You are on page 1of 7

Letak Geografis

Secara geografis Negara Syiria terletak di Timur laut Tengah, sebelah Barat bagian Asia yang berada di antara Garis lintang Selatan 32 derajat, 37 garis lintang Utara, dan berada di antara garis lintang 36, 42 derajat bagian Timur. Berada di permukaan laut bagian barat Syiria sebelah gunung Ansyariyah yang tinggi di sebelah Timur barat. Kira-kira mencapai ketinggian 1300 M, dan terdapat juga daerah gunung berapi (volcano) yang berada di sebelah Huraan dan gunung Daruuz di sebelah Selatan. Banyak juga padang pasir alJabariyah yang berada di sekitar Syiria. Panjang negara Syiria dengan Laut Tengah kira-kira mencapai jarak 150 km. Setelah Turki menguasai Teluk Iskandarunah dengan bantuan Inggris dan Perancis.

Di sana juga terdapat gunung Harmun (al-Sekh) yang memanjang sampai ke gunung libanon, ketinggianya mencapai 300 M, dengan ketinggian gunung tersebut menjadi tempat sumber air. Dari ujung Selatan Syiria terdapat ketinggian gunung al-Daruuz, terdapat atsar-atsar volcano yang dahulu pernah terjadi letusan, sedangkan ketinggian mencapai 200 M.

Sebenarnya kalau kita perhatikan perjalanan sejarah negara Syiria dari mulai Pra-Sejarah sampai sekarang ini, menjadi sangat unik untuk kita perhatikan dan kita kaji. Karena di sana menyimpan berbagai peninggalan sejarah pada masa silam. Sebelum kita memasuki kepada penjelasan yang lebih detail, pertama kita harus mengetahui bagaimana Syiria pada masa Pr-Sejarah atau sebelum Masehi?. Kedua; bagaimana kita mengetahui Syiria pada masa Masehi?.

Nama Syiria pada masa dahulu di sebut bagian pinggiran Timur laut Tengah yang menjulang dari gunung Thuruus sampai Sina. Ada juga yang menyebut Syiria dengan nama Syam, dan orang-orang Eropa menyebutnya dengan nama Lipant. Akan tetapi daerah ini dalam sepanjang sejarah belum pernah terbagi-bagi. Bahkan perbatasan daerah Syiria dengan perbatasan Merah belum pernah di kenal pada abad 19.

Peradaban Syiria SM (Sebelum Masehi)

Masa Pra-Sejarah sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahkan semenjak kita SD, dan seterusnya kita akan mengenal dengan nama atau istilah masa batu dan masa-masa yang linnya. Akan tetapi penulis bukan tidak ingin untuk membahas tentang masalah Pra-Sejarah secara mendetail yang bukan menjadi pembahsan kita. Hanya untuk memulai sesuatu sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah-sejarah sebelumnya. Di sini penulis ingin mengajak kepada anda untuk mengetahui zaman PraSejarah nya negara yang menjadi kajian kita ini.

Negara Syiria pada zaman Pra-Sejarah, disebut Negara Syam. Karena menurut sejarah yang menceritakan negara Syiria termasuk dalam bagian negara Syam. Untuk mengetahui lebih jauh tentang negara Syiria ini, kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang Syiria pada masa Pra-Sejarah. Syiria pada masa Pra-Sejarah terbagi kepada beberapa bagian, di antaranya;

1.

Bangsa Al-Umuriyun

Al-Umuriyun yaitu; Bangsa Arab yang berada pada zaman dahulu yang merupakan keturunan bangsa Al Kananiyun yang bertempat tinggal di negara Syiria pada tahun 2500 SM. Bangsa Al- Umuriyah membuka negaranegara seperti Irak, dan mereka semua bertempat tinggal di sana. Sampai mereka mendirikan negara yang bernama Al-Babaliyah yang pertama kali. Dari Raja-raja yang termashur dalam bangsa Al-babaliyah ini, adalah Raja Hamurabi, yang kira-kira berada pada abad 166-177 SM. Bangsa Hamurabi ini bercampur dengan dengan bangsa Al-Ramiyah pada abad ke-10 SM.

Sebagian Raja-raja mereka yang bertempat tinggal di negara Syam; di antaranya pertama; Negara al-Rifaiyah yang berada di Huraan, kedua; Negara Hisban yang terletak sekarang sekitar 25 km sebelah Utara bagian Barat dari negara Aman. Sedangkan yang di maksud dengan kalimat Umuruu Sumeriyah adalah Baratyaitu; Barat Irak.

2. Bangsa Al-Kananiyun

Al-Kananiyun adalah; bangsa Arab pada zaman dahulu kala, yang berhijrah dari daerah Teluk Arab dan bertempat tinggal di negara Syam. Yaitu; Negara

Syiria, Libanon, dan negara Palestina. Keberadaan bangsa ini kira-kira pada abad ke-3 seratus tahun SM. Sedangkan keturunan mereka berada di negara Palestina. Di antara keturunan mereka yang tinggal di sana adalah; pertama; Al-Yabasiyah yang berada di daerah al-Quds dan sekitarnya. Kedua; AlJarjasiyun yang bertempat tinggal di sebelah Barat dari Bahirah Thariya sampai al-Jalil dan al-Karmal. Ketiga; Al-Hawiyun, sedangkan mereka bertempat tinggal di Nables dan sekitarnya. Dan ada juga mereka bertempat tinggal di daerah Abi Ghusyi. Kempat; yaitu terakhir adalah bangsa AlAmalighah yang datang dari daerah Bir al-Sabu dan sekitarnya.

3. Bangsa Al-Araamiyun

Al-Araamiyun juga merupakan bagian dari bangsa Arab pada masa lalu, mereka datang dari negara yang ada di antara dua sungai dan furat tengah berada pada abad ke-13 SM. Mereka sampai mendirikan kerajaan yang bernama kerajaan Hamaah pada abad ke-11 SM. Dan mendirikan kerajaan Tal Barsib pada abad ke-10 SM, serta mendirikan kerajaan Damaskus pada abad ke-9 SM. Semua kerajaan ini jatuh di tangan Al-Asyuriyin pada tahun 734 SM. Sampai-sampai dampak dari bahasa Al-Aramiyah ini menyebar secara luas kenegara Irak, Iran, dan Syiria. Begitu juga bahasa orang-orang Palestina ketika datang Sayyid al-Masih menggunakan bahasa Al-Aramiyah. Bahkan sudah tertulis dari sebagian Asfar al-Taurat. Bahwa mereka menggunakan lahjah al-Suryaniyah, al-Kaldaniyah, dan lahjah ini juga di pergunakan di sebagian penduduk perkampungan Jabal al-Qalmun yang berada di negara Syiria sampai sekarang ini

4. Peradaban al-Kananiyun

Bangsa Al-Kananiyun hidup di Negara Palestina sejak tahun 2700 SM. Dan mereka mendirikan bangsa lain yang di sebut dengan bangsa al-Faniqyun yang bertempat tinggal di pinggir pantai Syiria dari kerajaan Ogariet yang ada di bawah kepimpinan Syamra, sampai pinggir pantai Palestina.

Pada tahun 1200 SM berhijrah Musa dan kaumnya ketanah Kanan, yang belum ada kehidupan di sana sama sekali. Setelah Musa berhijrah di ikuti oleh Yusa bin Nun, sedangkan pada masa hijrahnya Yusa bin Nun di sana sudah ada kehidupan kecil-kecilan. Kehidupan ini di sebabkan karena adanya

bangsa atau kaum Kananiyun terpecah-pecah. Kira-kira 1000 Tahun SM, Daud menjajah al-Quds dan sebagian daerahdaerah yang masih ada yang tinggal bangsa Al-Kananiyin yang masih tetap berada di muka bumi. Hal ini terjadi setelah Raja Sulaiman membagi AlIbraniyun menjadi dua bagian. Pertama; Al-Samirah, yang berada di sebelah Utara. Kelompok ini berada dalam kepemimpinan bangsa Al-Syuriyun di bawah pimpinan Sarjun al-Sani berada pada tahun 722 SM. Kedua; adalah kelompok Yahuda yang berada di sebelah Selatan. Kelompok ini berada dalam kepemimpinan Nabuu Hud Nasr berada pada tahun 576 SM.

Sepanjang zaman bangsa Al-Kananiyundan Ahli Biladmereka itu berada negeri tersebut. Bahkan mereka tidak pernah meninggalkan negara itu, sampai mereka meninggalkan sejarah-sejarah terhadap Yahudi. Seperti penggunaan bahasa, peradaban, dan adat istiadatnya.

Penulis juga berpikir bahwa bisa jadi bangsa Syiria asli adalah keturunan dari bangsa Al-Aramiyun. Yang sampai sekarang keturunanya terus menyebar keseluruh pelosok kota Damaskus dan sekitarnya.

b. Negara Syiria Dalam Masa Peradaban Modern

Negara Syiria terlepas dari penjajahan pada bulan April 1946 M, sedangkan pelantikan menjadi negara Republik pada tahun 1941 M. Semua itu ada di bawah undang-undang militer sejak Maret 1949 M. Yaitu merupakan undangundang multi partai, akan tetapi pada realitasnya hanya sebagai formalitas belaka. Pada tahun itu yang menguasai hanya satu partai yaitu; Parta alBasyu yang mengatur dari segala lini kehidupan, walaupun di sana banyak partai, akan tetapi tidak berpungsi.

Syiria setelah mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Perancis, pada tahun 1949 M, selama masa kemerdekaanya negara Syiria sudah mengalami tiga kali kudeta kekuasaan yang berturut-turut dalam jangka waktu satu tahun, kudeta ini di lakukan oleh pihak militer. Kudeta yang pertama; pada bulan Maret 1949 M, di bawah kepemimpinana Sami al-Hanawi yang memimpin kekuasaan Syiria. Kudeta yang kedua; di bawah kepemimpinan Hasan al-Zaim yang di bantu oleh negara Inggris yang terjadi pada bulan

Agustus, ini juga tidak lama berkuasa. Kemudian terus terjadi kudeta yang ketiga; terjadi pada bulan September masih pada tahun yang sama, di bawah pimpinan Adib Al-Syisyakli, sehingga sampai tahun 1971 M, merupakan silsilah kudeta yang di lakukan Militer.

Akan tetapi pada bulan Pebruari tahun 1954 M, terjadilah kudeta yang kempat yang di pimpim oleh Hasyim al-Aqhasi, pada saat itu kekuasaan berada di tangan Adib Al-Syisyakli. Pada bulan Januari tahun 1957 M terjadi kudeta yang kelima, berada di bawah kepemimpinan Syukri al-Quutli, yang pada saat itu sudah terjadi persatuan antara Mesir dan Syiria. Pada tanggal 28 September 1961 M, terjadi lagi kudeta yang keenam yang di lakukan oleh Tadzim al-Qudsi, yang memberhentikan orde Al-Quutli dan berakhirnya persatuan Mesir-Syiria. Pada tanggal 2 Maret 1966 M, di bawah pimpinan Shalah Gadid, mengadakan kudeta yang ketujuh. Kudeta ini berhasil merebut kekuasaannya Tadzim al-Qudsi. Pada masa perebutan kekuasan yang ketujuh berhasil menjadikan Nurdin al-Anaasi menjadi Presiden Syiria dan Shalah Gadid menjadi Perdana Mentri. Dalam masa pemerintahan Al-Anaasi mengalami banyak krisis pada masa pemerintahanya. Ada juga pada masa pemerintahanya golongan militer yang moderat yang dipimpin oleh Hafidz al-Asad, sedangkan beliau pada masa itu menjabat sebagai Mentri pertahanan dan keamanan Syiria.

Dengan kegigihannya Hafidz al-Asad, beliau mulai ikut intervensi ketika Syiria akan menyerang Jordania. Sekaligus pada masa itu meminpin pemerintahan pada bulan November 1970 M. Dan membentuk Majlis Syaab serta menentukan Hafidz al-Asad sebagai Presiden Syiria pada 22 November 1971 M. Sampai terjadi adanya Referendum pada tanggal 18 Maret pada tahun yang sama. Kemudian Referendum itu di perbaharui pada tahun 1978 M, sampai tahun 1985 M. Pada tahun itu juga terjadi pengangkatan tiga wakil sekaligus. Sedangkan yang di angkat adalah saudaranya sendiri yaitu; Rifat al-Asad, Abdul Halim Khadam, dan Muhammad Zuhair Musyrikah.

Bisa kita melihat perubahan-perubahan undang-undang yang ada di Negara Syiria dari mulai periode 1949-1985 M peraturanya berhubungan dengan permasalahan Khilafah. Di antaranya kita bisa melihat. Periode pertama; mulai tahun 1949M-1963 M, kita bisa menyaksikan adanya perubahan undang-undang yang di lakukan dengan gerakan kudeta militer bersamaan dengan adanya Parlemen. Periode kedua; pada tahun 1963 M peraturan atau undang-undang militer di rubah menjadi sistem parlemen karena adanya kudeta yang terus berlangsung hingga sampai tahun 1971 M. Sehingga di

awalinya periode yang ketiga; Persatuan militer serta menjauhkan dari kudeta-kudeta politik yang selalu di lakukan oleh Militer.

c. Syiria Hubungan Antar Negara

Negara Syiri sebagaimana kita perhatikan dari muai masa Pra-Sejarah sampai saat ini. Sungguh telah mengalami peroses pendewasaan menuju kearah yang lebih baik. Bagaiman kita bisa melihat Syiria dari mulai pemerintahan Hafidz al-Asad sudah mulai mengadakan diplomasi dengan negara lain, terutama dengan negara-negara Arab, seperti Mesir, Libanon dan yang lainya.

Sebenarnya kalau kita melihat sejarah, bahwa Hafidz al-Asad dengan Rafiq Hariri perdana mentri Libanon mempunyai hubungan yang erat secara pribadi dan secara pemerintahan antara Syiria dan Libanon. Pada Mutamar yang di adakan di Riyad tahun 1972 M, dan Mutamar Kairo menyepakati bahwa Syiria boleh masuk ke negara Libanon dengan adanya dua aturan. Pertama; Syiria harus menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan Bangsa, dan rakyat Libanon. Kedua; Menjaga perlawanan orang-orang Palestina serta pembebasan Palestina dari penjajahan Israel.Sedangkan hubungan Mesir dan Syiria terputus ketika adanya penjajah Israel menyerang Mesir.

d. Masa Depan Syiria

Semenjak pemerintahan di pimpin oleh Hafidz al-Asad, negara Syiria mengalami perubahan-perubahan dalam tataran sistem dan politik. Misalnya saja; adanya perubahan undang-undang militer yang di mana perpindahan kekuasaan dari yang satu ke yang lain dengan cara adanya kudeta. Akan tetapi setelah mengalami perubahan tidak lagi terjadi kudeta.

Dengan perkembangan waktu, Hafidz al-Asad tidak mungkin untuk terus duduk dalam pemerintahan dan terus selamanya menjadi Presiden. Sedangkan pada masa itu, sedang terjadi adanya perlawanan antara Syiria dan Israel. Akan tetapi Hafidz al-Asad ada dalam keadaan sakit, maka tambuk pemerintahan di bawah pimpinan saudaranya Rifat al-Asad, dia

mengadakan angkat senjata dan menguasai pemerintahan untuk sementara. Akan tetapi itu tidak terjadi begitu lama. Dalam masa-masa sembuh kesehatanya Hafidz al-Asad berpikir bahwa saudaranya ingin mendapatkan warisan tahta pemerintahannya untuk menjadi Presiden. Sementara hafidz al-Asad berpikir tahta kepresidenan akan di turunkan kepada anaknya Basyal al-Asad. Namun keinginanya itu tidak berhasil, karena anaknya yang pertama Basyal al-Asad meninggal dalam satu kecelakan, ketika beliau mengendarai mobil dari Damaskus menuju bandara al-Mazah.

Dengan keadaan itu Hafidz al-Asad merasa sakit dengan meninggal anaknya dan keadaan negara sedang ada dalam keadaan krisis. Bagaimana tidak karena anaknya Basyal al-Asad yang ketika itu menjabat sebagai Kapten angkatan Militer akan calonkan menjadi Presiden Syiria setelah beliau, akan tetapi semua itu tidak terjadi. Tetapi karena Hafidz al-Asad ingin mewariskan tahta kepresidenan kepada keluarganya, dengan terpkasa dia memanggil anaknya yang kedua Basyar al-Asad yang sedang belajar di Inggris untuk pulang mejadi calon Presiden Syiria. Padahal Basyar ketika itu bercita-cita menjadi dokter. Cita-cita hanya tinggal cita-cita, terpaksa beliau harus pulang untuk meneruskan tambuk kekuasaan ayahnya. Pada saat beliau di angkat menjadi Presiden dengan segera harus menandatangani kesepakatan damai antara Syiria dan Israel.

You might also like