You are on page 1of 1

Menerangkan tentang hukum ijarah (sewa-menyewa) Lafazh ijarah dengan dibaca kasrah huruf hamzahnya menurut pendapat yang

masyhur, dan diceritakan bahwa lafazh tersebut dibaca dlammah hamzahnya. Ijarah menurut bahasa adalah nama bagi suatu upah. Sedangkan menurut syara adalah suatu bentuk akad atas kemanfaatan yang telah dimaklumi, disengaja dan menerima penyerahan, serta diperbolehkannya dengan penggantian yang jelas. Syarat bagi masing-masing Mukjir (buruh/yang menyewakan tenaganya) dan mustakjir (yang menyewa tenaga) harus pandai dan tidak ada unsur terpaksa. Kecuali dengan lafazh Malumah(telah diketahui), adalah lafazh jualah (upah perangsang). Lafazh Maqshudah ( yang dimaksudkan), adalah mengecualikan menyewa bau-bauan karena tujuan baunya. Dan perkataan Bimuqabalatin lilbadzli (yang dapat diserahkan)adalah terkecuali manfaatnya farji, maka akad untuk mengambil manfaatnya farji tidak dapat dinamai ijarah. Demikian pula lafazh Ibhah (diperbolehkan), adalah terkecuali dalam menyewakan perempuan amat karena hendak dijima. Ijarah hukumnya tidak sah, kecuali harus ada ijab, seperti saya menyewakan (berburuh) kepadamu. Dan harus ada Qobul, seperti saya menyewa kepadamu. Mushannif menerangkan tentang pedoman tentang segala sesuatu yang sah di ijarahkan dalam perkataannya, bahwa setiap barang yang dapat diambil manfaatnya serta tahan

You might also like