You are on page 1of 2

* Puluhan Desa Terancam Banjir LHOKSUKON - Erosi (pengikisan) sungai Krueng Pase, terus meluas dan terjadi di beberapa

desa yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) dalam Kecamatan Samudera Kabupaten, Aceh Utara. Di beberapa desa, erosi sungai ini telah merobohkan tanggul, sehingga tidak ada lagi penghalang antara sungai dengan pemukiman warga. Amatan Serambi Minggu (8/9), kondisi terparah terjadi di Desa Kitou, di mana sekitar 250 meter tanggul Krueng Pase yang dekat dengan rumah warga telah ambruk ke sungai. Kondisi serupa juga terjadi di beberapa desa lainnya.(Lihat, erosi krueng pase) Sejumlah warga mengatakan sudah pernah menyampaikan persoalan ini kepada para pihak terkait, termasuk para wakil rakyat di DPRK Aceh Utara, namun belum diperoleh informasi lebih lanjut. Persoalan ini sudah pernah disampaikan warga yang tergabung dalam forum masyarakat sepuluh gampong (Formasgam) ke dewan dan juga Pemkab Aceh Utara baru baru ini, untuk segera mencari solusi sebelum banjir, kata pengurus Formasgam, Muntasir, kepada Serambi kemarin. Muntasir menuturkan, warga sangat berharap pemerintah dan pihak terkait lainnya bisa segera menanggulangi persoalan ini. Terutama karena biasanya Krueng Pase akan meluap pada bulan Oktober. Kawasan desa yang terancam banjir antara lain, Desa Kitou, Paya Terbang, Tanjong Mesjid, Tanjong Awe, Tanjong Reungkam, Tanjong Hagu, Madan, Tanjong Baroh, Desa Baro, dan Desa Tanjong Kleng. Tahun lalu bukan hanya rumah warga rusak, tapi ratusan hektare areal sawah yang ditanami padi gagal panen, katanya. Karena itu, warga berharap supaya pemkab Aceh Utara segera turun ke lokasi untuk memperbaiki tanggul yang ambruk di empat desa itu, supaya warga terbebas dari bencana tersebut. Camat Samudera, Dayan Albar mengakui adanya potensi bencana banjir di kawasan tersebut. Petugas dinas terkait sudah turun ke lokasi langsung untuk melihat tanggul sungai yang ambruk itu. Memang kondisinya sudah parah di Desa Kitou. Jika tak segera ditangani akan lebih parah lagi dan anggaran yang dibutuhkan lebih besar lagi. Warga khawatir akan terjadi seperti tahun lalu, ujarnya.(c37) Harus Segera Ditangani PERSOALAN tanggul Krueng Pase di Kecamatan Samudera itu sudah lama sekali. Karena itu kita berharap kepada dinas terkait supaya segera menyusun program secara sistematis untuk menanggulangi persoalan erosi di kawasan itu. Supaya persoalan itu tak lagi terjadi kedepannya, dan yang paling penting sekarang adalah upaya pencegahan sebelum banjir menimpa warga. * Zulfadli A Thaleb, anggota DPRK Aceh Utara Komisi D. (c37)

Kondisi Mushalah Kampung Suka Jadi Kecamatan Karang Baru Aceh Tamiang keadannya sudah diambang kemusnahan. Pasalnya Mushalah permanen berukuran 10 X 10 meter itu kini posisinya sekitar 1 meter dari bibir sungai Tamiang. Di khawatirkan, bila banjir besar melanda, Mushalah tersebut akan diterjang air. Sebab bantaran (tebing) sungai sedikit demi sedikit terkikis sehingga pekarangan Mushalah habis tergerus oleh air. Pemkab Aceh Tamiang diharap segera tanggap terhadap satu satunya rumah ibadah yang ada di Desa itu beserta rumah penduduk. Untuk mencegah agar Mushalah tidak amblas kedasar sungai Tamiang, Pemerintah harus membangun beronjong disepanjang tebing sungai yang rutin mengalami erosi pada setiap kali banjir. Bukan hanya rumah ibadah kaum muslimin saja yang terancam bakal jadi perahu selam, bahkan sejumlah bangunan rumah penduduk yang berada ditepi sungai diseputaran Mushalah itu juga turut menjadi incaran ganasnya air sungai. Datok Penghulu Kampung Suka Jadi, Said Muhammad Abduh dikonfirmasi mengaku sudah membuat laporan dan permohonan bangunan beronjong kepada pemerintah setempat pada Musrenbang Kecamatan pada beberapa waktu lalu. Said Muhammad Abduh sangat berharap bagnunan beronjong tersebut segera dilakukan, sebab kata Muhammad Abduh, jika terlambat dilakukan, dikhawatirkan musibah besar bisa saja terjadi dikawasan pemukiman padat penduduk itu. Kami merasa sangat cemas terhadap keselamatan warga kami, Pemkab Aceh Tamiang musti peduli akan keselamatan warga Suka Jadi beserta bangunan rumah dan saran ibadah. Bayangkan saja, erosi terus saja terjadi bila permukaan air sungai meningkat naik, ungkap Muhammad Abduh ketika ditemui dikediamannya, kemarin. Sementara lokasi tebing sungai yang rawan erosi tersebut, menurut perkiraan Datok Suka Jadi sekitar sepanjang 600 meter. Muhammad abduh juga menyadari, untuk membangun beronjong di Desanya diperlukan anggaran dana yang tidak sedikit, sebab itulah Datok yang dikenal warga sebagai pemimpin arif dan bijaksana tersebut berharap agar Pemkab Aceh Tamiang mengusulkan mata anggaran melalui APBD Provinsi Aceh maupun APBN. (Soeparmin).

You might also like