You are on page 1of 6

A.

Pendahuluan Dalam bidang ekonomi, kegiatan manusia dalam suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, antara lain : a. Kegiatan Produksi b. Kegiatan Konsumsi, dan c. Kegiatan Distribusi Di dalam kegiatan konsumsi, faktor yang berpengaruh adalah perilaku konsumen sebagai pelaku ekonomi. Perilaku konsumen berhubungan dengan bagaimana ia memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang akan dibeli dalam berbagai situasi. Selanjutnya akan diketahui bagaimana konsumen-konsumen ini bersama-sama menimbulkan

permintaan pasar. Penjelasan mengenai perilaku konsumen secara sederhana bisa didapat dari Hukum Permintaan, yang berbunyi bila harga suatu barang naik, maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan turun, dan juga sebaliknnya. Namun demikian, jumlah permintaan terhadap suatu barang tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh faktor harga saja, namun masih banyak faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat permintaan suatu barang, seperti tingkat penghasilan konsumen, selera konsumen, dan harga barang lain yang terkait. Paper ini secara khusus akan membahas tingkat permintaan pasar terhadap suatu barang yang ditinjau dari segi harga, mengingat kenaikan atau penurunan harga merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan tingkat permintaan konsumen. B. Pembahasan a. Pengertian Permintaan Permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu

(Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, 2002). Jika seseorang menyatakan permintaan, maka yang dimaksud adalah permintaan yang disertai dengan daya beli (purhasing power) terhadap suatu benda. Pemilihan atas berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan adalah hal pertama yang dilakukan seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen (the theory of consumer behavior) yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya. (Pindyck dan Rubinfeld, 2007). Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi: Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta. (Samuelson, 1993) Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Jadi definisi permintaan menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat harga dengan jumlah barang yang akan dibeli oleh konsumen. Keadaan-keadaan lain dinggap tidak berubah. Perlu diningat bahwa sewaktu dirumuskan, dimasukkan pernyataan cateris paribus, artinya keadaan lain dianggap tetap. Adapun keadaan lain tersebut antara lain: pendapatan, harga barang lain yang terkait, selera atau kebiasaan,

dan jumlah penduduk. Biasanya juga dianggap bahwa jumlah jumlah barang yang akan dibeli berbanding terbalik dengan harga. Semakin mahal/tinggi harga barang tertentu makin sedikit jumlah yang akan dibeli oleh masyarakat. Dan apabila faktor lain tidak berubah, makin rendah harga pasar, makin banyak jumlah barang tersebut diminta, fakta penting inilah yang akan dikenal dengan sebutan Hukum Permintaan. b. Permintaan Elastis dan Inelatis (tidak elastis) Apakah yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang apabila harga barang itu turun atau naik satu persen? Jawaban pertanyaan ini sangat tergantung kepada derajat kepekaan masing-masing barang di dalam merespon perubahan harga tersebut. Ukuran derajat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut Elastisitas Permintaan. Perubahan itu antara lain :

a. Harga barang yang bersangkutan b. Harga barang lain c. Pendapatan konsumen


Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas permintaan perlu dibedakan kepada tiga konsep yaitu: elastisitas permintaan karena harga (price elasticity of demand), elastisitas permintaan karena pendapatan (income elasticity of demand), dan elastisitas permintaan karena harga silang (cross price elasticity of demand). (Pindyck dan Rubinfeld, 2007). Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka

permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan. Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki subtitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang subtitusi, semakin elastis barang tersebut. Meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang "kebutuhan", banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya." Permintaan terhadap garam,

misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefesien elastisitas permintaan adalah :

atau menggunakan kalkulus differensial :

atau bisa juga :

Dengan : = harga = jumlah = jumlah permintaan = harga permintaan = = -

1.

Permintaan Elastis (Ed > 1) Apabila diperoleh Ed > 1, sifat permintaan dikatakan elastis. Hal ini berarti konsumen peka terhadap perubahan harga barang atau perubahan harga sebesar 1% menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta lebih dari 1%. Barang-barang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah barang-barang yang mempunyai pengganti (substitusi) dan barang-barang elektronik, seperti VCD, televisi, dan DVD.

2.

Permintaan Inelastis (Ed < 1) Pada jenis elastisitas ini konsumen kurang peka terhadap perubahan harga. Artinya, meskipun harga naik atau turun, masyarakat akan tetap membelinya. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis kebanyakan adalah barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai pengganti (subtitusi). Ed < 1 berarti perubahan harga sebesar 1%

menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta kurang dari 1%.

C.

Kesimpulan Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Ukuran derajat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut Elastisitas

Permintaan. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.

You might also like