa yang mengecek kembali proses dan hasil penyelesaiannya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I yaitu 80,65% . N. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan 1) Kemampuan siswa memecahkan masalah matematika dengan mengikuti langkah-langkah Polya mengalami peningkatan yaitu kategori memahami masalah dari 93,55% (siklus I) menjadi 95,25% (siklus II), merencanakan penyelesaian masalah dari 87,10% (siklus I) menjadi 96,77% (siklus II), melaksanakan rencana penyelesaian masalah dari 90,32% (siklus I) menjadi 96,77% (siklus II), dan mengecek kembali proses dan hasil dari 61,29% (siklus I) menjadi 70,97% (siklus II). 2) Aktivitas siswa selama 8 kali pertemuan 7 kategori telah terpenuhi sesuai dengan alokasi waktu ideal yang termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan toleransi 5 % sehingga aktivitas siswa efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan problem posing.

3) Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan pendekatan problem posing pada setiap pertemuan berada dalam kategori baik, dan sangat baik, dengan tingkat keterlaksanaan 92,66%. 4) Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar mengalami peningkatan yaitu 65,42 (siklus I) menjadi 75,06 (siklus II). 5) Respons siswa terhadap proses pelaksanaan pendekatan problem dari 80%). 6) Indikator keberhasilan tindakan yang diterapkan KKM 61%). b. Saran 1) Bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan problem posing. 2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu kiranya siswa dibiasakan untuk terus berlatih mengerjakan tugas dalam memecahkan masalah matematika dengan mengikuti langkah-langkah Polya. dalam penelitian ini mencapai target yaitu 90,32% (ketuntasan klasikal 85% dan nilai pembelajaran dengan

posing positif yaitu rata-rata 91,95%

(kriteria lebih

Kelebihan : 1. Bahwa tesis tersebut telah di pertanggungjawabkan di depan dewan penguji Masukan/ Saran : 1. Tidak ditemukan secara rinci bahwa apa yang digunakan untuk mengukur pengelolaan dan untuk apa. 2. Pada Siklus I dan Siklus II pembahasan belum mencerminkan PTK nya secara baik

You might also like