Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
KASUS 1 : Manual Pengambilan Keputusan MCDM dengan AHP Mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah multikriteria pemilihan supplier
Mengetahui
KASUS 2 : AHP Pengambilan Keputusan MCDM Tujuan Pembuatan Multi Product Process Chart (MPPC)
Mengetahui Mengetahui Mampu
menganalisa out put Expert Choice untuk mengambil keputusan pemilihan supplier
II LANDASAN TEORI
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran (Saaty, T.L., 1990a). Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu. AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relative dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan. Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij = 1/ aji K1 K1 K2 K3 a11 a21 a31 K2 a12 a22 a32 K3 a13 a23 a33 Kj a1j a2j a3j
Ki
ai1
ai2
ai3
aij
Gambar 7.1 Dekomposisi permasalahan kedalam bentuk hirarki (Saaty, T.L., 1990a) Gambar 7.1 menunjukkan stuktur hirarki dari kasus permasalahan yang ingin diteliti yakni pemilihan rumah yang lebih disukai berdasarkan kedelapan faktor. Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dengan arah ke level yang lebih tinggi. Level 1 merupakan tujuan dari penelitian yakni memilih alternatif moda yang tertera pada level 3. Faktor-faktor pada level 2 diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. Misalnya didalam memilih rumah A, mana yang lebih penting antara faktor size of house dan transportation ? Mana yang lebih penting antara faktor size of house dan neighborhood, size of house dan age of house, size of house dan yard space, dan seterusnya. Mengingat faktor-faktor tersebut diukur secara relatif antara satu dengan yang lain, skala pengukuran relatif 1 hingga 9, seperti yang tertera dalam Tabel 7.1, diusulkan untuk dipakai oleh Saaty, T.L. (1990a). Jika nilai elemen yang dibandingkan sangat dekat satu sama lain, penggunaan skala 1.1, 1.2 hingga 1.9 dapat digunakan Saaty, T.L. (1990a). Tabel 7.1 Skala Dasar Perbandingan Berpasangan Intensitas dari kepentingan pada skala absolut
Definisi
Penjelasan
Kedua aktifitas menyumbangkan sama pada tujuan Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan yang kuat atas satu aktifitas lebih dari yang lain
cukup penting
sangat penting
kepentingan yang ekstrim nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan
2,4,6,8
berbalikan
jika aktifitas i mempunyai nilai yang lebih tinggi dari aktifitas j maka j mempunyai nilai berbalikan ketika dibandingkan dengan rasio yang didapat langsung dari pengukuran
rasio
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7.1, yang memberikan skala nilai perbandingan berpasangan pada sejumlah kepentingan yang harus dievaluasi. Skala dimulai dari 1 hingga 9 yang bernilai mulai dari tingkat kepentingan yang sama hingga tingkat kepentingan yang sangat ekstrim. Konsistensi AHP Jika aij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap faktor j dan ajk menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan dari faktor i terhadap faktor k harus sama dengan aij.ajk atau jika aij.ajk = aik untuk semua i,j,k maka matrix tersebut konsisten. Permasalahan didalam pengukuran pendapat manusia, konsistensi tidak dapat dipaksakan. Jika A>B (misalnya 2 > 1) dan C>B (misalnya 3>1), tidak dapat dipaksakan bahwa C>A dengan angka 6>1 meskipun hal itu konsisten. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistensian jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidakkonsistensian juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistennya besar. Saaty, T.L. (1990a) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik berordo n dapat diperoleh dengan rumus : C.I . = maksimum n n1 dimana : C.I maksimum = Indek konsistensi (Consistency Index) = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vektor utama. Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan Saaty, T.L. (1990b), diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni
perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI) yang ditampilkan dalam Tabel 7.2. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Dengan demikian, rasio konsistensi dapat dirumuskan: C.R. = . . C.I . RI
Tabel 7.2 Nilai Pembangkit Random (R.I.) n 1 2 3 R.I. 0 0 0.58 n 11 12 13 R.I. 1.51 1.48 1.56 Bila matrik bernilai CR lebih dapat diterima. 5 6 7 8 9 10 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 14 15 1.57 1.59 kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih dianggap 4
Langkah-langkah penyelesaian AHP : 1. Membuat matrik perbandingan berpasangan 2. Menormalisasikan matrik 3. Menghitung Eigenvektor 4. Menghitung rasio konsistensi (CR) 5. Mengurutkan nilai Eigenvektor
Proses pemilihan Supplier dapat dilakukan dengan metode AHP (Analitycal Hyrarchy Process) dengan tahapan sebagai berikut : 1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan 2. Tentukan bobot masing-masing kriteria 3. Identifikasi Alternatif (supplier) yang akan dievaluasi 4. Evaluasi masing2 alternatif dengan kriteria diatas 5. Hitung nilai bobot masing2 supplier 6. Urutkan supplier berdasarkan nilai bobot tersebut.
1. Penentuan Langkah 1
Membuat rancangan kuisioner kepentingan dengan perbandingan berpasangan untuk setiap criteria dengan skala 1 sampai 9 untuk 3 orang responden yaitu Manager Marketing (Bpk.Sabarudin), Manager PPIC (Bpk Sugeng),Manager PPC (Bpk Mualim). Pertanyaan untuk setiap kuisioner adalah Bagaimana menurut Bapak kepentingan criteria disebelah kiri dibandingkan dengan criteria disebelah kanan untuk memilih supplier bahan baku kayu yang terbaik di perusahaan Bapak ? Mengumpulkan data kuisioner perbandingan berpasangan untuk setiap criteria. Parameter penilaian yang digunakan : Intensitas dari kepentingan pada skala absolut Definisi 1 3 5 7 Sama pentingnya Agak lebih penting yang satu atas lainnya cukup penting sangat penting
9 2,4,6,8
kepentingan yang ekstrim nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 K2 K3 K4 K5 K3 K4 K5 K4 K5 K5
K1 K1 K1 K1 K2 K 2 K2 K3 K3 K4
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Langkah 2 Memasukkan Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan kedalam Tabel Perbandingan K1 K1 K2 K3 K4 K5 Langkah 3 Melakukan perbandingan berpasangan kriteria dalam matrik menurut sejumlah kriteria. Untuk 5 kriteria ini kemudian diperingkat dengan metode AHP, nantinya masing-masing kriteria akan dipasangkan dengan kriteria yang lain sehingga setiap kriteria pernah berpasangan dengan kriteria yang lain. Contoh kombinasi 9 kriteria tersebut : 12 , 13, 1-4, 2-3, 2-4, 3-4, , 8-9 Untuk mengetahui jumlah pasangan 2 dari sejumlah kriteria bisa didapat dengan rumus : K2 K3 K4 K5
C (n,2) =
n! (n 2)!*2!
Atau dengan rumus : J = n(n-1)/2 Sehingga untuk 5 kriteria akan membuat pasangan kriteria sebanyak : = 5!/(5-2)!*2! = 5 * 4 * 3! / 3! * 2 = 10 perbandingan berpasangan Matrik Perbandingan Berpasangan K1 K1 K2 K3 K4 K5 K2 1 K3 1 1 1 1 K4 K5
Nilai perbandingan diletakkan pada daerah atas diagonal utama, sedangkan kebalikan dari nilai perbandingan diletakkan pada daerah bawah diagonal. Langkah 4 Menjumlahkan nilai tiap kolom pada tabel. Tiap kolom dijumlahkan dan hasilnya diletakkan dibawah tiap kolom Penjumlahan Tiap Kolom K1 K2 K3 K4 K5 K1 1 K2 1 K3 1 K4 1 K5 1 Jumlah . Langkah 5 Menormalisasikan tabel matrik perbandingan Normalisasi Tabel Matrik Perbandingan K1 K2 K3 K4 K1 K2 K3 K4 K5 K5
Setiap nilai perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah pada kolom yang berkenaan. Jumlah pada setiap kolom selalu 1 karena dibagi dengan jumlah semua nilai pada sebuah kolom.
Langkah 6 Menghitung eigenvektor sebagai penjumlahan pada tiap barisnya Dengan menjumlahkan (total baris) tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah criteria (5), sehingga totalnya tetapi 1. Perhitungan Nilai Eigenvektor K1 K1 K2 K3 K4 K5 K2 K3 K4 K5 Eigen Vaktor
Total baris 1/jumlah criteria (5) Total baris 2/jumlah criteria (5) Total baris 3/jumlah criteria (5) Total baris 4/jumlah criteria (5) Total baris 5/jumlah criteria (5) 1 1 1 1
1 1
Langkah 7 Menghitung konstanta rasio (CR) untuk mengetahui konsistensi jawaban perbandingan berpasangan dalam matrik. Jika nilai CR kurang dari 10% ( 0 . 0 1 ) maka konsistensi jawaban masih dapat diterima. Langkah langkahnya : 1. Menghitung maksimum maksimum = Jumlah kolom 1 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 1 + Jumlah kolom 2 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 2 + Jumlah kolom 3 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 3 + Jumlah kolom 4 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 4 + Jumlah kolom 5 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 5 maksimum = .. 2. Menghitung indeks konsistensi (CI) kriteria. Karena matrix berordo n = 5 (yakni terdiri dari 5 kriteria) maka Consistency Index (CI) = (maksimum n )) / (n-1) Consistency Index (CI) = (maksimum 5 )) / (5-1) CI = 3. Menentukan nilai RI Nilai RI didapat dari berdasarkan tabel Saaty, T.L. (1990b) untuk nilai n (5) criteria ,
Jika nilai CR dibawah 10% atau dibawah 0.1 maka konsistensi jawaban perbandingan berpasangan masih dapat diterima. Langkah 7 Mengurutkan hasil pemeringkatan pada nilai eigenvektor secara menurun. Urutan Peringkat Kriteria Pemilihan Supplier Metode AHP Peringkat 1 2 3 4 5 Kriteria Eigenvektor
K. K. K. K. K.
Tabel diatas menampilkan urutan nilai eigenvektor dalam urutan menurun, sehingga kriteria dengan nilai eigenvektor terbesar akan berada diposisi peringkat pertama. 2. Penentuan Langkah 1
Membuat rancangan kuisioner penilaian supplier dengan perbandingan berpasangan untuk setiap criteria dengan skala 1 sampai 9 untuk 3 orang responden yaitu Manager Marketing (Bpk.Sabarudin), Manager PPIC (Bpk Sugeng),Manager PPC (Bpk Mualim). Pertanyaan untuk setiap kuisioner adalah Bagaimana menurut Bapak supplier disebelah kiri dibandingkan dengan supplier disebelah kanan untuk kriteria .. ? Mengumpulkan data kuisioner perbandingan berpasangan penilaian supplier untuk setiap criteria. Parameter penilaian yang digunakan : Intensitas dari kepentingan pada skala absolut Definisi 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Sama nilainya Agak lebih bagus yang satu atas lainnya cukup bagus yang satu atas lainnya sangat bagus yang satu atas lainnya Sangat jauh lebih bagus yang satu atas lainnya nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan
SUPPL.B 9
8 7
6 5
4 3
2 1
0 1
2 3
4 5
6 7
8 9
SUPPL.C
Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K2 SUPPL.A 9 SUPPL.A 9 SUPPL.B 9 8 7 8 7 8 7 6 5 6 5 6 5 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 3 2 3 2 3 4 5 4 5 4 5 6 7 6 7 6 7 8 9 8 9 8 9 SUPPL.B SUPPL.C SUPPL.C
Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K3 SUPPL.A 9 SUPPL.A 9 SUPPL.B 9 8 7 8 7 8 7 6 5 6 5 6 5 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 3 2 3 2 3 4 5 4 5 4 5 6 7 6 7 6 7 8 9 8 9 8 9 SUPPL.B SUPPL.C SUPPL.C
Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K4 SUPPL.A 9 SUPPL.A 9 SUPPL.B 9 8 7 8 7 8 7 6 5 6 5 6 5 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 3 2 3 2 3 4 5 4 5 4 5 6 7 6 7 6 7 8 9 8 9 8 9 SUPPL.B SUPPL.C SUPPL.C
10
Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K5 SUPPL.A 9 SUPPL.A 9 SUPPL.B 9 8 7 8 7 8 7 6 5 6 5 6 5 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 2 1 0 1 0 1 0 1 2 3 2 3 2 3 4 5 4 5 4 5 6 7 6 7 6 7 8 9 8 9 8 9 SUPPL.B SUPPL.C SUPPL.C
Langkah 2 Memasukkan Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan kedalam Tabel Perbandingan Suppl.A Suppl.B Suppl.C Suppl.A Suppl.B Suppl.C Langkah 3 Melakukan perbandingan berpasangan Supplier dalam matrik menurut sejumlah Supplier. Untuk 3 supplier ini kemudian diperingkat dengan metode AHP, nantinya masing-masing Supplier akan dipasangkan dengan Supplier yang lain sehingga setiap Supplier pernah berpasangan dengan Supplier yang lain. Contoh kombinasi 9 Supplier tersebut : 12 , 13, 1-4, 2-3, 2-4, 3-4, , 8-9 Untuk mengetahui jumlah pasangan 2 dari sejumlah Supplier bisa didapat dengan rumus : C (n,2) = n! (n 2)!*2!
Kriteria 1
Atau dengan rumus : J = n(n-1)/2 Sehingga untuk 5 Supplier akan membuat pasangan Supplier sebanyak : = 5!/(5-2)!*2! = 5 * 4 * 3! / 3! * 2 = 10 perbandingan berpasangan Matrik Perbandingan Berpasangan Suppl.A Suppl.A Suppl.B Suppl.C Suppl.B 1 Suppl.C 1 1
Nilai perbandingan diletakkan pada daerah atas diagonal utama, sedangkan kebalikan dari nilai perbandingan diletakkan pada daerah bawah diagonal. Langkah 4
11
Menjumlahkan nilai tiap kolom pada tabel. Tiap kolom dijumlahkan dan hasilnya diletakkan dibawah tiap kolom Penjumlahan Tiap Kolom Suppl.A Suppl.B Suppl.C Suppl.A 1 Suppl.B 1 Suppl.C 1 Jumlah .. . .. .. Langkah 5 Menormalisasikan tabel matrik perbandingan Normalisasi Tabel Matrik Perbandingan Suppl.A Suppl.B Suppl.C Suppl.A Suppl.B Suppl.C
Setiap nilai perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah pada kolom yang berkenaan. Jumlah pada setiap kolom selalu 1 karena dibagi dengan jumlah semua nilai pada sebuah kolom. Langkah 6 Menghitung eigenvektor sebagai penjumlahan pada tiap barisnya Dengan menjumlahkan (total baris) tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah criteria (5), sehingga totalnya tetapi 1. Perhitungan Nilai Eigenvektor Suppl.A Suppl.B Suppl.C Suppl.A Suppl.B Suppl.C Eigen Vaktor
Total baris 1/jumlah criteria (5) Total baris 2/jumlah criteria (5) Total baris 3/jumlah criteria (5) 1 1 1
1
12
Langkah 7 Menghitung konstanta rasio (CR) untuk mengetahui konsistensi jawaban perbandingan berpasangan dalam matrik. Jika nilai CR kurang dari 10% ( 0 . 0 1 ) maka konsistensi jawaban masih dapat diterima. Langkah langkahnya : 1. Menghitung maksimum maksimum = Jumlah kolom 1 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 1 + Jumlah kolom 2 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 2 + Jumlah kolom 3 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 3 + Jumlah kolom 4 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 4 + Jumlah kolom 5 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 5 maksimum = .. 2. Menghitung indeks konsistensi (CI) alternatif supplier. Karena matrix berordo n = 3 (yakni terdiri dari 3 supplier) maka Consistency Index (CI) = (maksimum n )) / (n-1) Consistency Index (CI) = (maksimum 3 )) / (3-1) CI = 3. Menentukan nilai RI Nilai RI didapat dari berdasarkan tabel Saaty, T.L. (1990b) untuk nilai n (5) criteria ,
4. Menghitung CR CR = CI/RI = CI/0.58 CR = Jika nilai CR dibawah 10% atau dibawah 0.1 maka konsistensi jawaban perbandingan berpasangan masih dapat diterima. Langkah 7 Mengurutkan hasil pemeringkatan pada nilai eigenvektor secara menurun. Urutan Peringkat Kriteria Pemilihan Supplier Metode AHP Peringkat 1 2 3 Supplier Bobot Eigen vektor
Tabel diatas menampilkan urutan nilai bobot prioritas(eigenvector) dalam urutan menurundari setiap alternative supplier untuk criteria 1
Langkah tersebut diulang untuk criteria 2,3,4 dan criteria 5! Pembuatan overall composite weight untuk menentukan
1 13
+ Bobot Kriteria 2x Bobot Supplier A untuk Kriteria 2 + Bobot Kriteria 3 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 3 + Bobot Kriteria 4 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 4 + Bobot Kriteria 4 x Bobot Supplier A
Bobot Kriteria1 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 1 untuk Kriteria 4 BERDASARKAN HASIL COMPOSITE WEIGHT UNTUK SETIAP SUPPLIER TERSEBUT MAKA SUPPLIER DENGAN COMPOSITE
WEIGHT
1 14
2. Klik File>>New. Kemudian tuliskan nama file dibuat. Misalkan latihan1, kemudian klik Ok O
yang akan
1 15
3. Kemudian pilih cara membuat model. Ada tiga pilihan. Pada contoh ini digunakan Direct. Klik Direct
1 16
5. Untuk membuat kriteria dan alternative . Klik Gambar Hirarki yang terdapat di kiri atas . Untuk contoh ini langkahnya klik Goal kemudian klik gambar hirarki.
kriteria
pembayaran.
K KUALITA
KUALITAS
1 17
8. Buat kriteria yang lain dengan cara yang sama. Untuk membuat kriteria yang sejajar dengan klik dahulu kriteria atau diatasnya sebelum men klik gambar hirarki
tujuan
9.
Untuk membuat alternative klik kriteria bayar, kemudian klik gambar hirarki, kemudian isikan S1, definisikan sebagai supplier 1, Untuk contoh kasus ini buat sampai supplier 3
18
10. Langkah selanjutnya buat S1, S2 dan S3 pada tiap kriteria lainnya yaitu kriteria kualitas dan harga. Caranya dapat secara satu - persatu seperti membuat alternative pada kriteria bayar (langkah 9). Atau menggunakan Replicate Klik kriteria bayar kemudian klik Edit >> Replicate
11. Terdapat tiga pilihan dalam melakukan Replicate, pilih salah satu untuk mengkopi alternative ke tiap kriteria. Untuk contoh ini menggunakan to all Leaves, klik to all Leaves. Akan muncul peringatan pros es peng kopian..klik Yes
19
12. Langkah selanjutnya pengisian nilai perbandingan berpasangan kriteria dan alternatifberdasarkan ahli yang didapatkan dari kuisoner atau wawancara . Untuk melakukan perbandingan berpasangan tiap kriteria klik 2x Goal u ntuk menunjukan bahwa yang akan dibandingan kriteria yang ada dibawah goal, kemudian klik buah jeruk
20
13. Terdapat 3 type perbandingan dan 3 mode. Pilih yang sesuai dengan permasalahan, untuk kasus ini dipilih tipe Importa nce dan modenya Numerical, klik OK e
14. Terdapat beberapa cara perbandingan antara lain dengan matrix atau questionnaire
21
15. Pada contoh ini kita gunakan matrix. Isikan sesuai hasil kuisioner, dapat menngunakan tombol yang ada dibawah antaralain Equal, 2, Moderate,dan lain sebagainya. Tombol Invert untuk membuat nilai pecahan atau kebalikan, misalkan pada harga dan kualitas nilainya 1/3 maka klik angka 3 kemudain klik invert, setelah selesai pengisian klik Calculate
16. Ketika klik Calculate akan muncul perhitungan rasio konsistensi. Bila rasio konsistensi sudah sesuai dengan yang disyaratkan klik Record, jika belum dan ingin mengulang klik Reorder. Pada kasus ini rasio 0.01 sudah sesuai dengan yang disyaratkan Saaty. Maka klik Record
22
17. Lakukan hal yang sama untuk alternative pada tiap kriteria. 18. Jika nilai perbandingan berpasangan sudah diinputkan semua, maka dapat dilihat hasil dari pengolahan data dengan cara klik tombol diatas urutan ketiga d ari kiri seperti gambar berikut ini
19. Hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah. Centang Priorities pada Options untuk menampilkan nilai bobotnya. Dari gambar terlihat supplier 1 yang terpilih
Deangan cara yang sama dengan cara tersebut untuk kasus pemilihan supplier kayu yang terbaik untuk PT.SgA IV. LAPORAN Kasus 1 : Pengerjaan penyelesaian kasus pemilihan suppier dengan AHP dilakukan dengan manual Kasus 2 : 1. Pengerjaan penyelesaian kasus pemilihan suppier dengan AHP menggunakan Software Expert Choice dicantumkan setiap langkah sampai keluar output. 2. Demo Software Expert Choice per praktikan kepada asisten.
2 23
V. PENGUMPULAN LAPORAN 1. Laporan dikumpulkan dalam sebuah map, disertai surat pengantar. Batas pengumpulan laporan adalah satu minggu setelah tugas diberikan.
24
25