Professional Documents
Culture Documents
JUDUL:
STRUKTUR DAN INTI SEL DAUN RHOEO DISCOLOR SERTA BAWANG MERAH PADA SAAT NORMAL DAN TERJADI PLASMOLISIS
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Biologi mengenai plasmolisis yang terjadi pada daun Rhoeo discolor dan bawang merah. Tugas ini kami buat untuk memenuhi penilaian dalam mata pelajaran Biologi. Pembuatan laporan ini, disusun berdasarkan percobaan yang telah kami laksanakan dengan bimbingan Bapak Yusuf dan Ibu Roro. Dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu, kami menerima kritikan dan masukkan dari Bapak dan Ibu Guru agar dapat lebih baik di depannya. Kiranya tugas ini dapat menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya. Pada akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Sel-sel tumbuhan bersifat mikroskopis/ tak kasat mata serta terbungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini tersusun atas dwi lapis membrane yang mampu mengatur secara selektif, aliran cairan dari lingkungan suatu sel (keluar masuknya cairan). Membran plasma akan terlepas dari dinding sel apabila konsentrasi cairan diluar sel lebih tinggi (PA rendah) daripada konsentrasi cairan didalam sel (PA tinggi), maka akan terjadi gerakan ke arah yang lebih pekat (PA rendah). Mengetahui ukuran sel-sel tumbuhan yang mikroskopis, maka dalam kegiatan praktikum ini, kami ingin membuktikan adanya bagian-bagian yang tak kasat mata seperti inti sel dan stomata pada tumbuhan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Dengan kegiatan praktikum ini juga, kami ingin mengetahui perbedaan struktur daun Rhoeo discolor serta bawang merah sebelum dan sesudah ditetesi air garam.
1.2 TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui struktur bentuk atau struktur stomata dan inti sel pada daun Rhoeo discolor serta struktur inti sel pada bawang merah dengan bantuan mikroskop cahaya. 2. Mengetahui perubahan struktur yang terjadi pada daun Rhoeo discolor dan bawang merah setelah ditetesi larutan garam (plasmolisis). 3. Membuktikan teori pembelajaran dengan praktek yang ada. 4. Mampu melakukan kegiatan praktikum secara individualis 5. Mengembangkan kemampuan untuk melakukan penelitian secara pribadi maupun secara berkelompok.
1.3 MANFAAT Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui fungsi dari setiap bagian mikroskop dan cara penggunaan yang baik. 2. Mengetahui struktur asli dari sel-sel tumbuhan seperti stomata pada daun Rhoeo discolor dan inti sel pada daun Rhoeo discolor serta bawang merah. 3. Mengetahui terjadinya plasmolisis pada daun Rhoeo discolor dan bawang merah. 4. Mengetahui perbedaan struktur daun Rhoeo discolor dan bawang merah pada saat sebelum dan sesudah ditetesi larutan garam. 5. Mendapatkan pengalaman belajar dengan penerapan secara langsung sebagai bekal siswa di masa depan.
3.2 ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Mikroskop 2. Object glass (kaca objek) 3. Cover glass (kaca penutup) 4. Cutter/ Silet 5. Pipet tetes 6. Lap Bahan : 1. Daun Adam dan Hawa (Rhoeo discolor) 2. Bawang Merah 3. Air 4. Larutan garam
3.3 PROSEDUR/ LANGKAH PERCOBAAN 7. Siapkan semua alat yang ingin dipergunakan untuk percobaan 8. Sayat permukaan daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu setipis-tipisnya dan bawang merah dengan menggunakan silet/ cutter. 9. Pindahkan sayatan daun serta bawang ke object glass. 10. Tambahkan setetes air di atas sayatan daun Rhoeo discolor dan bawang merah dengan menggunakan pipet tetes.
11. Tutup sayatan daun Rhoeo discolor dan bawang merah dengan cover glass, usahakan agar tidak terbentuk gelembung udara. 12. Taruh preparat di bawah mikroskop. Amati dan gambarkan struktur serta letak inti selnya. 13. Lepaskan preparat dari mikroskop, lalu ganti medium dengan cara meneteskan larutan garam. 14. Amati perubahan pada struktur daun Rhoeo discolor dan bawang merah setelah diteteskan dengan larutan garam. Gambarkan hasilnya.
Gambar 1.1 Air Sel daun Rhoeo discolor dalam keadaan normal.
Gambar 1.2
Setelah ditetesi larutan Larutan garam garam, sitoplasma mengkerut sehingga terlihat seperti pecah dan keluar dari dinding sel.
Gambar 1.3
Sel bawang merah dalam Gambar 1.4 Air keadaan normal, dimana seluruh sel penuh dengan pigment berwarna merah.
Gambar 1.5
Setelah ditetesi larutan garam, warna berubah Larutan garam menjadi lebih gelap dan sitoplasma mengkerut sehingga terlepas dari dinding sel. Gambar 1.6
4.2 Analisis Dari hasil percobaan di atas, daun Rhoeo discolor dan bawang merah telah mengalami plasmolisis, yakni peristiwa mengkerutnya sitoplasma dan lepasnya membran plasma dari dinidng sel tumbuhan jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik (larutan garam lebih dari 1%). Pada saat daun Rhoeo discolor diteteskan air, kondisi daun tersebut dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarna ungu memebuhi dinding sel. Air yang diteteskan membentuk lingkungan isotonik baik di dalam maupun di luar sel, sehingga bentuk sel normal. Pada saat bawang merah diteteskan air, kondisi bawang merah dalam keadaan normal, terlihat bagian-bagian sel berbentuk rongga persegi panjang dengan sitoplasma yang mengandung pigment warna merah. Pada saat daun Rhoeo discolor diteteskan larutan garam, lingkungan yang terbentuk di luar sel-sel daun adalah hipertonik, dan hipotonik pada bagian dalam sel. Sesuai dengan prinsip osmosis, yakni perpindahan pelarut melalui semipermeabel dari konsentrasi pelarut tinggi (hipotonik) menuju konsentrasi rendah (hipertonik), air akan mengalir keluar keluar dari vakuola menuju luar sel karena adany tekanan osmosis. Akibatnya sel daun Rhoeo discolor kehilangan air sehingga sitoplasma yang berwarna ungu mengkerut dan menjauhi dinding seolah-olah keluar dan pecah dari sel. Lama-kelamaan sitoplasma memudar menjadi bercak-bercak berwarna ungu.
Pada saat bawang merah diteteskan larutan garam, sama seperti yang terjadi dengan daun Rhoeo discolor, lingkungan di luar sel menjadi hipertonik dan hipotonik pada bagian dalam sel. Bawang merah akan kehilangan banyak ir sesuai dengan prinsip osmosis. Berbeda dengan daun Rhoeo discolor yang warna sitoplasma memudar setelah ditetesi air garam, warna dari bawang merah akan menjadi lebih gelap dan mencolok dikarenakan naiknya konsentrasi pigment warna yang terkandung. Sitoplasma yang berwarna merah gelap ini juga akan mengkerut menjauhi dinding sel.
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Kesimpulan dari kegiatan praktikum ini menyatakan bahwa tumbuhan memiliki stomata dan inti sel yang dapat dilihat dengan bantuan mikroskop cahaya. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa plasmolisis dapat terjadi apabila sel tumbuhan diletakkan di lingkungan hipertonik (larutan garam) sehingga air akan keluar dari dalam vakuola karena osmosis, mengakibatkan sitoplasma mengkerut dan membran plasma terlepas dari dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/imgres?q=plasmolisis+bawang+merah&um=1&hl=id&sa=N&bi w=1024&bih=509&tbm=isch&tbnid=lYonOcXQ5_iRmM:&imgrefurl=http://www.micr obehunter.com/2008/12/16/observing-plasmolysis/&docid=r7hpmt8dygGTM&w=600&h=400&ei=ekFfToiLD8TprAfsouCkDw&zoom=1&iact=hc &vpx=438&vpy=86&dur=6127&hovh=183&hovw=275&tx=111&ty=61&page=1&tbnh =113&tbnw=171&start=0&ndsp=15&ved=1t:429,r:2,s:0 http://www.google.co.id/imgres?q=plasmolisis+rhoeo+discolor&um=1&hl=id&sa=N&bi w=1024&bih=430&tbm=isch&tbnid=5WiyVt_ntyk8M:&imgrefurl=http://nn.wikipedia.org/wiki/Fil:Rhoeo_Discolor_epidermis.jpg&docid= Ot3WFZxdzSKoM&w=795&h=729&ei=eUtfTvKhIIHYrQfvsbXHDw&zoom=1&iact=hc&vpx=45 7&vpy=82&dur=1025&hovh=215&hovw=234&tx=128&ty=88&page=1&tbnh=136&tb nw=148&start=0&ndsp=10&ved=1t:429,r:2,s:0 http://www.google.co.id/imgres?q=plasmolisis+rhoeo+discolor&um=1&hl=id&sa=N&bi w=1024&bih=430&tbm=isch&tbnid=U89aGPoOFb3nZM:&imgrefurl=http://en.wikiped ia.org/wiki/File:Rhoeo_Discolor__Plasmolysis.jpg&docid=aGceuAZeDpt_GM&w=1656&h=1527&ei=eUtfTvKhIIHYrQf vsbXHDw&zoom=1&iact=hc&vpx=148&vpy=89&dur=667&hovh=136&hovw=146&tx =119&ty=92&page=1&tbnh=136&tbnw=146&start=0&ndsp=10&ved=1t:429,r:0,s:0
DAFTAR ISI
. .
i ii iii
1 1 2
. . .. ...
Bab II : Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori Bab III : Metode Praktikum 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 4 4 4 3
6 8
10 11
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6
. 6 . 6 . 7 . 7 . 7 . 8