You are on page 1of 12

25

IV. KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar tentang istilah kesetimbangan. Kesetimbangan adalah suatu keadaan atau posisiyang tetap atau konstan atau tidak berubah-ubah walaupun ada faktor-faktor tertentu. Setiap reaksi pada dasarnya menuju kesetimbangan. Ciri suatu kesetimbangan adalah adanya nilai tertentu yang tidak berubah dengan berubahnya waktu. Reaksi yang setimbang dapat diartikan laju reaksi kekanan sama dengan laju reaksi kekiri. Dalam reaksi reversible bila kecepatan reaksi reaktan=kecepatan reaksi produk maka keadaan ini disebut kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia adalah ialah keadaan dimana nilai tertentu yang tidak berubah nilainya dengan berubahnya waktu. Dalam keadaan setimbang ada dua reaksi yang berlangsung yaitu reaksi yang arahnya kekanan yang akan menurunkan jumlah reaktan dan menambah jumlah produk dan reaksi kekiri yang mengurangi produk dan menambah reaktan. Dalam kesetimbangan kimia, reaksi ini saling meniadakan, artinya hasil bersih keduanya adalah nol. perbuatan kita. Proses kesetimbangan akan terjadi pada sistem tertutup. Peristiwa kesetimbangan itulah yang disebut reaksi kesetimbangan. Di dalam suatu reaksi setimbang laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri. Sebelum sistem mencapai kesetimbangan jumlah reaktan makin lama makin berkurang dan produk makin lama makin bertambah pada saat itulah tercapai kesetimbangan dinamis dengan ciri pada saat kesetimbang reaksi tak terhenti dan terus berlangsung dalam dua arah dengan laju yang sama, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan pada saat Apabila kita melakukan perbuatan pada sistem maka sistem akan mengadakan reaksi untuk memperkecil aksi dari

26

setimbang jumlah masing masing zat tidak berubah. Jika suatu reaksi dapat balik berlangsung dalam sistem tertutup dan suhu tetap maka sistem mencapai kesetimbangan. Bila harga tetapan kesetimbangan tersebut ditentukan berdasarakan konsentrasi zat zat yang ada dalam keadaan setimbang umumnya disebut Kc. Harga Kc tergantung pada suhu, maka jika suhu tetap Kc tetap. Bila sistem kesetimbangan dikenai aksi dari luar maka sistem kesetimbangan akan mengadakan perubahan sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut seminimal mungkin yang sering di kenal dengan asas Le Chatier. Pengetahuan mengenai kesetimbangan kimia ini sangat diperlukan dalam dunia industri misalnya dalam pembuatan amonia menurut proses Haber Bosch. Dalam dunia pertanian prinsip kesetimbangan salah satu penerapannya adalah dalam proses pembentukan pupuk amonia. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum acara Kesetimbangan Kimia adalah : a. Menentukan Hukum Kesetimbangan b. Menentukan Ketetapan Kesetimbangan 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum acara Kesetimbangan Kimia ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Desember 2009 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Hukum Guldberg dan Wanie dalam keadaan setimbang dimana pada suhu tetap maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap. Pernyataan tersebut

27

juga

dikenal

sebagai

hukum

kesetimbangan.

Kc

adalah

konstanta

kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap (Anonim, 2007) Keadaan setimbang adalah keadaan dimana jumlah konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap atau sama. Paad saat setimbang kecepatan reaksi tekanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri, kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan dinamis bukan statis. Jadi seharusnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama, maka seakan-akan reaksi akan berhenti (Hardjadi, 1996). Kesetimbangan kimia hanya dapat berkangsung dalam sistem tertutup, sementara itu pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka. Sebagian kita saksikan proses alami seperti perkaratan logam, pembusukan, dan pembakaran adalah berlangsung searah. Akan tetapi jika sistemnya kita perbesar, misalnya menyambut atmosfer secara keseluruhan, kita bisa lihat sebagai kesetimbangan (Suryadi, 2006). Hal yang paling menentukan dalam keadaan setimbang adalah nilai konsentrasi reaktan dan produk. Paad keadaan setimbang konsentrasi aslinya dinyatakan dengan tekanan parsial dari gas. Karena pada temperature tertentu, tekanan parsial dari gas ideal berbanding lurus dengan konsentrasi pada suatu gas (Sukardjo, 1996).
C.

Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat a. Tabung reaksi 5 buah b. Rak tabung reaksi c. Gelas ukur d. Beker glass e. Pipet tetes f. Kertas label 2. Bahan a. Larutan KCNS 0,002 M

28

b. Larutan Fe(NO3)3 0,2 M

c. Aquades 3. Cara Kerja


a. Menyediakan 5 tabung reaksi bersih (beri label 1-5). Masukkan ke

dalam tiap 5 ml larutan KCNS 0,002 M; kemudian dalam tabung 1 dimasukkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M. Larutan dalm tabung 1 menjadi larutan standar.
b. Memasukkan larutan Fe(NO3)3 0,2 M kedalam beker glass 50 ml dan

menambahkan aquades hingga volume larutan menjadi 25 ml. c. Mengambil 5 ml larutan diatas da masukkan kedalam beker glass 50 ml,. tambahkan aquades hingga volume 25 ml. d. Mengambil 5 ml larutan perlakuan terakhir, masukkan dalm tabung 3. e. Mengulangi langkah-langkah tersebut hingga tabung ke 5 berisi 25 ml larutan. f. Membandingkan warna larutan pada tabung reaksi 2 dengan 1, jika intensitas warna tidak sama, kurangi larutan standar pada tabing 1 tetes demi tetes, sampai kedua warna larutan tersebut sama konsentrasinya
g. Menentukan konsentrasi ion Fe CNS2+ pada tabung 3, 4, 5 dengan cara

seperti tersebut. D. Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan 1. Hasil Pengamatan Tabel 4.1. Pengamatan Hasil Absorbansi Tabung Absrobsi (Ao) 1 0,586 2 0,261 3 0,067 4 0,022 5 0,001 Sumber : Laporan Praktikum

29

Tabel 4.2. Nilai Konsentrasi Awal dan Konsentrasi Setimbang Konsentrasi Awal Konsentrasi Setimbang Tabung 3+ Fe CNS Fe(CNS)2+ Fe3+ CNS1 0,1 0,001 0,001 0,099 0 2 0,04 0,001 0,0004539 0,0195461 0,0005461 3 0,008 0,001 0,0000433 0,0018857 0,00088576 4 0,0016 0,001 0,00003754 0,00016246 0,00096246 5 0,00032 0,001 0,00000171 0,00001829 0,00099829 Sumber : Laporan Praktikum Tabel 4.3. Data Ketetapan Kesetimbangan Tabung Kc1 Kc 2 1 0,099 0 -3 2 8,87 x 10 4,844 10-6 3 2,159 10-4 1,909 10-7 -6 4 6,0987 10 5,8869 10-9 5 3,127 10-8 3,122 10-11 Sumber : Laporan Praktikum 2. Analasis Hasil pengamatan Rumus menghitung Fe3+ awal Reaksi Fe3+ + CNSTabung I M1 . V1 = M2 . V2 0,2 . 5 = M2 . 10 M2 Tabung II M1 . V1 = M2 . V2 0,04 . 5 M2 = M2 . 10 = 0,02 = 0,1 Pengenceran 1 M1 . V1 = M2 . V2 0,2 . 10 M2 = M2 . 50 = 0,04 Kc3 10 22,695 57,165 187,70 85,5

Pengenceran 2 M1 . V1 = M2 . V2 0,04 . 5 M2 = M2 . 50 = 0,004

Tabung III

Pengenceran 3

30

M1 . V1 = M2 . V2 0,004 . 5 M2 = M2 . 10 = 0,002

M1 . V1 = M2 . V2 0,004 . 5 M2 = M2 . 50 = 0,0004

Tabung IV M1 . V1 = M2 . V2 0,0004 . 5 M2 = M2 . 10 = 0,0002

Pengenceran 4 M1 . V1 = M2 . V2 0,0004 . 5 M2 = M2 . 50 = 0,00004

Tabung V M1 . V1 = M2 . V2 0,00004 . 5 M2 = M2 . 10 = 0,00002

Menghitung CNS- awal Tabung 1 5 sama, yaitu : M1 . V1 0,02 . 5 M2 = M2 . V2 = M2 . 10 = 0,001

Menghitung [Fe(CNS)2+] setimbang

31

Rumus [Fe(CNS)2+] = Tabung 1 [Fe(CNS)2+]= Tabung 2 [Fe(CNS)2+]= Tabung 3 [Fe(CNS)2+]= Tabung 4 [Fe(CNS)2+]= Tabung 5 [Fe(CNS)2+]=

hasil absorbansi tabung ke n x CNS awal hasil absorbansi tabung ke 1

0,586 .0,001 =0,001 0,586

0,261 .0,001 =0,0004539 0,586

0,067 .0,001 =0,00011433 0,586

0,022 .0,001 =0,00003754 0,586

0,001 .0,001 =0,00000171 0,586

Menghitung [Fe3+] setimbang Rumus : [Fe3+] setimbang = [Fe3+] awal - [Fe(CNS)2+]setimbang Tabung 1 = 0,1 0,001 = 0,099

Tabung 2 = 0,02 0,0004539 = 0,0195461 Tabung 3 = 0,002 0,00011433 = 0,0018857 Tabung 4 = 0,0002 0,00003754 = 0,00016246

32

Tabung 5 = 0,00002 0,00000171 = 0,00001829 Menghitung [CNS-] setimbang Rumus : [CNS-]setimbang = [CNS-]awal - [Fe(CNS)2+]setimbang Tabung 1 = 0,001 0,001 = 0 Tabung 2 = 0,001 0,0004539 = 0,0005461 Tabung 3 = 0,001 0,00011433 = 0,00088567 Tabung 4 = 0,001 0,00003754 = 0,00096246 Tabung 5 = 0,001 0,00000171 = 0,00099829 Mencari konstanta kesetimbangan KC1 Rumus : KC1 =

[Fe ]setimbang.[Fe( CNS) ]setimbang [CNS ]awal


3+ 2+

Mencari konstanta kesetimbangan KC2 Rumus : KC 2 =

[Fe ]setimbang.[Fe( CNS) ]setimbang[CNS ]setimbang [CNS ]awal


3+ 2+ 2+

Mencari konstanta kesetimbangan KC3 Rumus : KC 3 Tabung I KC1 = 0,099.0,001 = 0,099 0,001 0,099.0,001.0 =0 0,001

[Fe( CNS) ]setimbang =


[Fe ][CNS ]awal
3+

KC2

33

KC3

0,001 = 10 0,1.0,001

Tabung II KC1 = 0,195461.0,0004539 = 8,87197479.10 3 0,001 0,195461.0,0004539.0,0004561 = 4,844.10 6 0,001 0,0004539 = 22,695 0,02.0,001

KC2

KC3

Tabung III KC1 = 0,0018857.0,00011433 = 2,1592081.10 4 0,001 0,00188757.0,0011433.0,00088567 = 1,909434384.10 7 0,001 0,00011433 = 57,165 0,002.0,001

KC2

KC3

Tabung IV KC1 = 0,00016246.0,00003754 = 6,0987484.10 6 0,001 0,00016246.0,00003754.0,00096246 = 5,869801385.10 9 0,001 0,00003754 = 187,7 0,0002.0,001

KC2

KC3

34

Tabung V KC1 = 0,00001829.0,00000171 = 3,12759.10 8 0,001 0,00001829.0,00000171.0,00099829 = 3,12224184.10 11 0,001 0,00000171 = 85,5 0,00002.0,001

KC2

KC3

E.

Pembahasan Komposisi masing masing komponen dalam suatu system kesetimbangan selalu tetap. Oleh karena itu bila harga harga yang tetap tersebut dioperasikan dengan perhitungan matematika (dikalikan, dibagi, ditambah, dst) maka kemungkinan juga akan didapat harga yang tetap pula. Faktor - faktor yang mempengaruhi kondisi kesetimbangan adalah konsentrasi larutan dan perubahan suhu lingkungannya. Secara umum nilai numerik konstanta kesetimbangan tergantung pada suhu. Harga Kc dan Kp sangat bergantung pada nilai suhu, jika suhu tetap maka nilai Kc dan Kp juga tetap. Nilai absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi larutan, dalam percobaan ini dapat kita lihat bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi nilai absorbansinya, ataupun sebaliknya. Dari data-data tersedia, maka rumus tetapan kesetimbangan yang tepat untuk percobaan ini yaitu : [ Fe 3+ ]setimbang.[ Fe(CNS ) 2+ ]setimbang Kc = [CNS ]awal

35

Konstanta

kesetimbangan

yang

didapat

menunjukkan

adanya

penurunan jika konsentrasi larutan semakin encer. Dan jika semua komponen reaksi telah dalam k keadaan setimbang maka reaksi sepertinya terlihat berhenti padahal reaksinya masih ada. Dan konstanta keseimbangan menunjukkan kenaikan jika larutanya encer. Berdasarkan perhitungan pada konsentrasi Fe3+ awal tabung 1 yang merupakan larutan standar konsentrasinya adalah 0,1 M, lalu tabung kedua 0,02 M, tabung ketiga 0,002 M, tabung keempat 0,0002 M, dan tabung kelima 0,00002 M. di sini ditemukan bahwa nilai absorbansinya berbeda-beda, hal ini dikarenakan semakin banyak aquades yang ditambahkan menyebabkan nilai absorbansinya semakin sedikit dan ditemukan juga perubahan warna dari masing-masing tabung reaksi tersebut. Perubahan warnanya adalah pada larutan standar masih pekat atau oranye menjadi semakin terang dan bening. Semakin banyak pengenceran yang dilakukan, maka nilai konsentrasi kesetimbangan CNS-dari tabung 1 hingga 5 semakin kecil karena nilai konsentrasi CNS- awal adalah konstan. Pada tabung 1 diperoleh bahwa konsentrasinya adalah nol dikarenakan tabung 1 merupakan larutan standar. Pada percobaan kali ini terdapat beberapa penyimpangan, hal ini dikarenakan kekurangcermatan dalam pengukuran, tabung yang dipakai kurang bersih sehingga larutan tidak homogen, pengukuran bahan-bahan yang kurang tepat atau tidak tepat konsentrasi.

F.

Kesimpulan 1. Larutan 0,1 N HCl dibuat dengan mencampurkan solut sebanyak 0,82 ml ke dalam solvent.
a.

Standarisasi Suatu sistem dalam keadaan setimbang, apabila Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan

adanya nilai tertentu yang tidak berubah dengan berubahnya waktu. b. dan produk yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia.

36

c. d.

Nilai absorbansi dipengaruhi oleh suatu larutan, semakin Hubungan tetapan kesetimbangan dengan nilai absorbansi

pekat suatu larutan maka nilai absorbansinya semakin besar. yaitu semakin besar nilai absorbansi maka semakin besar pula tetapan kesetimbangannya. e. Harga K dapat dihitung dengan membagi perkalian zat hasil dengan perkalian reaktan, setelah masing- masing dipangkatkan dengan koefisiennya dalam reaksi setimbang.
f.

Nilai tetapan kesetimbangan (Kc3 )

1) Tabung 1 = 10 2) Tabung 2 = 22,695 3) Tabung 3 = 57,165 4) Tabung 4 = 187,7 5) Tabung 5 = 85,5

You might also like