You are on page 1of 16

Kelompok IV (XII IPA 3)

Konflik Ortu Dengan Anak

Survey Membuktikan
Dari 31 Siswa Responden XII IPA 3, Kebanyakan pernah mengalami konflik dengan orang tuanya. Ada juga yang tidak mengalami konflik dengan orang tuanya.

Survey Membuktikan
Pernah Mengalami Konflik atau Tidak

Pernah Tidak Pernah

Survey Membuktikan
Penyebab Konflik terjadi
Pulang Terlambat Sering Main Masalah Lawan Jenis Kenakalan

Ketidaksengajaan

Survey Membuktikan
Bentuk Hukuman / Punishment
Dilarang Keluar Rumah Komunikasi Disita Diomeli Diancam - Diusir

Di Cuekin

Pengertian ketegangan
Ketegangan adalah sebuah emosi yang melumpuhkan. Itu sebabnya ada sebagian anak yang bertumbuh besar pasif dan tidak berinisiatif oleh karena tingginya tingkat ketegangan dalam keluarga. Dalam ketegangan kita tidak dapat berfungsi optimal oleh karena kita senantiasa harus berjaga-jaga. Sebagai akibatnya ketegangan membuat kita menyikapi hidup dengan tegang. Singkat kata ketegangan berpotensi menciptakan sebuah sikap atau cara yang tidak utuh dan berimbang dalam menghadapi persoalan hidup.

Konflik adalah ketika ada lebih dari satu keinginan, kebutuhan pada saat bersamaan

Penyebab Konflik
Makin sering dimarahi makin banyak kemarahan tersimpan di dalam diri anak. Ditambah dengan kemarahan terhadap orang tua yang sering konflik, pada akhirnya anak bertumbuh besar membawa bobot kemarahan yang tinggi.

Penyebab Konflik
KEMUNGKINAN PENYEBAB FAKTOR ANAK : KELAHIRAN YANG TIDAK MEMENUHI HARAPAN ORANG TUA (PREMATUR, ADANYA KELAINAN BAWAAN, LEMAH ATAU MUDAH SAKIT); TINGKAH LAKUNYA MENIMBULKAN AMARAH ORANG TUA. FAKTOR ORANG TUA : ANGGAPAN ORANG TUA BAHWA MENDIDIK (WALAUPUN DENGAN KEKUASAAN) ADALAH HAK MUTLAK YANG TIDAK DAPAT DICAMPURI OLEH ORANG LAIN. ADANYA ANGGAPAN BAHWA HUKUMAN DIDASARI OLEH IKTIKAD BAIK DEMI KEBAIKAN ANAK.

Penyebab Konflik
KONDISI FISIK DAN MENTAL ORANG TUA SEPERTI POST PARTUM DEPRESSION, KEPRIBADIAN YANG IMATUR DAN DEPENDENT; KONDISI PERASAAN SEDIH, KESEPIAN, INGIN DICINTAI DAN MENDAPAT PENGERTIAN; TIDAK MEMILIKI PERASAAN KEIBUAN. ADANYA KRISIS DALAM KELUARGA. PROSES MODELING (MENCONTOH APA YANG DILAKUKAN ORANG TUA PADA SAAT MEREKA MASIH KANAK-KANAK).

Faktor Faktor Mendukung Konflik


Perkembangan Remaja Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih kanak-kanak. Perkembangan yang berperan paling besar terhadap munculnya konflik adalah perubahan dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka. Selain itu, remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak ke dewasa. Dari anak-anak yang merasa bergantung kepada orang tua mereka, remaja secara perlahan berubah menjadi orang dewasa yang independen, yang bebas.

Faktor Faktor Mendukung Konflik


Krisis otoritas pada orangtua Hal lain yang berpengaruh terhadap konflik antara remaja dan orangtua adalah kecenderungan orangtua yang sulit melepas otoritas mereka terhadap anak.

Faktor Faktor Mendukung Konflik


Perubahan Norma sosial Orangtua dan anak remajanya hidup dalam jaman berbeda. Orangtua masih hidup dalam norma hasil didikan orangtua mereka, sedangkan remaja hidup dalam norma yang berbeda.

Faktor Faktor Mendukung Konflik


Perbedaan Kepribadian remaja dan orangtua Pada dasarnya, sifat orangtua dan anak remaja itu berbeda. Orangtua cenderung berhati-hati, realistis dan memegang erat norma yang mereka anut. Sedangkan remaja cenderung berani, memiliki jiwa berpetualang, optimis, idealis dan lebih fleksibel dalam menerima norma baru.

Poin-poin yang kami harapkan


Anak remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa. Mereka bukanlah anak-anak lagi. Oleh karena itu, bagi orangtua, gunakan pendekatan yang sifatnya berdiskusi, dimana kedua pihak bisa mengemukakan pendapat masing-masing. Hindari komunikasi satu arah. Dengarkan pendapat anak Anda. Tunjukkan kepercayaan Anda kepada mereka. Jangan ngotot dengan nilai-nilai Anda. Sesuaikan dengan nilai yang dimiliki anak. Meski telah berkembang namun pemikiran remaja masih belum sepenuhnya matang. Oleh karena itu, remaja akan sering salah dalam berargumen atau membuat keputusan. Untuk menghindari kesalahan tersebut, manfaatkanlah orangtua kalian. Orangtua juga pernah melewati masa remaja dan pengalaman mereka sudah banyak. Jangan segan untuk bertanya kepada mereka dan dengarkan nasihat mereka. Tidak ada salahnya mengikuti. Mereka hanya ingin yang terbaik bagi anak mereka.

LANGKAH-LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH


TINDAKAN PREVENTIF : MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN/KESEHATAN KELUARGA PADA UMUMNYA, SEHINGGA ANAK MAUPUN ORANG TUA DALAM KONDISI FISIK MAUPUN MENTAL YANG BAIK. TINDAKAN PREVENTIF SEKUNDER/KURATIF : MENOLONG KELUARGA UNTUK MENGATASI MASALAH YANG DIHADAPI, DENGAN BANTUAN PARA AHLI. MENINGKATKAN PERANAN DAN KETERAMPILAN PARA PEKERJA SOSIAL YANG MENANGANI MASALAH INI. MENYEMPURNAKAN UNDANG-UNDANG DAN PELAKSANAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK.

You might also like